• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Waspadai Bahaya Narkoba, Ganja Bisa Sebabkan Gangguan Fungsi Otak

jennywijaya

IndoForum Newbie A
No. Urut
288379
Sejak
10 Nov 2020
Pesan
318
Nilai reaksi
1
Poin
18
kenali-bahaya-narkoba-bagi-pelajar-yang-harus-diwaspadai-orangtua-1612247123.jpg

“Salah satu bahaya narkoba yang patut diwaspadai ialah penggunaan ganja karena mengakibatkan gangguan yang serius pada fungsi otak. Namun, penggunaan ganja juga bisa digunakan sebagai pengobatan medis tertentu sesuai anjuran dokter.”

Salah satu bahaya narkoba yang perlu diketahui ialah penggunaan ganja yang bisa mengubah fungsi otak. Penggunaan gaja salah juga bisa dilakukan dengan cara merokok.

Berdasar penelitian yang dilakukan National Institute of Mental Health, ditemukan reseptor cannabinoid pada pengguna ganja di beberapa bagian otak. Di antaranya, hipokampus, amigdala, striatum, dan otak kecil. Keempatnya bertanggung jawab atas banyaknya fungsi otak yang dipengaruhi ganja.

Apa saja gangguan fungsi otak bagi pengguna ganja?
Bahaya narkoba yang patut diwaspadai adalah penggunaan ganja lantaran bisa mengakibatkan berbagai gangguan otak berikut ini.
  • Gangguan Memori. Penggunaan ganja kemungkinan tidak menghancurkan ingatan, tapi dapat mencegah Anda untuk membentuk ingatan baru. Karena ganja dapat mengganggu memori, target di otak adalah hippocampus. Bagian tersebut merupakan wilayah yang paling terkait dengan pembentukan memori. Apabila hippocampus mengalami gangguan makan proses menciptakan ingatan baru pun terganggu.
  • Berkurangnya kecemasan. Pengguna ganja sangat berpotensi memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi dari biasanya. Salah satu solusinya adalah dengan merokok untuk meredakan kekhawatiran mereka. Ganja dapat mengurangi kecemasan karena salah satu kandungan yang disebut delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) mengikat reseptor cannabinoid di amigdala yang berfungsi mengurangi respons ancaman otak.
  • Kontrol motorik terganggu. Konsentrasi terbesar reseptor cannabinoid berada di stratum dan substansia nigra, yaitu bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan gerakan. Karena itulah, penggunaan ganja seperti alkohol bisa membahayakan kemampuan mengemudi.
  • Nafsu makan yang tinggi. Pemakaian ganja bisa meningkatkan keinginan untuk makan junk food. Sebuah studi Jurnal Nature pada 2001 menjelaskan bahwa mengaktifkan reseptor cannabinoid di bagian otak yang disebut hipotalamus dapat memicu pelepasan leptin dan neuropeptide, hormon yang merangsang nafsu makan.
  • Peningkatan detak jantung. Salah satu efek penggunaan ganja adalah peningkatan detak jantung yang bisa mencapai 50 persen detak jantung per menitnya. Detak jantung puncak biasanya terjadi 15 menit setelah konsentrasi THC puncak. Studi telah menemukan bahwa risiko serangan jantung 4,8 kali lebih tinggi dalam satu jam sebelumnya.
  • Pola tidur yang berubah. Beberapa jenis ganja memang mengakibatkan pola tidur menjadi bervariasi. Ada yang bisa tidur hingga pulas, bahkan ada yang tidak bisa tidur hingga mengalami insomnia.
  • Mengurangi rasa sakit. Salah satu penggunaan ganja bisa menghilangkan rasa sakit. Hal itu terjadi karena banyak sel saraf di tubuh kita yang membawa sinyal rasa sakit memiliki reseptor cannabinoid, dari tubuh ke sumsum tulang belakang hingga ke otak. Karena itu, kemampuan ganja yang bisa menghilangkan rasa sakit menjadi incaran para pasien untuk penanganan penyakit kanker.
Ganja sebagai pengobatan medis jika penggunaannya tepat
Meski penggunaan ganja jadi salah satu bahaya narkoba, sepanjang dekade awal abad ke-21, penggunaan ganja sebagai pengobatan medis makin dieksplorasi. Sebab, ganja terbukti efektif dalam mengobati berbagai yang masalah pengobatan atau terapi lain.

Lebih dari 200 indikasi atau pengguna terpisah untuk ganja medis telah diidentifikasi. Ganja medis bisa berguna untuk beberapa masalah kesehatan berikut ini.
  • Analgesik atau pereda nyeri
  • Penambah nafsu makan dan anti mual
  • Anti-spasmodik dan anti-konvulsan
  • Modulator system anti-inflamasi dan kekebalan
  • Anxiolytic atau pereda kecemasan dan antidepresan untuk gangguan mood.
  • Pengurangan dampak buruk pengganti alkohol, opiat, dan obat-obatan berbahaya lainnya.
Meski begitu, penting untuk diketahui bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) belum menyetujui ganja untuk indikasi medis apapun. Sebab, ganja medis masih diresepkan untuk kondisi tertentu.

Namun, pemakaiannya tidak terbatas pada beberapa penyakit seperti sakit kronis, mual yang termasuk dalam pengobatan kemoterapi, HIV, glaukoma, dan sklerosis ganda.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.