yan raditya
IndoForum Addict E
- No. Urut
- 163658
- Sejak
- 31 Jan 2012
- Pesan
- 24.461
- Nilai reaksi
- 72
- Poin
- 48
Sebanyak 44 lady companion (LC) atau perempuan pemandu lagu terjaring razia saat aparat Satpol PP Sidoarjo, polisi, TNI dan lembaga terkait menggelar operasi di tempat-tempat karaoke, Minggu (31/1/2016) dini hari.
Rencananya, cewek-cewek yang umumnya berbusana seksi itu akan dipulangkan ke rumah masing-masing dan diantar petugas.
Aparat berharap, mereka jera dan tak lagi bekerja sebagai pemandu lagu yang memiliki konotasi dan stigma negatif di masyarakat.
Kepala Bidang Penegakan Perundang-Undangan Satpol PPSidoarjo, Hari Sucahyono, mengatakan, pihaknya mengamankan 44 LC itu dari lima tempat karaoke di Waru dan Sedati.
Usai didata dan diberi pembinaan, pihaknya akan mengirimkan LC ini ke rumah masing-masing. Para LC ini berasal dari berbagai daerah di Jatim. Paling banyak berasal dari Sidoarjo.
"Biar ada efek jera," kata Hari.
Pengamanan para LC ini sebagai implementasi penegakan Perda Tempat Hiburan Karaoke yang menyatakan tempat karaoke tidak diperbolehkan menyediakan jasa pemandu lagu.
Di Waru, Hari merazia empat tempat karaoke, yaitu Karaoke Yayang, Diaz, Happy, dan Dewa Dewi. Sementara di Sedati, pihaknya mendatangi Wonderland Karaoke.
Namun, pihaknya gagal menemukan LC di tempat karaoke di wilayah Kota. Ditengarai, razia tersebut bocor sebelum aparat gabungan sampai ke tempat target razia.
"Memang yang di kota kami duga bocor, sebab kami tak menemukan para pemandu lagu, sementara menurut intel kami ada. Banyak kemungkinan kenapa razia bisa bocor, bisa dari dalam sendiri atau pihak lain yang punya kedekatan dengan pengusaha hiburan," ujarnya.
Pihaknya akan terus menggelar razia karaoke. Tak hanya menyasar pemandu lagu, Hari juga akan memeriksa perizinan masing-masjng tempat karaoke tersebut, maupun peredaran narkoba, karena ditengarai tempat karaoke juga menjadi tempat transaksi narkoba.
"Kalau tak ada izinnya, akan kami segel," ucapnya.
Terpisah, Ketua GP Ansor Sidoarjo, Slamet Budiono, menyayangkan bocornya razia yang digelar tersebut.
Meski mengapresiasi langkah tersebut, harusnya razia bisa maksimal dengan tak hanya menjaring LC tapi juga pelaku penyalahgunaan narkoba.
"Kami ingin razia itu intensif, tak hanya seminggu sekali. Kalau ketahuan melanggar, langsung ditutup saja," tegas Slamet.
Rencananya, cewek-cewek yang umumnya berbusana seksi itu akan dipulangkan ke rumah masing-masing dan diantar petugas.
Aparat berharap, mereka jera dan tak lagi bekerja sebagai pemandu lagu yang memiliki konotasi dan stigma negatif di masyarakat.
Kepala Bidang Penegakan Perundang-Undangan Satpol PPSidoarjo, Hari Sucahyono, mengatakan, pihaknya mengamankan 44 LC itu dari lima tempat karaoke di Waru dan Sedati.
Usai didata dan diberi pembinaan, pihaknya akan mengirimkan LC ini ke rumah masing-masing. Para LC ini berasal dari berbagai daerah di Jatim. Paling banyak berasal dari Sidoarjo.
"Biar ada efek jera," kata Hari.
Pengamanan para LC ini sebagai implementasi penegakan Perda Tempat Hiburan Karaoke yang menyatakan tempat karaoke tidak diperbolehkan menyediakan jasa pemandu lagu.
Di Waru, Hari merazia empat tempat karaoke, yaitu Karaoke Yayang, Diaz, Happy, dan Dewa Dewi. Sementara di Sedati, pihaknya mendatangi Wonderland Karaoke.
Namun, pihaknya gagal menemukan LC di tempat karaoke di wilayah Kota. Ditengarai, razia tersebut bocor sebelum aparat gabungan sampai ke tempat target razia.
"Memang yang di kota kami duga bocor, sebab kami tak menemukan para pemandu lagu, sementara menurut intel kami ada. Banyak kemungkinan kenapa razia bisa bocor, bisa dari dalam sendiri atau pihak lain yang punya kedekatan dengan pengusaha hiburan," ujarnya.
Pihaknya akan terus menggelar razia karaoke. Tak hanya menyasar pemandu lagu, Hari juga akan memeriksa perizinan masing-masjng tempat karaoke tersebut, maupun peredaran narkoba, karena ditengarai tempat karaoke juga menjadi tempat transaksi narkoba.
"Kalau tak ada izinnya, akan kami segel," ucapnya.
Terpisah, Ketua GP Ansor Sidoarjo, Slamet Budiono, menyayangkan bocornya razia yang digelar tersebut.
Meski mengapresiasi langkah tersebut, harusnya razia bisa maksimal dengan tak hanya menjaring LC tapi juga pelaku penyalahgunaan narkoba.
"Kami ingin razia itu intensif, tak hanya seminggu sekali. Kalau ketahuan melanggar, langsung ditutup saja," tegas Slamet.