• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

5.Asa Polisi Berantas Buta Huruf

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.369
Nilai reaksi
23
Poin
0
Suasana pagi di Desa Kuala Rosan, Meliau, Sanggau, Kalimantan Barat, cukup cerah. Maklum, beberapa hari diguyur hujan deras.

Jika kita berada di desa tersebut, maka setiap paginya akan terlihat warga yg berduyun-duyun berangkat ke ladang tani, berdagang, bekerja di pabrik, atau juga 'orang kantoran'.

Rata-rata itulah pekerjaan warga di sana.

Sinar mentari makin meninggi saat itu di Desa Kuala Rosan. Bertambah hangat & sedikit menyilaukan.

Justru kehangatan sinar mentari pagi tersebut jadi 'kawan' penyemangat bagi Bripka Firdaus Febri Tri Suhardi untuk totalitas mengabdi bagi negerinya, Indonesia.

Pak Febri, begitu warga desa mengenal & menyapanya, adalah seorang penjaga keamanan negara: Polisi. Tanggung jawabnya sebagai Bhabinkamtibmas Desa Kuala Rosan.

Sekira jam 7.30 WIB atau 08.00 WIB dari Senin hingga Jumat, Pak Febri biasaya tiba di kantor Desa Kuala Rosan --kecuali ada tugas lain harus dikerjakannya. Setelah itu, ia sibuk dengan tugasnya sebagai Bhabinkamtibmas.

Usai beraktivitas sesuai peran kerjanya, lantas Pak Febri memulai lagi kesibukan profesi lainnya. Sebagai Guru.

Guru sukarela yg mengajarkan membaca, menulis serta berhitung kepada warga Desa Kuala Rosan yg buta huruf. Entah masih berusia muda atau orang tua, Pak Febri ikhlas menyampaikan pembelajaran.

Maka bakal tampak Pak Febri kerap di sela-sela waktunya menyiapkan alat tulis. Ada yg ia bawa sendiri, ada pula memanfaatkan milik kantor desa.

Tak jarang pula Pak Febri memantau kesiapan sarana belajar-mengajar. Lokasinya mengpakai aula kantor Desa Kuala Rosan. Ia periksa kelengkapan bangku bagi 'siswanya'. Papan tulis. Penghapus spidol. Meja Guru & lainnya.

Semua dilakukannya bila tidak ada tugas utama harus diselesaikan sebagai Bhabinkamtibmas Desa Kuala Rosan.

Pak Febri tidak pernah menggerutu. Ia secara ikhlas melakoni peran Guru sukarela. Padahal tanggung jawabnya sebagai Bhabinkamtibmas tidak ringan. Memastikan keadaan di desa kondusif dari gangguan pelanggaran hukum.

Pak Febri tidak pernah memungut biaya dari para warga desa yg antusias mengikuti pembelajaran darinya. Ia tidak juga memanfaatkan 'jabatan lainnya' sebagai Guru sukarela untuk memperoleh keuntungan keuangan.

"Yang penting masyarakat di sini pandai-pandai. Walaupun orang desa, tetapi IQ-nya jangan hingga kalah sama yg tinggal di kota & dididik di sekolah formal," mengatakan Pak Febri, Jumat (10/9/2021).

Memang waktu belajar dari 'Guru' Pak Febri masih belum tetap. Kadang 2 kali, dapat juga 3 kali dalam sepekan, pernah juga cuma 1 kali. Tapi dapat dimaklumi, Pak Febri juga punya tugas mulia lainnya: Polisi & Bhabinkamtibmas Desa Kuala Rosan.

Namun lazimnya, Pak Febri memulai jadi Guru sukarela lalu memberikan pembelajaran sekitar jam 10.00 WIB atau 10.30 WIB & selesai jam 12.00 WIB.

Berprofesi jadi Guru sukarela di deaa terpencil bukan karena tekanan atau paksaan. Pak Febri berbuat itu karena gundah mengetahui banyak warga Desa Kuala Rosan yg buta huruf.

Kemudian secara inisiatif Pak Febri akhirnya membuka kelas belajar-mengajar kepada warga desa. Ia juga memohon izin ke pimpinannya supaya 'direstui'.

Cara Pak Febri dalam menyampaikan materi belajar membaca, menulis maupun berhitung kepada warga desa yg buta huruf pun terlihat bagaikan Guru profesional.

Penuh kesabaran dalam membimbing serta mencari metode yg mudah diserap warga supaya dapat dipahami mereka.

"Kalau kita ikhlas mengajar, harap menciptakan masyarakat pandai, maka jangan anggap mereka orang yg punya salah. Kita harus sadar bahwa warga desa sama sekali tidak tahu apa-apa," ujar Pak Febri.

Sangat mulia & bijaksana tabiat Pak Febri. Sosok yg tidak mengeluh untuk mewujudkan asanya menciptakan masyarakat Indonesia yg cerdas berkualitas.

Pak Febri, Anda adalah teladan. Dan saya yakin Indonesia sangat bangga mempunyai putra seperti Anda.*

*Penulis : HAL

Kemarin 21:56
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.