• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Beranikah kita menghadapi kenyataan hidup ?

lauzart

IndoForum Newbie A
No. Urut
14768
Sejak
27 Apr 2007
Pesan
273
Nilai reaksi
5
Poin
18
Berani Untuk Menghadapi Kenyataan Hidup?
oleh: Mayasari (F.Psi 2000)

Hidup di zaman sekarang memanglah tidak mungkin terlepas dari kesulitan hidup. Sang Buddha pun pernah mengatakan bahwa hidup adalah rangkaian dari kesulitan-kesulitan yang muncul sebagai akibat dari sebab akibat yang sudah kita perbuat sejak masa lampau hingga saat sekarang. Sejak kita lahir di dunia sampai saat ini, kita sudah menghadapi banyak kejadian dalam hidup kita, ada yang menyenangkan dan ada yang menyusahkan hati ini.

Nasib orang pun berbeda-beda, bahkan nasib dua orang anak kembar pun berbeda, inilah yang dikatakan sebagai karma. Setiap orang memiliki karma masing-masing yang sudah ada dalam dirinya sejak beribu-ribu bahkan berkalpa-kalpa waktu yang lalu. Kita sebagai orang yang percaya dengan ajaran Sang Buddha sudah seharusnya menyadari hal ini, bahwa setiap orang memiliki nasib dan karma yang berbeda-beda.

Setelah menyadari adanya perbedaan karma pada masing-masing orang, maka tidaklah mengherankan mengapa keadaan hidup kita tidak ada yang mutlak sama. Ada yang lahir di keluarga yang kaya, miskin, ada yang lahir dalam keluarga yang pemarah dan ada yang lahir dalam keadaan negara yang kacau balau dan penuh dengan kebencian diantara orang-orang sekitarnya.

Dalam hidup ini kita tidak dapat lari dari karma kita sendiri karena karma itu akan terus ada dalam diri kita sampai kapan pun juga, kecuali jika kita mau merubah karma buruk itu menjadi karma baik dan jika kita mau berani untuk merubah kecenderungan sifat kita yang buruk. Kita bisa merubah kesulitan yang ada sebagai obat yang dapat menyembuhkan asalkan kita mau berani menghadapi dan menyadari kesesatan jiwa kita untuk kemudian berjuang merubahnya.

Setiap orang memiliki kecenderungan jiwa masing-masing, ada orang yang sejak kecil tidak pernah merasa puas dan selalu serakah, ada orang yang sejak kecil selalu memikirkan orang lain setiap kali dia sedang menghadapi situasi tertentu dan ada juga orang yang memiliki kecenderungan untuk marah setiap kali berhadapan dengan suatu situasi. Kecenderungan jiwa setiap orang bisa dilihat dari caranya menerima masalah, caranya menghadapi masalah dan juga caranya memandang hidup. Kecenderungan jiwa orang yang serakah adalah hanya memikirkan dirinya sendiri demi kepuasannya sendiri, tanpa memikirkan orang lain, baginya hidupnya adalah untuk kesenangan pribadi dan orang lain adalah sarana untuk memenuhi kesenangannya.

Sebagai seorang yang percaya dengan ajaran Buddha, kita selalu dianjurkan untuk welas asih dan memikirkan kesulitan orang lain. Istilah Maitri Karuna (Mencabut penderitaan orang lain dan memberikan kebahagiaan) dalam ajaran Buddha pada dasarnya menjadi pegangan kita untuk bersikap dalam hidup ini. Buddha tidak pernah berhenti memikirkan orang lain, sekalipun Buddha sedang mengalami kesulitan, Buddha tetap memikirkan orang lain. Sekarang coba kita ingat kembali bagaimana sikap kita selama ini, pada umumnya kita seringkali merasa hidup kita yang paling sulit, hidup rasanya sangat berat dan kita tidak henti-hentinya memikirkan kesulitan diri kita sendiri. Padahal jika kita mau mencoba untuk melihat sekeliling kita, masih banyak sekali yang lebih sulit, bukankah itu menandakan kalau hidup kita masih sangat berarti, masih banyak orang lain yang perlu kita tolong dan kita berikan kebahagiaan.

Dalam ilmu Psikologi, juga ada satu teori yang membahas cara-cara menghadapi kesulitan yang rentan dengan stress bagi jiwa, yaitu jika kita ingin mengurangi beban dalam jiwa kita baik itu kesulitan ekonomi, masalah sekolah, putus pacar dan sebagainya, ada baiknya jika kita berhenti sejenak memikirkan tentang kesulitan kita. Kemudian kita mencoba menyadari kesulitan apa saja sebenarnya yang sedang kita alami, dan mencoba melihat kesulitan orang lain baik yang kita kenal maupun tidak. Dengan mencoba bersikap realistis dan sadar bahwa di dunia kita tidak sendiri dan bukan kita saja yang mengalami kesulitan, beban akan sedikit berkurang dan kesulitan kita dapat kita hadapi dengan tenang. Selain itu ada juga penelitian seorang psikolog Amerika yang menemukan bahwa kesulitan hidup kita akan terasa tidak berat lagi ketika kita berusaha untuk membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan.

Teori memang tidak semudah praktek pada kenyataannya tetapi apa salahnya jika kita mulai berani untuk menghadapi kenyataan hidup, kenyataan bahwa hidup itu memang tidak mungkin terlepas dari kesulitan. Kesulitan itu muncul ketika kita tidak bisa menerima kenyataan yang terjadi dengan kenyataan yang kita inginkan. Jadi, jangan pernah takut untuk menjalani hidup ini meskipun kesulitan terus menerjang kita
 
Hanya waktu dan sila yg bisa membawa orang tuk menerima kenyataan hidup... sepahit apapun... sulit memang apabila dilaksanakan secara konkret... praktek sila yang benar pastilah akan sangat membantu
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.