@zulumat:
sabar yah, ntar gw cari2 dulu sourcenya yg jelas.
Akankah Orangutan Sumatera Punah?
Berastagi, Populasi orangutan dalam beberapa dekade terakhir ini terus menyusut.Rusaknya habitat hingga perburuan dituding sebagai penyebab penurunan populasi Sumatera (Pongo abelii). Bukan mustahil salah satu jenis kera besar ini akan punah dari belantara Sumatera pada masa mendatang. IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources-Persatuan Pelestarian Alam dan Sumber Daya Alam Dunia) pun memasukkan orangutan Sumatera ke dalam status “sangat terancam punah”, kondisinya lebih buruk ketimbang orangutan Kalimantan. Itu sebabnya, bila kita tak berbuat sesuatu untuk mencegah penurunan populasi tersebut dalam beberapa tahun kedepan, status orangutan Sumatera akan “naik kelas” menjadi punah.
“Sekarang waktunya untuk melakukan aksi penyelamatan orangutan” ujar Kathy Holzer, IUCN Conservation Breeding Specialist Group. “Kita tak bisa hanya menunggu atau orangutan akan punah. Kita harus bekerja secara bersama-sama untuk mengurangi kerusakan hutan dan segala isinya, sehingga kita bisa menyelamatkan keanekaragaman hayati untuk generasi berikut,” tambahnya.
”Merujuk hasil survei di 13 lokasi habitat orangutan Sumatera berhasil diidentifikasi hanya tiga lokasi yang dihuni oleh lebih dari 500 individu, sedangkan di tujuh lokasi tercatat hanya 250 lebih individu orangutan” ujar Ian Singleton, Scientific Director Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP). Inilah kesempatan terakhir untuk menyelamatkan kera besar tersebut. “Pada pertemuan antar pemerintah di Republik Demokratik Congo, pemerintah Indonesia berjanji untuk mengurangi laju kerusakan habitat orangutan tahun 2010 dan memastikan stabilitas jumlah spesies ini hingga tahun 2015,” jelasnya.
Dari 13 lokasi tersebut, enam diantaranya mengalami laju kerusakan hutan ±10% per tahunnya. Hasil penelitian bersama para ahli orangutan (Orangutan PHVA, Population and Habitat Vialibity Assesment) memprediksikan populasi akan hilang sebanyak kurang lebih 50 persen dalam kurun waktu 10 tahun dan kurang lebih 97 persen dalam 50 tahun kedepan.
Merujuk fakta di atas, usaha dan kerjasama para pelaku konservasi orangutan serta institusi terkait sangat dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasi rencana aksi penyelamatan orangutan. Itu sebabnya, workshop Orangutan Action Plan yang berlangsung selama tiga hari ini (19-23 September 2005) dimaksudkan untuk membuat suatu strategi dan rekomendasi bersama mencegah kepunahan orangutan (hasil rekomendasi terlampir). Berdasarkan hasil pertemuan ini seluruh peserta sepakat illegal logging dan konversi lahan menjadi penyebab utama kehilangan habitat bagi orangutan Sumatera. Hal ini juga sangat bergantung pada situasi politik di daerah dan nasional. Apalagi ditambah dengan adanya rekonstruksi Aceh yang memerlukan banyak sekali bahan kayu untuk pembangunan rumah.
“Strategi penyelamatan orangutan ini sangat penting, melihat kondisi populasi orangutan Sumatera yang kian kritis, perlu adanya Forum Konservasi Orangutan Sumatera yang bekerja bersama-sama untuk menyelamatkan orangutan Sumatera,” Jatna Supriatna, Ph.D, Regional Vice President Conservation International Indonesia menambahkan.
“Penyelamatan orangutan Sumatera -sebagai satwa yang terancam punah- merupakan suatu kewajiban bagi seluruh komponen bangsa Indonesia” tegas Ir. Adi Susmianto M.Sc, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Departemen Kehutanan. Lanjutnya, rencana aksi ini harus dipahami sebagai bentuk komitmen para pihak yang mengikat untuk dijadikan dasar dalam pelaksanaannya di lapangan. Namun demikian keberhasilan suatu strategi ini tergantung kepada pendekatan yang komprehensif terhadap aspek-aspek sebagai berikut:
1. Konservasi jenis dan genetik orangutan itu sendiri
2. Dukungan politik pemerintah (khususnya pemerintah daerah)
3. Keterpaduan dengan pembangunan wilayah
4. Keterkaitan dengan upaya pengentasan kemiskinan
Diharapkan strategi bersama-sama ini bisa diimplementasikan di daerah dan dapat mencegah laju percepatan kepunahan orangutan Sumatera.
SUMBER: KCM