• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Tot ziens Sinterklaas en Zwarte Piet

roughtorer

IndoForum Senior A
No. Urut
44416
Sejak
24 Mei 2008
Pesan
6.755
Nilai reaksi
174
Poin
63
Tot ziens Sinterklaas en Zwarte Piet
Kita, Amer Alien, Glad2cu - City of Life Science, Sunshine State, France

Sambil tersenyum Siska melanjutkan kisah tentang hari itu, hari yang sempat membuat dia kecewa. Kekecewaan ini sempat coba diatasi dengan berusaha meyakinkan Oma-nya kalo si Sinterklaas itu benar-benar ada, dengan bukti kado yang hampir setiap hari diterimanya (sekalipun kado itu cuman secarik kertas berisi pujian untuk kebaikan yang dia lakukan hari sebelumnya).

Live must go on. Demikian juga dengan Siska kecil, yang akhirnya bisa menerima kenyataan si Opa berjanggut panjang, bertopi tinggi, lengkap dengan sapaan lembut, dan beberapa Zwarte Piet yang membawa buku emasnya, hanyalah sekelompok manusia yang membagi keceriaan pada anak-anak. Tetapi, tunggu dulu, kekecewaan Siska kecil tidak membekas lagi di wajahnya yang sekarang. Yang ada adalah binar ceria menyambut datangnya Hari Sinterklaas dengan beragam rencana yang selalu dibagikan pada kami ketika bercerita tentang Sinterklaas.

Sama seperti sebagian besar masyarakat Belanda lainnya, Hari Sinterklaas merupakan hari yang dinanti-nanti Siska. Kedatangan Sinterklaas dan Zwarte Piet beberapa minggu sebelumnya (lihat artikel kita: Welkom Sint en Piet) juga menceriakan koridor kami. Rencana tukar kado mengikuti tradisi di sini sudah dirancang Siska, sayangnya waktu yang tepat untuk menyatukan 6 manusia sangat sulit ditemukan. Ditambah rencana 2 cowok yang tergila-gila dengan play station untuk memindahkan arena permainan mereka di ruang bersama koridor (baca: beli playstation buat koridor), akhirnya mengkandaskan rencana itu. Siska tidak berhenti di situ. Keceriaan dia pun menjalar ke kami, orang asing yang ingin larut dengan tradisi bangsa ini.


1santa1.jpg


Sejak kedatangan Sinterklaas dan Zwarte Piet tanggal 15 November lalu, hampir di setiap toko tersedia pepernoten atau kruidnoten di samping kasir yang bisa kita ambil semau kita. Zwarte Piet pun bisa dengan gampang ditemui di mana-mana, lengkap dengan kantong berisi bingkisan kecil yang dengan semangatnya dibagikan ke anak-anak. Beberapa teman yang kita tanya menjawab kalo ini dilakukan untuk mengubah image si Zwarte Piet sebagai sosok yang dulunya ditakuti menjadi sosok yang dikerumuni anak-anak. Perubahan image ini selain dengan pembagian kantong hadiah juga terlihat dari banyaknya kostum Zwarte Piet buat anak-anak yang jauh melebihi kostum Sinterklaas di toko-toko. Di hari-hari keramaian di kota kecil ini, Sinterklaas pun sering terlihat berjalan-jalan menyapa semua orang. Tidak hanya anak kecil yang terlihat antusias mengerumuni si Bapak Tua ini, orang dewasa pun sering terlibat perbincangan yang seru, dibarengi dengan tawa khas Sinterklaas.

1santa2.jpg

Mengenai tawa ini, Emma, teman koridorku yang lain, suatu hari pulang dengan wajah bersungut-sungut. Tanpa ditanya dia menceritakan kisah kedatangan Sinterklaas di kelasnya. Kelas mereka sementara terlibat dalam diskusi yang panas, sementara waktu sudah melebihi batas. Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu dan tawa khas: ho...ho...ho.... membahana di ruang kelas yang tidak terlalu luas. Seorang berpakain Sinterklaas tiba-tiba muncul dan membagikan bingkisan coklat ke setiap orang di kelas. Ketika aku menanggapi ceritanya dengan lelucon, si Emma menjawab: "I just want to end the discussion to catch my other course and BANG!! The stupid guys with the stupid clothes and the stupid laugh came. It takes more than 10 minutes to finish the presents things, for international students it was a nice surprise but for me? Absolutely no!" Ha...ha..., aku dan teman yang mendengarkan kembali hanya tertawa yang akhirnya diikuti si Emma.

1santa3.jpg

Bagi kami, coklat dan permen yang didapat hari itu cukup melebarkan senyum gembira dan tawa di bibir kami. Mengenai hadiah, aku dan Ting Ting teman koridor yang dari China punya cerita lucu. Di malam Sinterklaas, sepulang dari acara yang berbeda, Ting Ting tiba2x mengetuk kamarku. Dia menunjukkan bingkisan kado yang dia temukan di kotak surat kami. Kado itu ditujukan buat kami semua. Si Ting Ting yang kegirangan memaksaku membuka kado itu, karena di malam Sinterklaas yang tersisa di koridor ini hanya kami berdua. Aku sampai menyiapkan kameraku untuk menangkap moment (yang menurut kami berdua) indah ini. Ha..ha..ha..., setelah dibuka Ting Ting, yang ada hanyalah buku promosi sebuah perusahaan tentang produk mereka, yang belum tentu sanggup kami beli. Padahal kami berdua sudah membayangkan yang indah-indah, coklat pun nggak apa2x, yang penting sesuatu yang bisa dinikmati, sambil tentunya dipromosikan ke teman: kami dapat ini lho waktu Sinterklaas kemarin:D.

Lanjut, malam Sinterklaas, aku dan seorang teman menghabiskan waktu mendengar perkembangan Sinterklaas di sini yang diceritakan tuan rumah, pasangan Johan dan Heleen yang setiap minggu menampung kami bersekutu di rumah mereka. Malam yang sangat menyenangkan walaupun dari target puluhan orang yang hadir hanya aku dan seorang teman Indonesia lainnya. Saat kami mengetuk pintu, Johan dan Heleen telah menyiapkan berbagai suguhan ringan khas Sinterklaas ditambah berbagai permainan untuk kami mainkan.

1santa4.jpg

Malam yang hangat itu kami habiskan dengan permainan carcassonne yang membutuhkan strategi jitu untuk meraih nilai. Ada satu catatan yang aku buat ketika bercakap-cakap dengan Johan malam itu. Tradisi memberikan kado di Hari Sinterklaas bagi orang Belanda, semakin berkurang dipengaruhi oleh pemberian kado di Hari Natal. Mungkinkah ini dipengaruhi oleh Santa Claus dari North Pole yang semakin membanjiri pasar banyak negara, termasuk di Indonesia? Satu ungkapan dari Siska mungkin bisa menjadi jawaban: "I will never changed my Sinterklaas with Santa Claus!"

So, sampai bertemu tahun depan Sinterklaas dan Zwarte Piet!

Catatan Foto:
  1. Sinterklaas yang baru datang (mengobati kerinduan foto Sinterklaas di artikel sebelumnya)
  2. Sinterklaas dan Zwarte Piet yang lagi jalan-jalan di pasar
  3. Keceriaan menyambut Sinterklaas
  4. Malam Sinterklaas; kue, permainan dan kegembiraan Ting Ting membuka "kado"
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.