yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. (Kolose 3:1-4).
Sally adalah anak pertama dari 2 bersaudara, usianya masih 8 tahun. Sally harus berhadapan dengan kenyatan bahwa adiknya, George, sakit dan harus dioperasi. Orangtuanya yang berpenghasilan pas-pasan tidaklah mungkin untuk membiayai operasi tersebut. “Hanya doa dan mujizat yang dapat menyelamatkan adikmu!” seru sang ayah kepada Sally. “Mujizat? Apa itu?” tanya Saly dalam hati. Sesaat kemudian Sally masuk ke kamar dan berdoa untuk ‘mujizat’ yang dia harapkan, yakni kesembuhan adiknya. Lalu ia kembali ke kamar dan mengambil celengannya. Celengan ia pecahkan ternyata berisi uang sejumlah 1 dollar 11 sen.
Berbekal uang 1 dollar 11 sen tersebut, Sally pamit kepada orangtuanya dan pergi ke apotek yang terdekat dengan rumahnya. Di apotek itu ia bertanya kepada petugasnya, “Pak, apakah Bapak menjual mujizat untuk menyembuhkan adikku?” Jelas saja para petugas apotek hanya berpandang-pandangan saja, heran dengan pertanyaan Sally. Tiba-tiba seorang pria menghampirinya dan bertanya, “Siapa namamu, Nak? Memangnya ‘mujizat’ seperti apa yang dibutuhkan oleh adikmu?” tanya pria tersebut. Sally pun kemudian menceritakan hal ihwal dirinya serta keadaan yang saat ini dialami, sementara pria itu dengan sabar mendengar cerita Sally. “Adik saya, George, sudah lama sakit dan harus dioperasi.
Tetapi orangtua saya tidak punya uang untuk biaya operasinya. Kata ayah, hanya ‘mujizat’ saja yang bisa menyembuhkan adik saya,” cerita Sally sambil menangis. “Sudahlah Nak. Jangan menangis! Sekarang dapatkah kamu pertemukan saya dengan kedua orangtuamu? Kalu bisa, saya ingin berkunjung ke rumahmu, sekaligus melihat kondisi adikmu yang sedang sakit itu.” Ungkap pria tersebut sambil memeluk Sally. Pria itu ternyata seorang dokter spesialis bedah terkenal, Carlon Armstrong namanya. George akhirnya berhasil dioperasi dengan lancar sehingga kondisinya pulih seperti semula. Operasi tersebut dilakukan langsung oleh Dr. Amstrong, bahkan Dr. Amstrong membebaskan seluruh biaya operasinya.
Dalam kisah tadi, seorang anak melihat masalah bukan dengan cara pandang jasmani yang sering mengandalkan logika yaitu bagaimana mungkin dengan uang 1 dollar 11 sen bisa menyembuhkan penyakit? Tetapi anak tersebut melihat dengan kepolosannya dan melakukan langkah nyata sehingga akhirnya ia bisa sungguh-sungguh keluar dari masalah tersebut dengan penuh kemenangan dan mengalami mujizat yang luar biasa.
Firman Tuhan hari ini berkata bahwa pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Kita tahu bahwa setiap orang percaya pasti mengalami masalah, tetapi sebagai orang percaya kita tidak boleh melihat masalah dengan cara pandang jasmani, sebaliknya kita harus melihat masalah itu dengan cara pandang Tuhan. Setiap kita anak-anak Tuhan bukan hanya dijanjikan akan mengalami mujizat, tetapi kita sendiri bisa mengerjakan mujizat untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain apabila kita berpikir dalam roh yaitu berpikir dengan pikiran Kristus.
2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.
3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. (Kolose 3:1-4).
Sally adalah anak pertama dari 2 bersaudara, usianya masih 8 tahun. Sally harus berhadapan dengan kenyatan bahwa adiknya, George, sakit dan harus dioperasi. Orangtuanya yang berpenghasilan pas-pasan tidaklah mungkin untuk membiayai operasi tersebut. “Hanya doa dan mujizat yang dapat menyelamatkan adikmu!” seru sang ayah kepada Sally. “Mujizat? Apa itu?” tanya Saly dalam hati. Sesaat kemudian Sally masuk ke kamar dan berdoa untuk ‘mujizat’ yang dia harapkan, yakni kesembuhan adiknya. Lalu ia kembali ke kamar dan mengambil celengannya. Celengan ia pecahkan ternyata berisi uang sejumlah 1 dollar 11 sen.
Berbekal uang 1 dollar 11 sen tersebut, Sally pamit kepada orangtuanya dan pergi ke apotek yang terdekat dengan rumahnya. Di apotek itu ia bertanya kepada petugasnya, “Pak, apakah Bapak menjual mujizat untuk menyembuhkan adikku?” Jelas saja para petugas apotek hanya berpandang-pandangan saja, heran dengan pertanyaan Sally. Tiba-tiba seorang pria menghampirinya dan bertanya, “Siapa namamu, Nak? Memangnya ‘mujizat’ seperti apa yang dibutuhkan oleh adikmu?” tanya pria tersebut. Sally pun kemudian menceritakan hal ihwal dirinya serta keadaan yang saat ini dialami, sementara pria itu dengan sabar mendengar cerita Sally. “Adik saya, George, sudah lama sakit dan harus dioperasi.
Tetapi orangtua saya tidak punya uang untuk biaya operasinya. Kata ayah, hanya ‘mujizat’ saja yang bisa menyembuhkan adik saya,” cerita Sally sambil menangis. “Sudahlah Nak. Jangan menangis! Sekarang dapatkah kamu pertemukan saya dengan kedua orangtuamu? Kalu bisa, saya ingin berkunjung ke rumahmu, sekaligus melihat kondisi adikmu yang sedang sakit itu.” Ungkap pria tersebut sambil memeluk Sally. Pria itu ternyata seorang dokter spesialis bedah terkenal, Carlon Armstrong namanya. George akhirnya berhasil dioperasi dengan lancar sehingga kondisinya pulih seperti semula. Operasi tersebut dilakukan langsung oleh Dr. Amstrong, bahkan Dr. Amstrong membebaskan seluruh biaya operasinya.
Dalam kisah tadi, seorang anak melihat masalah bukan dengan cara pandang jasmani yang sering mengandalkan logika yaitu bagaimana mungkin dengan uang 1 dollar 11 sen bisa menyembuhkan penyakit? Tetapi anak tersebut melihat dengan kepolosannya dan melakukan langkah nyata sehingga akhirnya ia bisa sungguh-sungguh keluar dari masalah tersebut dengan penuh kemenangan dan mengalami mujizat yang luar biasa.
Firman Tuhan hari ini berkata bahwa pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Kita tahu bahwa setiap orang percaya pasti mengalami masalah, tetapi sebagai orang percaya kita tidak boleh melihat masalah dengan cara pandang jasmani, sebaliknya kita harus melihat masalah itu dengan cara pandang Tuhan. Setiap kita anak-anak Tuhan bukan hanya dijanjikan akan mengalami mujizat, tetapi kita sendiri bisa mengerjakan mujizat untuk diri kita sendiri maupun untuk orang lain apabila kita berpikir dalam roh yaitu berpikir dengan pikiran Kristus.