• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Upacara YADNA

goesdun

IndoForum Junior A
No. Urut
32661
Sejak
7 Feb 2008
Pesan
3.022
Nilai reaksi
66
Poin
48
Sahayajñáh prajah strishtva
puro vácha prajápatih
anena prasavishya dhvam
esha va stv ishta kámadhuk (Bh. G. III.10)
Sesungguhnya sejak dahulu kala Tuhan (dalam manifestasinya sebagai Prajapati) telah mencipta manusia melalui yajna, dan bersabda: "dengan ini (yadnya) engkau akan berkembang dan mendapatkan kebahagiaan (kamadhuk) sesuai dengan keinginanmu".

Deván bhávayatá nena
te devá bhávayantuvah
parasparambhávayantah
sreyah param avápsyatha. (Bh. G. III.11)
Dengan ini (yadnya), kami berbakti kepada Hyang Widhi dan dengan ini pula Hyang Widhi memelihara dan mengasihi kamu, jadi dengan saling memelihara satu sama lain, kamu akan mencapai kebaikan yang maha tinggi.

Patram pushpam phalam toyam
yo me bhaktya prayachchati
tad aham bhaaktypahritam
asnami prayatatmanah. (Bh. G.IX.26)
Siapa yang sujud kepada-Ku dengan persembahan setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah-buahan atau seteguk air, Aku terima sebagai bakti persembahan dari orang yang berhati suci.

Pelaksanaan upacara Yadnya memiliki nilai etika yang merupakan manifestasnya dari nilai tattwanya, sehingga umat Hindu bisa memiliki prilaku yang berbudhi luhur, sebagai dasar berkarma selama hidup di dunia, untuk mencapai “subhakarma”.

Di samping sebagai ajaran moral/etika, bagi umat yang buta aksara atau memiliki gangguan mental, walaupun mereka tidak bisa mengucapkan “Mantra” atau mengucapkan sloka-sloka dalam “Weda”. Yadnya merupakan Yantra / Banten / bahasa simbul yang mengandung makna seperti Mantra atau sloka-sloka dalam “Weda”.

Upacara yadnya sebagai upacara persembahan berupa banten atau sajen-sajen, yang terdiri dari bahan-bahan seperti api, bunga, daun-daun, air dan buah-buahan. Semuanya ini adalah persembahan yang bersifat simbolik.

Yang terutama adalah hati suci, pikiran terpusatkan dan jiwa dalam keseimbangan tertuju kepada Hyang Widhi.

Tujuan pokok Yajna adalah menyampaikan dan dan mendidik yang bersifat praktis ajaran “Weda”, menyebrangkan Atman untuk mencapai Brahman (Moksa), menyampaikan permohonan, menciptakan suasana kesucian serta keharmonisan.

Ye yatha mam prapadyante
tams tathai va bhajamy aham
mama vartma nurvartante
manushyah partha sarvatah (Bh. G. IV.11)
Jalan manapun ditempuh manusia ke arah-Ku semuanya Ku terima dari mana-mana semua mereka menuju jalan-Ku oh Parta.

Hyang Widhi akan menemui setiap orang yang mengharapkan karunia daripada-Nya. Hyang Widhi tidak menghapus harapan setiap orang yang melaksanakan yadnya menurut cara dan kepercayaannya masing-masing (Panca Yadnya, Panca Maha Yadnya, atau Agni Hotra).

Disini tidak harus satu cara atau jalan tertentu untuk mencapai hubungan dengan Hyang Widhi, sebab semuanya menuju kepada-Nya.

Didalam pelaksanaan upacara yadnya, hal-hal yang patut diperhatikan adalah Desa, kala, Patra.

Desa adalah menyesuaikan diri dengan bahan-bahan yang tersedia ditempat yang bersangkutan, di tempat mana upakara yadnya itu dibuat dan dilaksanakan, karena biasanya antara tempat yang satu dengan tempat yang yang lainnya mempunyai cara-cara yang berbeda.

Kala adalah penyesuaian terhadap waktu untuk beryadnya, atau kesempatan di dalam pembuatan dan pelasksanaan yadnya tersebut.

Patra adalah keadaan yang harus menjadi perhitungan di dalam melakukan yadnya.


Orang tidak dapat dipaksa untuk membuat yadnya besar atau yang kecil.

Yang penting disini adalah upakara dan upacara yang dibuat tidak mengurangi tujuan yadnya itu dan berdasarkan atas bakti kepada Hyang Widhi, karena di dalam bakti inilah letak nilai-nilai dari pada yadnya tersebut.

Karena Yadnya adalah sebagai ekpresi pikiran dalam bentuk budaya sebagai lembaga ritualitas dan bertujuan melakukan pemujaan kepada Brahman, yang dipangil Omkara dan selalu disebut Om dalam segala manifestasinya.

Akhirnya semua Yadnya (Panca Yadnya, Panca Maha Yadnya dan Gni-Hotra) sebenarnya menuju ke Brahman, satu-satunya tanpa ada yang kedua. Para Ishta Dewata adalah jalan-Nya (Om tat sawitur varenyam bhargo dewashya dimahi).
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.