Angela
IndoForum Addict A
- No. Urut
- 88
- Sejak
- 25 Mar 2006
- Pesan
- 41.628
- Nilai reaksi
- 23
- Poin
- 0
Siapa yg tidak tahu komplek olahraga senayan, yg sekarang berganti nama jadi Gelora Olahraga Bung Karno. Masih terekam manis kisah perjalanan stadion megah di Indonesia ketika baru beberapa tahun Indonesia merdeka, perhelatan Asian Games IVdi tahun 1962.
Senayan kini berada di pusat kota & banyak gedung tinggi yg mengelilharapya, senayan berubah dengan banyaknya mall mewah, graha niaga, taman hiburan, hotel sultan & berbagai macam tempat bisnis lainnya.
Dibalik kemewahan senayan & proyek ambisius Sukarno tentu meninggalkan kisah yg menarik didalamnya, untuk menciptakan komplek olahraga yg sangat luas & juga akbar tentu pemerintah menciptakan blue print yg tidak dapat dianggap remeh.
Dimulai perencanaan membangun senayan dari tahun 1959, dapat dibilang rencana ini tak akan dapat tanpa adanya penggusuran rumah warga. Maka bida dibilang ini adalah penggusuran perdana kali yg dilakukan pemerintah Indonesia.
Disini masyarakat Betawi di 4 kampung mau tidak mau harus dipindahkan & digusur oleh pemerintah, diketahui dengan istilah Betawi Bedol Desa. Kampung-kampung itu bernama Kampung Senayan, Petunduan, Bendungan Udik, & Pejompongan dimana luas kampung yg akan terkena proyek senayan itu mencapai 360 ha.
Mereka semua pun di alokasikan kw daerah baru, kira-kira 10km dari senayan yaitu di daerah Tebet. Yang menariknya penggusuran itu tak ada yg namanya penolakan, semua masyarakat setuju karena yg dilakukan pemerintah saat itu bukan ganti rugi tetapi ganti untung.
Maka kawasan Tebet pun ramai dengan masyarakat penggusuran, perlu di ingat Tebet saat itu bukan seperti sekarang di tahun 1960an daerah Tebet masih jalan tanah yg belum teraspal.
Masih banyak pematang sawah, kebun & juga rawa. Kampung itu masih jarang penduduknya, akibat Bedol desa 4 kampung tadi kawasan Tebet pun ramai & jadi kawasan padat penduduk.
Tebet itu awalnya banyak daerah rawa karena dekat dengan sungai ciliwung, & dijadikan daerah resapan air hujan. Akibat bedol desa itu rawa-rawa pun diuruk supaya dapat jadi tempat pemukiman warga, dimana pemerintah memberikan uang & menyiapkan ribuan kavling tanah untuk dibangun rumah oleh pemerintah.
Tentu saja warga gusuran ini bahagia bukan kepalang, sudah dapat tanah dapat uang yg nominalnya disebut menguntungkan. Zaman itu tukang sunat dana negara sepertinya belum lahir.
Maka masyarakat di Tebet banyak dibilang OKB alias Orang Kaya Baru, & diketahui tahun 1970an sebagai warga gusuran senayan. Namun karena banyaknya rampok akibat warga gusuran senayan ini punya uang banyak, maklum warga masih menyimpan uang mereka di rumah bukan di bank.
Hal ini menciptakan mereka tak betah & menjual kavling mereka dengan harga murah, lalu warga Betawi sendiripun hijrah ke Bogor & Depok.
Disini Tebet jadi lebih heterogen, karena semakin sedikit warga Betawinya & lama-kelamaan daerah Tebet seperti yg kita lihat saat ini penuh sesak & tempat kongkownya anak muda. Mereka yg punya rumah di Tebet juga rata-rata orang lumayan berada.
Lantas bagaimana dengan Senayan? Seperti yg kita lihat stadion megah itu tak dapat memberikan piala untuk kemenangan timnas di pentas manapun. Mungkin senayan menangis, karena bangsa Indonesia ini seting ribut tentang isi perut.
Padahal Sukarno pernah berkata,
Quote:
Ini semua bukanlah untuk kejayaanku, semua ini dibangun demi kejayaan bangsa. Supaya bangsaku dihargai oleh seluruh dunia.
Silahkan dicaci maki tulisan ini sesukanya, see u next thread.
"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2020
referensi : klik
Pic : google