Angela
IndoForum Addict A
- No. Urut
- 88
- Sejak
- 25 Mar 2006
- Pesan
- 41.566
- Nilai reaksi
- 23
- Poin
- 0
Hoaks atau Fakta, Semoga Tetap Hasil yg Terbaik
Hai, Sahabat Kaskus. Semoga sering sehat & sukses, ya. Kali ini saya akan berbagi thread seputar kasus yg viral akhir-akhir ini. Yakni, Isu pemalsuan status jenazah dari pasien negatif Covid19 jadi positif.
Beberapa kasusnya sebagai berikut :
Meninggal kerana Lumpuh/Stroke
Seorang suami marah akbar & mengerjakan perlawanan, meminta jenazah isteri jangan dimakamkan secara protokol kesehatan Covid19. Kerana hasil SWAB menyimpulkan istrinya negatif Covid19.
Quote:
"Pikiran saya kalau istri saya dinyatakan PDP, kenapa saya & anak-anak tidak ditemui untuk diperiksa. Kami itu berinteraksi dengan almarhumah, paling tidak kami ini ODP. Tapi ternyata tidak ada tindakan lebih lanjut hingga akhirnya keluar hasil tes swab istri saya yg dinyatakan negatif, isteri saya meninggal dunia karena stroke. Hasil pemeriksaan swab juga negatif. Saya akan memperjuangkan untuk mengambil & memindahkan jenazah istri saya kendati harus hingga ke pengadilan," ujarnya.
RS memberi klarifikasi kalau pasien mengalami batuk & semakin lemah. Kerana itu masuk kategori PDP. Setiap pasien ODP, PDP & Positif Covid19 memang harus dimakamkan sesuai prosedur protokol kesehatan Covid19. Itu sudah undang-undangnya.
Meninggal Kerana Asam Lambung
Seorang anak dari pasien RS di Manado menuturkan adanya kasus penyogokan, hingga 150 orang mengerjakan penyerbuan ke RS kerana isu tersebut.
Pihak RS memberi klasifikasi kalau uang tersebut adalah tanda persetujuan kalau pasien merupakan PDP & harus dimakamkan sesuai protokol kesehatan Covid19.
Meninggal kerana Pembuluh Darah Pecah di Otak
Seorang anak, adik & suami dari Wanita yg meninggal terlihat histeris melawan untuk tidak membawa jenazah ibunya ke pemakaman Covid19.
Ia menjelaskan jenazah Ibunya cuma ditayyamumkan, padahal seorang Haji ada di sana membujuk mereka untuk memastikan ibunya tidak akan dijadikan status jenazah Covid19.
Dengan perasaan sedih, kalut & hancur, ia menaiki mobil ambulans & ayahnya yg sebelumnya disekap juga tidur di bawah mobil.
Adiknya pun berlari mengejar tak berdaya, ditambah kesedihan tak melihat paras terakhir sang Ibu. Namun tenaga mereka tak sanggup melawan seluruh orang yg menghalangi mereka.
Seluruh keluarga ditahan di gerbang pemakaman, & orang-orang yg membawa & menguburkan jenazah diam tanpa bicara. Tidak kah satu dua patah untuk memberi penjelasan kalau memang memiliki alasan yg kuat terkait hal itu? Atau sekedar memberikan kalimat maaf & belasungkawa sudah bersikap kasar. Sekalipun semua demi terjaganya suasana pandemik Covid19 ini.
Bagaimana, Sahabat Kaskus? Saya pribadi bingung dengan semua ini. Tapi kalau memakai logika sih, sepertinya tak pantas menjadikan seluruh pasien berstatus Covid19. Percuma alat medis zaman now sudah sangat canggih. Akan tetapi dikalahkan dengan pemikiran dangkal yg menyesatkan. Saya tidak membela siapapun. Tapi melihat dari cara pandang saja.
Seandainya memang benar adanya kesengajaan pemalsuan status jenazah dari yg murni negatif Covid19 jadi positif. Dikeranakan uang atau apapun isu yg berkembang. Mereka pasti Lupa, ada Tuhan yg akan memberi ganjaran atas apa yg diperbuat. Seandainya itu benar, & saya di posisi mereka, baik itu Tenaga medis, Aparat & lainnya. Saya lebih baik memilih risign daripada harus menanggung beban seberat itu.
Dampak berujung dosa selain berbohong ialah, mempermainkan hak seorang manusia saat menutup usia. Yakni dimakamkan sesuai ajaran agama.
Hoaks atau Fakta? Sesuai yg memiliki hak ajah deh. Saya sih lebih berserah kepada Allah. Wallahu Aklam.
Hanya saja saya jadi khawatir harap ke RS. Adik yg berkeharapan periksa gigi saja saya larang dulu. Tetangga satu dua tiga, ada yg sakit jantung, paru & leukimia, sepulang dari RS jadi PDP. Dan ada yg meninggal dimakamkan secara Protokol kesehatan Covid19. Semoga sering sehat wal afiyat, begitu juga Sahabat Kaskus sekalian, ya. Aamiin.
Sekian Thread sederhana dari ane, saya harap berdiskusi dengan santun & santuy, ya.
Sumber :
Lumpuh atau Stroke
Asam Lambung
Pict by SS Fb & Sumber. Kemarin 23:49
Hai, Sahabat Kaskus. Semoga sering sehat & sukses, ya. Kali ini saya akan berbagi thread seputar kasus yg viral akhir-akhir ini. Yakni, Isu pemalsuan status jenazah dari pasien negatif Covid19 jadi positif.
Beberapa kasusnya sebagai berikut :
Meninggal kerana Lumpuh/Stroke
Seorang suami marah akbar & mengerjakan perlawanan, meminta jenazah isteri jangan dimakamkan secara protokol kesehatan Covid19. Kerana hasil SWAB menyimpulkan istrinya negatif Covid19.
Quote:
"Pikiran saya kalau istri saya dinyatakan PDP, kenapa saya & anak-anak tidak ditemui untuk diperiksa. Kami itu berinteraksi dengan almarhumah, paling tidak kami ini ODP. Tapi ternyata tidak ada tindakan lebih lanjut hingga akhirnya keluar hasil tes swab istri saya yg dinyatakan negatif, isteri saya meninggal dunia karena stroke. Hasil pemeriksaan swab juga negatif. Saya akan memperjuangkan untuk mengambil & memindahkan jenazah istri saya kendati harus hingga ke pengadilan," ujarnya.
RS memberi klarifikasi kalau pasien mengalami batuk & semakin lemah. Kerana itu masuk kategori PDP. Setiap pasien ODP, PDP & Positif Covid19 memang harus dimakamkan sesuai prosedur protokol kesehatan Covid19. Itu sudah undang-undangnya.
Meninggal Kerana Asam Lambung
Seorang anak dari pasien RS di Manado menuturkan adanya kasus penyogokan, hingga 150 orang mengerjakan penyerbuan ke RS kerana isu tersebut.
Pihak RS memberi klasifikasi kalau uang tersebut adalah tanda persetujuan kalau pasien merupakan PDP & harus dimakamkan sesuai protokol kesehatan Covid19.
Meninggal kerana Pembuluh Darah Pecah di Otak
Seorang anak, adik & suami dari Wanita yg meninggal terlihat histeris melawan untuk tidak membawa jenazah ibunya ke pemakaman Covid19.
Ia menjelaskan jenazah Ibunya cuma ditayyamumkan, padahal seorang Haji ada di sana membujuk mereka untuk memastikan ibunya tidak akan dijadikan status jenazah Covid19.
Dengan perasaan sedih, kalut & hancur, ia menaiki mobil ambulans & ayahnya yg sebelumnya disekap juga tidur di bawah mobil.
Adiknya pun berlari mengejar tak berdaya, ditambah kesedihan tak melihat paras terakhir sang Ibu. Namun tenaga mereka tak sanggup melawan seluruh orang yg menghalangi mereka.
Seluruh keluarga ditahan di gerbang pemakaman, & orang-orang yg membawa & menguburkan jenazah diam tanpa bicara. Tidak kah satu dua patah untuk memberi penjelasan kalau memang memiliki alasan yg kuat terkait hal itu? Atau sekedar memberikan kalimat maaf & belasungkawa sudah bersikap kasar. Sekalipun semua demi terjaganya suasana pandemik Covid19 ini.
Bagaimana, Sahabat Kaskus? Saya pribadi bingung dengan semua ini. Tapi kalau memakai logika sih, sepertinya tak pantas menjadikan seluruh pasien berstatus Covid19. Percuma alat medis zaman now sudah sangat canggih. Akan tetapi dikalahkan dengan pemikiran dangkal yg menyesatkan. Saya tidak membela siapapun. Tapi melihat dari cara pandang saja.
Seandainya memang benar adanya kesengajaan pemalsuan status jenazah dari yg murni negatif Covid19 jadi positif. Dikeranakan uang atau apapun isu yg berkembang. Mereka pasti Lupa, ada Tuhan yg akan memberi ganjaran atas apa yg diperbuat. Seandainya itu benar, & saya di posisi mereka, baik itu Tenaga medis, Aparat & lainnya. Saya lebih baik memilih risign daripada harus menanggung beban seberat itu.
Dampak berujung dosa selain berbohong ialah, mempermainkan hak seorang manusia saat menutup usia. Yakni dimakamkan sesuai ajaran agama.
Hoaks atau Fakta? Sesuai yg memiliki hak ajah deh. Saya sih lebih berserah kepada Allah. Wallahu Aklam.
Hanya saja saya jadi khawatir harap ke RS. Adik yg berkeharapan periksa gigi saja saya larang dulu. Tetangga satu dua tiga, ada yg sakit jantung, paru & leukimia, sepulang dari RS jadi PDP. Dan ada yg meninggal dimakamkan secara Protokol kesehatan Covid19. Semoga sering sehat wal afiyat, begitu juga Sahabat Kaskus sekalian, ya. Aamiin.
Sekian Thread sederhana dari ane, saya harap berdiskusi dengan santun & santuy, ya.
Belajar Bersama Bisa & Terima Kasih
Sumber :
Lumpuh atau Stroke
Asam Lambung
Pict by SS Fb & Sumber. Kemarin 23:49