• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

The Buddha Relics

singthung

IndoForum Junior E
No. Urut
7164
Sejak
21 Sep 2006
Pesan
1.634
Nilai reaksi
27
Poin
48
The Buddha Relics


The Relics below are the cremated remains of the current Buddha. Before the Buddha passed away he made a wish for his teachings to exist on forever. Through the process of cremation after death, the remains of both the Buddha and his disciples (Arahants) will turn into crystallised Relics for the future generations.

Buddhist Pagodas are especially built to house these Relics for the future generations. Both Buddha's and Arahants' Relics will multiply, disappear, change colours and size according to the environments. One way of testing Relics is to float them in water, once floated, the Relics will come together.

The Buddha Relics have two purposes, one to prove to people that Enlightenment is possible and two to encourage practices of good virtues.


Buddha_relic%20(1).jpg

Buddha_relic%20(2).jpg

Buddha_relic%20(3).jpg

Buddha_relic%20(4).jpg

Rice Grain Relics
Buddha_relic%20(8).jpg

Buddha_relic%20(5).jpg

Relic changed colours
Buddha_relic%20(9).jpg

Buddha_relic%20(18).jpg

The Heart of the Buddha (clear Relics)
Buddha_relic%20(13).JPG

Buddha_relic%20(12).JPG

Buddha_relic%20(17).JPG

Buddha_relic%20(16).JPG

Buddha_relic%20(10).JPG

Silence Buddha Relic (from previous Buddha who did not teach)
Relics%20Foat.jpg

Floating Relics
 
Relics of the various Arahants

Phra%20Sariputta.jpg

Ven. Sariputta Relics
Phra%20Sariputta%202.jpg

Ven. Sariputta Relics
Phra%20Mokalana%202.jpg

Ven. Moggalana Relics
Phra%20Mokalana.jpg

Ven. Moggalana Relics
Phra%20Sri%20Va%20Li.jpg

Ven. Sivali Relics
Phra%20Sri%20Va%20Li%202.jpg

Ven. Sivali Relics
Phra%20Mahakajjayana.jpg

Ven. Maha Kaccayana Relics
Phra%20Ananda.jpg

Ven. Ananda Relics
phra%20Angulimala.jpg

Ven. Angulimala Relics
arahant_relic%20(4).jpg

Ven. Maliyaheva
 
mau nanya nih...

alow shingtung,:D
gue mau nanya, berasal darimanakah relic itu? apakah hanya orang suci yg bisa memiliki relic pada tubuhnya? bagaimana gue bisa membedakan relic yg asli dengan yg palsu (maklum di dunia ini sudah sulit membedakan yg asli ama yg palsu):-/?
 
alow shingtung,:D
gue mau nanya, berasal darimanakah relic itu? apakah hanya orang suci yg bisa memiliki relic pada tubuhnya? bagaimana gue bisa membedakan relic yg asli dengan yg palsu (maklum di dunia ini sudah sulit membedakan yg asli ama yg palsu):-/?

Relik berasal dari orang yang telah mencapai tingkat kesucian dalam agama Buddha.Bisa cek di lab.

Relik yang pada umumnya berbentuk kristal adalah merupakan sisa jasmani dari seseorang yang telah meninggal dunia. Mengetahui keaslian relik memang tidak mudah. Relik asli dan palsu sama berkilaunya. Oleh karena itu, pemujaan kepada relik cenderung hanya karena faktor kepercayaan, bukan karena telah terbukti keasliannya. Daripada ragu atas asli atau tidaknya relik, lebih baik jadikan relik sebagai lambang perjuangan dalam pelaksanaan Dhamma. Jika relik itu asli, maka tentu pemilik tubuh tempat relik itu berasal adalah orang yang sangat tekun melaksanakan Dhamma. Keberadaan relik itu membuktikan bahwa siapapun yang melaksanakan Dhamma dengan sungguh-sungguh akan mendapatkan kebahagiaan serta manfaat Dhamma.
Sebaliknya, jika relik itu palsu, tetap akan memberikan semangat melaksanakan Buddha Dhamma karena relik telah menjadi lambang perjuangan Dhamma. Asli atau palsu, semuanya akan membantu menambah semangat untuk melaksanakan Dhamma melalui badan, ucapan dan juga pikiran.
Dengan demikian, relik bukanlah tempat untuk meminta melainkan menjadi lambang semangat dan perjuangan dalam Dhamma agar seseorang dapat mencapai kebebasan dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin.


NB:
Seseorang yang mempunyai ketajaman bathin tentunya akan dapat merasakan getaran energi yang terpancar dari butir relik, bahkan ia pun akan dapat melihat dalam bathinnya cahaya terang Relik tersebut sesuai dengan sifat pancaran energinya.


 
hm..oz pernah baca relic ini terbentuk kalo tulang dipanaskan dgn suhu tinggi..
apa benar ya?
 
ahaha..bukan itu maksudnya kk..:D
kan bnyak juga orang2 yg dikremasi tapi gak ada sarira nya kan?
Hanya orang2 suci yg ada...

Tapi berdasarkan penelitian, sarira ini bisa terbentuk kalo tulang dalam tubuh dipanaskan dalam suhu tinggi...

Aneh kan?apa orang yg melatih kesucian ini secara gak langsung merubah structure tubuhnya dgn panas?
 
ahaha..bukan itu maksudnya kk..:D
kan bnyak juga orang2 yg dikremasi tapi gak ada sarira nya kan?
Hanya orang2 suci yg ada...

Tapi berdasarkan penelitian, sarira ini bisa terbentuk kalo tulang dalam tubuh dipanaskan dalam suhu tinggi...

Aneh kan?apa orang yg melatih kesucian ini secara gak langsung merubah structure tubuhnya dgn panas?


Para pelaksana Buddha Dharma yang tekun dalam mempelajari dan melaksanakan Dharma, khususnya dengan melatih meditasi, mereka akan menggunakan energi pikirannya secara maksimal untuk berkonsentrasi. Akibatnya, energi pikiran murni yang mereka pancarkan itu terserap oleh bagian-bagian tubuhnya sendiri. Selama bertahun-tahun tubuhnya diliputi oleh energi pikiran yang dahsyat ini. Karena itulah, ketika mereka meninggal dunia, beberapa bagian tubuhnya yang telah banyak menyerap energi ini menjadi berubah bentuk, mengkristal. Inilah yang disebut Relik
 
Ouwh..gitu ya...
thx buat jawabanna kk :)
 
pernah tau ga? gw pernah ntn vcd..
ada seorang nenek, dia itu sejak umur brp gt(lupa g) terus menerus baca namo amitofo
(amitabha buddha)
sampai akhir khayatnya, dan dia begitu yakin dan percaya,,,
eh pas abis dikremasi ,,,
tulangnya ad yang bentuk org lg berdiri dan salah satu sendi nya berbentuk teratai dan pas ditempelin seolh2 kaya org lagi berdiri di atas teratai .. cm vcd nya udaga tau kemana, kykan dipinjem :(
 
saya pernah ke vihara, ada seorang bhante membagikan relic kepada umat. apakah itu bisa?:(
apakah seseorang yg mendapatkan relic tersebut adalah orang yg beruntung?
Saya dengar sih kalo ngak dijaga dgn baik relicnya (mis: tidak dibacakan paritta dan tidak dirawat) maka relic tersebut akan hilang? apakah itu betul?:-/
Katanya jg kalo hilang maka akan membawa musibah/ karma buruk?:(
 
saya pernah ke vihara, ada seorang bhante membagikan relic kepada umat. apakah itu bisa?:(
apakah seseorang yg mendapatkan relic tersebut adalah orang yg beruntung?
Saya dengar sih kalo ngak dijaga dgn baik relicnya (mis: tidak dibacakan paritta dan tidak dirawat) maka relic tersebut akan hilang? apakah itu betul?:-/
Katanya jg kalo hilang maka akan membawa musibah/ karma buruk?:(

Relik bukanlah tempat untuk meminta melainkan menjadi lambang semangat dan perjuangan dalam Dhamma agar seseorang dapat mencapai kebebasan dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin.
 
se tahu saya relic bisa hilang,, bisa juga bertambah banyak,,
teman gw ada yang punya, dan dia sudah membuktikan itu.

kalau masalah membagi relic saya rasa itu tidak masalah.
yang penting si penerima mau merawat.bukan membuang dan berharap relic tersebut membawa berkah,keberuntungan,etc.
orang yang memiliki relic memang bisa juga di sebut jodoh.^^

setahu saya semua relic dari monggalana itu berbentuk jari-jari yang berjarak,,itu di kalau ga salah ada hubungan nya dengan pembunuhan yang di lakukan monggalana sewaktu belum menjadi umat buddha.
 
@ Sinthung

Terima kasih, jadi bingung mau balas balasan anda dimana. Di sini saja yah....

Gw jadi teringat nih...
Dulu, sewaktu kuliah di USU, nah... guru agama Buddha yang ngajar pernah certa tentang relic ini. Menurut cerita dia, sewaktu ayahnya meninggal dan di kremasi di Tanjung Morawa - Medan, di sisa abu jenazahnya ditemukan butiran-butiran berwarna abu-abu yang mungkinkah ini relic?

Ayah guru saya itu adalah orang yang berjasa mendirikan Vihara di Deli Tua dekat Medan. Kemudian, kalau tidak salah ingat, relic beserta abu jenazah tsb di simpan di Pagoda yang terdapat di komplex Vihara Deli Tua tersebut.

Apakah relic juga bisa muncul pada umat Buddha yang berkeluarga?
 
Apakah relic juga bisa muncul pada umat Buddha yang berkeluarga?

Bisa, relik bisa muncul pada perumah tangga biasa, tergantung latihan dan tekad dari yang bersangkutan. Banyak perumah tangga yang bisa mencapai sotapanna, sakadagami dan anagami. Dan umumnya kalo mereka bertekad, maka biasanya ada relik.

Tapi satu hal yang perlu di perhatikan "Seorang suciwan bisa memiliki ATAU tidak memiliki relik sewaktu dikremasi."
Jadi itu bukan ukuran tingkat pencapaian seseorang, tapi pada umumnya yang memiliki relik itu memang orang yang betul menjalankan buddha dhamma.
 
Ow... Gitoooo...
Makasih kk, terus mau tanya lagi nih, apakah relic Sang Buddha Sakyamuni masih awet sampai sekarang, mengingat sudah 2552 tahun kan (tahun Buddhis). Kalau masih, apakah keberadaannya diketahui? Bukan masalah gambar di atas yang ditunjukkan sdr. Sinthung asli atau palsu. Juga seperti penjelasan Sdr. Sinthung, relic bukan untuk dipuja atau disembah, tetapi sebagai lambang semangat dan perjuangan menjalankan Dhamma. jadi, sekedar pingin tahu saja.
 
Apakah relic juga bisa muncul pada umat Buddha yang berkeluarga?

kan diatas sudah ada jawaban.^_^

Para pelaksana Buddha Dharma yang tekun dalam mempelajari dan melaksanakan Dharma, khususnya dengan melatih meditasi, mereka akan menggunakan energi pikirannya secara maksimal untuk berkonsentrasi. Akibatnya, energi pikiran murni yang mereka pancarkan itu terserap oleh bagian-bagian tubuhnya sendiri. Selama bertahun-tahun tubuhnya diliputi oleh energi pikiran yang dahsyat ini. Karena itulah, ketika mereka meninggal dunia, beberapa bagian tubuhnya yang telah banyak menyerap energi ini menjadi berubah bentuk, mengkristal. Inilah yang disebut Relik
 
Benar itu sudah terjawab, yang ini yang belum:

Apakah relic Sang Buddha Sakyamuni masih awet sampai sekarang, mengingat sudah 2552 tahun kan (tahun Buddhis). Kalau masih, apakah keberadaannya diketahui? Bukan masalah gambar di atas yang ditunjukkan sdr. Sinthung asli atau palsu. Juga seperti penjelasan Sdr. Sinthung, relic bukan untuk dipuja atau disembah, tetapi sebagai lambang semangat dan perjuangan menjalankan Dhamma. jadi, sekedar pingin tahu saja.
 
kalau peka....bisaa dirasakan kekuatan dari relik tsb.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.