magnum
IndoForum Activist C
- No. Urut
- 1320
- Sejak
- 27 Mei 2006
- Pesan
- 14.143
- Nilai reaksi
- 417
- Poin
- 83
Berapa Jumlah Planet di Tata Surya?
Seperti yang tertulis dalam buku pelajaran fisika, jumlah planet di Tata Surya ada sembilan, dari Merkurius hingga Pluto. Tapi tunggu dulu. Sejak tanggal 14 hingga 25 Agustus ini sekitar 2.500 astronom dari 75 negara yang tergabung dalam International Astronomical Union (IAU) mengadakan pertemuan di Praha, Ceko, untuk membicarakan jumlah planet yang sebenarnya di Tata Surya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Adalah Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam menelisik kegelapan langit yang tidak bisa diamati melalui mata bugil.
Teleskop Galileo secara revolusioner mengubah pandangan manusia mengenai kesempurnaan alam yang dihuni oleh dewa-dewa yang perkasa, misalnya bahwa Bulan ternyata wajahnya tidak mulus, tetapi bopeng-bopeng karena keberadaan kawah. Demikian halnya Matahari dengan keberadaan bercak hitam (bintik-bintik matahari/sunspots) di sekitar ekuatornya.
Karena Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543) sebelumnya. Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop yang membuat "mata kian tajam" ternyata diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi.
Dengan dua modal di atas, pencarian pengembara memungkinkan. Pada 1781, William Hechell (1738-1782) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846.
Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto (diameter 2.360 km) kemudian ditemukan pada 1930 sebagai planet ke-9. Perkembangan teleskoplah yang memungkinkan pada 1978 Pluto diketahui memiliki satelit yang berukuran tidak jauh kecil darinya bernama Charon (1.196 km). Saat ini satelit Pluto bertambah lagi yaitu Nix dan Hydra.
Mempertanyakan Pluto dan Definisi planet
Pertanyaan mulai muncul ketika di wilayah di luar orbit Neptunus, termasuk Pluto di dalamnya, ditemukan benda langit yang berukuran tidak jauh beda dari Pluto. Belasan benda langit termasuk dalam Obyek Sabuk Kuiper (OSK) di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).
Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena OSK ini diketahui memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, obyek ini juga memiliki satelit. Wah....
Dengan berbagai penemuan tersebut wajar bila status Pluto dipertanyakan ulang. Lebih mendasar lagi adalah pengertian baku mengenai planet. Beberapa pendapat muncul, seperti planet adalah benda bulat dan dingin yang mengorbit sebuah bintang atau bermassa mulai dari massa Pluto (1/500 massa Bumi) hingga ambang massa yang mampu menghasilkan reaksi fusi termonuklir; atau berkerapatan lebih padat dari obyek lain di sekitarnya; atau memandang dari ukurannya (diameter minimal 400 km, atau 800 km; atau minimal seukuran Pluto) dan berbentuk bulat; atau memiliki gravitasi yang cukup kuat untuk menahan atmosfer.
Dengan banyaknya definisi, boleh jadi kesepakatan definisi akan menghasilkan jumlah planet yang berbeda. Jumlah planet bisa delapan bila Pluto tidak dimasukkan. Bisa 10 dengan ditambahkan Xena. Bisa 12 dengan tambahan Charon (sebagai planet ganda bersama Pluto), Ceres (sebagai planet mini yang saat ini dipahami sebagai asteroid terbesar), dan Xena. Bahkan bisa lebih dari 50 planet bila OKB berukuran besar dimasukkan.
Berapa pun jumlah planet di Tata Surya, hal di atas memberikan pelajaran bahwa ilmu pengetahuan selalu berkembang. Kita tidak bisa hanya terpaku pada buku pelajaran.
nah loh bisa jadi 10,12 ,bahkan 50 planet gimn nih bang???
Seperti yang tertulis dalam buku pelajaran fisika, jumlah planet di Tata Surya ada sembilan, dari Merkurius hingga Pluto. Tapi tunggu dulu. Sejak tanggal 14 hingga 25 Agustus ini sekitar 2.500 astronom dari 75 negara yang tergabung dalam International Astronomical Union (IAU) mengadakan pertemuan di Praha, Ceko, untuk membicarakan jumlah planet yang sebenarnya di Tata Surya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Adalah Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam menelisik kegelapan langit yang tidak bisa diamati melalui mata bugil.
Teleskop Galileo secara revolusioner mengubah pandangan manusia mengenai kesempurnaan alam yang dihuni oleh dewa-dewa yang perkasa, misalnya bahwa Bulan ternyata wajahnya tidak mulus, tetapi bopeng-bopeng karena keberadaan kawah. Demikian halnya Matahari dengan keberadaan bercak hitam (bintik-bintik matahari/sunspots) di sekitar ekuatornya.
Karena Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543) sebelumnya. Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop yang membuat "mata kian tajam" ternyata diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi.
Dengan dua modal di atas, pencarian pengembara memungkinkan. Pada 1781, William Hechell (1738-1782) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus ditemukan pada Agustus 1846.
Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus. Pluto (diameter 2.360 km) kemudian ditemukan pada 1930 sebagai planet ke-9. Perkembangan teleskoplah yang memungkinkan pada 1978 Pluto diketahui memiliki satelit yang berukuran tidak jauh kecil darinya bernama Charon (1.196 km). Saat ini satelit Pluto bertambah lagi yaitu Nix dan Hydra.
Mempertanyakan Pluto dan Definisi planet
Pertanyaan mulai muncul ketika di wilayah di luar orbit Neptunus, termasuk Pluto di dalamnya, ditemukan benda langit yang berukuran tidak jauh beda dari Pluto. Belasan benda langit termasuk dalam Obyek Sabuk Kuiper (OSK) di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).
Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan karena OSK ini diketahui memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran lebih kecil dari Pluto. Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, obyek ini juga memiliki satelit. Wah....
Dengan berbagai penemuan tersebut wajar bila status Pluto dipertanyakan ulang. Lebih mendasar lagi adalah pengertian baku mengenai planet. Beberapa pendapat muncul, seperti planet adalah benda bulat dan dingin yang mengorbit sebuah bintang atau bermassa mulai dari massa Pluto (1/500 massa Bumi) hingga ambang massa yang mampu menghasilkan reaksi fusi termonuklir; atau berkerapatan lebih padat dari obyek lain di sekitarnya; atau memandang dari ukurannya (diameter minimal 400 km, atau 800 km; atau minimal seukuran Pluto) dan berbentuk bulat; atau memiliki gravitasi yang cukup kuat untuk menahan atmosfer.
Dengan banyaknya definisi, boleh jadi kesepakatan definisi akan menghasilkan jumlah planet yang berbeda. Jumlah planet bisa delapan bila Pluto tidak dimasukkan. Bisa 10 dengan ditambahkan Xena. Bisa 12 dengan tambahan Charon (sebagai planet ganda bersama Pluto), Ceres (sebagai planet mini yang saat ini dipahami sebagai asteroid terbesar), dan Xena. Bahkan bisa lebih dari 50 planet bila OKB berukuran besar dimasukkan.
Berapa pun jumlah planet di Tata Surya, hal di atas memberikan pelajaran bahwa ilmu pengetahuan selalu berkembang. Kita tidak bisa hanya terpaku pada buku pelajaran.
nah loh bisa jadi 10,12 ,bahkan 50 planet gimn nih bang???
