V3lkat
IndoForum Beginner E
- No. Urut
- 7666
- Sejak
- 8 Okt 2006
- Pesan
- 488
- Nilai reaksi
- 11
- Poin
- 18
Ablasi endometrial yaitu penanganan bagi pendarahan yang berlebihan saat menstruasi atau yang disebut 'menorrhagia', terbukti efektif bagi semua wanita, termasuk bagi pasien yang menerima terapi pengenceran darah atau menjalani perawatan untuk gangguan pendarahan, demikian dikemukakan oleh sekelompok peneliti.
Ablasi endometrial bekerja dengan cara menghancurkan penebalan di dinding uterus dengan 'panas', arus listrik atau melalui proses pembekuan.
Dari sejumlah laporan penelitian dikatakan bahwa ablasi endometrial akan sangat efektif bagi penanganan 'menorrhagia' bahkan untuk stadium yang parah sekalipun. Namun cara ini sangat jarang digunakan bagi wanita yang menderita gangguan antara lain thrombocytopenia atau yang disebut penyakit 'von Willerrand', karena cara itu dapat membuat mereka rentan terhadap pendarahan.
Dr. Abimbola O.Famuyide dan rekan-rekannya dari Klinik Mayo di Rochester, Minnesota mempelajari hasil ablasi endometrial terhadap 111 orang wanita dan 34 orang diantaranya menerima terapi pengobatan obat pengenceran darah dan 7 orang pasien lainnya menderita penyakit kelainan darah lainnya.
Hasil temuan tersebut dimuat dalam jurnal kedokteran, Journal Obstetrics and Gynecology. Para pasien menjalani prosedur penelitian dari tahun 1995 hingga 2005. Para peneliti membagi para pasien yang diamati dalam dua kelompok besar dan membandingkannya.
Jumlah rata-rata pasien yang mengalami 'hysterrectomy' atau harus mengulangi prosedur adalah sebagai berikut: 5 persen dari kelompok yang menderita kelainan darah dan 7 persen dari kelompok pembanding kelompok yang tidak mengalami masalah atau kelainan darah.
Lama waktu untuk melakukan penanganan namun berakhir kegagalan dari masing-masing kelompok tidak terlalu signifikan perbedaanya. Komplikasi yang berkaitan dengan prosedur juga jarang terjadi, atau dapat dikatakan hanya berjumlah kecil dan kurang lebih sama diantara dua kelompok.
Penelitian kali ini adalah penelitian mengenai ablasi endometrial, yang melibatkan jumlah paling besar wanita yang beresiko mengalami gangguan pendarahan berlebihan saat menstruasi.
"Ablasi endometrial tampak menjadi opsi penanganan efektif bagi para wanita yang mengalami masalah pendarahan," demikian para peneliti menyimpulkan.
Ablasi endometrial bekerja dengan cara menghancurkan penebalan di dinding uterus dengan 'panas', arus listrik atau melalui proses pembekuan.
Dari sejumlah laporan penelitian dikatakan bahwa ablasi endometrial akan sangat efektif bagi penanganan 'menorrhagia' bahkan untuk stadium yang parah sekalipun. Namun cara ini sangat jarang digunakan bagi wanita yang menderita gangguan antara lain thrombocytopenia atau yang disebut penyakit 'von Willerrand', karena cara itu dapat membuat mereka rentan terhadap pendarahan.
Dr. Abimbola O.Famuyide dan rekan-rekannya dari Klinik Mayo di Rochester, Minnesota mempelajari hasil ablasi endometrial terhadap 111 orang wanita dan 34 orang diantaranya menerima terapi pengobatan obat pengenceran darah dan 7 orang pasien lainnya menderita penyakit kelainan darah lainnya.
Hasil temuan tersebut dimuat dalam jurnal kedokteran, Journal Obstetrics and Gynecology. Para pasien menjalani prosedur penelitian dari tahun 1995 hingga 2005. Para peneliti membagi para pasien yang diamati dalam dua kelompok besar dan membandingkannya.
Jumlah rata-rata pasien yang mengalami 'hysterrectomy' atau harus mengulangi prosedur adalah sebagai berikut: 5 persen dari kelompok yang menderita kelainan darah dan 7 persen dari kelompok pembanding kelompok yang tidak mengalami masalah atau kelainan darah.
Lama waktu untuk melakukan penanganan namun berakhir kegagalan dari masing-masing kelompok tidak terlalu signifikan perbedaanya. Komplikasi yang berkaitan dengan prosedur juga jarang terjadi, atau dapat dikatakan hanya berjumlah kecil dan kurang lebih sama diantara dua kelompok.
Penelitian kali ini adalah penelitian mengenai ablasi endometrial, yang melibatkan jumlah paling besar wanita yang beresiko mengalami gangguan pendarahan berlebihan saat menstruasi.
"Ablasi endometrial tampak menjadi opsi penanganan efektif bagi para wanita yang mengalami masalah pendarahan," demikian para peneliti menyimpulkan.