• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Bahaya pluralisme

asoybanget

IndoForum Beginner A
No. Urut
52516
Sejak
12 Sep 2008
Pesan
1.375
Nilai reaksi
47
Poin
48
Bersamaan dengan meninggalnya Gus Dur (mantan Presiden RI ke-4), isu pluralisme kembali menjadi perbincangan. Selama beberapa hari hampir semua media cetak menjadikan pluralisme sebagai berita utama, baik dikaitkan langsung dengan sosok Gus Dur maupun tidak. Isu pluralisme kembali mencuat terutama setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjuluki Gus Dur sebagai “Bapak Pluralisme” yang patut menjadi teladan bagi seluruh bangsa. (Antara.co.id, 31/12/2009).

Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Amien Rais pun menilai Gus Dur sebagai ikon pluralisme (Kompas.com, 2/1/2010).

Kalangan liberal tak ketinggalan. Salah seorang aktivisnya, Zuhairi Misrawi, menulis bahwa dalam rangka memberikan penghormatan terhadap Gus Dur sebagaimana dilakukan oleh Presiden Yudhoyono, akan sangat baik jika MUI mencabut kembali fatwa pengharaman terhadap pluralisme (Kompas.com, 4/1/2010).

Sejumlah kalangan pun menilai penting untuk memelihara nilai-nilai pluralisme pasca Gus Dur. Mantan Wakil Presien Jusuf Kalla (JK), misalnya, mengharapkan semangat kebersamaan dan pluralisme yang selalu dikobarkan Gus Dur tetap terjaga (Detik.com, 30/12/2009).

Pertanyaannya, bagaimana dengan MUI sendiri yang dalam fatwanya No.7/MUNAS VII/MUI/11/2005 telah dengan jelas-jelas menyebutkan bahwa pluralisme (selain sekularisme dan liberalisme) adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam, dan umat Islam haram mengikuti paham tersebut? Lebih penting lagi, bagaimana sesungguhnya pluralisme menurut pandangan Islam?

Hakikat Pluralisme

Pluralisme sering diartikan sebagai paham yang mentoleransi adanya ragam pemikiran, agama, kebudayaan, peradaban dan lain-lain. Kemunculan ide pluralisme didasarkan pada sebuah keinginan untuk melenyapkan ‘klaim keberanan’ (truth claim) yang dianggap menjadi pemicu munculnya sikap ekstrem, radikal, perang atas nama agama, konflik horisontal, serta penindasan atas nama agama. Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan dengan mengatasnamakan agama baru sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya yang paling benar.

Inilah hakikat ide pluralisme agama yang saat ini dipropagandakan di Dunia Islam melalui berbagai cara dan media. Dari ide ini kemudian muncul gagasan lain yang menjadi ikutannya seperti dialog lintas agama, doa bersama dan lain sebagainya. Pada ranah politik, ide pluralisme didukung oleh kebijakan Pemerintah yang harus mengacu pada HAM dan asas demokrasi. Negara memberikan jaminan sepenuhnya kepada setiap warga negara untuk beragama, pindah agama (murtad), bahkan mendirikan agama baru.

Di Balik Gagasan Pluralisme


Lahirnya gagasan mengenai pluralisme (agama) sesungguhnya didasarkan pada sejumlah faktor. Dua di antaranya adalah: Pertama, adanya keyakinan masing-masing pemeluk agama bahwa konsep ketuhanannyalah yang paling benar dan agamanyalah yang menjadi jalan keselamatan. Masing-masing pemeluk agama juga meyakini bahwa merekalah umat pilihan.

Menurut kaum pluralis, keyakinan-keyakinah inilah yang sering memicu terjadinya kerenggangan, perpecahan bahkan konflik antarpemeluk agama. Karena itu, menurut mereka, diperlukan gagasan pluralisme sehingga agama tidak lagi berwajah eksklusif dan berpotensi memicu konflik.

Kedua, faktor kepentingan ideologis dari Kapitalisme untuk melanggengkan dominasinya di dunia. Selain isu-isu demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan serta perdamaian dunia, pluralisme agama adalah sebuah gagasan yang terus disuarakan Kapitalisme global yang digalang Amerika Serikat untuk menghalang kebangkitan Islam.

Karena itu, jika ditinjau dari aspek sejarah, faktor pertama bolehlah diakui sebagai alasan awal munculnya gagasan pluralisme agama. Namun selanjutnya, faktor dominan yang memicu maraknya isu pluralisme agama adalah niat Barat untuk makin mengokohkan dominasi Kapitalismenya, khususnya atas Dunia Islam.

Konflik Sebagai Alasan?


Memang benar, dunia saat ini sarat dengan konflik. Namun, tidak benar jika seluruh konflik yang terjadi saat ini dipicu oleh faktor agama. Bahkan banyak konflik terjadi lebih sering berlatar belakang ideologi dan politik. Dalam sekala internasional, konflik Palestina-Israel lebih dari setengah abad, misalnya, jelas bukan konflik antaragama (Islam, Yahudi dan Kristen). Sebab, toh dalam rentang sejarah yang sangat panjang selama berabad-abad ketiga pemeluk agama ini pernah hidup berdampingan secara damai dalam naungan Khilafah Islam. Konflik Palestina-Israel ini lebih bernuansa politik yang melibatkan penjajah Barat. Sejarah membuktikan, konflik Palestina-Israel bermula ketika bangsa Yahudi (Israel) sengaja “ditanam” oleh penjajah Inggris di jantung Palestina dalam ranga melemahkan umat Islam. Konflik ini kemudian dipelihara oleh Amerika Serikat yang menggantikan peran Inggris, untuk semakin melemahkan kekuatan umat Islam, khususnya di Timur Tengah. Pasalnya, dengan begitu Barat dapat terus-menerus menyibukkan umat Islam dengan konflik tersebut sehingga umat Islam melupakan bahaya dominasi Barat—khususnya AS dan Inggris—sebagai penjajah mereka.

Dalam sekala lokal, konflik yang pernah terjadi di Maluku atau Poso beberapa tahun lalu, misalnya, juga lebih bernuansa politik, yakni adanya campur tangan asing (yang tidak lain kaum penjajah Barat) untuk melemahkan Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim, ketimbang berlatar belakang agama.

Sementara itu, dalam skala yang lebih luas dan global, konflik Barat-Timur (yang sering dianggap mencerminkan konflik Kristen-Islam), khususnya setelah Peristiwa 11 September 2001, juga jelas lebih berlatarbelakang ideologi dan politik ketimbang agama. Memang, sesaat setelah terjadinya Peristiwa 11 September, Presiden AS George W Bush pernah “keseleo” dengan menyebut secara jelas bahwa WoT (War on Terrorism) sebagai Crussade (Perang Salib) baru. Lalu setelah itu AS menyerang Afganistan, dan kemudian dilanjutkan dengan menyerang Irak. Namun, banyak pakar Barat dan AS sendiri yang menjelaskan bahwa serangan militer AS ke Afganistan maupun Irak bahkan lebih bermotifkan ekonomi (yakni demi minyak)—di samping politik (demi dominasi ideologi Kapitalisme), dan bukan bermotifkan agama.

Karena itu, sangat tidak ‘nyambung’ jika untuk menghentikan konflik-konflik tersebut kemudian dipasarkan terus gagasan pluralisme dan ikutannya seperti dialog antaragama dll. Pasalnya, akar konflik-konflik tersebut, sekali lagi, lebih bermotifkan ideologi dan politik—yakni dominasi Kapitalisme yang diusung Barat, khususnya AS, atas Dunia Islam—ketimbang berlatar-belakang agama.

Pluralisme Menurut Islam

Allah SWT berfirman:

يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa di sisi Allah (QS al-Hujurat [49]: 13).

Ayat ini menerangkan bahwa Islam mengakui keberadaan dan keragaman suku dan bangsa serta identitas-identitas agama selain Islam (pluralitas), namun sama sekali tidak mengakui kebenaran agama-agama tersebut (pluralisme). Allah SWT juga berfirman:

وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَمَا لَيْسَ لَهُمْ بِهِ عِلْمٌ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ

Mereka menyembah selain Allah tanpa keterangan yang diturunkan Allah. Mereka tidak memiliki ilmu dan tidaklah orang-orang zalim itu mempunyai pembela (QS al-Hajj:67-71).

Ayat ini menegaskan bahwa agama-agama selain Islam itu sesungguhnya menyembah kepada selain Allah SWT. Lalu bagaimana bisa dinyatakan, bahwa Islam mengakui ide pluralisme yang menyatakan bahwa semua agama adalah sama-sama benarnya dan menyembah kepada Tuhan yang sama?

Dalam ayat yang lain, Allah SWT menegaskan:

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللهِ اْلإِسْلاَمُ

Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam (QS Ali Imran [3]: 19).

Allah SWT pun menolak siapa saja yang memeluk agama selain Islam (QS Ali Imran [3]: 85); menolak klaim kebenaran semua agama selain Islam, baik Yahudi dan Nasrani, ataupun agama-agama lainnya (QS at-Taubah [9]: 30, 31); serta memandang mereka sebagai orang-orang kafir (QS al-Maidah [5]: 72).

Karena itu, yang perlu dilakukan umat Islam sesungguhnya bukan menyerukan pluralisme agama apalagi dialog antaragama untuk mencari titik temu dan kesamaan. Masalahnya, mana mungkin Islam yang mengajarkan tauhid (QS 5: 73-77; QS 19: 88-92; QS 112: 1-4) disamakan dengan Kristen yang mengakui Yesus sebagai anak Tuhan ataupun disamakan dengan agama Yahudi yang mengklaim Uzair juga sebagai anak Tuhan?! Apalagi Islam disamaratakan dengan agama-agama lain? Benar, bahwa eksistensi agama-agama tersebut diakui, tetapi tidak berarti dianggap benar. Artinya, mereka dibiarkan hidup dan pemeluknya bebas beribadah, makan, berpakaian, dan menikah dengan tatacara agama mereka. Tetapi, tidak berarti diakui benar.

Karena itu, yang wajib dilakukan umat Islam tidak lain adalah terus-menerus menyeru para pemeluk agama lain untuk memeluk Islam dan hidup di bawah naungan Islam. Meski dengan catatan tetap tidak boleh ada pemaksaan.

Bahaya di Balik Gagasan Pluralisme

Bahaya pertama adalah penghapusan identitas-identitas agama. Dalam kasus Islam, misalnya, Barat berupaya mempreteli identitas Islam. Ambil contoh, jihad yang secara syar’i bermakna perang melawan orang-orang kafir yang menjadi penghalang dakwah dikebiri sebatas upaya bersungguh-sungguh. Pemakaian hijab (jilbab) oleh Muslimah dalam kehidupan umum dihalangi demi “menjaga wilayah publik yang sekular dari campur tangan agama.” Lebih jauh, penegakan syariah Islam dalam negara pun pada akhirnya terus dicegah karena dianggap bisa mengancam pluralisme. Ringkasnya, pluralisme agama menegaskan adanya sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan).

Bahaya lain pluralisme agama adalah munculnya agama-agama baru yang diramu dari berbagai agama yang ada. Munculnya sejumlah aliran sesat di Tanah Air seperti Ahmadiyah pimpinan Mirza Ghulam Ahmad, Jamaah Salamullah pimpinan Lia Eden, al-Qiyadah al-Islamiyah pimpinan Ahmad Mosadeq, dll adalah beberapa contohnya. Lalu dengan alasan pluralisme pula, pendukung pluralisme agama menolak pelarangan terhadap berbagai aliran tersebut, meski itu berarti penodaan terhadap Islam.

Karena itu, wajar jika KH Kholil Ahmad, Pengasuh Pondok Pesantren Gunung Jati Pamekasan Jawa Timur, menilai pluralisme agama yang diusung Gus Dur berbahaya bagi umat Islam (Tempointeraktif.com, 30/12/2009).

Bahaya lainnya, pluralisme agama tidak bisa dilepaskan dari agenda penjajahan Barat melalui isu globalisasi. Globalisasi merupakan upaya penjajah Barat untuk mengglobalkan nilai-nilai Kapitalismenya, termasuk di dalamnya gagasan “agama baru” yang bernama pluralisme agama. Karena itu, jika kita menerima pluralisme agama berarti kita harus siap menerima Kapitalisme itu sendiri.

Inilah di antara bahaya yang terjadi, yang sesungguhnya telah dan sedang mengancam kaum Muslim saat ini ketika kaum Muslim kehilangan Khilafah Islamiyah sejak hampir satu abad lalu. Padahal Khilafahlah kepemimpinan umum bagi kaum Muslim yang menerapkan Islam, melindungi akidah Islam serta menjaga kemuliaan Islam dari berbagai penodaan, termasuk oleh pluralisme. []
 
saran saya...

pelajari agama ISLAM
pelajari agama ISLAM
pelajari agama ISLAM

dengan begitu kita bisa say NO dengan semua hal yang menyesatkan, amin...
 
saran saya...

pelajari agama ISLAM
pelajari agama ISLAM
pelajari agama ISLAM

dengan begitu kita bisa say NO dengan semua hal yang menyesatkan, amin...

yap nt benar.. supaya bisa jelas mana yg haq dan mana yg bathil
 
Assalamualaikum

mas asoy ni copas dari eramuslim ya???, bagus nih barusan saya jg baca n coment dari sana.

Menurut saya ini merupakan propaganda barat untuk merontokkan islam, islam dengan jelas dan terang melarang pluralisme karena hanya islam dan syatriat serta musyawarahnya saja yang haqiqi

kiranya saya sekarang ini ada pada barisan orang-orang yang membela dienul islam. sebuah islam tanpa penggolongan berdasarkan ini itu, yang saya tau hanya islam yg dibawa Muhammad SAW

Sekian dari saya semoga negara dengan islam yg orang2 nya islami segera terwujud adanya. amin yaa Rab al alamin

Wassalamualaikum
 
Pluralisme memank sudah merusak dari segi akidah, makanya bener kata bang jangan membuka eh bang DontLoad.....

"Mempelajari Islam Janganlah Setengah2, dan janganlah menanggap Agama Islam adalah Ritual Semata"
 
setau saya, pluralisme tidak menganggap bahwa semua agama sama, tetapi semua agama mempunyai kesempatan yang sama dihadapan tuhan...
 
Assalamualaikum, mampir lagi untuk koment

Apapun alasannya saya hanya percaya AlQuran dan AlHadist,untuk perkara lain itu terserah saja tapi jangan bertentangan dengannya, termasuk plularisme, begitulah seharusnya umat Islam bersikap ok??

Wassalamulaikum
 
setau saya, pluralisme tidak menganggap bahwa semua agama sama, tetapi semua agama mempunyai kesempatan yang sama dihadapan tuhan...

pahami arti pruralisme... nt cari tau lewat apapun....
dan nt diskusi sama orang JIL apa itu pruralisme

Islam memang Prural tapi bukan berarti ISLAM mengajarkan paham Pruralisme
 
Mas kalo anda mengatakan pluralisme itu berbahaya maka orang2 yg pro pluralisme akan menganggap Islam itu berbahaya..

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa di sisi Allah (QS al-Hujurat [49]: 13).

Ayat ini menerangkan bahwa Islam mengakui keberadaan dan keragaman suku dan bangsa serta identitas-identitas agama selain Islam (pluralitas), namun sama sekali tidak mengakui kebenaran agama-agama tersebut (pluralisme). Allah SWT juga berfirman:

ITU PENAFSIRAN ANDA SENDIRI,DAN SANGAT DIBUAT-BUAT DAN DIPAKSAKAN!

Mereka menyembah selain Allah tanpa keterangan yang diturunkan Allah. Mereka tidak memiliki ilmu dan tidaklah orang-orang zalim itu mempunyai pembela (QS al-Hajj:67-71).

Ayat ini menegaskan bahwa agama-agama selain Islam itu sesungguhnya menyembah kepada selain Allah SWT. Lalu bagaimana bisa dinyatakan, bahwa Islam mengakui ide pluralisme yang menyatakan bahwa semua agama adalah sama-sama benarnya dan menyembah kepada Tuhan yang sama?

APAKAH ANDA PERNAH MENDENGAR LANGSUNG ALLAH SWT MENGATAKAN BAHWA ORANG HINDU TIDAK MENYAMBAHNYA,ATAU ORANG KRISTEN TIDAK MENYEMBAH ALLAH?BAGAIMANA ANDA DAPAT MENGAMBIL KEPUTUSAN BAHWA SELAIN ISLAM TIDAK ADA YG MENYEMBAH TUHAN PADAHAL ALLAH SENDIRI TIDAK PERNAH MENGATAKANNYA KPD ANDA?

Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam (QS Ali Imran [3]: 19).

INI SABDANYA NABI MUHAMMAD ATO ORANG LAIN?KALO BEGITU SAYA AKAN BERSABDA KPD UMAT HINDU SESUNGGUHNYA AGAMA YG DIRIDHOI DI DALAM TUHAN HANYALAH AGAMA HINDU,JANGAN LUPA DI SISI ALLAH ADA SURGA SEKALIGUS NERAKA!

MENGAPA PLURALISME ITU PENTING?

Saya maw nanya nich kpd TSnya:
1. Apakah anda pernah melihat Allah?jangankan Allah,wajah nabi anda saja anda gak tahu,bandingkan dgn Kristen mereka punya bukti sejarah wajah Yesus.Anda tidak bisa melihat Allah begitu juga saya tidak bisa melihat Hyang Widhi,JADI BAGAIMANA MUNGKIN KEYAKINAN ANDA LEBIH BENAR DIBANDINGKAN KEYAKINAN SAYA?
2. Apakah umat Islam ada yg miskin?tentu saja ada,begitu juga umat Hindu ada yg miskin!JADI BAGAIMANA MUNGKIN KEYAKINAN ANDA LEBIH BENAR DIBANDINGKAN KEYAKINAN SAYA?
3. Apakah dengan memeluk agama Islam anda sudah pasti masuk surga sementara anda sendiri belum pernah ke surga dan tidak bisa membuktikan surga itu ada?Begitu juga saya belum pernah ke surga dan belum tentu memeluk Hindu langsung dapet surga karena saya sendiri tidak bisa membuktikannya!JADI BAGAIMANA MUNGKIN KEYAKINAN ANDA LEBIH BENAR DIBANDINGKAN KEYAKINAN SAYA?
4. Apakah umat Islam ada yg cacat fisik,punya gangguan mental,gila?Pasti ada,begitu juga umat Hindu ada yg cacat!JADI BAGAIMANA MUNGKIN KEYAKINAN ANDA LEBIH BENAR DIBANDINGKAN KEYAKINAN SAYA?
5. Apakah umat Islam ada yg rupawan?tentu ada,begitu juga Hindu..apakah ada yg buruk rupa?tentu saja ada,begitu juga umat Hindu..apakah ada yg kaya?tentu ada,begitu juga umat Hindu!JADI BAGAIMANA MUNGKIN KEYAKINAN ANDA LEBIH BENAR DIBANDINGKAN KEYAKINAN SAYA?
6. Apakah anda pernah melihat Nabi Muhammad menerima wahyu?pasti belum..saya belum pernah melihat Maha Rsi Wyasa menerima wahyu!JADI BAGAIMANA MUNGKIN KEYAKINAN ANDA LEBIH BENAR DIBANDINGKAN KEYAKINAN SAYA?
7. Apakah anda pernah melihat Al-Quran diturunkan oleh Allah SWT?Pasti tidak!Saya pun sama tidak pernah melihat Catur Weda diturunkan oleh Hyang Widhi!JADI BAGAIMANA MUNGKIN KEYAKINAN ANDA LEBIH BENAR DIBANDINGKAN KEYAKINAN SAYA?
8. Apakah umat Islam tidak ada yg mati?pasti mati,begitu juga umat Hindu!JADI BAGAIMANA MUNGKIN KEYAKINAN ANDA LEBIH BENAR DIBANDINGKAN KEYAKINAN SAYA?
9. Silahkan anda buat pertanyaan dan jawab sendiri dangan hati dan pikiran yg jernih!

ANDA TIDAK BISA MEMBUKTIKAN KEBENARAN AGAMA ANDA BEGITU JUGA SAYA DENGAN AGAMA SAYA!

PLURALISME BUKAN BERARTI SINKRETISME!ANDA MENGURUS AGAMA ANDA SENDIRI DAN SAYA MENGURUS AGAMA SAYA SENDIRI,MASING2 PIHAK GAK PERLU MEMASUKI RANAH AGAMA ORANG LAIN,DAN KITA MENGHORMATI PERBEDAAN SATU SAMA LAIN TANPA ADA PEMAKSAAN KEYAKINAN,HIDUP SECARA DAMAI!

Bagaimana mungkin Indonesia yg masyarakatnya majemuk akan maju jika mereka hanya sibuk mengurusi agama siapa yg paling benar?sementara mereka sendiri gak pernah bisa membuktikan kebenarannya..dan Gus Dur menyadari ini dengan sangat baik!

BUKANKAH ISLAM MENGAJARKAN PLURALISME:
"BAGIKU AGAMAKU..BAGIMU AGAMAMU"

HATI2 DENGAN PEMAHAMAN ANDA YG TERGESA-GESA INI!JIKA PANDANGAN ANDA SEPERTI INI KAPAN ISLAM AKAN MENJADI RAHMAT BAGI ALAM SEMESTA?BAGAIMANA MUNGKIN AGAMA ISLAM DISEBUT AGAMA DAMAI JIKA UMATNYA PUNYA TAFSIR SEBUSUK INI?

JIKA INI SERASA SEPERTI FLAME SILAHKAN DIPINDAH KE FLAME ARENA,SAYA MEMINTA MAAF SEBELUMNYA ATAS SEGALA SESUATU YG TIDAK MENGENAKAN PERASAAN REKAN2 MUSLIM..
 
wah jadi Flame lagi khan????:(

Flame di tempat yang seharusnya jadi tempat yang paling tenang...cepe deh....:(
 
Mas kalo anda mengatakan pluralisme itu berbahaya maka orang2 yg pro pluralisme akan menganggap Islam itu berbahaya..

SBY: “Saya Seorang Pluralis, Syari’at Islam Bertentangan Dengan Pluralisme” http://swaramuslim.net/comments.php?id=5518_0_1_0_C isi dialognya http://kafilahsyuhada.wordpress.com...ari’at-islam-bertentangan-dengan-pluralisme”/
ITU PENAFSIRAN ANDA SENDIRI,DAN SANGAT DIBUAT-BUAT DAN DIPAKSAKAN!

siapa bilang penafsiran gw sendiri? dan dipaksakan? apalagi di buat buat? yg ada loe terlalu di dramatisir seolah olah Islam itu tidak menghargai agama lain.. dan intoleran terhadap agama lain

di Islam itu tidak ada paksaan dalam memeluk keyakinan.dan terserah keyakinan loe itu apa.....baca lagi thread gw....

loe tau sebenarnya apa itu PLURALISME ga sih?

Islam mengakui agama lain dan menghormati ibadah Agama lain.... tapi Islam tidak bisa disamakan dengan agama lain.... dan itu tidak boleh..

BUKANKAH ISLAM MENGAJARKAN PLURALISME:
"BAGIKU AGAMAKU..BAGIMU AGAMAMU"

Islam mengajarkan Pluralisme?
yg ada loe menafsirkan sendiri?jadi siapa yg menafsirkan sendiri? itu tafsairan orang orang JIL...
emang loe paham ayat itu?
itu artinya tidak ada paksaan dalam memeluk Islam....dan ISlam menghargai agama lain

tapi bukan berarti agama islam sama dengan agama lain
so jangan terlalu di dramatisir dan jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan.. baca dulu..

inilah pendapat orang non muslim jika pada saat Islam tegak
Sejarahwan William Durrant menggambarkan hal ini dalam tulisannya : ” Para Kholifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Kholifah telah mempersiapkan berbagai kesempatan bagi siapapun yang memerlukannya dan meratakan kesejahteraan selama berabad-abad dalam luasan wilayah yang belum pernah tercatatkan lagi fenomena seperti itu setalah masa mereka ”

T.W. Arnold dalam bukunya The Preaching of Islam menulis : “ Ketika Konstantinopel kemudian dibuka oleh keadilan Islam pada 1453, Sultan Muhammad II menyatakan dirinya sebagai pelindung Gereja Yunani. Penindasan pada kaum Kristen dilarang keras dan untuk itu dikeluarkan sebuah dekrit yang memerintahkan penjagaan keamanan pada Uskup Agung yang baru terpilih, Gennadios, beserta seluruh uskup dan penerusnya. Hal yang tak pernah didapatkan dari penguasa sebelumnya. Gennadios diberi staf keuskupan oleh Sultan sendiri. Sang Uskup juga berhak meminta perhatian pemerintah dan keputusan Sultan untuk menyikapi para gubernur yang tidak adil,”.

Pengakuan jujur ditulis TW Arnold dalam The Preaching of Islam, “ Sekalipun jumlah orang Yunani lebih banyk dari jumlah orang Turki di berbagai provinsi Khilafah yang ada di bagian Eropa , toleransi keagamaan diberikan kepada mereka , dan perlindungan jiwa dan harta mereka dapatkan membuat mereka mengakui kepemimpinan Sultan atas seluruh umat Kristen”.

Keagungan sistem islam ini secara jujur disampaikan Carleton S, Chairman and Chief Executive Officer, Hewlett-Packard Company, saat mengomentari peradaban Islam dari tahun 800 hingga 1600 (masa kekhilafahan), dia menyatakan : “ Peradaban Islam merupakan peradaban yang paling besar di dunia. Peradaban Islam sanggup menciptakan sebuah negara adidaya kontinental (continental super state) yang terbentang dari satu samudra ke samudra lain; dari iklim utara hingga tropik dan gurun dengan ratusan juta orang tinggal di dalamnya, dengan perbedaan kepercayaan dan asal suku….Tenteranya merupakan gabungan dari berbagai bangsa yang melindungi perdamaian dan kemakmuran yang belum dikenal sebelumnya. (Ceramah tanggal 26 September 2001, dengan judul Technology, Business, and Our way of Life: What Next”

Carleton S, Chairman and Chief Executive Officer, Hewlett-Packard Company, saat mengomentari peradaban Islam dari tahun 800 hingga 1600 (masa kekhilafahan), dia menyatakan : “ Peradaban Islam merupakan peradaban yang paling besar di dunia. Peradaban Islam sanggup menciptakan sebuah negara adidaya kontinental (continental super state) yang terbentang dari satu samudra ke samudra lain; dari iklim utara hingga tropik dan gurun dengan ratusan juta orang tinggal di dalamnya, dengan perbedaan kepercayaan dan asal suku….Tenteranya merupakan gabungan dari berbagai bangsa yang melindungi perdamaian dan kemakmuran yang belum dikenal sebelumnya. (Ceramah tanggal 26 September 2001, dengan judul Technology, Business, and Our way of Life: What Next”

Sejarahwan William Durrant menggambarkan hal ini dalam tulisannya : ” Para Kholifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Kholifah telah mempersiapkan berbagai kesempatan bagi siapapun yang memerlukannya dan meratakan kesejahteraan selama berabad-abad dalam luasan wilayah yang belum pernah tercatatkan lagi fenomena seperti itu setalah masa mereka ”

T.W. Arnold dalam bukunya The Preaching of Islam menulis : “ Ketika Konstantinopel kemudian dibuka oleh keadilan Islam pada 1453, Sultan Muhammad II menyatakan dirinya sebagai pelindung Gereja Yunani. Penindasan pada kaum Kristen dilarang keras dan untuk itu dikeluarkan sebuah dekrit yang memerintahkan penjagaan keamanan pada Uskup Agung yang baru terpilih, Gennadios, beserta seluruh uskup dan penerusnya. Hal yang tak pernah didapatkan dari penguasa sebelumnya. Gennadios diberi staf keuskupan oleh Sultan sendiri. Sang Uskup juga berhak meminta perhatian pemerintah dan keputusan Sultan untuk menyikapi para gubernur yang tidak adil,”.
 
Assalam mualaikum ya antum muslimun

Saya setuju dengan pembelaan mas Asoybanget, Islam memang mengajarkan toleransi tapi bukan berarti boleh mencampur2 agama dan akidah seenaknya, semua itu ada batasannya, tidak seperti plularisme yang buram bahkan tak ada batasan yang jelas(karena memang tujuannya adalah itu).

Dan lebih indah nya lagi Islam membatasi semua itu sangat jelas dan sesuai porsinya dtambahlagi di berbagai aspek, yang semuanya tertera dalam Al Quran dan Al Hadist.

Dengan tidak bermaksud untuk ngeflame, Jadi apabila anda baru mengetahui Islam baru setengah2 dan dengan tujuan untuk mencari kelemahan Islam maka sebaiknya jangan mendebat yang tidak2.

Wassalam mualaikum
 
Assalam mualaikum ya antum muslimun

Saya setuju dengan pembelaan mas Asoybanget, Islam memang mengajarkan toleransi tapi bukan berarti boleh mencampur2 agama dan akidah seenaknya, semua itu ada batasannya, tidak seperti plularisme yang buram bahkan tak ada batasan yang jelas(karena memang tujuannya adalah itu).

Dan lebih indah nya lagi Islam membatasi semua itu sangat jelas dan sesuai porsinya dtambahlagi di berbagai aspek, yang semuanya tertera dalam Al Quran dan Al Hadist.

Dengan tidak bermaksud untuk ngeflame, Jadi apabila anda baru mengetahui Islam baru setengah2 dan dengan tujuan untuk mencari kelemahan Islam maka sebaiknya jangan mendebat yang tidak2.

Wassalam mualaikum

Saya khan sudah bilang, Pluralisme itu tidak sama dengan Sinkretisme..
Pluralisme itu artinya MUI ngurusin umat Islam,PHDI ngurusin umat Hindu,Walubi ngurusin umat Buddha,jgn sampai MUI mengeluarkan fatwa haram rebonding rambut kpd para wanita Hindu dlm agama Hindu tidak pernah mengharamkan rebonding rambut,tapi kalo MUI mengharamkannya kpd wanita muslim saja naaaaah itu yg namanya pluralisme,tapi kalo maksainnya kpd penganut agama lain naaaah itu yg disebut Sinkretisme bertepuk sebelah tangan dgn kata lain pemaksaan kepercayaan dari satu pihak!
 
Saya khan sudah bilang, Pluralisme itu tidak sama dengan Sinkretisme..
Pluralisme itu artinya MUI ngurusin umat Islam,PHDI ngurusin umat Hindu,Walubi ngurusin umat Buddha,jgn sampai MUI mengeluarkan fatwa haram rebonding rambut kpd para wanita Hindu dlm agama Hindu tidak pernah mengharamkan rebonding rambut,tapi kalo MUI mengharamkannya kpd wanita muslim saja naaaaah itu yg namanya pluralisme,tapi kalo maksainnya kpd penganut agama lain naaaah itu yg disebut Sinkretisme bertepuk sebelah tangan dgn kata lain pemaksaan kepercayaan dari satu pihak!

tidak bisa membedakan antara pluralitas dan pluralisme yah?

kan sudah di bilang bagiku agamaku, bagimu agamamu.

SBY: “Saya Seorang Pluralis, Syari’at Islam Bertentangan Dengan Pluralisme”
 
Assalam mualaikum ya antum muslimun

Hmm... saya setuju dg mas Assoy, kurang lebihnya begitu maksudnya

yang jelas kami umat Islam tak mau dihilangkan batas2 konkret dan jelas nya, kami menolak toleransi yang merusak akidah(dasar agama)

wassalam
 
wah jadi Flame lagi khan????:(

Flame di tempat yang seharusnya jadi tempat yang paling tenang...cepe deh....:(

makanya jadi males komen..:|
hayoo klo mo flame bikin thread di FA biar kita bahas sampe tuntas ;))

bcanda kok..

jadi OOT kan
=))=))
 
salah paham aja koq

mas asoy dan jakaloco

Jangan berantem mas asoy dan Jakaloco, anda sedang berbicara pada dua jalur yang berbeda, jadi gak bakal ketemu

mas asoy= membahas mengenai plularisme dalam konteks keIslaman, dimana plularisme disini adalah, sebuah paham dimana orang bebas menafsirkan Islam, dan perintah-perintah didalamnya sesuai dengan kemauan mereka, seperti JIL, ahmadiyah, dll

mas Jakaloco= membahas mengenai plularisme dalam konteks universal, dimana pluralisme disini diartikan adalah adanya agama hindu, budha, katolik, protestan, konghucu, dll


jadi yang dibahas emang beda, ini hanya salah paham...
 
mas asoy dan jakaloco

Jangan berantem mas asoy dan Jakaloco, anda sedang berbicara pada dua jalur yang berbeda, jadi gak bakal ketemu

mas asoy= membahas mengenai plularisme dalam konteks keIslaman, dimana plularisme disini adalah, sebuah paham dimana orang bebas menafsirkan Islam, dan perintah-perintah didalamnya sesuai dengan kemauan mereka, seperti JIL, ahmadiyah, dll

mas Jakaloco= membahas mengenai plularisme dalam konteks universal, dimana pluralisme disini diartikan adalah adanya agama hindu, budha, katolik, protestan, konghucu, dll


jadi yang dibahas emang beda, ini hanya salah paham...

klo mengartikan pluralisme itu haruslah kontekstual,jangan tekstual. klo tekstual sangatlah berbahaya, bisa bisa makna pluralisme sendiri bebas tafsir.

jadi emang ga ada kesalah pahaman.

klo membahas masalah seperti ini pertama tama kita artikan definisi dari permasalahan ini secara universal atau kontekstual, jangan tekstual...

jadi untuk salman al farisi, bedakan antara pluralitas dan pluralisme.
ISlam itu plural atau beraneka ragam dan sangat menghargai agama lain, tapi Islam tidak mengajarkan pluralisme.

jadi salah pahamnya dimana?
 
dibaca aja tulisan ana akhi... dan dari perdebatan antum dengan jakaloco, bisa dilihat.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.