@4ndr1
Maksudnya adalah karunia bahasa Roh adalah pintu masuk ke karunia-karunia Roh yang lain nya – jadi harus berbahasa Roh dulu baru karunia karunia yg lain masuk ???
Kalau boleh tau ini tuh pernyataan siapa ? (kalau penyataan orang Karismatik aku ngga heran), adakah referensi tentang pernyataan ini ??
Ini pernyataan yg sangat PENTING di perhatikan bagi orang orang yg belum bisa berbahasa Roh
Tapi selanjutnya pernyataan anda berkontradiksi “hal ini tidak berarti semua orang harus memiliki nya” – jadi penting atau tidak ?
Maksud dari pernyataan bahwa Karunia berkata-kata dalam Bahasa Roh adalah karunia awal atau pintu masuk kepada karunia-karunia Roh yang lain adalah seperti yang dikatakan Paulus sendiri bahwa orang yang berkata-kata dalam Bahasa Roh membangun diri nya sendiri... jadi mereka yang mendapat karunia berkata-kata dalam Bahasa Roh, mendapat kekuatan rohani bagi kepentingan diri mereka sendiri... dengan membangun diri nya seseorang menjadi semakin siap dan peka kepada karunia-karunia Roh yang diberikan kepadaNya
Penyataan gawat yg lainnya adalah “karunia inilah yang paling banyak diterima oleh umat beriman”, apakah ini di maksud bahwa Umat yg tidak beriman tidak mendapatkan karunia ini ?, atau lebih kejamnya adalah bahwa umat yg tidak beriman tidak bisa bahasa Roh ?
Kalau boleh mohon penjelasannya, karena saya bermaksud secepatnya memohon karunia Bahasa Roh kalau memang itu sungguh sungguh maksudnya, kalimat di atas itu sungguh sungguh kalimat yg memprovokasi saya.
Seperti yang dikatakan karunia berkata-kata dalam Bahasa Roh paling banyak diterima oleh umat beriman.. hal ini mengimplikasikan bahwa umat yang beriman lain nya mendapat karunia yang lain nya...
mengenai umat yang tidak beriman, saya tidak tahu apakah mereka bisa mendapat karunia Roh Kudus karena secara logika, mereka tidak punya iman sehingga bagaimana karunia Roh Kudus bisa datang kepada mereka???
Bisakah seorang yang tidak beriman kepada Yesus berdoa kepada Yesus??? Seseorang berdoa kepada Yesus tentu saja karena ia percaya atau punya Iman kepada Yesus... kalau tidak apakah itu namanya???
Dari mana kita tau kalau dua duanya toh tidak bisa kita mengerti ?
Yg jadi masalah itu bagaimana membedakannya kalau dua duanya kita tidak mengerti karena tidak ada penterjemah ???
mungkin begini...
maksud dari Bahasa Roh yang tidak harus diterjemahkan adalah ketika kita sedang masuk dalam penyembahan dan pujian... pada saat itu, hati kita hanya akan memuji Tuhan... tentu nya setiap kata yang keluar tidak perlu diterjemahkan.. karena ini adalah ucapan pribadi kita kepada Tuhan...
lain lagi dengan seseorang yang mendapat suatu nubuatan... dalam Bahasa Roh ini, ada suatu pesan khusus kepada jemaat... tentu nya pada saat itu, Tuhan telah menyediakan seseorang yang bisa mengerti apa maksud pesan yang ingin disampikan sehingga pesan itu bisa diketahui semua umat yang hadir...
Coba perhatikan kata-kata Paulus dalam konteks yang dibicarakan tersebut.. Paulus tidak pernah melarang penggunaan Bahasa Roh, yang ada hanya apabila dalam suatu pertemuan, biarlah orang-orang meminta karunia menerjemahkan Bahasa Roh kepada Tuhan.. karena seseorang yang berkata-kata dalam Bahasa Roh hanya akan membangun dirinya sendiri tetapi mereka yang diberikan Karunia menerjemahkan Bahasa Roh membangun umat secara keseluruhan.. bukan berarti Paulus mengatakan setiap kata harus diartikan seperti mentranslate bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia...
Yg pertama itu ada di Alkitab.
Yg kedua Doa Bapak Suci – Come Holy Spirit itu mana lebih dulu dengan pernyataan yg ke tiga itu (……diadakan di US dimana ketika pada malam terakhir, beberapa siswa menumpangkan tangan dan mulai berdoa….)
Loh bukannya memang berasal dari Gereja Pantekosta ? bukankah para mahasiswa itu baru bisa berbahasa roh karena di tumpang tangan oleh pendeta (William Lewis (Episkopal), Betti Schomaker (Episkopal), Florence Dodge (Presbiterian)).
Mohon pencerahan lebih lanjut ya…………
Doa Bapa Suci diucapkan ketika hari terakhir penutupan Konsili Vatikan ke dua..
seperti yang saya katakan... terdapat beberapa versi lahir nya gerakan karismatik Katolik... salah satu nya memang seperti yang ditulis di atas... cerita tersebut dikenal dengan duquesne weekend (retret duquesne). retret ini adalah retret katolik dan berisi dengan segala kegiatan katolik (pengakuan dosa, meditasi maria, adorasi di hadapan sakramen maha kudus, dll)..
untuk cerita nya dapat dibaca disini
http://www.ccr.org.uk/duquesne.htm
Yg menjadi pertanyaan saya adalah siapa yg berwenang memberikan Baptisan Roh atau Pencurahan Roh Kudus ? Romo kah ? Uskup kah ? atau siapa ?
Yg menjadi pertanyaan saya itu yg membongkar kerangken itu adalah saat pencurahan Roh Kudus atau saat kita melakukan Sakramen Pengakuan Dosa ?
Oh jadi Sakramen Pengakuan Dosa bukan Pencurahan Roh Kudus ? atau didalam Sakramen Pengakuan Dosa sudah tercurah Roh Kudus, bergitu rupanya ya (smile)
Nah…
Seperti yang kita ketahui bersama, GK mengenal adanya 7 sakramen dalam Gereja.. Sakramen Baptis sebagai sakramen awal sudah menjadi tanda pencurahan Roh Kudus... Seseorang dalam GK dibaptis dengan nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.. jadi ketika seseorang dibaptis, dia sudah menerima Roh Kudus dalam dirinya..
hal ini kemudian ditekankan lagi dalam sakramen Krisma dimana Uskup akan berkata terimalah karunia Roh Kudus... jadi Roh Kudus sudah kita terima pada waktu pembaptisan...
kalau ditanya siapa yang dapat memberikan baptisan Roh Kudus jawaban nya adalah Roh Kudus itu sendiri.. Sakramen baptis tentu saja diberikan oleh seorang imam namun dapat juga diberikan oleh seorang awam.. saya bisa membaptis dan anda juga dapat membaptis seseorang tentu nya dengan ijin serta keinginan oleh orang yang dibaptis...
Sakramen tobat tidak berhubungan dengan pencurahan Roh Kudus, Sakramen tobat bertujuan untuk menyucikan diri kita sehingga Roh Kudus dapat bekerja di dalam kita secara penuh... Roh Kudus tidak dapat bekerja dalam diri seseorang yang mempunyai dosa berat (bukan berarti Roh Kudus nya hilang)
Jadi setiap orang (yg percaya dan siap) boleh melakukan penumpangan tangan ? bukankah hanya orang orang yg tertahbis saja yg boleh melakukan penumpangan tangan ?
Mencari orang yg percaya mungkin mudah, untuk mengetahui orang siap atau tidak siap dari mana ? apakah ada tolok ukur dari kesiapan seseorang ?
Sepertinya nih, mudah mudahan saya tidak keliru, hal ini seperti pelecehan terhadap para Romo atau Uskup sekalipun, atau seperti para Gembala dan domba domba (umat), Gembala bisa menjadi domba dan domba bisa menjadi Gembala ?
Penumpangan tangan yang dilakukan oleh mereka yang tertahbis dengan penumpangan tangan yang dilakukan oleh kaum awam bertujuan yang sangat berbeda..
Seorang tertahbis yang menumpangan tangan pada orang lain adalah bertujuan untuk menguduskan (Imam yang memberkati air suci, Uskup yang memberkati calon krisma, dll). sedangkan penumpangan tangan yang dilakukan oleh seorang awam adalah bersifat mendoakan..
Jikalau seseorang awam menumpangkan tangan kepada orang lain dan berkata: "aku memberkati engkau dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus",
maka orang ini sudah melakukan suatu kesalahan... karena yang seharus nya dia berkata: " Tuhan Yesus, berkati si A dalam perjalanan pulang"
Memang pernah ada intepretasi yg lain ? bukannya penterjemah saja ngga pernah ada (minimal di Indonesia/Jakarta).
oh ya?? mungkin pertemuan doa yang anda hadiri harus lebih mendengarkan nasihat Paulus agar berdoa dan meminta karunia menerjemahkan Bahasa Roh.. tentu nya tanpa memaksa....
yang pasti nya di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Semarang, Jogja, bahkan Papua *tentunya tempat-tempat yang sudah saya kunjungi) ada orang-orang yang memunyai karunia menerjemahkan Bahasa Roh...
aku tidak tahu seberapa aktif keterlibatan anda dalam PKK..
Dari tulisan anda di atas sepertinya Roh Kudus akan membiarkan orang orang tetap bercerai berai, atau Roh Kudus bukanlah Roh Pemersatu yg pantekosta tetap pantekosta, yg babtis tetap baptis, yg GKI tetap GKI …. begitu ? apakah itu juga menjadi pandangan dari Gereja Katolik ?
saya mengatakan bahwa saya (pribadi) tidak pernah mengetahui ada intepretasi bahasa Roh yang mengatakan bahwa seseorang harus bertobat dengan cara pindah agama.. kalaupun emang ada, saya tak berkomentar.. seperti yang saya katakan, tujuan dari penafsiran Bahasa Roh adalah untuk membangun jemaat itu sendiri bukan membongkar kesalahan orang lain yang tidak ada sangkut paut ditempat itu...
Mengusahakan persatuan Gereja Kudus bukan dengan menunjuk orang berdosa ditengah jalan lalu menyuruh dia pindah agama.. Gereja sendiri tidak pernah mengatakan saudara kita yang Kristen sebagai orang yang berdosa.. Gereja mengambarkan mereka sebagai orang-orang yang kehilangan rahmat pengudusan dalam Gereja dan tidak memiliki persatuan yang penuh (ada persatuan tapi tidak penuh) dengan Gereja.
Weleh weleh, ngomong sudah berbusa busa koq baru ketauan bahwa kita bukan ngomongin bahasanya Roh Kudus toh ????? Roh yg mana lagi ?
disini saya mencoba membedakan pribadi Roh Kudus dengan Karunia yang berasal dari Roh Kudus.. karena beberapa kali saya membaca ada pernyataan yang mencampur-adukan Roh Kudus sebagai pribadi dengan karunia berkata-kata dalam bahasa Roh sebagai salah satu karunia..
mungkin sekalian perlu dilihat perbedaan Karunia Roh Kudus
1. Tujuh karunia Roh Kudus (Yesaya 11:2), yaitu hikmat, pengertian, nasehat, keperkasaan, pengenalan akan Allah, kesalehan, takut akan Allah (bdk. Katekismus 1831).
2. Dua belas buah Roh Kudus (Gal 5:22), yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, kerendahan hati, kesederhanaan dan kemurniaan (bdk. Katekismus 1832).
3. Karya karismatik Roh Kudus yang dibagi menjadi karya karismatik biasa (ordinary) dan karya karismatik luar biasa (extraordinary). Karya yang biasa adalah karisma untuk mengajar, bernyanyi dan lain-lain. Sementara karya yang luar biasa bersifat mukjijat-mukjijat seperti bahasa roh, penyembuhan dan lain-lain (bdk. Katekismus 2003).
Belajar di mana ? bukankah perpecahan perpecahan yg membentuk denominasi denominasi yg banyak itu karena hasil pemikiran seperti di sebut diatas ?
Sekali lagi mohon pencerahan, saya perlu pengetahuan yg banyak, maaf jika ada kata kata yg menyinggung.
MGBU
Belajar dari pengalaman... bukankah yang saya katakan seperti itu... Bahwa seseorang yang mendapat prophecy cenderung untuk menafsirkan menurut apa yang dia pikirkan... inilah yang salah... sebaiknya apabila seseorang mendapat phrophecy, dia harus mnyempaikan apa yang dia terima, tanpa analisa dan tanpa diolah...
nonamanis berkata:
HA??..apakah karunia-karunia Roh Kudus yang ada di dalam Gereja, sebelum ada Gerakan Karismatik = TIDAK AKTIF???, atau, apakah karunia-karunia Roh Kudus yang ada di dalam Gereja bisa kadang2 aktif kadang engga aktif??
bisa dibaca 3 jenis Karunia Roh Kudus bagi manusia... maksud saya adalah yang bagian ketiga... Karunia-karunia ini bukan nya hilang namun terpendam cukup lama di dalam Gereja...
Gerakan Karismatik Katolik juga berhasil membawa kembali Kekayaan-kekayaan doa Gereja Katolik (Doa Lectio Devina, Doa breville *hope i spell it right*, Adorasi di hadapan Sakramen yang Maha Kudus, dll)
kalau memang ngga sembarangan orang bisa or harus yang punya karunia doang yang bisa, berarti kan orang yang bisa ber-bahasa roh ngga boleh mengucapkan itu di dalam pertemuan jemaat kan?setuju nggak?
jadi:
Bahasa Roh ..yang terjemahkan = orang dengan karunia menerjemahkan
-------------yang membedakan apa sesat or tidak = orang dengan karunia membedakan
Karunia Membeda-bedakan Roh atau yang sering disebut Karunia Dicerment adalah Karunia yang berikan oleh Roh Kudus bagi manusia untuk dapat membedakan yang baik dan yang benar... Orang yang menerima karunia ini menjadi sangat peka terhadap bisikan Roh Kudus..
orang yang bisa bahasa roh = ngga ngerti apa yang dia ucapkan ketika berbahasa roh, memuji atau menghujat Tuhan
orang yang ada dalam pertemuan yang ada bahasa roh = ngga ngerti apa yang orang berbahasa roh katakan
Sekali lagi, Karunia Berkata-kata dalam Bahasa Roh adalah karunia Doa... karena ini adalah karunia Doa dimana Roh kita yang berbicara langsung kepada Tuhan, bagaimana anda bisa mengatakan bahwa Roh kita akan menghujat Tuhan??? Roh kita akan berkata apa yang berada di dalam hati kita.. kalau memang saat itu hati kita ingin memuji Tuhan tapi tidak tahu caranya, tentu nya dengan berkata-kata dalam Bahasa Roh, Roh kita menaikan pujian kepada Tuhan.. bukan nya menghujat karena hati kita tidak meghujat Tuhan....
Nah kata St. Paulus kalau ada orang yang bisa bahasa roh dalam pertemuan jemaat, ngomongnya harus gantian dan harus ada yang terjemahin..so kalau dak ada yang terjemahin berarti kan harus dalam hati saja..
berarti kita sepakat dongk, kalau dalam pertemuan PD or misa karismatik dak boleh bahasa roh kalau dak ada yang terjemahin?
Sekali lagi, tolong dibedakan tentang Bahasa Roh yang perlu diterjemahkan dan yang tidak perlu diterjemahkan...
Coba kita gunakan analogi ini... Seandainya kita ke pedalaman afrika dan mengikuti suatu misa di sana.. kita tidak mengerti bahasa yang digunakan... apakah kita harus menyuruh mereka berdoa di dalam hati karena kita tidak mengerti apa yang mereka katakan???
Sekedar tambahan.. bagi mereka yang belum mendapat karunia berkata-kata dalam Bahasa Roh, jangan berkecil hati.. Tuhan mungkin tidak memberi karunia tersebut bagi kita tapi percaya Tuhan memberi kita karunia lain yang sesuai bagi kita dan mungkin lebih berharga bagi diri kita...
Salam Damai