• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Yakin Kita Sedang Memberantas Korupsi?

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.369
Nilai reaksi
23
Poin
0
Yakin Kita Sedang Memberantas Korupsi?


Apa kita sungguh-sungguh membicarakan pemberantasan korupsi? Kalo iya, mengapa kita justru meributkan warna kucing sementara tikus-tikus tertawa melihatnya?
Apa kita sendiri yakin sedang dalam sebuah sistem yg memberantas korupsi?
Atau kita sendiri ragu, itu korupsi apa bukan ya?

Korupsi, Kolusi & Nepotisme. Esensinya adalah perkara! Kita akan berbicara sebuah lembaga pemberantasannya, yg berjibaku di dalam lorong got-got gelap yg berisi puluhan kerajaan tikus yg penuh tipu muslihat. Lengah sedikit, bukan tikus didapat, justru pemburunya yg tiba-tiba berompi orange sesaat keluar dari got. Tikus tertawa & bahkan dianggap pahlawan. Di negeri ini, kita bicara tikus-tikus yg sudah jadi kerajaan, tali silangnya sudah ribet & ke mana-mana, tetapi kucingnya malah ikut-ikutan loncat seperti kelinci. Kan jancuk!

Perubahan UU KPK menghasilkan banyak tetek bengek baru yg mengubah sistem lama KPK. Yang menciptakan pasti Pemerintah bersama DPR, KPK yg dulunya dipandang independen diubah jadi bagian dari rumpun kekuasaan.
Kenapa harus diubah. Lugas saja. Ini karena dua hal, karena ada kepentingan, atau untuk melawan suatu kepentingan. Pertanyaannya, kepentingan mana yg benar-benar berpihak kepada gerakan melawan korupsi?

Sejauh mana kita dapat yakin bahwa sebuah tes dilakukan untuk kepentingan profesionalisme & bukan sebagai alatscreeningorang. Jawabannya mungkin dapat ditanyakan pada rumput yg bergoyang, itupun kalau ada angin, mengatakan Ebiat G Ade.

Jawaban mungkin tidak dapat kita temukan, tetapi indikasinya dapat kita catat & simpulkan.
Metode TWK memakai 2 cara: multimetode & multiasesor. Asesornya tidak cuma BKN melainkan Dinas Psikologi TNI AD, BNPT, BAIS, & Pusat Intelijen TNI AD. Para asesor itu juga bertindak sebagai Tim Observer yg "mengontrol" setiap tahapan. Tiga aspek yg diukur adalah integritas, netralitas, & antiradikalisme.

Kamu mungkin dapat menerka pertanyaan apa yg mungkin ditanyakan pada saat tes tersebut. Pastinya bukan sekadar tes biasa, jebakan kalimat & jawaban serta efek psikologis & ilmu intelijen bermain di sana. Tapi ternyata ada 1.000-an peserta yg lolos & yg tidak lolos cuma 75 orang.

Masalahnya bukan di keharusan tesnya, karena semua aparatur negara pasti diberikan tes tentang kebangsaan, pun bukan kredibilitas lembaga yg terkait. Melainkan kita harus bertanya ada kepentingan terselubung apa di balik praktik ini semua. Sebab, kalau korupsi secara konsep ekonomi-politik adalah siapa mendapatkan apa dengan memanfaatkan siapa maka kontrapemberantasan korupsi adalah siapa mengpakai apa untuk melindungi siapa.

Fokus kita bersama adalah mencari sosok pemberantas korupsi yg jujur, berani, berintegritas sesuai kualifikasi profesional & peraturan perundang-undangan negara. Kita tidak mencari orang yg seksnya "normal", keluarganya harmonis, kita juga tidak sedang mengukur iman orang kan?

Tapi untuk jadi ASN salah satu aturannya adalah lolos tes kebangsaan.
Betul, setuju, secara administratif-formal. Tapi ingat tujuannya untuk apa. Nyatanya jutaan tes & penataran sudah dilakukan di negara ini tetap saja banyak pejabat yg korupsi, kok. Artinya, tes-tes itu perlu kita kritisi dari segala sisi mengenai efektivitas, metode, & pencapaian tujuannya. Karena makin kesini kok makin jauh dari esensinya.

Kembali ke KPK, sejak 2004 memang tebang pilih kasus itu ada. Semua digodog atas banyak pertimbangan teknis (masa penahanan, ketersediaan alat bukti dsb), pertimbangan kerugian negara, ada juga pertimbangan politik (pemilu, jabatan), pertimbangan kedekatan dengan pimpinan, pertimbangan bisnis (laporan keuangan, aksi korporasi), dll. Itu banyak pemainnya. Melibatkan orang luar maupun dalam dari segala tipe kepentingan. Inilah kenapa KPK jadi sangat strategis. Karena posisinya itulah banyak "tikus" yg harap mengamankan diri dari endusannya. Caranya? Ya lilitkan diri Anda ke pertimbangan-pertimbangan yg menyulitkan KPK. Menempel dengan kekuasaan misalnya, atau lebih kondusif lagi, menempel dengan kekuasaan di dalam KPK itu sendiri.

Karena ya, kalau mau blak-blakan, tak semua jargon pemberantasan korupsi yg digemborkan dilakukan atas dasar menyelamatkan negara & memburu tikus yg mengerat sumber daya negara sehingga memotong hak banyak warga negara lainnya. Pemberantasan korupsi juga dapat jadi komoditas. Orang dapat dapat nama plus uang cuma dengan topeng memberantas korupsi.

Atas nama pemberantasan korupsi, orang dapat terkenal, terlihat suci, punya penggemar, massa, bahkan laskar. Kerjaannya? Tetap dong memberantas korupsi, tentunya atas pesanan koruptor yg lebih akbar lagi supaya kasusnya tertutupi.


Masih banyak artikel nyeleneh lainnya di
www.cangkeman.net
Update artikel baru setiap hari!

Kemarin 23:32
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.