• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

7 Objek wisata Indonesia yang diwarnai legenda bak Romeo & Juliet

Irva Reva

IndoForum Newbie C
No. Urut
284469
Sejak
20 Mar 2015
Pesan
129
Nilai reaksi
3
Poin
18
Indonesia adalah bangsa yang romantis dan penuh imajinasi. Hampir segala hal dikaitkan dengan mitos, legenda, atau falsafah. Tak mengherankan kalau sebagian besar tempat di nusantara ini memiliki legenda atau mitos yang dipercaya masyarakat setempat. Entah itu legenda yang berakhir bahagia atau justru berujung tragis.

Mengenai legenda tragis, sama seperti Inggris, India, dan negara-negara lain yang mengenal kisah kasih tak sampai seperti Romeo & Juliet dan Laila-Majnun, Indonesia pun tampaknya tergila-gila dengan cerita serupa. Terbukti dari banyaknya legenda dan cerita rakyat yang menceritakan pasangan dengan cinta penuh rintangan. Uniknya, lagi-lagi legenda semacam itu dikaitkan dengan tempat tertentu.

Nah, berikut ini beberapa di antara sekian banyak tempat wisata dengan panorama memesona di Indonesia yang diliputi legenda cinta bak Romeo & Juliet.

1.Coban Rondo - Jawa Timur
Penamaan Air Terjun Coban Rondo, salah satu objek wisata alam di Batu, Malang terkait dengan kisah cinta yang harus terpisah maut.

Tersebutlah Dewi Anjarwati dan Raden Baron Kusumo yang jatuh cinta dan memutuskan untuk mengikat janji dalam pernikahan. Baru beberapa hari menjadi suami-istri, Dewi Anjarwati mengajak suaminya untuk bertandang ke rumah orang tua Raden Baron yang ada di Gunung Anjasmoro. Padahal enurut tradisi Jawa kuno, pasangan pengantin baru dilarang bepergian sebelum usia pernikahan mencapai selapan karena bisa mendatangkan celaka. Tetapi keduanya tetap bersikeras pergi.

Di tengah perjalanan, mempelai bertemu dengan Joko Lelono yang kontan terpikat kecantikan Dewi Anjarwati. Joko Lelono pun menantang Raden Baron Kusumo berduel untuk memperebutkan Dewi Anjarwati. Sang istri diminta untuk menyembunyikan diri di balik air terjun sembari menunggu suaminya datang. Tak disangka, Raden Baron Kusumo dan dan Joko Lelono sama-sama tewas dalam pertarungan. Tinggallah Dewi Anjarwati yang menjanda meratapi nasibnya di balik air terjun.

Sampai sekarang, banyak yang percaya kalau ratapan Dewi Anjarwati mendatangkan kesialan bagi pasangan-pasangan yang datang ke sana. Boleh percaya, boleh tidak. Pada akhirnya, kutukan tersebut bukan sesuatu yang bisa dibuktikan dengan ilmu pengetahuan.

2.Tanjung Menangis - NTB
Tanjung dengan pemandangan memesona ini ada di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat. Namanya yang memilukan memang berasal dari sebuah legenda tentang cinta yang tak sampai.

Alkisah, putri dari Sumbawa menderita penyakit yang tak bisa diobati tabib tersakti sekalipun. Putus asa, sang raja membuat sayembara, barang siapa mampu menyembuhkan penyakit itu akan dinikahkan dengan sang putri.

Dari sekian banyak peserta yang gagal, muncul pemuda tampan yang berhasil mengobati penyakitnya. Namun sang raja justru ingkar janji dan mengusir si pemuda. Sang putri yang sudah kadung jatuh cinta pun mengejarnya. Namun kapalnya sudah berlayar jauh dari tanjung.

Sejak itu sang putri menangisi kepergian si pemuda di tepi tanjung. Lama-kelamaan, penduduk setempat menamai tempat itu Tanjung Menangis.

3.Baturraden - Jawa Tengah
Tahukah kamu, nama Baturraden berasal dari istilah Jawa 'batur' yang berarti kacung dan dan 'raden' yang berarti tuan? Nama ini dikaitkan dengan legenda setempat mengenai asal-usul tempat wisata tersebut.

Konon, dahulu kala ada seorang putri Adipati Kutaliman yang jatuh hati kepada salah satu pelayannya bernama Suta. Dua insan beda kasta ini jatuh cinta setelah Suta menyelamatkan sang putri dari ular. Diam-diam mereka menjalin asmara dan memutuskan untuk menikah.

Namun karena perbedaan derajat, Adipati Kutaliman tak merestui keduanya dan memenjarakan Suta. Sang putri pun bersiasat dengan salah satu pelayannya untuk menyelamatkan Suta. Kemudian mereka melarikan diri, menikah, dan beranak-pinak di suatu gunung terpencil.

Legenda ini cuma salah satu dari beberapa spekulasi mengenai Baturraden yang berkembang di masyarakat. Ada pula yang menyebutkan Baturraden berasal dari kata 'batur' yang diartikan tanah datar dan 'adi' yang berarti indah.

4.Pulau Kemaro - Sumatera Selatan
Kemaro, sebuah pulau mungil dengan pagoda cantik di Sungai Musi merupakan salah satu objek wisata di Sumatera Selatan. Dilaporkan situs Wonderful Indonesia, pulau tersebut dinamakan Kemaro yang berarti 'kemarau' karena senantiasa kering. Tak hanya indah, pulau ini juga menyimpan legenda romantis yang diceritakan turun-temurun.

Kemaro sempat menjadi saksi cinta putri raja Sriwijaya, Siti Fatimah dan Tan Bun Ann, pangeran dari negeri Tiongkok. Konon orangtua Siti Fatimah meminta barang berharga sebagai mahar pernikahan dari Tan Bun Ann. Sang pangeran lantas meminta kiriman emas dan restu pada orang tuanya dari China.

Dikirimkanlah beberapa peti berisi barang-barang berharga yang ditutupi sayuran dan buah-buahan awetan agar tidak dicuri perompak. Melihat peti berisi sayuran, Tan Bun An merasa kecewa dan membuang peti itu ke Sungai Musi. Ketika peti terakhir pecah, barulah ia mengetahui adanya uang dan emas di balik sayur-sayuran itu. Lantas ia pun terjun ke sungai untuk memunguti maharnya. Namun ia justru tenggelam tanpa sempat mempersembahkan hadiah tersebut kepada pujaannya.

Mendengar calon suaminya tewas, Siti Fatimah pun ikut terjun ke sungai. Sebelum itu, dia dia sempat berkata, "Jika sebuah pohon tumbuh pada sebidang tanah di tempat aku tenggelam, maka itulah saksi cinta kami".

Tak lama setelah kematian Siti Fatima dan Tan Bun Ann, di Sungai Musi muncul gundukan tanah yang kemudian diyakini sebagai tempat persemayaman terakhir sejoli bernasib tragis tersebut.

5.Danau Dendam Tak Sudah - Bengkulu
Danau bernama unik ini merupakan salah satu objek wisata alam yang ada di Bengkulu. Ada beberapa legenda dan mitos yang dikaitkan dengan Danau Dendam Tak Sudah. Ada yang meyakini kalau nama Dendam Tak Sudah berasal dari kutukan seekor buaya yang kalah bertarung. Ada pula yang percaya kalau Dendam Tak Sudah berarti dam (bendungan) yang tak sudah atau terbengkalai karena tak selesai dibangun.

Namun ada satu cerita lagi yang diyakini menjadi asal-usul nama danau. Versi pertama menyebutkan tentang sepasang kekasih yang tak direstui oleh kedua orang tua mereka dan lalu bunuh diri dengan cara menceburkan diri ke dalam danau. Konon, sepasang kekasih itu hidup selamanya di dalam danau sebagai lintah atau ular.

Versi kedua berkisah tentang seorang wanita muda yang dikhianati cintanya oleh sang kekasih. Si pria lebih memilih menikah dengan gadis pilihan orang tuanya. Pada hari pernikahan, si gadis yang patah hati menangis tersedu-sedu. Tanpa sadar air matanya membuncah dan membanjiri seluruh desa hingga berubah menjadi sebuah danau.

6.Makam Jayaprana - Bali
Kalau India punya Laila-Majnun, China punya Sampek-Engtay, maka Bali punya Layonsari dan Jayaprana. Jayaprana adalah abdi istana Kerajaan Kalianget. Dia jatuh cinta dan kemudian menikah dengan Layonsari yang jelita atas restu sang raja. Namun sang raja ternyata juga terpesona dengan Layonsari dan berniat merebut wanita cantik itu dari tangan suaminya.

Raja Kalianget berhasil menjalankan muslihat untuk menyingkirkan Jayaprana. Dikirimnya Jayaprana jauh dari desa untuk menjalankan sebuah misi. Di tengah jalan, Jayaprana pun dibunuh oleh patih Sawunggaling yang sudah mendapat perintah untuk mengakhiri riwayat sang abdi.

Setelah kematian Jayaprana, sang raja berniat menikahi Layonsari. Namun wanita ini menolak dan memilih bunuh diri dengan senjata yang tersarung di pinggang sang raja. Sang raja pun akhirnya mati tanpa sempat memiliki Layonsari. Ada yang mengatakan dia mati karena bunuh diri. Ada pula yang menyebut sang raja dibunuh oleh para prajurit karena menjadi gila dan membahayakan nyawa orang-orang di sekitarnya.

Jayaprana dimakamkan di hutan dekat Teluk Terima. Sampai sekarang makam ini masih sering dikunjungi oleh wisatawan. Tak jauh dari makam terdapat sebuah pura yang menyimpan patung Jayaprana dan Layonsari. Namun sampai saat ini belum bisa dipastikan kalau makam tersebut memang benar-benar menyimpan jasad Jayaprana.

7.Gunung Tangkuban Perahu - Jawa Barat
Siapa yang tak pernah mendengar tentang Gunung Tangkuban Perahu, saksi cinta tak kesampaian Sangkuriang kepada Dayang Sumbi? Legenda ini begitu terkenal hingga diceritakan turun-temurun, bahkan sempat diadaptasi menjadi film nasional.

Legenda setempat menyebutkan kalau gunung yang dari jauh tampak seperti perahu terbalik itu dulunya memang perahu yang dibuat oleh Sangkuriang untuk Dayang Sumbi. Dayang Sumbi meminta dibuatkan bendungan di Sungai Citarum, lengkap dengan perahu dalam semalam sebagai syarat pertunangan kepada Sangkuriang. Sangkuriang tak menyangka kalau syarat ini merupakan muslihat Dayang Sumbi untuk menolak cintanya. Sebab Sangkuriang ternyata adalah anak kandung Dayang Sumbi yang dia usir saat masih kecil.

Sangkuriang mengerahkan pasukan jin untuk membuat mahar permintaan Dayang Sumbi. Namun upayanya digagalkan oleh Dayang Sumbi dengan kokok ayam jantan yang membuat para jin lari (karena mengira hari sudah pagi). Sangkuriang lantas mengetahui muslihat ini dan menendang perahu buatannya sampai ke bukit. Perahu yang menangkupi bukit ini lantas berubah menjadi gunung Tangkuban Perahu.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.