• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Tukang Sapu di Lingkungan Pemkab Brebes Dikenai Pungli Rp 10 Juta

yan raditya

IndoForum Addict E
No. Urut
163658
Sejak
31 Jan 2012
Pesan
24.461
Nilai reaksi
72
Poin
48
Lanang (20) seorang pelajar warga Kelurahan Pasar Batang Kecamatan Brebes, kini bisa bernafas lega, setelah harapanya menjadi tukang sapu di sekitar Pasar Induk Kabupaten Brebes segera terwujud.

Lanang untuk sementara menggantikan tugas ayahnya yang sudah meninggal sekitar sebulan lalu sebagai petugas kebersihan. Kini, lanang juga masih menunggu hasil pengumuman kelulusan SMA.

Beberapa hari terakhir ini Lanang resah dengan informasi yang didapatkannya dari sesama petugas kebersihan.

Dari rekannya yang sudah lebih dulu bekerja sebagai tukang sapu, jika ingin menggantikan posisi ayahnya yang sudah meninggal sebagai tukang sapu, Lanang harus menyerahkan sejumlah uang kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Induk Brebes.

"Memang saya dapat informasi dari teman sesama petugas kebersihan, kalau saya harus membayar sejumlah uang yang nantinya akan diserahkan kepada oknum UPT Pasar sebesar Rp 10 juta. Uang itu katanya sebagai syarat agar saya bisa menjadi tukang sapu di UPT Pasar Induk Brebes," ujar Lanang yang masih duduk di bangku kelas XII SMA di Brebes ini, saat ditemui di kompleks Kantor Bupati, Kamis (28/4).

Tak hanya petugas kebersihan yang menginformasikan pungutan liar itu, namun ada oknum petugas UPT Pasar Induk Brebes yang juga sempat menyinggungnya.

"Kemarin saya diminta menghadap ke bendahara Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Di sana saya diberitahu soal pungutan liar itu, katanya mau dipinjami dulu tapi nanti pembayarannya dipotong gaji bulanan," ujar siswa SMAN 3 Brebes ini polos.

Saat bertemu dengan bendahara Dinas Perdagangan dan Perindustrian, kata Lanang, besaran pungutan liar yang awalnya sebesar Rp 10 juta diturunkan menjadi Rp 2,5 juta.
Kendati demikian, Lanang mengaku belum memberikan jawaban terkait sejumlah uang yang harus diserahkan tersebut.

"Kalau memang prosedurnya seperti itu, ya sudah saya pasrah saja. Nggak papa jika pembayaranya nyicil dipotong gaji bulanan saya," ujar dia.

Selama menggantikan tugas ayahnya sebagai tukang sapu, ia sudah pernah mendapatkan gaji satu bulan Rp 900 ribu.

Merasa resah, Lanang memutuskan mendatangi kantor Bupati untuk bertemu dan mengadu kepada Bupati Brebes Idza Priyanti agar persoalannya itu bisa ada jalan keluarnya.
Sejak ayahnya meninggal, Lanang harus menjadi tulang punggung keluarganya.
Saat berdialog dengan bupati, Lanang ditemani aktivis sosial Aris S, mereka menyampaikan keluhan tersebut dan mendapat respon langsung dari Bupati.

"Alhamdullilah bupati langsung mersepon, dengan mendengarkan keluhan saya. Ibu bupati juga langsung memberikan rekomendasi agar saya bisa jadi tukang sapu setelah saya lulus sebentar lagi," paparnya. langsung," ujar dia.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.