Untuk mengetahui itu kamu seharusnya tahu alasan kenapa Gereja Katolik (GK) bukan hanya berpedoman pada Kitab Suci (KS), tetapi juga Tradisi Suci dan Magisterium Gereja.
Ok, sekilas tentang itu.
Kitab Suci ditulis oleh para penulis KS berdasarkan pergaulan Para Rasul (12 orang) dengan Yesus. Tentu saja, tidak semua hal yg didengar, dilihat, diraba, dirasakan oleh Para Rasul tentang Yesus bisa dicatat dalam sebuah tulisan.
Semua hal yg tertulis dinamakan tradisi tertulis, sedangkan yg tidak dinamakan tradisi lisan.
Semua tradisi tersebut diwariskan secara hidup dan turun temurun oleh Para Rasul (Petrus sebagai Paus I) kepada pengganti-penggantinya yg kita sebut Paus dan Para Uskup. Itulah yg dinamakan Tradisi Suci.
Maka, agama katolik bukanlah agama "buku", yg hanya berdasarkan dari tulisan yg mati tersebut, tetapi berdasarkan Sabda yg Hidup, yg didengar, dirasakan, dilihat, dan diwariskan secara turun temurun.
Tentu saja pewarisan seperti itu tidak mudah, banyak hal yg harus dipenuhi.
tradisi lisanpun akhirnya banyak yg dituliskan, dalam bentuk tulisan Bapa Gereja, Dogma, Doktrin, disiplin.... dsb.
Untuk itulah Gereja sering mengadakan konsili yaitu sidang Para Uskup Sedunia untuk kembali melihat keselaran iman sejak Gereja awal sampai Gereja saat ini.
Bagaimanapun juga, zaman berkembang, banyak hal yg harus diterjemahkan lagi apakah sesuai atau tidak dengan Ajaran Kristus.
Yang mempunyai Otoritas secara tidak dapat salah menerjemahkan dan mengajarkan ajaran iman dan moral tersebut adlah Magisterium Gereja
Salah satu ajaran tentang perkawinan ada dalam Buku Perkawinan Gereja yg disebut Hukum Kanonik.
Sekarang mengenai pertanyaanmu:
ini bukan masalah bertentangan dengan kitab suci atau tidak
tapi situ tau darimana kalo itu jadi wajib bagi agamamu?
Jawaban saya berdasarkan yg saya uraikan di atas adalah:
Otoritas Gereja berdasarkan Otoritas yg didapatkan dari Yesus sendiri!
Dan Otoritas itu dinyatakan dalam Injil.... (sudah pernah dibahas oleh Catholic)
Uraian saya di atas adalah menyatakan bahwa dalam melaksanakan otoritas itu harus tidak bertentangan dengan Ajaran Yesus yg diteruskan dalam bentuk KS, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja.
Sorry, panjang....
sekalian biar kamu tahu...
Salam
Jebling