• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Ahli Psikologi Beberkan Rahasia Kenikmatan Cabai

dragonedge

IndoForum Newbie F
No. Urut
112468
Sejak
10 Jan 2011
Pesan
22
Nilai reaksi
0
Poin
1
1120012.jpg

INILAH.COM, Jakarta - Cabai ‘membakar’ lidah, membuat air mata mengalir dan membuat kita berkeringat. Namun, kesulitan itu tidak mampu melepaskan kita dari jeratan cabai.

Manusia, menurut ahli psikologi, menikmati perasaan saat menyiksa diri mereka sendiri. Ini sering dikenal dengan masokisme. Pedas, pada dasarnya tidak seperti rasa manis, asin atau asam. Pedas berarti rasa sakit. Sensasi pedas merupakan hasil dari pengaktifan reseptor nyeri di lidah.

Menurut psikolog Paul Rozin dari University of Pennsylvania, sepertiga masyarakat di seluruh dunia mengkonsumsi komoditas yang harganya sedang melambung di Tanah Air ini setiap hari. Alasannya sederhana. Manusia menyukai perasaan ‘terbakar’.

Berdasarkan keterangan di Association for Psychological Science, Rozin menekankan bahwa manusia merupakan satu-satunya makhluk yang secara spesifik menggemari sesuatu yang dianggap negatif.

Misalnya, dalam keadaan sehat manusia tidak akan menusuk paha mereka sendiri atau memeras jeruk di mata. Lalu, mengapa serangan malah ditujukan ke organ paling sensitif di tubuh manusia yaitu lidah?

Cabai merupakan unsur unik di makanan yang seharusnya tidak kita nikmati. Contohnya, manusia memiliki keengganan alami untuk kepahitan kopi atau aroma tembakau, tetapi tetap saja dikonsumsi. Ini terkatit zat adiktif yang mereka inginkan.

Sayangnya, capsaicin, senyawa yang memberikan perasaan lezat pada cabe tidak memiliki unsur adiktif. Penjelasan terbaik dari mekanisme ini adalah ‘pembalikan hedonik’ atau ‘masokisme jinak’. Sesuatu telah terjadi di jutaan manusia setiap tahun di mana evaluasi unsur negatif menjadi unsur positif.

“Jika reseptor oral menerima pesan yang sama ke otak antara penyuka cabai dan pihak yang membenci cabai, maka penyuka cabai akan memiliki sensasi yang sama dengan apa yang dimiliki oleh pihak yang benci cabai, bayi ataupun hewan terkait sifat aversif. Ini adalah kesukaan atas suatu sensasi,” kata Rozin.

Namun, hanya manusia yang tampaknya mendapatkan kesenangan atas sensasi negatif.
 
gw baru tau nih klo cabai itu merupakan "hasil dari pengaktifan reseptor nyeri di lidah dan berbeda dengan rasa manis, asin atau asam"..
tapi cabai kan punya banyak kegunaan, selain pelengkap makanan(penambah nafsu makan sih/gg), juga ad gunanya buat kesehatan~
 
Istilah yang dipakai kok rada serem ya... masochist gitu.. hihi...
 
ahahahahaha.... info yang bagus. makasih ya :-bd jadi pengen makan sambelnya nyokap =[
 
Jadi bingung sendiri nich, kok saya orangnya beda sendiri, saya nggak suka makan cabe karena kebetulan saya punya reaksi alergi sama cabe. :S
 
Gak begitu ngerti bahasa psikologi. Tapi makan tanpa sambal, rasanya kurang maknyuss :D
 
kesimpulannya adalah kesukaan kita terhadap cabai dipengaruhi oleh masokisme diri kita sendiri...bener kan gan??:)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.