• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[TRUE STORY]Jangan percaya pada perkataan paranormal

Constantine

IndoForum Senior A
No. Urut
64676
Sejak
19 Feb 2009
Pesan
6.946
Nilai reaksi
320
Poin
83
Semenjak tahun 1980an, Tan Wei Liem sudah mulai berdagang mobil. Tetapi sekitar tahun 1991, ketika kredit bank begitu sulit, orang-orang yang kredit pada Tan Wei Liem sebagian besar tidak membayar hutang mereka.

Tan Wei Liem bercerita, "Hutang bank banyak, padahal hutang bank tuh sudah mencapai 250 juta. Agunannya adalah rumah saya. Jika bank memang ingin sita, bisa disita. Karena sudah tidak ada uang lagi."

Tan Wei Liem berada di jalan buntu. Ia pun malah pergi konsultasi kepada tukang paranormal. Tan Wei Liem meminta keberuntungan kepadanya.

"Ia tidak bercerita apa-apa, ia hanya memberikan tiga kertas. Dua kertas dibakar dan diminta saya minum. Kertas yang satu lagi dijepit, lalu ditaruh di dompet saya. Ya saya pikir biar rezeki, biar banyak uangnya maka taruh di dompet. Ya sudah, lalu saya disuruh pulang. Meskipun kecewa karena hanya dikasih kertas kuning," kisah Tan Wei Liem mengenai kedatangannya berkonsultasi pada paranormal.

Lalu kemudian, pada suatu hari temannya berkata kepadanya, "Kamu jangan marah, tetapi paranormal itu memang bilang nasib kamu memang begitu. Bisa makan satu hari satu piring tuh, sudah terimakasihlah. Kamu gak bisa kaya lagi..."

Mendengar itu, Tan Wei Liem kecewa. "Ya sudahlah, memang nasib jika gak begitu. Gak bisa dirubah. Dia aja (paranormal, red) gak bisa rubah, ya gimana lagi," ujar Tan Wei Liem.

Akan tetapi seorang kerabatnya memperkenalkan Tan Wei Liem kepada seorang paranormal dari luar negeri yang dipercaya dapat mengubah nasib dan membawa keberuntungan. Sebuah harapan baru terbersit dalam benak Tan Wei Liem.

"Pulang-pulang saya membawa gambar. Di depan gambar itu saya tungguin... Gak bisa. Tetap bokek juga saya," kisah Tan Wei Liem.

Untuk kesekian kalinya rencana Tan Wei Liem untuk mengubah nasib kandas di tengah jalan.

"Saya sudah bingung, dagangan tetap sepi. Ditambah lagi putra saya sakit, dan dokter pun sudah angkat tangan," kisah Tan Wei Liem mengenai kemalangannya lagi.

Tan Wei Liem tidak menyerah begitu saja. Ia meminjam uang untuk membawa anak sulungnya untuk berobat ke luar negeri.

"Saya hanya membawa bekal 6000 dolar, 2000 dolar saya pinjam dari mama saya. Saya katakan kepada mama saya bahwa saya meminjam uangnya, dan kalau ada uang akan saya pulangkan," kisah Tan Wei Liem sambil terisak.

Pada Januari 1994, dokter putranya di Shanghai pun sudah angkat tangan dan menyarankan Tan Wei Liem untuk membawa putranya kembali ke Indonesia saja agar keluarga di Indonesia bisa melihat anaknya untuk yang terakhir kalinya.

"Tapi tak keburu, pas 23 Maret (1994, red) putra saya meninggal," kisah Tan Wei Liem.

Tan Wei Liem pulang ke Indonesia dengan penuh duka. Kondisi keuangannya semakin terpuruk. Di dalam kekalutannya, Tan Wei Liem mengunjungi sahabat baiknya untuk meminta nasehatnya.

Tan Wei Liem menceritakan keadaannya yang semakin terpuruk kepada temannya. Anak yang sudah tiada, usaha yang sudah bangkrut, rumah yang akan disita.

"Saya katakan kepadanya jikalau dirinya sudah berdiri di perempatan lampu merah, ‘Kamu mau masuk ke gereja gak?' Dan ia katakan, ‘Iya deh, saya mau ke gereja deh man'," ujar Herman menceritakan curahan hati Tan Wei Liem kepadanya.

Seorang pegawai Herman mengantarkan Tan Wei Liem ke gereja. Di sana Tan Wei Liem membeli sebuah kaset yang berjudul Takdir dan Nasib.

"Saya dengarkan kasetnya. Setelah mendengar kaset itu, saya terburu-buru. Saya mau tahu bagaimana cara saya merubahnya. Kaset itu bilang, ‘Kamu mau berubah tidak?Jika kamu mau berubah, datanglah kepada Tuhan, akuilah dosa, nasib kamu akan berubah.'," kisah Tan Wei Liem yang tergerak ketika mendengar kaset itu.

Beberapa waktu kemudian di sebuah pertemuan ibadah Tan Wei Liem mendengar sebuah Firman Tuhan yang mendorongnya untuk mengambil keputusan yang sangat besar dalam hidupnya. "Jika kamu datang kepada Tuhan, akui dosa kita dan meminta pengampunan, semua dosa dan kejahatan kita semua tidak diperhitungkan. Hamba Tuhan itu mengatakan agar siapa yang ada masalah maju ke depan. Saya duduk paling belakang, saya ke depan. Pada waktu itu saya sudah berlutut, saya minta ampun sama Tuhan. Anak saya sudah tidak ada... Dagangan saya sudah sepi... Saya berlutut sambil menangis, saya minta ampun sama Tuhan. Kalau saya dari kecil sudah tahu terima Tuhan saya berpikir ‘Mungkin nasib gw gak akan begini, anak gw juga mungkin gak meninggal.'," kisah Tan Wei Liem.

Hari itu, Tan Wei Liem berkomitmen untuk meninggalkan kepercayaannya pada ramalan nasib dan sepenuhnya menyerahkan masa depannya kepada Tuhan.

Di tahun 1994, bisnis ekspor makanannya yang berjalan secara kecil-kecilan berkembang secara pesat.

"Tiba-tiba bisa booming secara besar-besar, nah memang itu suatu keanehan," kisah Herman, sahabat Tan Wei Liem.

"Setelah saya bertobat, Tuhan merubah nasib saya. Dari saya tidak punya duit, saya bisa beli satu rumah lagi. Tahun 1998, saya sekolahkan anak saya ke luar negeri. Jadi, Tuhan itu memang baik! Tuhan itu memimpin hidup saya. Yang penting, kita itu mau tidak bersandar kepada Tuhan, takut akan Tuhan, percayakan segala-galanya kepada Dia... Baru Tuhan mengubah nasib kita," kisah Tan Wei Liem mengenai perubahan hidupnya yang luar biasa setelah menaruh imannya kepada Tuhan.
(Kisah ini sudah ditayangkan 4 Juli 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
 
dahsyat ya cuy, kalo orang mau menyerahkan semuanya sama God, santai aja, do the best and God will do the rest.
 
rada bingung nih, anaknya meninggal pas 2004 tapi uda bertobat pas 1994?
ada kesalahan tahun ato gw salah baca yah?/hmm
 
Iyak....salah tulis ni sumberna..udah gw benahin
 
Wah.....
kisah saya jg mirip2 tapi gak ada keterpurukannya bedanya :D

emang, Tuhan tuh dashyat, jauh dari apa yang bisa kita bayangkan. Kayak diluar nalar yang terbatas... tapi Tuhan kan tak terbatas :D
 
betul bgt bro....
btw knp kulkas lo panas banget... kebanyaan bata mas?
 
Seorang yang datang dan mengandalkan Tuhan sudah pasti bs dipulihkan /no1

Thanks buat kesaksiannya Cons :-bd
 
hahaha...kesaksiannya kok gk dramatis ya?simple banget ni...he3x..kayaknya menjurus untuk memojokkan suatu kepercayaan ya?
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.