• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Apa yang salah dengan makan daging?

12qm7da

IndoForum Newbie B
No. Urut
24616
Sejak
25 Okt 2007
Pesan
192
Nilai reaksi
8
Poin
18
apayangsalahmakandaging.jpg


Berikut saya posting salah satu buku yang membahas tentang bahaya makan daging, saya posting secara bertahap, semoga berguna, dan sory kl repost


50 ALASAN MENGAPA ANDA MESTI MENGURANGI
KONSUMSI DAGING

Judul Asli : WHAT’S WRONG WITH EATING MEAT

Terbitan Indonesia atas seijin: CONSUMER’S ASSOCIATION OF PENANG

Judul Terjemahan: APA YANG SALAH DENGAN MAKAN DAGING?


Oleh: Indonesia Vegetarian Society (IVS) Jakarta



Diketik ulang oleh:
Elvie Adung, Diana Parhusip



Editor:
Jimmy W. Senduk

Renungan sejenak….

Jika anda sudah sakit…… anda akan mengerti…….....bahwa………..

Uang dan harta tidak dapat menggantikan kesehatan…….

Siapkah anda mengorbankan apa saja demi kesehatan anda?...........

Segalanya akan terasa kelam dan buram, segala harapan sirna..…..

Obat sejauh manapun akan dicari walau penuh pengorbanan………

Dengan catatan bahwa itupun jika anda punya dana dan kesempatan

Benarkah kesehatan bagi anda adalah harta yang termahal?

Jika begitu…………….

Mengapa anda tidak mempelajarinya mulai dari sekarang?...

Sebab apa yang anda tanam pasti anda akan tuai nantinya…..

Tanam dimasa muda, petik hasilnya di masa mendatang….

Buku kecil ini kami temukan di toko buku loak-an, dan kami tahu isinya sangat berharga, penuh sukacita ketika kami mempelajarinya, bahkan sampai rela kami ketik ulang…

Bagaimana dengan anda?...............

Harapan kami, anda juga beroleh kesehatan yang baik

Namun, buku ini hanyalah awal dari suatu usaha bukan akhir

Copy dan berilah kepada kerabat, sahabat dan siapa saja yang menghargainya

Kiranya ini bermanfaat bagi kita semua………… Amin.


MENGAPA DAGING SANGAT BERBAHAYA
7 (TUJUH) ALASAN YANG BERPOTENSI
MEMBAHAYAKAN JIWA

Orang Malaysia mengkonsumsi banyak daging. Pada tahun 1984, mereka habiskan 518.447 ton daging ayam, 178.872 ton daging babi, 69.317 ton daging sapi dan 9.509 ton daging kambing. Impor produk peternakan juga mencapai RM2 milyar pada tahun tersebut. Konsumsi daging ayam naik paling cepat (9,3%/tahun), diikuti oleh konsumsi daging sapi (7,9%), daging kambing (4,4%), dan babi (2,5%). Malaysia merupakan konsumen daging ayam terbear di Asia: 32 kg perkapita per tahun. Dari semua daging yang dikonsumsi, 70 %-nya adalah unggas. Akibatnya, resiko menderita penyakit atau, mati muda sangat tinggi. Statistik WHO secara konsisten menunjukkan bahwa negara-negara yang paling banyak mengkonsumsi daging memiliki tingkat insiden penyakit tertinggi (misalnya penyakit jantung dan kanker).
Orang yang mengkonsumsi produk hewani 40% lebih rentan terkena kanker dan beresiko terjangkit stroke, kegemukan, radang usus buntu, rapuh tulang, arthiritis, diabetes dan keracunan makanan.
Di beberapa Negara, ayam yang diberi makan lebih banyak protein hewani dari pada sapi, sehingga ayam juga menjadi pembawa penyakit sapi gila (Bovine Spongiform Encepalopathy). Celakanya ayam tidak hidup cukup lama sehingga gejalanya belum terdeteksi. Kita harus menyakinkan konsumen bahwa daging ayam bukanlah sumber “makanan sehat”, namun merupakan sumber kolesterol, lemak jenuh, kuman salmonella atau bahkan penyakit ‘ayam gila’,” demikian diperingatkan Alex Hershaft (Vegetarian Voice, 21 No.4,1996).
Fakta menunjukkan semua jenis daging umumnya tidak menyehatkan. Sebabnya adalah:

1. Sarat Bahan Kimia
Mengkonsumsi daging hewan berarti mengkonsumsi “puncak rantai makanan”. Di alam ini terdapat rantai makanan yan panjang. Tumbuhan ‘memakan’ sinar matahari, udara dan air; hewan besar memakan hewan kecil.
Dewasa ini, tanah di seantero dunia telah tercemar bahan kimia beracun (pestisida dan pupuk). Racun ini akan bertahan dalam tubuh hewan yang melahap tumbuhan dan rerumputan.
Ladang disemprot bahan kimia pembunuh serangga (DDT) yang menurut pakar dapat mengakibatkan kanker, kemandulan dan penyakit lever.
Kebayakan negara sudah melarang penggunaan pestisida yang kadarnya sangat tinggi terhadap lingkungan ini.
DDT dan pestisida sejenisnya juga ‘mengendap’ dalam lemak hewan (dan ikan) yang sekali disimpan akan sulit terurai. Akibatnya, ketika sapi makan rumput atau pakan, pestisida apapun yang termakan akan disimpan sehingga jika anda memakan daging, anda akan memasukkan ke dalam tubuh anda semua konsentrasi DDT dan bahan kimia lainnya yang ditabung selama masa kehidupan hewan tersebut.
Karena manusia makan pada ‘puncak’ (ujung) rantai makanan, kita merupakan pewaris pestisida beracun yang terbesar. Fakta menunjukkan, daging mengandung 13 kali lipat DDT lebih banyak daripada sayuran, buah dan rerumputan. Penelitian Iowa State University di Amerika membuktikan bahwa sebagian besar DDT yang tersimpan dalam tubuh manusia berasal dari hewan.

2. Sarat Dengan Penyakit
Peracunan daging tidak berhenti sampai disini saja. Hewan dijejali berbagai bahan kimia untuk mempercepat pertumbuhannya, menggemukannya, menyegarkan warnanya dan banyak lagi.
Untuk menghasilkan bobot daging terbesar dengan keuntungan maksimal, hewan pedaging dipaksa makan banyak, disuntik hormone untuk merangsang pertumbuhannya, diberikan penambah nafsu makan, antibiotik, obat penenang dan campuran pakan berbahan kimia. Banyak dari bahan kimia ini didapati mengakibatkan kanker dan fakta menunjukkan banyak dari hewan ini mati bahkan sebelum digiring ke tempat penyembelihan.
Karena peternakan telah berevolusi menjadi pabrik daging, banyak di antara ternak ini tidak pernah melihat dan merasakan sinar mentari. Mereka tinggal berdesak-desakan di kandang sempit sehingga tidak dapat menggerakkak tubuhnya atau menghirup udara segar.
Kondisi kehidupan kejam laksana di penjara ini menganggu keseimbangan kimiawi tubuh hewan dan merusak sifat-sifat alaminya, sehingga merangsang pertumbuhan tumor ganas dan abnormalitas lainnya.
Di Amerika di mana 70% ternak sapi diberi antibiotika, bahkan dengan dosis yang sangat tinggi, catatan Departemen Pertanian Menyatakan bahwa jutaan kilogram daging hewan potong mengandung tumor.

Tumor Beralih Ke Pemakan Daging
Tumor dan daging tumbuh lainnya mungkin terdeteksi atau bahkan diabaikan produsen atau juru periksa. Dalam praktek sering terjadi hal berikut: jika hewan mengidap kanker atau tumor maka bagian tubuh yang terkena tumor akan dipotong dan dibuang, namun sisanya dijual begitu saja sebagai daging ‘sehat’.
Yang lebih mengerikan lagi, bagian yang terkena tumor itu akan dimasukkan ke dalam daging campur seperti hotdog dan diberi label “bagian tubuh hewan”. Di suatu lokasi di Amerika dimana diadakan pemeriksaan rutin terhadap hewan potong didapati bahwa 25.000 ekor sapi yang menderita kanker mata dijual sebagai daging sapi.
Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa jika limpa hewan yang sakit diberikan kepada ikan, ikan tersebut akan terserang kanker.

3. Sarat Dengan Racun Tubuh Hewan
Sebelum dan selama disembelih, biokimiawi tubuh hewan mengalami perubahan drastis. Sisa racun menyebar ke seluruh tubuh sehingga meracuni seluruh dagingnya.
Menurut Bitanica Ensiklopedia, racun tubuh termasuk asam urat dan zat racun lainnya terkandung dalam darah dan jaringan tubuhnya. Protein yang diperoleh dari kacang-kacangan dan polong-polongan seperti buncis dan lentil, serta dari biji-bijian dan produk susu dikatakan relatif murni dibandingkan daging sapi yang mengandung 56% kandungan air tercemar.
Sama halnya dengan tubuh kita, merasa sangat tidak enak pada saat marah atau takut, hewan juga mengalami perubahan biokimiawi ketika berada dalam situasi bahaya. Kadar hormone dalam tubuh hewan, khususnya adrenalin, berubah drastis saat mereka menyaksikan teman-temannya mati disekililingnya dan mereka berjuang sia-sia untuk membebaskan diri. Sejumlah besar hormone ini mengendap di daging dan kemudian meracuni jaringan tubuh kita. Menurut Institut Gizi Amerika, daging hewan sembelihan (carcass) penuh dengan darah beracun dan zat-zat sampah lainnya.

4. Sarat Dengan Zat Hasil Pembusukan
Daging mentah senantiasa berada dalam kondisi pembusukan. Segera setelah hewan dijagal, terbentuklah zat pengurai ptomaines, sehingga daging hewan, telur dan ikan semuanya mengalami proses penguraian dan pembusukan yang sangat cepat.
Daging sangat lamban melewati saluran pencernaan manusia, yang memang tidak dirancang untuk mencerna daging. Daging membutuhkan 5 (lima) hari untuk keluar dari saluran pencernaan manusia, dibandingkan dengan makanan nabati yang hanya butuh 1,5 hari. Selama 5 hari tersebut produk sampingan daging yang membusuk tetap bersentuhan dengan saluran pencernaan kita. Kebiasaan memakan daging hewan dalam keadaan membusuk menciptakan racun dalam usus besar dan menyebabkan saluran pencernaan kita aus lebih dini.

5. Sarat Dengan Bakteri
E Coli 0157, suatu jenis bakteri yang lazim terdapat dalam usus besar sapi, sering mengakibatkan diare berdarah dan dehidrasi. Selama masa pemrosesan, daging sapi bisa saja bersentuhan dan tercemar tinja. Daging bertinja ini tetap saja dibungkus dan dikirim ke supermarket.
Di AS, daging sapi giling didapati telah tercemar bakteri ini. Dalam satu bulan saja di Minnesota ditemukan 500 ton daging sapi cincang yang dapat mengakibatkan 22 jenis penyakit dan berpotensi menyebabkan penyakit lainnya pada 14 negara bagian lain, karena diyakini tercemar E Coli 0157:H7. Menurut Pusat Nasional Pengendalian Penyakit Amerika (CDC) dalam laporan Mei 2001 E Coli dan Salmonella keduanya menjangkiti 113.000 per tahun.
Anak kecil, manula dan mereka yang kekebalan tubuhnya lemah dianggap paling rentan terhadap penyakit yang dipicu bakteri E Coli.

Daging Yang Dimasak Sampai Matang Juga Berbahaya

Daging Panggang (barbeque)/sate menciptakan dua jenis bahan kimia yang dapat menimbulkan kanker payudara, lambung, usus besar dan rektum.
 HCA (Hetrosiklik Amines) ditimbulkan dari memanggang daging. Memanggang dan menggoreng dalam panci (dengan sedikit lemak) menghasilkan lebih banyak HCA daripada memasak pada suhu lebih rendah (misalnya mengukus dan memanggang). Para pakar menemukan sedikit HCA pada daging yang dimasak sampai matang.
 PAH (Polisiklik Aromatik Hidrokarbon) terserap dalam daging dari asap dan api yang tercipta karena melelehnya lemak pada arang yang menyala (misalnya saat memanggang sate).

6. Sarat Dengan Lemak Dan Kolesterol
Penelitian demi penelitian dengan jelas menunjukkan bahwa daging sapi, babi unggas dan domba, bahkan dicemari kuman, mengandung lemak jenuh dan kolesterol dalam jumlah besar (hewan pedaging memiliki 30 kali lemak jenuh lebih banyak daripada hewan sejenis normal), sehingga membantu menyesakkan pembuluh darah, rumah sakit dan pekuburan.
Tidaklah mengherankan jika pemakan daging umurnya lebih pendek. Penelitian mancanegara menunjukkan bahwa suku Eskimo, Greenland dan Kurgi (Rusia) merupakan konsumen daging tertinggi di dunia. Kelompok ini memiliki hidup lebih rendah, bisa mencapai serendah 30 tahun saja.
Sebagai perbandingan, suku Hunza (Pakistan), Toda (India Timur), Kaukasia (Rusia) dan suku Indian Yukatan hidup dalam kondisi yang keras, dan hampir tidak memakan daging hewan sama sekali. Mereka rata-rata bisa hidup sampai 90-100 tahun.
Suku Hunza tidak mengenal usia pensiun, masih enerjik pada usia 80-an dan banyak yang melewati usia 100 tahun.

7. Sarat Dengan Senyawa Hasil Rekayasa Genetika
Hewan pedaging memang masih belum dirubah genetikanya (minimal sampai sekarang), namun mereka diberi makan makanan yang telah direkayasa genetikanya, misalnya: jagung, kentang dan kedele. Bahan makanan hasil rekayasa ini dapat menimbulkan alergi (ruam dan gatal), pening dan gangguan pernafasan. Dalam kasus yang parah, dapat mengakibatkan shok anaphylaktik dan kematian.
Para pakar berhipotesa bahwa dampak membahayakan makanan produk rekayasa ini dapat masuk dalam tubuh manusia dalam bentuk yang lebih pekat (pestisida) dalam daging tercemar dari pada dalam makanan nabati.
Makanan nabati mengandung jauh lebih sedikit residu pestisida daripada makanan hewani karena jum lah pestisida semakin bertambah ketika satu hewan memakan hewan lainnya. Ketika seekor sapi memakan rumput atau jagung, pestisida pada tumbuhan ini sebagian besar akan tersimpan dalam bentuk padat dalam lemak tubuh hewan tersebut. Pestisida ini kemudian diwariskan secara utuh kepada manusia ketika kita mengkonsumsi daging dan susu hewan tersebut. Memang hewan tidak secara langsung diberi pestisida, residu pestisida semakin banyak berkumpul dalam lemak tubuhnya karena “pencemaran lingkungan”.
Bahkan produk daging yang sudah diproses tidak luput dari efek rekayasa genetika. Pada bulan Maret 2001 di AS, ditemukan bahwa bijiran sarapan jagung (Kelogg’s veggie corn dog) mengandung berbagai jenis jagung yang sudah direkayasa gennya.

to be continue...


sumber
reformasikesehatan.blogspot.com
 
izin menyimak gan....:D
kayaknya menarik juga nih....;)

cek...! cendol terkirim....:-bd

keep posting gan....:D
 
I clean my shithole with Indian people's faces!

Since Indians are the ugliest and the smelliest curry niggers, I wipe out my shithole with their faces.

After finish cleaning my shithole with their faces, I flush them in the toilet bowl.
 
makasih mas bro, ini sangan informatif
 
daging juga sehat untuk tubuh,,
tapi jangan banyak-banyak,..
terdapat lemak jahat dalam daging,,
bikin tambah endut dan tidak baik untuk kesehatan jantung
 
50 ALASAN MENGAPA ANDA MESTI MENGURANGI
KONSUMSI DAGING

Daging adalah satu makanan paling berbahaya yang kita makan, bahkan lebih berbahaya daripada gula atau garam. Daging merupakan penyumbang terbesar kepada hampir semua jenis penyakit degeneratif yang dapat melumpuhkan kesehatan atau memperpendek usia kita, mulai dari rapuh tulang, kencing manis dan penyakit jantung hingga system kekebalan tubuh melemah yang membuka peluang untuk dihantam dampak penyakit mematikan misalnya kanker dan bahkan AIDS!
Asosiasi Konsumen Penang (CAP) menelusuri lebih dari 50 efek negatif memakan daging yang merupakan alasan utama mengapa semakin banyak ilmuwan menamakan daging sebagai MAKANAN BERACUN.

KANKER

Penelitian yang melibatkan 50.000 kaum sayuran (Kristen Advent) mengungkapkan penemuan yang mengguncangkan dunia penelitian kanker. Nampak jelas bahwa kelompok ini memiliki kadar semua jenis yang sangat rendah, dan rentang hidup yang jauh lebih panjang.
Penelitian terhadap suku Mormon California juga menunjukkan 50% lebih sedikit kasus kanker dibandingkan penduduk lainya. Suku ini memiliki kebiasaan sangat sedikit mengkonsumsi daging.
Mengapa pemakan daging lebih banyak terserang kanker? Mungkin salah satunya adalah daging yang telah berumur beberapa hari sudah berubah warna menjadi hijau keabuan. Industri daging mencoba menutupinya menambahkan nitrit, nitrat dan bahan kimia pegawet lainnya. Zat pengawet ini membuat daging Nampak merah segar, namun penelitian berulang kali membuktikan banyak di antaranya mengandung sel kanker (karsinogen).
Ilmuwan Inggris dan Amerika menemukan perbedaan mencolok antara bakteri dalam usus pemakan daging dan kaum vegetarian. Bakteri dalam usus pemakan daging bereaksi dengan getah pencernaan sehingga dapat mengakibatkan kanker. Hal ini merupakan petunuk mengapa kanker usus sangat lazim di daerah yang konsumsi dagingnya tinggi (Amerika Utara dan Eropa Barat), namun sangat jarang ditemukan di negara vegetarian seperti India. Di AS misalnya, kanker usus menduduki peringkat kedua penyakit kanker, hanya dibawah kanker paru. Orang Skotlandia yang memakan 20% lebih banyak daging sapi daripada orang Inggris, merupakan salah satu pengidap kanker usus tertinggi di dunia.

Daging & Kanker – Hubungan Yang Tersembunyi
 Di dalam hanya 1kg steak terdapat zat benzopyrene (karsinogen yang sangat kuat) setara dengan 600 batang rokok.
 Ilmuwan di Lawrence Livermore National Laboratory mengadakan penelitian selama 5 tahun terhadap ribuan kilogram hamburger untuk melihat senyawa racun apa saja yang terbentuk dalam daging yang dimasak terlalu lama. Ternyata mereka menemukan sedikitnya ada 8 (delapan) jenis bahan kimia yang berkaitan dengan kanker dan kerusakan kromosom. Seorang peneliti senior mengatakan, “Anda takkan memperoleh struktur seperti saat ini saat memasak tahu.”
 Nitrit yang terdapat dalam daging dapat bereaksidengan senyawa lain dalam tubuh kita sehingga membentuk nitrosamine, yang juga merupakan zat pemicu kanker.

PENYAKIT JANTUNG

Kolesterol dalam daging hewan tidak mudah dipecahkan dalam tubuh manusia sehingga melapasi dinding pembuluh darah. Semakin lama menumpuk, terbentuklah plak, sejenis jaringan lemak yang melekat pada lubang arteri sehingga menghambat aliran darah. Kondisi berbahaya ini dinamakan atherosklerosis, yang sangat membebani jantung karena jantung harus memompa semakin kuat untuk mengirim darah melalui pembuluh yang tersumbat dan terhalang. Akibatnya adalah tekanan darah tinggi, stroke dan serangan jantung.
Selama perang Korea, hasil otopsi 200 jenasah tentara Amerika rata-rata berusia 22 tahun menunjukkan hampir 80% mengalami pengerasan pembuluh darah yang tersumbat akibat mengkonsumsi daging.

DARAH TINGGI

Penyakit darah tinggi hampir selalu dibarengi oleh kolesterol darah yang tinggi. Dalam suatu penelitian yang diterbitkan Jurnal Epidemilogi Amerika, kaum vegetarian didapati memiliki tekanan darah yang ‘jauh lebih rendah’ daripada pemakan daging, bahkan setelah memperhitungkan rendahnya konsumsi garam, alkhol, tembakau, teh dan kopi oleh kaum sayurawan. Peneliti tersebut menyimpulkan perbedaan tingkat tekanan darah mereka diakibatkan konsumsi protein dan lemak hewani.
Hipertensi juga lazim dihubungkan dengan konsumsi garam yang terlalu tinggi. Namun apa yang kurang diketahui adalah atheroklosis (yang disebabkan makan terlalu banyak daging) juga memberikan andil terhadap penyakit ini.
Garam meningkatkan tekanan darah dengan menyedot air ke dalam darah sehingga menaikkan tekanan pada dinding arteri. Pada atherosklerosis, senyawa yang menyumbat pembuluh darah kita mempersempit saluran yang dilalui darah, sehingga meningkatkan resistensi yang menghambat aliran darah. Dengan demikian tekanan darah akan naik.

OBESITAS

Daging memiliki kandungan kalori yang tinggi. Fakta menunjukkan, beberapa jenis daging bahkan mengandung lebih banyak kalori daripada makanan kaya karbohidrat seperti nasi, kentang dan roti. Meskipun demikian, industri daging dan susu telah menghabiskan jutaan dollar dalam rangka mempromosikan kepercayaan bahwa gula merupakan “tersangka utama” kelebihan berat tubuh.
Menurut hasil penelitian Departemen Pertanian AS, daging babi kukus asin mengandung 6 kalori per gram (C/g), steak ‘T-bone’ 4,7C/g, hamburger 2,9C/g, sedangkan jumlah beras merah yang sama hanya mengandung 1,2C/g, spaghetti 1,1C/g, dan ubi 1C/g. Kandungan kalori sayuran jauh lebih kecil lagi. Untuk berat yang sama, wortel mengandung 0,4C/g dan labu 0,3C/g.
Bukti bahwa daging dapat menggemukkan telah ditunjukkan dalam ribuan penelitian terpisah. Mengkonsumsi terlalu banyak makanan sarat kalori seperti daging dapat menyebabkan kelebihan lemak tubuh, yang dikenal dengan istilah OBESITAS.
Orang yang gemuk memiliki resiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, kencing manis, kelainan hati, penyakit kantong empedu, kanker, arthritis, dan hampir semua penyakit degenerative lain yang menjangkiti manusia modern. Remaja gemuk memiliki harapan hidup 15 tahun lebih pendek daripada remaja dengan berat tubuh normal. Persentase kematian bayi juga lebih tinggi jika dilahirkan ibunya yang gemuk.
 
BATU EMPEDU

Terdapat bukti yang mengaitkan terbentuknya batu empedu dengan makan kaya daging dan rendah serat. Batu empedu terutama terbentuk dari kolesterol yang mengeras dalam kantong empedu dan dapat menetap di sana bertahun lamanya.Batu empedu dapat menyebabkan infeksi dan radang kantong empedu, mulas, radang selaput perut, ganggren kantong empedu dan penyakit kuning. Terbentuknya batu empedu kemungkinan besar berhubungan erat dengan metabolisme. Hati memproduksi empedu, suatu senyawa yang berkadar kolesterol tinggi (yang berarti”empedu keras” dalam bahasa Yunani), dan disimpan di kantong empedu.
Apabila kadar kolesterol terlalu tinggi sehingga tak dapat dilarutkan lagi, terbentuklah batu empedu. Orang yang terlalu gemuk memiliki resiko lebih tinggi mempunyai batu empedu. Orang Asia dan Afrika di pedesaan yang secara tradisional mengkonsumsi makanan rendah lemak, rendah kolesterol dan berserat tinggi, hjampir tidak pernah mengidap batu empedu. Terlebih lagi, hanya manusia dan hewan peliharaan yang mengidap batu empedu, sedangkan binatang buas tidak mengalaminya. Fakta ini mengisyratkan bahwa masalah batu empedu cenderung berkaitan dengan gaya hidup modern ala barat.
Penelitian yang dilaksanakan di Oxford (laporan jurnal kedokteran inggris, 1985) membandingkan dua kelompok wanita yang menguji apakah pola makan mereka ada pengaruhnya terhadap insiden batu empedu.
Kelompok 1 terdiri dari 632 wanita yang dipilih secara acak dan mengkonsumsi daging. Kelompok lainnya terdiri dari 130 wanita yang tidak mengkonsumsi daging dan mengkonsumsi makanan yang secara alami berserat lebih tinggi. Semua wanita kemudian diperiksa kesehatannya menggunakan tehnik pendeteksian ultrasound, khususnya untuk menemukan batu empedu.
Para peneliti menemukan bahwa kaum pemakan daging memiliki kecenderungan 21/2 kali lebih besar menderita pembentukan batu empedu daripada kelompok yang bersayurawan. Para ilmuwan lantas menyimpulkan bahwa pola makan tinggi serat dan rendah lemak kelompok wanita yang bervegetarian memberikan perlindungan.

PENYAKIT GINJAL

Di antara zat buangan paling terkenal yang menumpuk dalam tubuh pemakan daging adalah urea dan asam urat (senyawa nitrogen). Steak sapi, misalnya mengandung 14 gram asam urat tiap 450 gramnya. Suatu penelitian menunjukkan bahwa ginjal pemakan daging harus bekerja 3 kali lebih keras untuk menetralisir senyawa nitrogen beracun daripada ginjal seorang vegetarian.
Beban ekstra tidak akan merupakan masalah ketika kita masih muda, namun saat ginjal menua dan aus lebih dini seharusnya, hanya tidak mampu lagi melakukan tugasnya dengan efisien sehingga akibatnya sering terjadi penyakit ginjal.
Pemakan daging juga memiliki resiko menderita pedihnya batu ginjal. Apabila air seni mengandung banyak kalsium, Kristal kalsium akan terbentuk dalam system pembuangan air seni. Dari kristal inilah akan terbentuk semakin banyak batu ginjal.

ARTHRITIS, ASAM URAT DAN REMATIK

Asam urat yang tidak dapat dikeluarkan tubuh disimpan di seluruh tubuh kita. Di sini ia diserap otot bagaikan sepon menyerap air. Kemudian terjadi pengerasan dan terbentuklah kristal. Apabila keadaan ini terjadi pada sendi, akibatnya adalah arthritis, asam urat dan rematik yang ketinganya memiliki gejala perih sendi.
Penelitian terhadap 800 orang masyarakat kulit hitam Afrika Selatan yang tidak mengkonsumsi daging maupun susu, tidak satupun kasus arthiritis rheumatoid ditemukan.
Asam urat (gout) terjadi karena asam urat dalam tubuh kita membentuk kristal seperti jarum yang tertanam pada persendian, yang menjadi pedih dan bengkak.
Pada masa perang Dunia ke 2 dimana para penderita asam urat di Negara-negara jajahan Eropa terpaksa mengkonsumsi lebih sedikit daging dan produk susu, kasus arthritis yang dipicu asam urat merosot drastis.

NEURITIS DAN SKIATICA

Asam urat yang menumpuk di syaraf akan memicu neuritis (radang syaraf) dan sciatica (keperihan luar biasa dipaha dan pinggul). Banyak dokter modern yang menganjurkan pasien penderita penyakit yang bertalian dengan asam urat untuk menghentikan konsumsi daging sama sekali atau mengurangi hingga jumlah yang sangat sedikit.

KEMEROSOTAN MENTAL

Bukti epidemiologis menunjukkan, orang yang mengkonsumsi daging lebih dari 4 kali perhari untuk jangka waktu yang lama memiliki resiko 3 kali lebih besar daripada kaum sayurawan jangka panjang.

PUBER TERLALU DINI

Sapi dan unggas sering disuntik hormon pertumbuhan untuk mempercepat pertumbuhan dan menggemukkannya (ayam yan biasanya tumbuh dewasa dalam 16 minggu ‘dapat dipercepat pertumbuhannya hanya dalam 6 minggu saja’).
Di AS, estrogen sintetis (yang terbuat dari air seni kuda betina) digunakan sebagai hormone. Residu hormone ini tetap bersarang dalam tubuh hewan dan tetap tidak bisa menghilang meskipun dimasak. Anak-anak yang mengkonsumsi dagingnya akan tumbuh terlalu cepat sehingga terjadi pubertas dini. Masa puber (dimana tubuh menghasilkan hormon kelamin dalam jumlah besar) biasanya terjadi pada usia 16-17 tahun. Dalam 100 tahun terakhir, masa puber terjadi semakin cepat terjadi pada beberapa suku bangsa. Di AS saat ini, sebagian gadis mulai aktif seksualitasnya dan hamil pada usia 9 tahun.
Fenomena ini diyakini disebabkan pola makan tinggi tinggi daging yang memicu puber (menstruasi) dini. Di Puerto Rico, terjadi epidemic pubertas, dini pada anak perempuan (di bawah 4 tahun). Setelah ditelusuri, ternyata sumbernya adalah daging ayam yang mengandung residu hormone estrogen yang tinggi.
Pubertas dini juga membawa ancaman serius timbulnya kanker payudara. Wanita yang mendapatkan haid ketika masih di bawah 13 tahun didapati 4 kali lebih banyak mengidap kanker payudara daripada wanita yang memperoleh menstruasi pertamanya setelah 17 tahun. Daging juga memiliki lemak berlebihan sehingga dapat memicu tubuh wanita menghasilkan terlalu banyak hormon estrogen.

SEMBELIT

Saluran pencernaan kita dapat dirancang untuk mencerna daging. Daging yang kadar sertanya sangat rendah, bergerak sangat lamban dalam saluran pencernaan manusia (4 kali lamban daripada bijirin dan sayuran). Akibatnya, terlalu banyak daging dapat menimbulkan sembelit.

DIVERTIKULOSIS

Bahan makanan kering dan sudah lama berada dalam usus besar dapat menimbulkan benjolan usus besar (diverkuli). Kondisi yang dikenal dengan divertikulosis ini dapat mengakibatkan pendarahan dan sakit perut. Kondisi ini sangat lazim ditemukan dan hampir tak terelakkan dinegara dimana konsumsi daging, produk susu dan makanan kaya lemak lainnya sudah menjadi kebiasaan. Sekitar 30% penduduk AS di atas 45 tahun diserang gejala divertikulosis.
Keadaan yang berkelanjutan akan menyebabkan radang usus dan meningkatnya pendarahan. Pencahar akan semakin memperparah luka di dinding usus. Akhirnya hanya operasi yang dapat meringankan penderitaan pasien setelah bagian usus yang terluka diangkat.


AMBEIEN

Karena daging hampir tidak memiliki permukaan yang kasar untuk merangsang gerakan peristaltik, feces memakan waktu lama untuk transit melewati usus besar. Semakin lama feces berada dalam usus, semakin kering jadinya.
Mengerahkan tenaga dalam untuk mengeluarkan feces yang keras dan kering dapat meningkatkan tekanan darah pembuluh balik (vena) rektum. Kondisi ini akan mengakibatkan rektum menonjol (ambeien). Penyakit ambeien sudah lama diketahui disebabkan makanan tinggi lemak dan rendah serat. Jurnal Kedokteran Inggris dalam laporannya (1972), warga kulit hitam Afrika Selatan yang mengkonsumsi banyak daging memiliki kasus ambient lebih banyak daripada mereka yang tidak.
Sebagai perbandingan, warga kulit putih Afrika Selatan yang merupakan salah satu kelompok konsumen makanan tinggi lemak dan rendah serat juga merupakan salah satu pengidap ambient terbesar di dunia.

VARISES

Pembulu mekar di kaki umumnya disebabkan sering menguras tenaga ketika buang air besar. Usus menonjol mengerahkan tenaga berlebihan untuk mengeluarkan feses yang kering dank eras dapat mendorong perut ke atas diafragma. Jika terjadi berulang-ulang, lubang diafragma akan semakin melebar sehingga sebagian perut dapat masuk kedalamnya. Kondisi yang dinamakan Hiatal Hernia ini dapat mengakibatkan sakit dada, makan sulit dicerna dan keluarnya gas perut dari mulut.

RADANG USUS BUNTU

Pola makan kaya daging, tinggi lemak dan rendah serat dapat memicu radang usus buntu(appendendisitis) yang disebabkan tersumbatnya ujung usus buntu sehingga tidak dapat mengeluarkan cairan dengan sempurna. Akibatnya bakteri berkembang biak dan usus buntu membengkak dan pedih sekali.
Penyumbatannya seringkali merupakan feses (tinja) yang keras dan kering berukuran kecil. Penyebabnya pola makan yang menghasilkan feses yang miskin serat dan gerak lamban sehingga terbentuk tinja yang keras yang menyumbat ujung usus buntu. Penelitian telah membuktikan bahwa pola makan rendah serat akan secara drastic meningkatkan resiko diserang radang usus buntu. Appendicitis merupakan kasus penyakit perut darurat paling umum di Negara Barat. Di AS saja, sekitar 300.000 usus buntu harus dibuang setiap tahunnya.



DIABETES

Hasil penelitian menunjukan, diabetes sangat jarang terjadi pada kelompok konsumen yang menu utamanya adalah biji-bijian, sayuran dan buah. Sebaliknya, apabila orang yang sama mengganti pola makannya menjadi kaya daging, kasus diabetes akan mewabah.
Penelitian skala besar telah dilakukan Fakultas Kesehatan Masyarakat pada Universitas Minnesota Amerika(1960) selama 21 tahun, melibatkan 25.698 penganut Kristen Adventis yang sangat jarang mengkomsumsi daging. Hasilnya mereka yang sama sekali tidak mengkomsumsi daging memiliki resiko 45% lebih rendah mengidap penyakit kencing manis di banding seluruh penduduk pada umumnya.
Penelitian ini juga menunjukkan, orang yang makan daging memiliki resiko 2 kali lebih besar meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan diabetes. Hubungan antara makan daging dan diabetes sangatlah kuat khususnya pada pria.
Penelitian ini menunjukkan, mengkomsumsi daging apa saja akan meningkatkan resiko hingga 1,8 kali. Bagi yang hanya makan sedikit daging (1-2 kali seminggu), resikonya adalah 1,4 kali lebih tinggi dari pada kaum vegetarian. Sebaliknya bagi konsumen daging kelas kakap (minimal 6 kali/minggu), resiko tekanan diabetes melonjak tajam mencapai 3,8 kali.
Pakar epidemiologi Universitas Minnesota dr.David Snowen yang merupakan sala satu pengarang laporan tersebut memaparkan kesimpulannya,”kami mencurigai bahwa komsumsi non-daging merupakan penyebab mengapa mereka hampir tidak ada yang mengidap diabetes. Kami menyelidiki berbagai tingkatan komsumsi daging yang berbeda dan menemukan bahwa semakin rendah komsumsi daging, semakin rendah pula tingkat resiko seseorang akan mengidap diabetes.
Pengidap diabetes sangat rentan terkena atherosclerosis, serangan jantung stroke dan kebutaan, gagal ginjal, ganggne (yang diakibatkan infeksi) dan impotensi. Mereka juga memiliki harapan hidup yang lebih pendek. Pasien diabetes terkadang juga menderita efek samping dari obat- obatan, yakni penyakit kuning, bercak merah di kulit dan kurang darah.
Kesimpulannya, dengan memakan lebih sedikit daging, resiko anda akan lebih kecil terkena berbagai penyakit di atas.


to be continue...

sumber : reformasikesehatan.blogspot.com
 
bagus banget infonya, kalau ada link tentang vegetarian di share lebih banyak lagi :)
 
kalo qta bisa mengatur pola makan qta,,, sma makanan sehat bagi tubuh.
makan daging yg g berlebihan, trus d imbangi dengan makan sayur n buah yg ckup.
bisa buat badan tetep fit,,,,,,,
 
kalo qta bisa mengatur pola makan qta,,, sma makanan sehat bagi tubuh.
makan daging yg g berlebihan, trus d imbangi dengan makan sayur n buah yg ckup.
bisa buat badan tetep fit,,,,,,,

sedikit mau nambahin
jngn lupa olahraga yg teratur dan minum 7 Liter air putih setiap hari.....
:)
 
betul bgt. semua yang berlenihan ga bagus tuh. jadi harus seimbang. nice info.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.