GloryFrench
IndoForum Newbie A
- No. Urut
- 2045
- Sejak
- 10 Jun 2006
- Pesan
- 380
- Nilai reaksi
- 7
- Poin
- 18
Pembinaaan spiritual adalah jalinan komunikasi yang teratur dan terarah antara kita secara pribadi dengan Tuhan Sang Pencipta. Jalinan komunikasi yang berlangsung secara terus menerus dan lestari ini tidak dipengaruhi oleh semua faktor di luar diri. Dengan inilah potensi dalam jiwa, hati nurani, dan hati kasih terus menerus dibangkitkan. Aktivitas ini mengisi hari-hari kita secara berkesinambungan dan menjadi rutinitas kehidupan kita.
Metode pembinaan spiritual yang sederhana dan tepat guna adalah: (sesuai dengan ritus agama masing-masing).
1. Berdoa, berbakti puja, dan bersujud dengan teratur, terarah, dan dalam jiwa penuh syukur yang mendalam.
2. Bertobat dengan penuh keheningan, teratur dan terarah. Dengan penuh kejujuran mengakui semua kesalahan dan dosa ke hadapan Tuhan Sang Pencipta.
3. Bervegetarian: memandang dan memperlakukan semua makhluk yang berperasaan dan berdarah daging dengan penuh keadilan. Sekalipun kita tak bisa melindungi semua makhluk namun setidaknya kita harus menghormati dan tidak melukai mereka, lebih-lebih tak tega menempatkan kesenangan sendiri di atas penderitaan mereka.
Janganlah karena kemewahan hidup, kemakmuran material, dan kemajuan teknologi informatika membuat kita mengenyampingkan pembinaan spiritual. Seorang manusia yang menelantarkan pembinaan spiritual, tanpa disadari kepribadiannya akan menjadi semakin kasar, liar, egois, emosional, bahkan tak segan-segan mencelakai orang lain demi mencapai tujuan sendiri. Seorang manusia yang bervegetarian dan melakukan pembinaan spiritual, sikapnya akan semakin bijaksana dan jiwanya akan semakin peka. Dia mampu turut merasakan penderitaan makhluk lain, sikapnya pun semakin arif bijaksana dan penuh kelembutan. Selalu penuh pemakluman dan bisa berdiri sendiri pada posisi orang lain dalam memandang setiap masalah. Demi menghindari perselisihan, saat menghadapi masalah yang pelik, ia akan dengan jiwa besar “menerima segalanya dengan senang hati”. Sikap menerima segalanya dengan senang hati merupakan tingkat kepribadian yang tinggi dan mulia.
Bervegetarian merupakan pengalaman dan manifestasi nyata dari kesadaran nurani. Aktivitas makan seorang yang bervegetarian tidak akan mendatangkan pergolakan, penderitaan, dan kebencian pada makhluk lain. Makanan vegetarian bebas dari bau amis darah dan tumpukan jasad makhluk hidup. Seharusnya makanan manusia adalah anugerah Sang Pencipta yang berupa buah-buahan segar, sayuran hijau, tahu putih, wortel merah, kacang-kacangan, labu-labuan, jagung mewangi, roti hangat, dan air putih yang segar. Semua ini sungguh merupakan sumber kelangsungan hidup manusia. Semua ini sudah cukup memenuhi kebutuhan kalori, vitamin, protein, dan mineral bagi tubuh manusia. Kita tak ada alasan untuk melakukan penyembelihan demi mengenyangkan perut. Hayatilah bahwa warna yang tak pernah membosankan adalah warna alam; persahabatan yang tak menjemukan, hambar bagai air; minuman yang selamanya tak membosankan adalah air putih; dalam segenap hidup makanan yang tak membosankan adalah nasi putih atau roti putih. Dalam segenap hidup kita tak pernah bosan karena kehidupan kita kembali ke dalam kehidupan alami yang penuh kewajaran, biasa dan tiada keanehan. Oleh sebab itu, dalam seumur hidup kita makan dengan penuh kebahagiaan dan kepuasan. Kita makan dengan tiada kebosanan dan penuh ketentraman dalam jiwa.
Makan vegetarian bukan lagi piring-piring yang berisi benci, dendam, dan amis darah. Saat makan dalam hati teringat masih banyak manusia yang kelaparan di dunia namun kita masih bisa makan dengan kenyang, seharusnyalah kita makan dengan penuh rasa syukur. Saat makan jiwa penuh keharmonisan sehingga setiap organ tubuh tidak perlu bekerja di luar batas kemampuan. Dengan demikian kita akan sehat jiwa raga dan menjalani kehidupan yang penuh kebahagiaan.
Ada yang bertanya, “Saya sudah vegetarian selama bertahun-tahun, mengapa tetap memiliki amarah yang tinggi?” Masalah ini karena 2 sebab, yaitu:
1. Bervegetarian namun tidak membina spiritual
2. Saat makan tak berpuji syukur
Karena itu janganlah menjadikan vegetarian sebagai gaya hidup saja, melainkan vegetarian dan pembinaan spiritual harus saling melengkapi.
Semua orang yang memahami makna luhur vegetarian tak akan lagi mengatakan, “Hai, orang yang vegetarian sungguh memprihatinkan.” Kalaulah anak, menantu, atau orang tua kita bervegetarian, seharusnya kita merasa bangga dan terus memberikan motivasi dan dukungan kepada mereka. Karena mereka telah mengalami kebangkitan nurani dan turut serta menyelamatkan dunia.
Vegetarian merupakan latihan pengendalian diri. Seorang yang bervegetarian dan melakukan pembinaan spiritual tentu akan menjauhi rokok, judi, obat terlarang, dan semua kehidupan yang tidak benar.
Saat pembinaan spiritual mencapai puncak tertinggi maka kegiatan bervegetarian dan peduli lingkungan tak lagi membebani diri, melainkan merupakan realisasi kewajiban kita terhadap makhluk hidup dan lingkungan. Semua ini telah menjadi pancaran kasih yang universal dan tak bersyarat. Panggilan kasih membuat diri rela mengabdikan diri sepenuhnya. Diri mampu bertaut jiwa dengan semua makhluk bagaikan perlakuan orang tua terhadap anak tunggalnya. Semua ini merupakan perwujudan nurani dan pancaran cinta kasih.
Saat vegetarian dan pembinaan spiritual telah mencapai puncak tertinggi, maka muncullah kekuatan tiada tara yang mampu menepis musibah dan hawa kejahatan. Dengan ini memperbaiki suasana lingkungan di sekitar kita. Walaupun berada dalam bahaya dan ancaman bencana, akhirnya akan berubah menjadi kesejahteraan dan keselamatan.
Wahai saudara yang belum bervegetarian, marilah kita mulai belajar bervegetarian. Dan bagi saudara yang telah bervegetarian, marilah kita pupuk pembinaan spiritual. Semoga dengan demikian cemerlanglah hati nurani kita dan berpancarlah cinta kasih kita, untuk menjelang masa depan yang gilang gemilang! Rahmat Tuhan memberkati!
Metode pembinaan spiritual yang sederhana dan tepat guna adalah: (sesuai dengan ritus agama masing-masing).
1. Berdoa, berbakti puja, dan bersujud dengan teratur, terarah, dan dalam jiwa penuh syukur yang mendalam.
2. Bertobat dengan penuh keheningan, teratur dan terarah. Dengan penuh kejujuran mengakui semua kesalahan dan dosa ke hadapan Tuhan Sang Pencipta.
3. Bervegetarian: memandang dan memperlakukan semua makhluk yang berperasaan dan berdarah daging dengan penuh keadilan. Sekalipun kita tak bisa melindungi semua makhluk namun setidaknya kita harus menghormati dan tidak melukai mereka, lebih-lebih tak tega menempatkan kesenangan sendiri di atas penderitaan mereka.
Janganlah karena kemewahan hidup, kemakmuran material, dan kemajuan teknologi informatika membuat kita mengenyampingkan pembinaan spiritual. Seorang manusia yang menelantarkan pembinaan spiritual, tanpa disadari kepribadiannya akan menjadi semakin kasar, liar, egois, emosional, bahkan tak segan-segan mencelakai orang lain demi mencapai tujuan sendiri. Seorang manusia yang bervegetarian dan melakukan pembinaan spiritual, sikapnya akan semakin bijaksana dan jiwanya akan semakin peka. Dia mampu turut merasakan penderitaan makhluk lain, sikapnya pun semakin arif bijaksana dan penuh kelembutan. Selalu penuh pemakluman dan bisa berdiri sendiri pada posisi orang lain dalam memandang setiap masalah. Demi menghindari perselisihan, saat menghadapi masalah yang pelik, ia akan dengan jiwa besar “menerima segalanya dengan senang hati”. Sikap menerima segalanya dengan senang hati merupakan tingkat kepribadian yang tinggi dan mulia.
Bervegetarian merupakan pengalaman dan manifestasi nyata dari kesadaran nurani. Aktivitas makan seorang yang bervegetarian tidak akan mendatangkan pergolakan, penderitaan, dan kebencian pada makhluk lain. Makanan vegetarian bebas dari bau amis darah dan tumpukan jasad makhluk hidup. Seharusnya makanan manusia adalah anugerah Sang Pencipta yang berupa buah-buahan segar, sayuran hijau, tahu putih, wortel merah, kacang-kacangan, labu-labuan, jagung mewangi, roti hangat, dan air putih yang segar. Semua ini sungguh merupakan sumber kelangsungan hidup manusia. Semua ini sudah cukup memenuhi kebutuhan kalori, vitamin, protein, dan mineral bagi tubuh manusia. Kita tak ada alasan untuk melakukan penyembelihan demi mengenyangkan perut. Hayatilah bahwa warna yang tak pernah membosankan adalah warna alam; persahabatan yang tak menjemukan, hambar bagai air; minuman yang selamanya tak membosankan adalah air putih; dalam segenap hidup makanan yang tak membosankan adalah nasi putih atau roti putih. Dalam segenap hidup kita tak pernah bosan karena kehidupan kita kembali ke dalam kehidupan alami yang penuh kewajaran, biasa dan tiada keanehan. Oleh sebab itu, dalam seumur hidup kita makan dengan penuh kebahagiaan dan kepuasan. Kita makan dengan tiada kebosanan dan penuh ketentraman dalam jiwa.
Makan vegetarian bukan lagi piring-piring yang berisi benci, dendam, dan amis darah. Saat makan dalam hati teringat masih banyak manusia yang kelaparan di dunia namun kita masih bisa makan dengan kenyang, seharusnyalah kita makan dengan penuh rasa syukur. Saat makan jiwa penuh keharmonisan sehingga setiap organ tubuh tidak perlu bekerja di luar batas kemampuan. Dengan demikian kita akan sehat jiwa raga dan menjalani kehidupan yang penuh kebahagiaan.
Ada yang bertanya, “Saya sudah vegetarian selama bertahun-tahun, mengapa tetap memiliki amarah yang tinggi?” Masalah ini karena 2 sebab, yaitu:
1. Bervegetarian namun tidak membina spiritual
2. Saat makan tak berpuji syukur
Karena itu janganlah menjadikan vegetarian sebagai gaya hidup saja, melainkan vegetarian dan pembinaan spiritual harus saling melengkapi.
Semua orang yang memahami makna luhur vegetarian tak akan lagi mengatakan, “Hai, orang yang vegetarian sungguh memprihatinkan.” Kalaulah anak, menantu, atau orang tua kita bervegetarian, seharusnya kita merasa bangga dan terus memberikan motivasi dan dukungan kepada mereka. Karena mereka telah mengalami kebangkitan nurani dan turut serta menyelamatkan dunia.
Vegetarian merupakan latihan pengendalian diri. Seorang yang bervegetarian dan melakukan pembinaan spiritual tentu akan menjauhi rokok, judi, obat terlarang, dan semua kehidupan yang tidak benar.
Saat pembinaan spiritual mencapai puncak tertinggi maka kegiatan bervegetarian dan peduli lingkungan tak lagi membebani diri, melainkan merupakan realisasi kewajiban kita terhadap makhluk hidup dan lingkungan. Semua ini telah menjadi pancaran kasih yang universal dan tak bersyarat. Panggilan kasih membuat diri rela mengabdikan diri sepenuhnya. Diri mampu bertaut jiwa dengan semua makhluk bagaikan perlakuan orang tua terhadap anak tunggalnya. Semua ini merupakan perwujudan nurani dan pancaran cinta kasih.
Saat vegetarian dan pembinaan spiritual telah mencapai puncak tertinggi, maka muncullah kekuatan tiada tara yang mampu menepis musibah dan hawa kejahatan. Dengan ini memperbaiki suasana lingkungan di sekitar kita. Walaupun berada dalam bahaya dan ancaman bencana, akhirnya akan berubah menjadi kesejahteraan dan keselamatan.
Wahai saudara yang belum bervegetarian, marilah kita mulai belajar bervegetarian. Dan bagi saudara yang telah bervegetarian, marilah kita pupuk pembinaan spiritual. Semoga dengan demikian cemerlanglah hati nurani kita dan berpancarlah cinta kasih kita, untuk menjelang masa depan yang gilang gemilang! Rahmat Tuhan memberkati!
