• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Beda Kasta

Made Suryadi Artana

IndoForum Beginner B
No. Urut
23549
Sejak
8 Okt 2007
Pesan
1.029
Nilai reaksi
10
Poin
38
kayak judulnya, hal ini menjadi kendala besar ketika seseorang khususnya dalam Hindu ketika ingin menikah. ada beberapa pertanyaan yang muncul, mohon jawabannya.

1. Jika kawan2 dihadapkan pada situasi demikian, tindakannya apa?
2. kenapa mesti ada kasta2
3. kenapa wanita yang menikah dengan pria kasta yang "lebih tinggi", bisa mengikuti kasta prianya, sedangkan pria dengan kasta yang "rendah" menikahi kasta wanita yang lebih tinggi, si pria tidak bisa mengikuti kasta wanitanya?
4. kasta ini, memang ajaran seperti ini, atau salah kaprah
5. katanya, kalo kawin dengan kasta lain, diaakhirat nanti kita nggak bakalan bisa bertemu dengan keluarga kita lagi, bener apa enggak?

pertanyaan berikutnya menyusul, pasti akan ada banyak pertanyaan setelah di jelaskan


Suksme

OM Shanti Shanti Shanti OM
 
Bila dilihat dari persamaan, agama Budha dan Hindu banyak kesamaan..sama2 mengenal hukum karma, sebab-akibat, reinkarnasi, makhluk suci,latar belakang dan asal muasal yg sama,dll. kalaupun ada yg berbeda barangkali agama Buddha tdk menyebutkan perihal kasta.

Ikut bertanya jg jadinya :P apa yg dimaksud dengan kasta? Apakah ada peranan kasta dalam spiritual seseorang?Mengapa bisa ada kasta?

bwt bro jacaloco dll barangkali bs memberi pengetahuan
/thx/thx
 
nih gw kasi jawaban dr orang bali....NAK MULE KETO BLI....hehe
maap becanda dikit ^:)^
 
ya nenek, jangan di plincon donk.. cipok ni.. ups kabur.......

ayo kawan2, mana jawabanya ini?
 
Waduuuuuhhhh...gitu aja koq repot..
Kasta itu gak ada dalam Hindu!!!Kasta itu bullshit bikinan penjajah Portugis di India ketika melihat struktur sosial masyarakat yg vertikal...lucunya Indonesia ikut-ikutan, katrok...
Kalo ditolak ama keluarga..kawin lari aja...

yg bener tuch Catur Warna...paham?????
 
Waduuuuuhhhh...gitu aja koq repot..
Kasta itu gak ada dalam Hindu!!!Kasta itu bullshit bikinan penjajah Portugis di India ketika melihat struktur sosial masyarakat yg vertikal...lucunya Indonesia ikut-ikutan, katrok...
Kalo ditolak ama keluarga..kawin lari aja...

yg bener tuch Catur Warna...paham?????

betul tuh bang:-bd
 
wkt sd dulu pas pljaran sejarah ada bahasan tentang agama2 dunia. dibagian pembahasan agama Hindu ada waisya, sudra dsb.. bukankah itu adalah pembagian kasta yang berlaku dlm agama Hindu?

bro jakaloko :P
 
yaa... ya.. memang di Hindu disebutnya catur warna, tapi fakta yang ada orang2 Hindu menyebutnya Beda Kasta, hal ini sudah terjadi ratusan tahun sebelumnya, dan kini karena banyak penyimpangan2 yang terjadi dalam kasta, maka orang2 Hindu Intelektual menyingkirkan kata kasta/warna yang berarti sempit ke yang lebih luas lagi. coba deh.. orang dulu yang kastanya Brahmana adalah seorang keturunan Pendeta atau semacamnya yang bergerak dibidang agama, kasta ini bersifat turun temurun. coba kalo sekarang kasta Sudra pun sudah bisa menjadi seorang Pendeta, namun julukannya yang berbeda. Ksatria, golongan ini hanya dimiliki oleh kaum bangsawan.. itu dulu, kalo sekarang darimana pun kastanya kalo dia dapat bergerak dibidang sosial atau semacamnya dan diakui masyarakat banyak kastanyapun berubah menjadi Ksatria.
CMIIW (correct Me If I'm Wrong)

ayo donks pertanyaan gw dijawab...
 
kasta

kalo tdk salah kasta berasal dr bahasa portugis "CASTE".
dalam weda (Bagavadgita) tdk pernah dijelaskan/membahas sedikitpun tentang kasta, yg ada hanya warna yg merupakan pengelompokan terhadap status sosial/pekerjaan.
Kenapa beberapa orang hindu bali hingga saat ini masing senang (menganggap[ itu masih berlaku) dengan keberadaaan kasta tsb ? menurut saya krn orang2 tersebut mendapat keuntungan dr adanya kasta tsb, baik keuntungan materi maupun non materi.

jawaban untuk setiap pertanyaannya :
1. Jika kawan2 dihadapkan pada situasi demikian, tindakannya apa?
yakinkan diri bahwa anda benar2 mencintai dia (mengasihi sih tepatnya, biar ga da pamrihnya). Yakinkan ce anda bahwa kasta tdk ada, bila perlu lihat sloka2 di bagadgita yg menjelaskan ttg catur warna. Kl dah yakin, ya menikah saja, bila perlu kawin lari :)

2. kenapa mesti ada kasta2
sudah dijawab diatas

3. kenapa wanita yang menikah dengan pria kasta yang "lebih tinggi", bisa mengikuti kasta prianya, sedangkan pria dengan kasta yang "rendah" menikahi kasta wanita yang lebih tinggi, si pria tidak bisa mengikuti kasta wanitanya?
kan di bali menganut patrilinialistik (moga2 ga salah nulisnya). Co lebih dominan dr ce. Ini jg mencirikan bahwa kasta tdk ada dlm weda. apa beda ce dan co dihadapa Hyang Widhi ? apakah atma berjenis kelamin ?

4. kasta ini, memang ajaran seperti ini, atau salah kaprah
sudah pasti salah kaprah. Ajaran Hindu adalah ajaran yg mendekatkan kita kepada Tuhan. kalo sdh merendahakan derajat orang lain (=menghina), pasti sudah menjauhkan kita dari NYA

5. katanya, kalo kawin dengan kasta lain, diaakhirat nanti kita nggak bakalan bisa bertemu dengan keluarga kita lagi, bener apa enggak?

kata siapa ?, emang yg bilang itu sdh pernah bs nembus alam "atma".

Cobalah untuk merenungkan hal2 yg menurut kita aneh yg ada didunia ini melalui "HATI" kita, maka kita akan tahu yg sebenarnya. Karena menurut bagwadgita, hanya melalui HATI (padma hrdaya) lah kita tahu, sadar tepatnya, akan segala sesuatu yg kita perlu tahu/sadari. :)
 
Tidak ada mahluk lahir bermahkota....karma merekalah yang menentukan. menurut saya kasta hanyalah golongan pekerjaan, tidak kurang dan tidak lebih.
 
wkt sd dulu pas pljaran sejarah ada bahasan tentang agama2 dunia. dibagian pembahasan agama Hindu ada waisya, sudra dsb.. bukankah itu adalah pembagian kasta yang berlaku dlm agama Hindu?

bro jakaloko :P

Hahaha sejarah di buku pelajaran tuch katrok!
sekali lagi di Hindu gak ad kasta, yg anda bilang sudra, brahmana,...itu bagian dari Catur Warna...
Catur Warna membedakan manusia atas karyanya(profesi) bukan berdasarkan keturunan,harkat,martabat,dll...tapi disalahgunakan ama kaum ninggrat gitu bung...
kasta itu berasal dari bahasa portugis >> cast yg artinya kotak(mengkotak-kotakan)
 
oiaa mao curhat dikit....
dulu pernah gw naksir orang dr keturunan brahmana (katany se) tp ga dibolehin ma ortu gw katany suasana rumah bisa jd panas klo nikah ma orang yg kastany lebih tinggi dr kita palagi dr keturunan bramana (bisa tulah manuh ktny trus ybs. bs susud CMIIW)ga tau lg de gw dianggep kasta apaan???hehe....beeh status vertikalny nyolok banget.....Tuhan aja ga pernah batesin untuk menikmati n memiliki ciptaanya:D:D:D
 
kasta >> hanya jabatan aja ga ada hubungan ke spiritual bisa dibeli waktu jaman penjajahan ;)

beda dengan catur warna
 
Sependapat bahwa telah terjadi kesalahan pemahaman Catur Warna oleh sebagian warga Hindu di Bali.

Sistem Kasta hanya merupakan inspirator untuk pemecah belah, sebagai sistem pendukung peodalisme, yang sangat riskan untuk menimbulkan gejolak social, penderitaan dan kerugian bagi umat Hindu sendiri. Seperti disampaikan Kasta bisa dibeli jaman penjajahan, artinya tidak lain adalah sistem pemecah belah.

Catur Weda akan menjiwai tugas Catur Warna (Brahmana, Ksatrya, Wesya dan Sudra) untuk melaksanakan yang disebut Catur Dharma yaitu empat macam tugas yang patut kita Dharma baktikan baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk umum, yaitu:

  1. Dharma Kriya = Melaksanakan swadharma dengan tekun dan penuh rasa tanggung jawab
  2. Dharma Santosa = Berusaha mencari kedamaian lahir dan bathin pada diri sendiri.
  3. Dharma Jati=Tugas yang harus dilaksanakan untuk menjamin kesejahtraan dan ketenangan keluarga dan juga untuk umum
  4. Dharma Putus=Melaksanakan kewajiban dengan penuh keikhlasan berkorban serta rasa tanggung jawab demi terwujudnya keadilan social bagi umat manusia.
Hindu berpegang pada kebenaran dan memperjuangkan kemanusiaan dengan konsep ahimsa tanpa kekerasan, hal ini diwujudkan dengan sistem pendidikan pada tingkat rumah tangga yang melahirkan konsep Catur Warna, yang sejatinya sangat baik untuk menunjang sistem sosial kemasyarakatan dan Negara, karena merupakan pengelompokan terhadap status social / pekerjaan dan sekarang sudah menjadi pendidikan formal.

Demikian juga halnya terhadap perkawinan, saat ini masyarakat Bali sudah memandang dari sisi kemanusiaan bukan pandangan peodalime. Artinya perkawinan sudah dapat dilakukan tanpa memandang asal-usul golongan.

Hal ini mungkin seiring dengan pemahaman bahwa semua manusia Bali adalah berasal dari satu leluhur yang sama dan Catur Warna adalah pembagian tugas sesuai pendidikan dan kemampuan masing-masing, yang bisa didapatkan melalui pendidikan formal maupun non formal.
 
Wah nice thread....:)

BTW... Jujur saya baru tau kalo dalam Hindu tidak mengenal Kasta lagi...

Thanks for The Info....
 
maaf om.... bukan bermaksud flame.... dapat di kompas... agak membingungkan, mungkin bisa mendapat penjelasan dari umat Hindu sendiri:

Jumat, 21 November 2008 | 11:33 WIB

Surat cinta Manish Kumar (15) kepada seorang gadis berakibat pada kematiannya. Rajesh Kumar, polisi pada Distrik Kaimur, Negara Bagian Bihar, India timur, Kamis (20/11), menuturkan, Manish mati dilindas kereta setelah diculik saat ke sekolah oleh orang-orang dari kasta yang berseteru.

Manish lantas dicukur rambutnya, diarak, dan diletakkan di rel kereta. Alasannya, karena dia berani menulis surat cinta kepada gadis dari kasta yang berlainan.

Ibu Manish, Lalit Devi, sudah memohon ampun, tetapi orang-orang tadi tak peduli. Devi tidak bisa berbuat apa-apa saat melihat anaknya dilindas.

Dia akhirnya melaporkan ke polisi yang kemudian menahan seseorang dan seorang polisi dipecat. Manish menulis surat kepada gadis yang juga dari desa yang sama, tetapi dari kasta yang lebih rendah.

Orangtua si gadis hanya pembantu rumah tangga, kasta terendah, sementara Manish dari kalangan peternak susu dengan kasta yang lebih tinggi.

Cinta lintas kasta ini acap kali mengundang kekerasan di kawasan pedesaan di India. Protes biasanya datang dari kasta yang lebih tinggi guna menjaga kehormatan kasta mereka. (ppg)
 
nih gw tambain lagi biar lebih adem...




Sistem kasta, sebagaimana yang dipahami dalam masyarakat luas: adalah sebuah mengelompokan manusia dalam satuan kelompok kecil berdasarkan "profesi" yang diwariskan secara turun temurunan.
Adalah sangat beruntung mereka yang terlahir dalam lingkungan kasta atas, karena mereka masih mendapat peluang/keluasaan untuk "lintas sektoral" misalnya seorang Brahman masih mungkin untuk berkiprah dalam sektor Ksatria. Sedangkan yang paling menderita adalah yang terlahir dari rahim keluarga Paria, yang dikatagorikan sebagai manusia buangan (karena tidak termasuk dalam lingkup kasta).

Lalu apakah demikian ajaran Hindu?

Dalam ajaran Hindu, yang berinduk pada kumpulan kitab sastra Rigveda, memang terdapat sebuah aturan yang mengatur pembagian tugas dalam menjalankan kehidupan dengan istilah Varna (warna).
Pembagian tugas ini merupakan simbolisasi bagian tubuh Prajapati (dewa Brahma, sebagai pencipta), yaitu:

1. Mulut = Brahman, sebagai bagian tubuh yang bertugas untuk mengumpulkan pengetahuan dan memberikan nasehat ~ tugas pemimpin agama.
2. Tangan = Ksatria, dengan tugas untuk melindungi ~ termasuk memimpin negara dan tentara.
3. Tubuh = Waisya, dengan tugas untuk memberikan limpahan makanan ~ termasuk petani, pedagang.
4. Kaki = Sudra, yang bertugas melayani ketiga kasta terdahulu.

Sampai disini kita dapat memahami tujuan pembagian tugas yang sangat profesional untuk masa tersebut; sebab kalau para profesional tersebut menjalankan tugas diluar batasan profesinya maka keteraturan tidak akan pernah terbentuk.
Dapatkan seorang Brahman mendalami agama kalau pada saat yang bersamaan harus pergi berperang atau memecah perhatiannya untuk urusan perut?
Atau seorang ksatria yang harus berperang namun pada saat yang bersamaan harus memimpin upacara keagamaan?
Atau seorang petani yang seharian bekerja diladang namun harus menjalani puasa sebagai bagian dari lelaku keagamaan?

Rigveda tidak membahas bahwa pembagian tugas ini bersifat regenerative, tidak berarti tanggung jawab ini juga menjadi tanggung jawab & hak sanak keluarganya.
Dalam perkembangan ajaran Hindu selanjutnya Rsi Svayambhuva seorang resi-manu mempelopori untuk memberikan "nilai aturan" dalam ajaran Hindu yang kemudian dikenal sebagai Mānava-dharmśāstra atau Manusmṛti (aturan Manu) diperkirakan dibuat pada periode tahun 200 SM hingga 200 M.
Pada awalnya resi Svayambhuva membuat 10.000 sloka yang memuat berbagai hukum yang berlaku dalam ajaran Hindu. Kemudian resi-resi Manu pengganti Svayambhuva secara beruntun mengurangi jumlah aturan-aturan tersebut hingga akhirnya hanya berjumlah 2685 sloka saja.

Dalam buku "aturan Manu" inilah bahasan Varna dijabarkan dan berlaku pula secara regenerative dimana dituliskan ... Untuk pertumbuhan dunia, Brahman menciptakan Brahmana (golongan pandita), Kshatriya (golongan prajurit), Waisya (golongan pedagang), dan Sudra (golongan pekerja).
dan juga bagaimana pengelompokan ini berlaku pada proses Hukum Karma dan Reinkarnasi...

Pada masa tersebut, setiap keluarga dari turunan tertentu akan mewarisi kemampuan dan ketrampilan generasi sebelumnya baik secara genetikal maupun tradisi ~ sehingga "pertumbuhan" aturan akan berlangsung secara lebih pasti.

Pada saat masa para Rsi Manu berakhir, sebenarnya banyak dari para pemimpin ajaran Hindu yang mencoba menyampaikan protes pada konsepsi Varna ini, kita ambil contoh:
Dalam kitab Mahabarata, tentang Karna yang dalam perjuangan hidupnya sebagai anak seorang kusir (sudra) mendapatkan kesempatan menjadi adipati (ksatria) dan banyak contoh lain...

Protes dan penentangan pada konsepsi ini juga dilakukan oleh Sidharta Gautama (Ksatria) yang membuang diri dalam lingkungan kaum paria hingga akhirnya mendapatkan kesempurnaan menjadi Budha.


Tokoh-tokoh Hindu era modern juga melakukan penentangan konsepsi ini, misalnya pandhit Mahatma Gandhi dengan kelompok Harijan (dari golongan paria) yang menentang penggunaan konsepsi Kasta dalam kehidupan keseharian di India yang membuahkan pelarangan menerapkan konsepsi Kasta di luar jalur keagamaan.

Kasta [dalam bhs portugis, casta=keranjang] menjadi semakin kuat dan melembaga sebenarnya bukan karena ajaran Hindu (baik dari rigveda maupun manusriti) tetapi dari budaya feodalism lingkungan kerajaan yang melegalisir kekuasaan dengan mengatas namakan agama.... nah kalau sampai titik ini, sy rasa Kasta berlaku di semua bentukan kebudayaan manusia...
 
^nenek bahenol

wah baru tau nih. kirain selama ini catur warna kasta dalam hindu adalah aturan yg mendiskreditkan kasta yg rendah serta mengkreditkan kasta yg tinggi.

salam kenal untuk umat Hindu semua
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.