• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Bahasa Roh..

tmn2x.. kek na gw lom bisa bahasa roh nih..:((:((:((:((:((
gmn sih cara bljar na/?/?/?/?

Bahasa Roh tidak bisa dipelajari. Tidak bisa bahasa Roh tidak akan membuat kamu kekurangan karunia2 Roh Kudus. Karisma luar biasa, seperti nubuat, bahasa roh, karunia penyembuhan etc, tidak boleh secara sembarangan diminta. Baca Tulisan Romo William G. Most dibawah ini :

Errors of Charismatics

[Dalam Lumen Gentium paragraph 12] Konsili [Vatikan II] membedakan karisma biasa dan karisma khusus: "karunia khusus tidak bisa diminta secara paksa, dan buah karya apostolik juga tidak boleh diharap-harapkan dan dibangga-banggakan dari [karya apostolik tersebut]; namun keputusan akan ke-asli-an dari [karunia khusus dan buah karya apostolik] dan juga aturan mengenai penggunaan [karunia khusus dan buah karya apostolik tersebut] diberikan kepada mereka yang berkepentingan di Gereja (ie: hierarkhi Gereja)..."

St. Teresia dari Avila, yang memiliki banyak pengalaman (dalam hidupnya) akan karunia khusus (yang dimilikinya), akan sangat terkejut. Dalam tulisannya Interior Castle 6.9 ia mengingatkan bahwa ketika seseorang belajar atau mendengar bahwa Tuhan memberikan karunia-karunia yang khusus kepada orang-orang, "kamu tidak boleh meminta atau menginginkan Dia untuk menuntunmu di jalan itu." Ia memberikan alasannya: Pertama, itu menunjukkan kurangnya kerendahan hati; kedua, orang membuat dirinya terbuka bagi "bahaya yang besar karena setan dapat melihat pintu dan hanya memerlukan sedikit celah untuk masuk," ketiga, "ketika seseorang mempunya keinginan yang besar, dia meyakinkan dirinya sendiri [bahwa] dia melihat dan mendengarkan apa yang diinginkannya." Ia menambahkan bahwa banyak orang kudus tidak memiliki hal hal tersebut [ie. karunia-karunia khusus], dan juga banyak orang yang memilikinya namun (mereka) tidak (hidup secara) kudus. Tentu saja (peringatan ini) sejalan dengan peringatan Tuhan Kita sendiri di Mat 7:22-23.
 
@voltage
Terima kasih telah mengingatkan, sesungguhnya tidak ada keinginan untuk saling berdebat, karena posisi saya saat ini adalah sedang belajar, jadi demi menambah pengetahuan tentu saya akan bertanya secara mendalam, kalau sekiranya berlebihan mohon di ingatkan.

@4ndr1
WAhh..... rame juga... saya akan coba bagi per bagian buat menjelaskan tentang Bahasa Roh

Pasti rame karena banyak orang yg membutuhan informasi lebih, kalau berkenan sepertinya saya ingin mendapat penjelasan lebih lanjut

Sekali lagi mau saya tekankan bahwa karunia berbahasa Roh adalah karunia Doa.... Karunia ini adalah sebagai pintu masuk ke karunia-karunia Roh yang lain nya.. hal ini tidak berarti semua orang harus memiliki nya namun dalam banyak kasus, karunia inilah yang paling banyak diterima oleh umat beriman..

Maksudnya adalah karunia bahasa Roh adalah pintu masuk ke karunia-karunia Roh yang lain nya – jadi harus berbahasa Roh dulu baru karunia karunia yg lain masuk ???

Kalau boleh tau ini tuh pernyataan siapa ? (kalau penyataan orang Karismatik aku ngga heran), adakah referensi tentang pernyataan ini ??
Ini pernyataan yg sangat PENTING di perhatikan bagi orang orang yg belum bisa berbahasa Roh
Tapi selanjutnya pernyataan anda berkontradiksi “hal ini tidak berarti semua orang harus memiliki nya” – jadi penting atau tidak ?

Penyataan gawat yg lainnya adalah “karunia inilah yang paling banyak diterima oleh umat beriman”, apakah ini di maksud bahwa Umat yg tidak beriman tidak mendapatkan karunia ini ?, atau lebih kejamnya adalah bahwa umat yg tidak beriman tidak bisa bahasa Roh ?

Kalau boleh mohon penjelasannya, karena saya bermaksud secepatnya memohon karunia Bahasa Roh kalau memang itu sungguh sungguh maksudnya, kalimat di atas itu sungguh sungguh kalimat yg memprovokasi saya.

sebagai karunia Doa, Bahasa Roh tidak harus diterjemahkan... yang harus diterjemahkan adalah Bahasa Roh yang mengandung suatu Nubuatan.. Seseorang yang mendapat Karunia mengintepretasikan Bahasa Roh dapat mengerti Pesan apa yang disampaikan oleh orang yang berbahasa Roh...

Dari mana kita tau kalau dua duanya toh tidak bisa kita mengerti ?

Perlu dibedakan orang yang berbahasa Roh sebagai karunia Doa dan orang yang berbahasa Roh karena mendapat suatu nubuatan.... orang yang berbahasa roh sebagai karunia doa tidak perlu di test apakah itu berasal dari roh jahat atau bukan... seseorang yang berdoa kepada Tuhan tidak mungkin dipengaruhi oleh roh jahat... karena hati dan pikiran sang pendoa tersebut tertuju kepada Tuhan..

orang yang berbahasa Roh dan mendapatkan suatu nubuatan inilah yang harus di test apakah itu:
1. berasal dari Tuhan
2. berasal dari yang jahat
3. pemikiran nya sendiri

Yg jadi masalah itu bagaimana membedakannya kalau dua duanya kita tidak mengerti karena tidak ada penterjemah ???

Menurut sejarah yang tercatat, Bahasa Roh mulai digunakan pada masa jemaat perdana setelah mengalami pencurahan Roh Kudus (Hari Raya Pentakosta)..

Gerakan Karismatik Katolik adalah suatu Gerakan dalam Gereja Katolik yang lahir melalui Doa Bapa Suci pada Konsili Vatikan II... Pada akhir Konsili Vatikan II, Bapa Suci membuka semua jendela dan berdoa: "Come Holy Spirit". Suatu doa yang singkat namun sangat berkuasa..

ada beberapa sejarah lahir nya Gerakan Karismatik Katolik, salah satu nya yang terkenal adalah dalam suatu retret yang diadakan di US dimana ketika pada malam terakhir, beberapa siswa menumpangkan tangan dan mulai berdoa.. Pada saat itu muncul suatu gerakan dalam hati mereka dan mulut mereka berkata-kata tanpa mengerti apa yang diucapkan nya...

Yg pertama itu ada di Alkitab.

Yg kedua Doa Bapak Suci – Come Holy Spirit itu mana lebih dulu dengan pernyataan yg ke tiga itu (……diadakan di US dimana ketika pada malam terakhir, beberapa siswa menumpangkan tangan dan mulai berdoa….)

Kehadiran Gerakan Karismatik dalam Gereja Katolik bukanlah sebagai pengganti atau penyempurna Gereja namun kehadiran Gerakan ini adalah bertujuan untuk menggali kembali semua karunia-karunia Roh Kudus yang telah ada di dalam Gereja sehingga aktif kembali... Dengan berpusat kepada Allah Roh Kudus sebagai bukti cinta Allah Bapa dan Putra, gerakan ini mencoba menimba karisma-karisma di dalam Gereja...

Salah satu ciri gerakan Karismatik Katolik adalah berkembangnya karunia-karunia Roh Kudus dan penggunaan nya dalam setiap pertemuan doa.. Gerakan ini dipandang oleh kaum awam sebagai suatu gerakan yang berasal dari Gereja Pentakostal/Gereja Evangelical karena kemiripan dalam pengembangan karunia Roh..

Loh bukannya memang berasal dari Gereja Pantekosta ? bukankah para mahasiswa itu baru bisa berbahasa roh karena di tumpang tangan oleh pendeta (William Lewis (Episkopal), Betti Schomaker (Episkopal), Florence Dodge (Presbiterian)).
Mohon pencerahan lebih lanjut ya…………

Baptisan Roh..

kadang kala terdapat salah kaprah dalam hal ini.. sampai saat ini belum ada bahasa yang cocok untuk merujuk kepada kegiatan ini.. kata yang dipakai saat ini adalah Pencurahan Roh Kudus..

Yg menjadi pertanyaan saya adalah siapa yg berwenang memberikan Baptisan Roh atau Pencurahan Roh Kudus ? Romo kah ? Uskup kah ? atau siapa ?

namun dalam perjalanan hidup, kita seringkali meng-kerangkeng Roh Kudus tersebut dengan dosa dan penolakan kita.. jadi istilah nya Roh Kudus tersebut ditimbun... pada saat pencurahan Roh Kudus, Roh Kudus tersebut dibangkitkan kembali dan mengambil alih hidup kita... setiap sesi Pencurahan Roh pasti diawali dengan persiapan batin, pertobatan (pengakuan pribadi bila memungkinkan) dan pengucapan janji baptis.. hal ini dimaksudkan agar Roh Kudus dapat mengambil alih hidup kita sepenuh nya... dengan pengakuan dosa, kita membongkar kerangkeng tersebut dan dengan kerendahan hati kita minta Roh Kudus untuk ambil alih hidup kita..

Yg menjadi pertanyaan saya itu yg membongkar kerangken itu adalah saat pencurahan Roh Kudus atau saat kita melakukan Sakramen Pengakuan Dosa ?

Kadang kala mereka yang sudah menerima pencurahan Roh Kudus merasa kekeringan dalam hidup mereka hal ini bisa disebabkan oleh 2 hal:
1. Roh Kudus yang kembali di kerangkeng oleh dosa kita
2. adanya suatu cobaan hidup yang diijinkan Tuhan untuk kita alami

jikalau kita melakukan dosa yang mengakibatkan Roh Kudus kembali tertutup, kita harus melakukan pengakuan dosa namun bisa ada suatu rencana Tuhan dalam hidup kita, kita harus menjadi semakin setia kepada panggilan kita.

Oh jadi Sakramen Pengakuan Dosa bukan Pencurahan Roh Kudus ? atau didalam Sakramen Pengakuan Dosa sudah tercurah Roh Kudus, bergitu rupanya ya (smile)

Nah…

oleh karena itu jikalau ditanya siapa yang bisa mendoakan pencurahan Roh, jawaban nya adalah setiap orang yang percaya dan siap.. jikalau seseorang sudah pernah mengalami pengalaman hidup nya diambil oleh Roh Kudus, orang tersebut menjadi lebih cocok untuk membawa orang lain kepada pengalaman tersebut..

Jadi setiap orang (yg percaya dan siap) boleh melakukan penumpangan tangan ? bukankah hanya orang orang yg tertahbis saja yg boleh melakukan penumpangan tangan ?
Mencari orang yg percaya mungkin mudah, untuk mengetahui orang siap atau tidak siap dari mana ? apakah ada tolok ukur dari kesiapan seseorang ?

Sepertinya nih, mudah mudahan saya tidak keliru, hal ini seperti pelecehan terhadap para Romo atau Uskup sekalipun, atau seperti para Gembala dan domba domba (umat), Gembala bisa menjadi domba dan domba bisa menjadi Gembala ?

Lanjut lagi

1. setahu saya tidak ada suatu intepretasi Bahasa Roh yang mengatakan bertobat harus pindah agama... yang ada adalah bertobat dari tindakan atau perbuatan salah yang diperbuat..
Memang pernah ada intepretasi yg lain ? bukannya penterjemah saja ngga pernah ada (minimal di Indonesia/Jakarta).
Dari tulisan anda di atas sepertinya Roh Kudus akan membiarkan orang orang tetap bercerai berai, atau Roh Kudus bukanlah Roh Pemersatu yg pantekosta tetap pantekosta, yg babtis tetap baptis, yg GKI tetap GKI …. begitu ? apakah itu juga menjadi pandangan dari Gereja Katolik ?

2. ada banyak hal yang harus dibedakan dalam hal ini.. Karunia berkata-kata dalam bahasa Roh tidak sama dengan Roh Kudus.. Roh Kudus adalah pribadi Allah sedangkan karunia Roh adalah karunia yang diberikan Tuhan kepada umat Nya..

Weleh weleh, ngomong sudah berbusa busa koq baru ketauan bahwa kita bukan ngomongin bahasanya Roh Kudus toh ????? Roh yg mana lagi ?

5. mengenai penafsiran bahasa roh bukanlah seperti penerjemah bahasa inggris ke dalam bahasa indonesia.. orang yang mendapat karunia menafsirkan bahasa roh, tidaklah selalu mengerti setiap kata yang diucapkan oleh umat yang hadir.. hanya beberapa kata yang memang perlu untuk diberitahukan kepada semua umat saja yang dapat dimengerti agar dapat diberitahukan.. jadi jangan bilang jangan berkata-kata dalam bahasa roh bila tidak ada penerjemah...
Memang ada orangnya ? siapa ? pernyataan di atas itu atas tafsiran siapa ?

masa setiap pertemuan diumumin dulu adakah orang yang ahli dalam menerjmahkan bahasa roh karena penerjemah kita lagi berhalangan hadir. kalau tidak ada pertemuan doa kali ini kita bubarkan... ?????????????

Bukan di bubarkan tapi berdoanya di dalam hati dong.

Tuhan selalu bekerja dengan cara yang tidak dapat dimengerti oleh manusia. ada saat nya seseorang secara tiba-tiba mendapat karunia menafsirkan bahasa roh namun hanya pada saat tertentu itu saja, selanjutnya dia tidak mengerti. jadi jangan pernah takut, jikalau memang ada yang meminta karunia menafsirkan bahasa roh dan Tuhan mengijinkan, pastilah akan didapat.. dan yang berbahasa roh tidak perlu cari-cari dulu orang yang bisa mengerti baru berbahasa roh.. karena itu adalah alat doa kita kepada Tuhan dan jikalau bahasa roh kita mengandung suatu nubuatan, pastilah Tuhan sediakan seseorang yang bisa menafsirkan nya.

Ini seperti angan angan kita semua, Cuma yg namanya angan angan Cuma sampai di angan angan saja, kenyataanya tidak begitu

6. satu hal baru aku pelajari adalah kecenderungan bagi orang yang mendapat karunia nubuatan atau Prophecy adalah orang tersebut mencoba untuk mengintepretasikan apa yang diterima menurut yang ia pikirkan..

Belajar di mana ? bukankah perpecahan perpecahan yg membentuk denominasi denominasi yg banyak itu karena hasil pemikiran seperti di sebut diatas ?

Sekali lagi mohon pencerahan, saya perlu pengetahuan yg banyak, maaf jika ada kata kata yg menyinggung.

MGBU
 
@4ndr1

Maksudnya adalah karunia bahasa Roh adalah pintu masuk ke karunia-karunia Roh yang lain nya – jadi harus berbahasa Roh dulu baru karunia karunia yg lain masuk ???

Kalau boleh tau ini tuh pernyataan siapa ? (kalau penyataan orang Karismatik aku ngga heran), adakah referensi tentang pernyataan ini ??
Ini pernyataan yg sangat PENTING di perhatikan bagi orang orang yg belum bisa berbahasa Roh
Tapi selanjutnya pernyataan anda berkontradiksi “hal ini tidak berarti semua orang harus memiliki nya” – jadi penting atau tidak ?

Maksud dari pernyataan bahwa Karunia berkata-kata dalam Bahasa Roh adalah karunia awal atau pintu masuk kepada karunia-karunia Roh yang lain adalah seperti yang dikatakan Paulus sendiri bahwa orang yang berkata-kata dalam Bahasa Roh membangun diri nya sendiri... jadi mereka yang mendapat karunia berkata-kata dalam Bahasa Roh, mendapat kekuatan rohani bagi kepentingan diri mereka sendiri... dengan membangun diri nya seseorang menjadi semakin siap dan peka kepada karunia-karunia Roh yang diberikan kepadaNya

Penyataan gawat yg lainnya adalah “karunia inilah yang paling banyak diterima oleh umat beriman”, apakah ini di maksud bahwa Umat yg tidak beriman tidak mendapatkan karunia ini ?, atau lebih kejamnya adalah bahwa umat yg tidak beriman tidak bisa bahasa Roh ?

Kalau boleh mohon penjelasannya, karena saya bermaksud secepatnya memohon karunia Bahasa Roh kalau memang itu sungguh sungguh maksudnya, kalimat di atas itu sungguh sungguh kalimat yg memprovokasi saya.

Seperti yang dikatakan karunia berkata-kata dalam Bahasa Roh paling banyak diterima oleh umat beriman.. hal ini mengimplikasikan bahwa umat yang beriman lain nya mendapat karunia yang lain nya...

mengenai umat yang tidak beriman, saya tidak tahu apakah mereka bisa mendapat karunia Roh Kudus karena secara logika, mereka tidak punya iman sehingga bagaimana karunia Roh Kudus bisa datang kepada mereka???

Bisakah seorang yang tidak beriman kepada Yesus berdoa kepada Yesus??? Seseorang berdoa kepada Yesus tentu saja karena ia percaya atau punya Iman kepada Yesus... kalau tidak apakah itu namanya???

Dari mana kita tau kalau dua duanya toh tidak bisa kita mengerti ?

Yg jadi masalah itu bagaimana membedakannya kalau dua duanya kita tidak mengerti karena tidak ada penterjemah ???

mungkin begini...

maksud dari Bahasa Roh yang tidak harus diterjemahkan adalah ketika kita sedang masuk dalam penyembahan dan pujian... pada saat itu, hati kita hanya akan memuji Tuhan... tentu nya setiap kata yang keluar tidak perlu diterjemahkan.. karena ini adalah ucapan pribadi kita kepada Tuhan...

lain lagi dengan seseorang yang mendapat suatu nubuatan... dalam Bahasa Roh ini, ada suatu pesan khusus kepada jemaat... tentu nya pada saat itu, Tuhan telah menyediakan seseorang yang bisa mengerti apa maksud pesan yang ingin disampikan sehingga pesan itu bisa diketahui semua umat yang hadir...

Coba perhatikan kata-kata Paulus dalam konteks yang dibicarakan tersebut.. Paulus tidak pernah melarang penggunaan Bahasa Roh, yang ada hanya apabila dalam suatu pertemuan, biarlah orang-orang meminta karunia menerjemahkan Bahasa Roh kepada Tuhan.. karena seseorang yang berkata-kata dalam Bahasa Roh hanya akan membangun dirinya sendiri tetapi mereka yang diberikan Karunia menerjemahkan Bahasa Roh membangun umat secara keseluruhan.. bukan berarti Paulus mengatakan setiap kata harus diartikan seperti mentranslate bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia...

Yg pertama itu ada di Alkitab.

Yg kedua Doa Bapak Suci – Come Holy Spirit itu mana lebih dulu dengan pernyataan yg ke tiga itu (……diadakan di US dimana ketika pada malam terakhir, beberapa siswa menumpangkan tangan dan mulai berdoa….)


Loh bukannya memang berasal dari Gereja Pantekosta ? bukankah para mahasiswa itu baru bisa berbahasa roh karena di tumpang tangan oleh pendeta (William Lewis (Episkopal), Betti Schomaker (Episkopal), Florence Dodge (Presbiterian)).
Mohon pencerahan lebih lanjut ya…………

Doa Bapa Suci diucapkan ketika hari terakhir penutupan Konsili Vatikan ke dua..

seperti yang saya katakan... terdapat beberapa versi lahir nya gerakan karismatik Katolik... salah satu nya memang seperti yang ditulis di atas... cerita tersebut dikenal dengan duquesne weekend (retret duquesne). retret ini adalah retret katolik dan berisi dengan segala kegiatan katolik (pengakuan dosa, meditasi maria, adorasi di hadapan sakramen maha kudus, dll)..

untuk cerita nya dapat dibaca disini
http://www.ccr.org.uk/duquesne.htm

Yg menjadi pertanyaan saya adalah siapa yg berwenang memberikan Baptisan Roh atau Pencurahan Roh Kudus ? Romo kah ? Uskup kah ? atau siapa ?

Yg menjadi pertanyaan saya itu yg membongkar kerangken itu adalah saat pencurahan Roh Kudus atau saat kita melakukan Sakramen Pengakuan Dosa ?

Oh jadi Sakramen Pengakuan Dosa bukan Pencurahan Roh Kudus ? atau didalam Sakramen Pengakuan Dosa sudah tercurah Roh Kudus, bergitu rupanya ya (smile)

Nah…

Seperti yang kita ketahui bersama, GK mengenal adanya 7 sakramen dalam Gereja.. Sakramen Baptis sebagai sakramen awal sudah menjadi tanda pencurahan Roh Kudus... Seseorang dalam GK dibaptis dengan nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.. jadi ketika seseorang dibaptis, dia sudah menerima Roh Kudus dalam dirinya..

hal ini kemudian ditekankan lagi dalam sakramen Krisma dimana Uskup akan berkata terimalah karunia Roh Kudus... jadi Roh Kudus sudah kita terima pada waktu pembaptisan...

kalau ditanya siapa yang dapat memberikan baptisan Roh Kudus jawaban nya adalah Roh Kudus itu sendiri.. Sakramen baptis tentu saja diberikan oleh seorang imam namun dapat juga diberikan oleh seorang awam.. saya bisa membaptis dan anda juga dapat membaptis seseorang tentu nya dengan ijin serta keinginan oleh orang yang dibaptis...

Sakramen tobat tidak berhubungan dengan pencurahan Roh Kudus, Sakramen tobat bertujuan untuk menyucikan diri kita sehingga Roh Kudus dapat bekerja di dalam kita secara penuh... Roh Kudus tidak dapat bekerja dalam diri seseorang yang mempunyai dosa berat (bukan berarti Roh Kudus nya hilang)

Jadi setiap orang (yg percaya dan siap) boleh melakukan penumpangan tangan ? bukankah hanya orang orang yg tertahbis saja yg boleh melakukan penumpangan tangan ?
Mencari orang yg percaya mungkin mudah, untuk mengetahui orang siap atau tidak siap dari mana ? apakah ada tolok ukur dari kesiapan seseorang ?

Sepertinya nih, mudah mudahan saya tidak keliru, hal ini seperti pelecehan terhadap para Romo atau Uskup sekalipun, atau seperti para Gembala dan domba domba (umat), Gembala bisa menjadi domba dan domba bisa menjadi Gembala ?

Penumpangan tangan yang dilakukan oleh mereka yang tertahbis dengan penumpangan tangan yang dilakukan oleh kaum awam bertujuan yang sangat berbeda..

Seorang tertahbis yang menumpangan tangan pada orang lain adalah bertujuan untuk menguduskan (Imam yang memberkati air suci, Uskup yang memberkati calon krisma, dll). sedangkan penumpangan tangan yang dilakukan oleh seorang awam adalah bersifat mendoakan..

Jikalau seseorang awam menumpangkan tangan kepada orang lain dan berkata: "aku memberkati engkau dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus",
maka orang ini sudah melakukan suatu kesalahan... karena yang seharus nya dia berkata: " Tuhan Yesus, berkati si A dalam perjalanan pulang"

Memang pernah ada intepretasi yg lain ? bukannya penterjemah saja ngga pernah ada (minimal di Indonesia/Jakarta).

oh ya?? mungkin pertemuan doa yang anda hadiri harus lebih mendengarkan nasihat Paulus agar berdoa dan meminta karunia menerjemahkan Bahasa Roh.. tentu nya tanpa memaksa....

yang pasti nya di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Semarang, Jogja, bahkan Papua *tentunya tempat-tempat yang sudah saya kunjungi) ada orang-orang yang memunyai karunia menerjemahkan Bahasa Roh...

aku tidak tahu seberapa aktif keterlibatan anda dalam PKK..

Dari tulisan anda di atas sepertinya Roh Kudus akan membiarkan orang orang tetap bercerai berai, atau Roh Kudus bukanlah Roh Pemersatu yg pantekosta tetap pantekosta, yg babtis tetap baptis, yg GKI tetap GKI …. begitu ? apakah itu juga menjadi pandangan dari Gereja Katolik ?

saya mengatakan bahwa saya (pribadi) tidak pernah mengetahui ada intepretasi bahasa Roh yang mengatakan bahwa seseorang harus bertobat dengan cara pindah agama.. kalaupun emang ada, saya tak berkomentar.. seperti yang saya katakan, tujuan dari penafsiran Bahasa Roh adalah untuk membangun jemaat itu sendiri bukan membongkar kesalahan orang lain yang tidak ada sangkut paut ditempat itu...

Mengusahakan persatuan Gereja Kudus bukan dengan menunjuk orang berdosa ditengah jalan lalu menyuruh dia pindah agama.. Gereja sendiri tidak pernah mengatakan saudara kita yang Kristen sebagai orang yang berdosa.. Gereja mengambarkan mereka sebagai orang-orang yang kehilangan rahmat pengudusan dalam Gereja dan tidak memiliki persatuan yang penuh (ada persatuan tapi tidak penuh) dengan Gereja.

Weleh weleh, ngomong sudah berbusa busa koq baru ketauan bahwa kita bukan ngomongin bahasanya Roh Kudus toh ????? Roh yg mana lagi ?

disini saya mencoba membedakan pribadi Roh Kudus dengan Karunia yang berasal dari Roh Kudus.. karena beberapa kali saya membaca ada pernyataan yang mencampur-adukan Roh Kudus sebagai pribadi dengan karunia berkata-kata dalam bahasa Roh sebagai salah satu karunia..

mungkin sekalian perlu dilihat perbedaan Karunia Roh Kudus

1. Tujuh karunia Roh Kudus (Yesaya 11:2), yaitu hikmat, pengertian, nasehat, keperkasaan, pengenalan akan Allah, kesalehan, takut akan Allah (bdk. Katekismus 1831).

2. Dua belas buah Roh Kudus (Gal 5:22), yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, kerendahan hati, kesederhanaan dan kemurniaan (bdk. Katekismus 1832).

3. Karya karismatik Roh Kudus yang dibagi menjadi karya karismatik biasa (ordinary) dan karya karismatik luar biasa (extraordinary). Karya yang biasa adalah karisma untuk mengajar, bernyanyi dan lain-lain. Sementara karya yang luar biasa bersifat mukjijat-mukjijat seperti bahasa roh, penyembuhan dan lain-lain (bdk. Katekismus 2003).

Belajar di mana ? bukankah perpecahan perpecahan yg membentuk denominasi denominasi yg banyak itu karena hasil pemikiran seperti di sebut diatas ?

Sekali lagi mohon pencerahan, saya perlu pengetahuan yg banyak, maaf jika ada kata kata yg menyinggung.

MGBU


Belajar dari pengalaman... bukankah yang saya katakan seperti itu... Bahwa seseorang yang mendapat prophecy cenderung untuk menafsirkan menurut apa yang dia pikirkan... inilah yang salah... sebaiknya apabila seseorang mendapat phrophecy, dia harus mnyempaikan apa yang dia terima, tanpa analisa dan tanpa diolah...

nonamanis berkata:
HA??..apakah karunia-karunia Roh Kudus yang ada di dalam Gereja, sebelum ada Gerakan Karismatik = TIDAK AKTIF???, atau, apakah karunia-karunia Roh Kudus yang ada di dalam Gereja bisa kadang2 aktif kadang engga aktif??

bisa dibaca 3 jenis Karunia Roh Kudus bagi manusia... maksud saya adalah yang bagian ketiga... Karunia-karunia ini bukan nya hilang namun terpendam cukup lama di dalam Gereja...

Gerakan Karismatik Katolik juga berhasil membawa kembali Kekayaan-kekayaan doa Gereja Katolik (Doa Lectio Devina, Doa breville *hope i spell it right*, Adorasi di hadapan Sakramen yang Maha Kudus, dll)

kalau memang ngga sembarangan orang bisa or harus yang punya karunia doang yang bisa, berarti kan orang yang bisa ber-bahasa roh ngga boleh mengucapkan itu di dalam pertemuan jemaat kan?setuju nggak?

jadi:

Bahasa Roh ..yang terjemahkan = orang dengan karunia menerjemahkan
-------------yang membedakan apa sesat or tidak = orang dengan karunia membedakan
Karunia Membeda-bedakan Roh atau yang sering disebut Karunia Dicerment adalah Karunia yang berikan oleh Roh Kudus bagi manusia untuk dapat membedakan yang baik dan yang benar... Orang yang menerima karunia ini menjadi sangat peka terhadap bisikan Roh Kudus..

orang yang bisa bahasa roh = ngga ngerti apa yang dia ucapkan ketika berbahasa roh, memuji atau menghujat Tuhan

orang yang ada dalam pertemuan yang ada bahasa roh = ngga ngerti apa yang orang berbahasa roh katakan

Sekali lagi, Karunia Berkata-kata dalam Bahasa Roh adalah karunia Doa... karena ini adalah karunia Doa dimana Roh kita yang berbicara langsung kepada Tuhan, bagaimana anda bisa mengatakan bahwa Roh kita akan menghujat Tuhan??? Roh kita akan berkata apa yang berada di dalam hati kita.. kalau memang saat itu hati kita ingin memuji Tuhan tapi tidak tahu caranya, tentu nya dengan berkata-kata dalam Bahasa Roh, Roh kita menaikan pujian kepada Tuhan.. bukan nya menghujat karena hati kita tidak meghujat Tuhan....

Nah kata St. Paulus kalau ada orang yang bisa bahasa roh dalam pertemuan jemaat, ngomongnya harus gantian dan harus ada yang terjemahin..so kalau dak ada yang terjemahin berarti kan harus dalam hati saja..

berarti kita sepakat dongk, kalau dalam pertemuan PD or misa karismatik dak boleh bahasa roh kalau dak ada yang terjemahin?

Sekali lagi, tolong dibedakan tentang Bahasa Roh yang perlu diterjemahkan dan yang tidak perlu diterjemahkan...

Coba kita gunakan analogi ini... Seandainya kita ke pedalaman afrika dan mengikuti suatu misa di sana.. kita tidak mengerti bahasa yang digunakan... apakah kita harus menyuruh mereka berdoa di dalam hati karena kita tidak mengerti apa yang mereka katakan???


Sekedar tambahan.. bagi mereka yang belum mendapat karunia berkata-kata dalam Bahasa Roh, jangan berkecil hati.. Tuhan mungkin tidak memberi karunia tersebut bagi kita tapi percaya Tuhan memberi kita karunia lain yang sesuai bagi kita dan mungkin lebih berharga bagi diri kita...



Salam Damai
 
Kutipan dari buku Romo Deshi, Mungkinkah Karismatik Sungguh Katolik? :

Bab 6: Karisma-karisma

Penggunaan Karisma

...

Paulus sendiri mengaku bahwa ia menerima karunia bahasa Roh. Ia berdoa dengan bahasa Roh (ayat 14). Ia juga berkata-kata dengan bahasa Roh (ayat 18). Di sinilah peringatan Paulus menjadi penting. Karena fokus perhatian adalah kesatuan tubuh jemaat yang nyata, dalam sebuah pertemuan jemaat pentinglah agar orang membatasi diri dalam penggunaan bahasa Roh. Baik ketika orang "berdoa dengan bahasa Roh," maupun ketika ia "berkata-kata dengan bahasa Roh," orang tersebut tidak akan membangun jemaat bila bahasa Roh itu tidak bisa ditafsirkan. Karena itulah Paulus mendorong orang yang berkata-kata dengan bahasa Roh juga berdoa agar diberi karunia untuk menafsirkan bahasa Roh itu. Bahkan bila sudah ada orang yang memiliki karunia untuk menafsirkan bahasa Roh pun dalam sebuah pertemuan jemaat paling banyak hanya tiga orang diberi kesempatan untuk berkata-kata dalam bahasa Roh (1 Kor 14:27). Jika tidak ada yang menafsirkannya, lebih baik orang itu diam (1 Kor 14:28).

Romo Deshi menyatakan bahwa baik "berdoa dengan bahasa Roh," maupun ketika "berkata-kata dengan bahasa Roh," memerlukan penafsiran

Pertanyaan untuk 4ndr1 : Lalu bagaimana bisa menentukan apakah bahasa roh yang dilakukan orang tersebut adalah nubuat (yang memerlukan penafsiran) atau yang merupakan karunia doa (yang tidak memerlukan penafiran)?
 
;;);;)

Sekedar tambahan.. bagi mereka yang belum mendapat karunia berkata-kata dalam Bahasa Roh, jangan berkecil hati.. Tuhan mungkin tidak memberi karunia tersebut bagi kita tapi percaya Tuhan memberi kita karunia lain yang sesuai bagi kita dan mungkin lebih berharga bagi diri kita...

Betul, jadi kalau di katakan bahwa karunia bahasa Roh itu adalah awal/pintu dari karunia yg lain lainnya itu adalah tidak benar, soalnya bisa saja menerima karunia lain tanpa perlu mendapat karunia bahasa Roh terlebih dahulu.

Sepertinya persoalannya itu itu saja ;;)
 
;;);;)


Betul, jadi kalau di katakan bahwa karunia bahasa Roh itu adalah awal/pintu dari karunia yg lain lainnya itu adalah tidak benar, soalnya bisa saja menerima karunia lain tanpa perlu mendapat karunia bahasa Roh terlebih dahulu.

Sepertinya persoalannya itu itu saja ;;)

Pengertian pintu masuk kepada karunia-karunia yang lain disini berarti bahwa karunia ini menjadi karunia pertama yang bertujuan membangun pribadi itu sendiri....

tolong bedakan pengertian pertama dan utama... kadang pengertian pertama diartikan juga sebagai yang pertama... sebagai contoh kata bangga tidak boleh selalu diartikan sebagai sombong.... seseorang yang berhasil dengan usaha nya harus bangga akan apa yang dicapai... dan seseorang yang bangga tidak pasti menjadi sombong... ini dua hal yang berbeda....

sama saja dengan kata pertama tidak bisa dikatakan sebagai yang utama... Karunia berkata-kata dalam bahasa roh dikatakan karunia pertama karena karunia ini membangun pribadi orang itu sendiri....

chatolic berkata:
Pertanyaan untuk 4ndr1 : Lalu bagaimana bisa menentukan apakah bahasa roh yang dilakukan orang tersebut adalah nubuat (yang memerlukan penafsiran) atau yang merupakan karunia doa (yang tidak memerlukan penafiran)?

kita mengetahui bahwa ada suatu nubuat yang terdapat dalam bahasa roh adalah ketika salah seorang mendapat nubuat untuk mengartikan bahasa tersebut.. kalau tidak ada yang merasa ada dorongan untuk mengartikan bahasa roh tersebut, berarti itu hanya sebatas pada pujian...

bukankah dikatakan bahwa tujuan dari mengartikan bahasa roh tersebut itu adalah untuk membangun jemaat... Paulus tidak pernah melarang penggunaan bahasa roh tetapi bukankah bahasa roh yang diterjemahkan lebih membangun jemaat itu sendiri??? tapi tentu saja orang yang hanya bisa berkata-kata dalam bahasa roh tetap membangun diri nya sendiri (tidak membangun jemaat)

beberapa contoh yang pernah saya temukan dalam suatu pertemuan doa, ada seseorang yang merasa mengerti apa yang diucapkan oleh orang lain tapi pada pertemuan berikut, dia tidak mengerti apa yang dikatakan, tetapi orang lain mengerti dan menyampaikan nya kepada yang lain...

mungkin contoh kongkrit nya ketika dalam pertemuan doa, umat yang hadir berkata-kata dalam bahasa roh, dan ada yang berkata:
- Tuhan hadir di tengah kita,
- Ini Aku jangan takut,
- Engkau berharga dimataKu,
- Datanglah anakKu ke air yang hidup,
- Lihatlah Aku berdiri dan mengetuk, dll

masa sih ga ada yang pernah mendapat karunia ini di indonesia???

Salam Damai,
 
@andri

Originally Posted by manukdadali View Post

Betul, jadi kalau di katakan bahwa karunia bahasa Roh itu adalah awal/pintu dari karunia yg lain lainnya itu adalah tidak benar, soalnya bisa saja menerima karunia lain tanpa perlu mendapat karunia bahasa Roh terlebih dahulu.

Sepertinya persoalannya itu itu saja

Jawaban 4ndr1 :

Pengertian pintu masuk kepada karunia-karunia yang lain disini berarti bahwa karunia ini menjadi karunia pertama yang bertujuan membangun pribadi itu sendiri....

tolong bedakan pengertian pertama dan utama... kadang pengertian pertama diartikan juga sebagai yang pertama... sebagai contoh kata bangga tidak boleh selalu diartikan sebagai sombong.... seseorang yang berhasil dengan usaha nya harus bangga akan apa yang dicapai... dan seseorang yang bangga tidak pasti menjadi sombong... ini dua hal yang berbeda....

sama saja dengan kata pertama tidak bisa dikatakan sebagai yang utama... Karunia berkata-kata dalam bahasa roh dikatakan karunia pertama karena karunia ini membangun pribadi orang itu sendiri....

Aku koq bingung mengartikan jawaban kamu,......... :-/:-/
Contohnya pun ngga nyambung :(:(

Oooooohhhh............
 
Maaf aku mohon ijin mengomentari jawaban 4ndr1 ke Catholic

4ndr1 apakah anda tidak membaca pernyataan St. Paulus dan terutama yg di bold dan yg di garis bawahi oleh Catholic ?

Koq aku lihat pernyataan anda berbeda dgn pernyataan dari St. Paulus ?, siapa yg salah siapa yg benar ?

:>:>

masa sih ga ada yang pernah mendapat karunia ini di indonesia???

Koq malah anda yg bertanya bukannya anda yg seharusnya memberitahu kami ?
 
manukdadali berkata:
Maaf aku mohon ijin mengomentari jawaban 4ndr1 ke Catholic

No problem.

4ndr1 berkata:
kita mengetahui bahwa ada suatu nubuat yang terdapat dalam bahasa roh adalah ketika salah seorang mendapat nubuat untuk mengartikan bahasa tersebut.. kalau tidak ada yang merasa ada dorongan untuk mengartikan bahasa roh tersebut, berarti itu hanya sebatas pada pujian...

bukankah dikatakan bahwa tujuan dari mengartikan bahasa roh tersebut itu adalah untuk membangun jemaat... Paulus tidak pernah melarang penggunaan bahasa roh tetapi bukankah bahasa roh yang diterjemahkan lebih membangun jemaat itu sendiri??? tapi tentu saja orang yang hanya bisa berkata-kata dalam bahasa roh tetap membangun diri nya sendiri (tidak membangun jemaat)

Kamu berargumen bahwa bahasa Roh yang nubuat dan bukan nubuat bisa diketahui dengan otomatis (i.e. bila ada yang diberi karunia penafsiran, maka bahasa roh tersebut adalah versi nubuat yang memang membutuhkan, penafsiran", bila tidak ada penafsiran, maka itu hanya sebatas pada pujian)

Ada kesalahan dalam argumen ini.

1Kor 14:13 : Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.

Ayat diatas menunjukkan bahwa karunia bahasa Roh yang merupakan nubuat sekalipuntidak selalu diberikan dengan penafsirannya Orang harus berdoa supaya diberikan karunia penafsiran. Jika orang tersebut tidak berdoa, maka bisa jadi karunia untuk menafsirkan tidak diberikan (perhatikan penekanan St. Paulus pada kata "harus")
 
@andri





Aku koq bingung mengartikan jawaban kamu,......... :-/:-/
Contohnya pun ngga nyambung :(:(

Oooooohhhh............

yahh... singkatnya sih... karunia berkata-kata dalam bahasa Roh adalah karunia yang pertama tapi bukan berarti harus menjadi yang utama.. jadi tidak semua orang harus mendapatnya...


Maaf aku mohon ijin mengomentari jawaban 4ndr1 ke Catholic

4ndr1 apakah anda tidak membaca pernyataan St. Paulus dan terutama yg di bold dan yg di garis bawahi oleh Catholic ?

Koq aku lihat pernyataan anda berbeda dgn pernyataan dari St. Paulus ?, siapa yg salah siapa yg benar ?



Quote:
masa sih ga ada yang pernah mendapat karunia ini di indonesia???
Koq malah anda yg bertanya bukannya anda yg seharusnya memberitahu kami ?

Kamu berargumen bahwa bahasa Roh yang nubuat dan bukan nubuat bisa diketahui dengan otomatis (i.e. bila ada yang diberi karunia penafsiran, maka bahasa roh tersebut adalah versi nubuat yang memang membutuhkan, penafsiran", bila tidak ada penafsiran, maka itu hanya sebatas pada pujian)

Ada kesalahan dalam argumen ini.

1Kor 14:13 : Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.

Ayat diatas menunjukkan bahwa karunia bahasa Roh yang merupakan nubuat sekalipuntidak selalu diberikan dengan penafsirannya Orang harus berdoa supaya diberikan karunia penafsiran. Jika orang tersebut tidak berdoa, maka bisa jadi karunia untuk menafsirkan tidak diberikan (perhatikan penekanan St. Paulus pada kata "harus")

wahhh.... kalo ditanya mengenai permainan bahasa gini saya ngaku kalah dehh......

karena memang saya tidak mengerti bahasa yunani, aram, atau ibrani.... maka yang paling dekat saya tahu sih cuman inggris nya saja.... dari King James Version (KJV) versi kristen dan New American Bible (NAB) versi katolik... tidak ada kata yang mengharuskan... kata yang terdapat di kedua translasi inggris tersebut adalah "let" dan "should"... tapi tidak ada kata "have to" atau "must"

dalam alkitab bahasa indonesia terjemahan lama juga dipakai kata "hendaklah" tapi memang di dalam alkitab bahasa indonesia terjemahan baru dipaki kata "harus".. mungkn yang mengerti bahasa asli bisa menjelaskan...

dengan tulisan ini saya tidak bermaksud mengatakan bahwa karunia tafsiran tidak penting... tapi kalo ga dikasih.. masa maksa...????? pasti hendaknya kita selalu berdoa dan meminta.....

khusus buat manukdadali, dapatkah anda jelaskan maksud pernyataan anda yang berbunyi:
Koq malah anda yg bertanya bukannya anda yg seharusnya memberitahu kami ?

saya bertanya karena saya kurang mengerti keadaan di indonesia saat ini...... walaupun masih kontak dengan beberapa persekutuan doa dan paroki-paroki serta beberapa komunitas dan kelompok di indonesia, tapi saya tidak bisa menyimpulkan sesuatu keadaan tanpa saya tahu sendiri...

oleh karena itu saya bertanya... karena sejauh pengetahuan saya, ada beberapa persekutuan doa yang anggota nya diberi karunia menafsirkan... jikalau maksud anda ingin memojokkan saya, saya mohon maaf kalau saya tidak mempunyai intensi untuk berdebat di sini.. rasanya forum ekaristi.org lebih cocok untuk itu.... saya disini hanya untuk berdiskusi tentang apa yang saya ketahui dan apa yang teman-teman ketahui.....tidak ada maksud untuk menyudutkan atau menyalahkan seseorang...

saya juga melihat satu postingan mu di thread lain nya... apa maksud anda dengan bertanya namun menjawab nya sendiri... apakah anda hanya bertujuan mengetes teman-teman yang ada di forum ini???? kalau ada yang salah lalu lagsung digempur?? tapi kalo benar cuman teriak setuju saja???

Salam damai,
 
@4ndr1

saya bertanya karena saya kurang mengerti keadaan di indonesia saat ini...... walaupun masih kontak dengan beberapa persekutuan doa dan paroki-paroki serta beberapa komunitas dan kelompok di indonesia, tapi saya tidak bisa menyimpulkan sesuatu keadaan tanpa saya tahu sendiri...

Oh maaf saya kira anda ada di Indonesia

oleh karena itu saya bertanya... karena sejauh pengetahuan saya, ada beberapa persekutuan doa yang anggota nya diberi karunia menafsirkan... jikalau maksud anda ingin memojokkan saya, saya mohon maaf kalau saya tidak mempunyai intensi untuk berdebat di sini.. rasanya forum ekaristi.org lebih cocok untuk itu.... saya disini hanya untuk berdiskusi tentang apa yang saya ketahui dan apa yang teman-teman ketahui.....tidak ada maksud untuk menyudutkan atau menyalahkan seseorang...

saya juga melihat satu postingan mu di thread lain nya... apa maksud anda dengan bertanya namun menjawab nya sendiri... apakah anda hanya bertujuan mengetes teman-teman yang ada di forum ini???? kalau ada yang salah lalu lagsung digempur?? tapi kalo benar cuman teriak setuju saja???

Sayapun minta maaf kalau saya di persepsikan seperti itu, dalam tahap belajar saya kadang kadang perlu mengetahui pandangan pandangan orang lain jika mereka mempunyai pandangan yg sama maka pandangan mereka tentu saja akan menambah kekuatan dari apa yg saya ketahui, tapi jika tidak sama maka saya akan mempertanyakannya, maaf bukan menggempur dengan maksud memojokan, sekali lagi maaf silahkan di lanjutkan

Salam damai.
 
4ndr1 berkata:
wahhh.... kalo ditanya mengenai permainan bahasa gini saya ngaku kalah dehh......

karena memang saya tidak mengerti bahasa yunani, aram, atau ibrani.... maka yang paling dekat saya tahu sih cuman inggris nya saja.... dari King James Version (KJV) versi kristen dan New American Bible (NAB) versi katolik... tidak ada kata yang mengharuskan... kata yang terdapat di kedua translasi inggris tersebut adalah "let" dan "should"... tapi tidak ada kata "have to" atau "must"

dalam alkitab bahasa indonesia terjemahan lama juga dipakai kata "hendaklah" tapi memang di dalam alkitab bahasa indonesia terjemahan baru dipaki kata "harus".. mungkn yang mengerti bahasa asli bisa menjelaskan...

dengan tulisan ini saya tidak bermaksud mengatakan bahwa karunia tafsiran tidak penting... tapi kalo ga dikasih.. masa maksa...????? pasti hendaknya kita selalu berdoa dan meminta.....

Kata "should" bisa diterjemahkan menjadi "harus"

Aku tidak pernah bilang kalau kita tidak diberi karunia penafsiran, maka kita harus memaksa. Ingat alur diskusinya.

4ndr1 :

kita mengetahui bahwa ada suatu nubuat yang terdapat dalam bahasa roh adalah ketika salah seorang mendapat nubuat untuk mengartikan bahasa tersebut.. kalau tidak ada yang merasa ada dorongan untuk mengartikan bahasa roh tersebut, berarti itu hanya sebatas pada pujian...


Yang aku tangkap dari tulisanmu itu adalah bahwa bahasa Roh yang mengandung suatu nubuat dapat diketahui jika ada yang mendapat karunia penafsiran. Lalu karunia penafsiran langsung diberikan ketika ada orang yang berbahasa Roh yang mengandung nubuat.

Kemudian ini tanggapanku :
Catholic :

1Kor 14:13 : Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya.

Ayat diatas menunjukkan bahwa karunia bahasa Roh yang merupakan nubuat sekalipuntidak selalu diberikan dengan penafsirannya Orang harus berdoa supaya diberikan karunia penafsiran. Jika orang tersebut tidak berdoa, maka bisa jadi karunia untuk menafsirkan tidak diberikan (perhatikan penekanan St. Paulus pada kata "harus")

Silakan ditanggapi.
 
bahasa roh cuma sebagai alat bantu, karena kita sebenarnya ga bisa berdoa.
klo kita doa pake kata2 kita pasti muter2, terlalu banyak kata yang diulang2.
so RK bantu kita ngungkapin doa2 yg ga terucapkan yg ada di hati yang paling dalem. dan yg pasti RK bisa kita kontrol.
 
Hi equiti,

bahasa roh cuma sebagai alat bantu, karena kita sebenarnya ga bisa berdoa.
klo kita doa pake kata2 kita pasti muter2, terlalu banyak kata yang diulang2.
so RK bantu kita ngungkapin doa2 yg ga terucapkan yg ada di hati yang paling dalem. dan yg pasti RK bisa kita kontrol.

:) Kalau boleh tau pendapat yg di atas itu didapat dari mana ?

Untuk kalimat yg di bold itu apakah RK = Roh Kudus ? Roh Kudus yg salah satu dari Trinitas itu ?, yg berarti juga Roh Kudus = Allah ?

Mohon penjelasan.

Thanks
 
IMHO
setelah melihat dan membaca berbagai perdebatan ttg karismatik dan bahasa roh
saya semakin ragu bahwa karismatik yg mempergunakan bahasa roh, dsb akan dapat membangun iman katolik secara benar.
saya percaya akan bahsa roh....
tetapi apakah seperti yang terjadi di (banyak) umat karismatik seperti sekarang?
rasanya tidak seperti itu.
selain hal2 yg justru berpotensi menyesatkan
buah dari karismatik di beberapa daerah seperti yg saya lihat, justru tidak membawa kebaikan dan membangun iman Gereja.
Apakah hal itu membangun iman pribadi? mungkin ya.... tetapi bisa membangun ke arah yg tidak benar!

Dan.... saya cukup prihatin karena itu!

Salam
jebling
 
sorry... mayan sibuk belakangan jadi dah jarang online...

yahhh.. menanggapi pendapat catholic, pada dasar nya sudah terdapat semacam kesatuan ide dengan cara penyampaian yang berbeda.

Rasul Paulus memang mengatakan agar kita juga meminta karunia menafsirkan bahasa roh tersebut. memang itu benar dan apa yang tertulis tentu nya benar. jadi mintalah karunia penafsiran. tetapi kalau memang tidak diberikan tentu saja kita lalu menjadi sedih, marah, atau sampai memaksa atau bahkan menyalahkan Tuhan.

dalam hal karunia Roh Kudus, tidak ada satu yang lebih hebat dari pada yang lain nya. semua karunia diberikan sesuai dengan kemampuan dan keperluan umat.

contoh nya, Tuhan tidak akan memberi karunia mengadakan mujizat kalau Tuhan tahu orang itu masih tinggi hati.. dan mungkin Tuhan tidak akan memberi karunia menyembuhkan kalau tidak ada orang yang sakit yang perlu disembuhkan.. ingat tidak semua penyakit harus disembuhkan, Tuhan bekerja melalui berbagai cara kadang orang yang penyakit nya tidak sembuh juga dipakaii Tuhan *di dalam kelemahan kita kuasa Tuhan menjadi nyata (2 kor 12:9)*

harap diperhatikan juga perbedaan diberi karunia menyembuhkan dengan kuasa berdoa untuk orang yang sakit. setiap orang percaya diberi kuasa untuk mendoakan orang sakit tapi hanya orang tertentu yang diberi karunia penyembuhan.

berbicara sekitar korintus kita juga perlu membaca ayat-ayat sebelumnya. Rasul Paulus juga berkata tentang rupa-rupa karunia tetapi satu tubuh bahwa tidak mungkin setiap orang diberi karunia yang sama. kalau memang dalam satu kelompok Tuhan hanya memberi karunia berkata-kata dalam Bahasa Roh, apakah kita menolak lalu meminta harus dapat karunia menafsirkan? *bagai mana kalo semua tubuh isi nya mata?? bahkan anggota tubuh yang paling lemah bisa menjadi yang paling berguna.. tidak mungkin semua orang menjadi pengajar, siapa kah yang mendengar?? (1 kor 12:28-30)*

mengenai mengapa diberikan karunia bahasa roh dapat dibaca di roma 8:26-27. dan bagi yang takut untuk berdoa dalam Bahasa Roh, mungkin seperti kata beberapa teman kalau bagaimana nanti kata-kata yang tidak kita mengerti itu menghujat Tuhan bisa membaca 1 kor 12:3.

mengenai penyimpangan2 dalam gerakan karismatik katolik mungkin bisa dibuat thread tersendiri.. karena itu bukan urusan Roh Kudus tapi kemanusiaan.. maka dari itu, ada yang namanya CCR buat international atau BPN-PKK buat Indonesia dana BPK-PKK buat tiap keuskupan..

salam damai,
 
tmn2x.. kek na gw lom bisa bahasa roh nih..:((:((:((:((:((
gmn sih cara bljar na/?/?/?/?

sbnrnya gw bkn kristiani,cm kadang sk ikutin perkembangan treat religi pd masing2 agama doang.gpp kn ikut nimbrung disini :D

kl dalam agama budha.. hanya orang2 yang berjodoh/memiliki karunia saja untuk menerima bahasa roh ini. Kondisinya bagi setiap orang beda2.. ada yang melalui mimpi atau jg penurunan dari garis silsilah, dsb. Atau banyak jg dr yg tersebar diwihara budhis melalui teks2. Tp umumnya bahasa roh dari karunia ilahi memiliki nilai yg berlipat ganda.

Saya tidak tahu bgmn didalam agama kristen, tp barangkali disini ada kesamaan.
Jalankan kebaikan, hindari semua keburukan. Sekecil apapun, baik melalui tubuh-ucapan-pikiran semua tidak boleh ada yang bocor..
Bila dilakukan secara simultan, maka terkadang keajaiban yang tak terduga2 selalu menghampiri kita.termasuk yang diluar perkiraan/perencanaan anda.

salam untuk semua disini
 
Saya tidak tahu bgmn didalam agama kristen, tp barangkali disini ada kesamaan.
Jalankan kebaikan, hindari semua keburukan. Sekecil apapun, baik melalui tubuh-ucapan-pikiran semua tidak boleh ada yang bocor..
Bila dilakukan secara simultan, maka terkadang keajaiban yang tak terduga2 selalu menghampiri kita.termasuk yang diluar perkiraan/perencanaan anda.

salam untuk semua disini

Setuju, kami juga percaya bahwa bukan hanya perbuatan baik saja tapi juga harus di sertai dengan iman yg benar, juga bukan hanya iman yg benar saja tapi harus disertai juga dengan perbuatan yg baik, jadi kedua duanya harus di jalankan bersama sama dan tidak bisa di pisah pisahkan.

Salam juga untuk Imhereyahum dan semua yg di sana :)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.