cute_charity
IndoForum Junior D
- No. Urut
- 21448
- Sejak
- 3 Sep 2007
- Pesan
- 1.819
- Nilai reaksi
- 59
- Poin
- 48
Sebagian batita masih menggunakan dot di usianya. Keterikatan ini sulit dipisahkan. Ada kekhawatiran orangtua anak yang masih mengedot atau mengempeng dapat mempengaruhi pertumbuhan giginya. Benarkah? Bagaimana cara mengatasinya?
Sebenarnya, orangtua tidak perlu terlalu cemas. Menurut para ahli, hampir semua anak akan meninggalkan dotnya pada usia empat atau lima tahun. Meski demikian, penelitian menunjukan bahwa penghentian penggunaan dot lebih dini jauh lebih baik. Terutama untuk mengurangi masalah pada struktur mulut, gigi, dan kemampuan bicara anak.
Namun, berapa usia yang tepat untuk menghentikan penggunaan dot pada anak pun masih menjadi perdebatan. Sebagian ahli setuju dot dihentikan di akhir usia dua tahun dan sebagian lagi sepakat setelah anak berumur empat tahun.
Banyak pertanyaan tentang penggunaan dot yang sampai saat ini belum terjawab. Misalnya, apakah kebiasaan ini kelak akan menimbulkan kebutuhan pemuasan oral, sehingga kelak menimbulkan kebiasaan merokok atau sejenisnya? Apakah kebiasaan ini dapat menghambat perkembangan kemampuan berosialisasi, karena anak tidak terbiasa menggunakan mulutnya untuk bergaul seperti tersenyum? Karena merasa nyaman dengan dengan dotnya apakah anak nantinya tidak bisa menenangkan dirinya sendiri?
Sebenarnya, yang lebih penting diperhatikan orang tua adalah memilih waktu dan cara yang tepat untuk melepaskan kebiasaan itu tanpa membuat anak merasa sangat terganggu. Berikut beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan.
Dot dan Gigi
Coba perhatikan perkembangan mulut dan gigi anak. Biasanya gangguan gigi dan mulut akan terjadi bila anak menggunakan dot dalam waktu yang lama pada setiap harinya. Periksakan pada dokter gigi untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Jika benar gigi dan mulut si kecil sudah mulai terganggu maka sebaiknya segera lakukan langkah-langkah untuk mengakhiri kebiasaan ini.
Awas Tergantung pada Dot
Sebelum memutuskan untuk menghentikan kebiasaan ini coba ingat-ingat lagi apa yang membuat si kecil sangat terikat pada dotnya. Sebab tidak jarang kebiasaan dibentuk oleh orang tua. Banyak orang tua yang memberikan dotnya pada si kecil agar anak tidak mengganggu dan berharap si kecilnya bisa diam. Memberikan dot pada saat anak kesal akan menghambat kemampuan pengungkapan dirinya.
Menentukan Batasan
Menghentikan kebiasaan apapun yang dilakukan si kecil tidak bisa dilakukan dengan serentak. Anda perlu melakukannya secara bertahap. Misalnya dengan memberikan batasan padanya kapan ia boleh menggunakan dotnya dan kapan tidak. Seperti pada saat tidur saja, atau hanya malam hari. Orangtua juga perlu menjelaskan pada anak
bahwa mereka sudah besar dan seharusnya tidak selalu minum menggunakan dot.
Ciptakan Rasa Nyaman
Anak seringkali menggantungkan kenyamannya pada dot mereka. Perhatikan saat si kecil diberi dot yang baru, tak jarang mereka menolaknya dan lebih menyukai dot yang lama. Ini menunjukan betapa ia merasa sangat tenang dengan botol susunya itu.
Bila orangtua memutuskan untuk memisahkan dot dengan anak berarti orangtua mengambil kenyaman yang dimiliki si kecil. Sebagai gantinya orangtua perlu memberikan tambahan rasa nyaman. Tawarkanlah padanya sumber kenyamanan lain, misalnya tambahan cinta dan perhatian, terutama saat si kecil merasa sedih atau tidak aman.
Sebelum is menggapai dot, berikan padanya pelukan yang hangat. Bila si kecil belum merasa nyaman juga, coba alihkan perhatiannya dengan bercerita atau mendengarkan musik dan duduklah berdekapan dengannya. Orangtua juga dapat membiarkan anak untuk mengekspresikan kecemasan dan kemarahannya melalui berbagai kegiatan, seperti menggambar atau melukis. Ini dapat membantunya meningkatkan perasaan kendali diri dan harga diri yang biasa ia tumpahkan melalui dot.
Penuhi Mulutnya
Anak menggunakan dotnya saat is merasa sendirian atau tak tahu apa yang harus mereka lakukan. Terutama pada mulutnya. Untuk itu, lakukan segala cara untuk 'memenuhi' mulutnya. Misalnya dengan mengajaknya bercakap-cakap, memberikan makanan yang bergizi tinggi, membuat muka yang lucu di cermin, atau kegiatan, yang sekiranya bisa membuat si kecil melupakan dotnya.
Awas Lapar & Mengantuk
Anak yang lapar dan lelah cenderung kehilangan kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu. Sehingga ia akan berpaling pada mekanisme lain yang sudah dikenalnya, antara lain menggunakan dot. Untuk mengurangi kebutuhan anak terhadap dot, pastikan bahwa ia mendapatkan asupan nutrisi yang memadai. Segera tawarkan makan agar kadar gula darahnya tidak menurun.
Sebenarnya, orangtua tidak perlu terlalu cemas. Menurut para ahli, hampir semua anak akan meninggalkan dotnya pada usia empat atau lima tahun. Meski demikian, penelitian menunjukan bahwa penghentian penggunaan dot lebih dini jauh lebih baik. Terutama untuk mengurangi masalah pada struktur mulut, gigi, dan kemampuan bicara anak.
Namun, berapa usia yang tepat untuk menghentikan penggunaan dot pada anak pun masih menjadi perdebatan. Sebagian ahli setuju dot dihentikan di akhir usia dua tahun dan sebagian lagi sepakat setelah anak berumur empat tahun.
Banyak pertanyaan tentang penggunaan dot yang sampai saat ini belum terjawab. Misalnya, apakah kebiasaan ini kelak akan menimbulkan kebutuhan pemuasan oral, sehingga kelak menimbulkan kebiasaan merokok atau sejenisnya? Apakah kebiasaan ini dapat menghambat perkembangan kemampuan berosialisasi, karena anak tidak terbiasa menggunakan mulutnya untuk bergaul seperti tersenyum? Karena merasa nyaman dengan dengan dotnya apakah anak nantinya tidak bisa menenangkan dirinya sendiri?
Sebenarnya, yang lebih penting diperhatikan orang tua adalah memilih waktu dan cara yang tepat untuk melepaskan kebiasaan itu tanpa membuat anak merasa sangat terganggu. Berikut beberapa faktor yang sebaiknya diperhatikan.
Dot dan Gigi
Coba perhatikan perkembangan mulut dan gigi anak. Biasanya gangguan gigi dan mulut akan terjadi bila anak menggunakan dot dalam waktu yang lama pada setiap harinya. Periksakan pada dokter gigi untuk mendapatkan jawaban yang tepat. Jika benar gigi dan mulut si kecil sudah mulai terganggu maka sebaiknya segera lakukan langkah-langkah untuk mengakhiri kebiasaan ini.
Awas Tergantung pada Dot
Sebelum memutuskan untuk menghentikan kebiasaan ini coba ingat-ingat lagi apa yang membuat si kecil sangat terikat pada dotnya. Sebab tidak jarang kebiasaan dibentuk oleh orang tua. Banyak orang tua yang memberikan dotnya pada si kecil agar anak tidak mengganggu dan berharap si kecilnya bisa diam. Memberikan dot pada saat anak kesal akan menghambat kemampuan pengungkapan dirinya.
Menentukan Batasan
Menghentikan kebiasaan apapun yang dilakukan si kecil tidak bisa dilakukan dengan serentak. Anda perlu melakukannya secara bertahap. Misalnya dengan memberikan batasan padanya kapan ia boleh menggunakan dotnya dan kapan tidak. Seperti pada saat tidur saja, atau hanya malam hari. Orangtua juga perlu menjelaskan pada anak
bahwa mereka sudah besar dan seharusnya tidak selalu minum menggunakan dot.
Ciptakan Rasa Nyaman
Anak seringkali menggantungkan kenyamannya pada dot mereka. Perhatikan saat si kecil diberi dot yang baru, tak jarang mereka menolaknya dan lebih menyukai dot yang lama. Ini menunjukan betapa ia merasa sangat tenang dengan botol susunya itu.
Bila orangtua memutuskan untuk memisahkan dot dengan anak berarti orangtua mengambil kenyaman yang dimiliki si kecil. Sebagai gantinya orangtua perlu memberikan tambahan rasa nyaman. Tawarkanlah padanya sumber kenyamanan lain, misalnya tambahan cinta dan perhatian, terutama saat si kecil merasa sedih atau tidak aman.
Sebelum is menggapai dot, berikan padanya pelukan yang hangat. Bila si kecil belum merasa nyaman juga, coba alihkan perhatiannya dengan bercerita atau mendengarkan musik dan duduklah berdekapan dengannya. Orangtua juga dapat membiarkan anak untuk mengekspresikan kecemasan dan kemarahannya melalui berbagai kegiatan, seperti menggambar atau melukis. Ini dapat membantunya meningkatkan perasaan kendali diri dan harga diri yang biasa ia tumpahkan melalui dot.
Penuhi Mulutnya
Anak menggunakan dotnya saat is merasa sendirian atau tak tahu apa yang harus mereka lakukan. Terutama pada mulutnya. Untuk itu, lakukan segala cara untuk 'memenuhi' mulutnya. Misalnya dengan mengajaknya bercakap-cakap, memberikan makanan yang bergizi tinggi, membuat muka yang lucu di cermin, atau kegiatan, yang sekiranya bisa membuat si kecil melupakan dotnya.
Awas Lapar & Mengantuk
Anak yang lapar dan lelah cenderung kehilangan kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu. Sehingga ia akan berpaling pada mekanisme lain yang sudah dikenalnya, antara lain menggunakan dot. Untuk mengurangi kebutuhan anak terhadap dot, pastikan bahwa ia mendapatkan asupan nutrisi yang memadai. Segera tawarkan makan agar kadar gula darahnya tidak menurun.