Angela
IndoForum Addict A
- No. Urut
- 88
- Sejak
- 25 Mar 2006
- Pesan
- 41.612
- Nilai reaksi
- 23
- Poin
- 0
Tidak Semua Kerja Keras Itu Dikerjakan Dengan Keras
Hai Agan & Sista yg intelek! Pernahkah kalian mendengar sebuah ungkapan seperti ini; " kalau anda harap bahagia, ikutlah pada tujuan. Bukan pada orang atau benda". Yapp, benar! Itu adalah sebuah ungkapan sederhana dari orang yg juga sederhana, Albert Einstein. Seorang Ilmuwan sekaligus Filsuf yg sangat populer. Bahkan dapat dibilang tak termakan zaman. Apa yg dapat kita pelajari dari ungkapan tersebut adalah hidup kita punya kita & tujuan hidup kita ditentukan secara independen oleh diri kita sendiri. Lalu apa hubungannya dengan topik yg akan kita bahas ini? Let find out !
Setiap orang dalam hidupnya tentu saja mengharapkan perubahan ke arah yg lebih baik dari waktu ke waktu. Tidak harus besar, perkembangan sekecil apapun akan sangat mempengaruhi perubahan diri orang tersebut. Entah itu motivasi hidupnya yg makin bertumbuh, semangatnya yg makin menggelora atau suasana batinnya yg makin membaik hari demi hari. Salah satu cara yg dapat ditempuh demi mencapai perkembangan & perbaikan hidup tersebut adalah dengan bekerja.
Sering sekali dalam masyarakat kebanyakan mendefinisikan kerja ini dengan usaha yg dilakukan dengan keras, berkeringat, berangkat di pagi hari & pulang menjelang malam, tidak berleha-leha & lain sebagainya yg memberikan kesan bahwa bekerja itu harus keliatan keras & sibuk. Yang dikatakan bekerja kalau seseorang tersebut kelihatan seolah-olah tidak pernah bersantai. Bahkan di hari libur pun dimanfaatkannya itu bekerja seolah tidak ada waktu yg terbuang percuma. Definisi ini sudah jadi stereotype & mendarah daging. Apalagi dikalangan orang konservatif & tradisional. Keadaan ini berlangsung sedemikian lama sehingga mind set soal kerja harus "berkeringat" & "keras" sangat kuat melekat & sulit untuk diubah. Lalu benarkah bekerja harus demikian, benarkah harus keras & berkeringat? Jawabannya tentu saja tidak!
Kembali pada ungkapan Einstein tadi, yg harus kita utamakan adalah fokus pada tujuan, bukan prosesnya yg harus "keras" & "berkeringat" yg seolah jadi hal wajib. Sebelum memutuskan menciptakan perubahan pada diri kita dengan bekerja putuskan dulu apa tujuan kita bekerja. Setiap orang tentu memiliki keharapan yg berbeda-beda tentang bagaimana mengembangkan dirinya. Ada yg memiliki keharapan yg tinggi dalam artian material, ada juga yg tidak demikian. Perbedaan keharapan ini tentu saja hal lumrah. Namun kadang timbul masalah baru yg mana standar keharapan itu bukan lagi karena atas dasar kemauan pribadi tetapi oleh karena evaluasi orang lain tentang kita. Standar kelayakan kita adalah bagaimana layaknya orang banyak. Termasuk standar kita dalam bekerja, keras atau tidaknya tergantung judgement dari orang banyak. Yang begitu itu tentu saja bukan hal positif. Kita harus dapat menetapkan tujuan & terus berproses mengikut apa yg hendak kita tuju. Tak perlu pedulikan apa evaluasi orang lain kepada kita.
Pada akhirnya, bekerja keras memang perlu tetapi tidak harus sekeras yg dianggap keras oleh orang kebanyakan. Kita sendiri punya standar untuk usaha & kerja yg kita punya sendiri. So, kerja keras dalam pengertian tiap orang berbeda-beda. Sepanjang dilakukan dengan bahagia hati & tidak merugikan orang lain, setiap orang dengan cara kerja kerasnya sendiri tentu akan menikmati hidupnya dengan nyaman & bahagia.
Terima kasih sudah membaca. See you on the next thread!!
***
Hari ini 09:30
Hai Agan & Sista yg intelek! Pernahkah kalian mendengar sebuah ungkapan seperti ini; " kalau anda harap bahagia, ikutlah pada tujuan. Bukan pada orang atau benda". Yapp, benar! Itu adalah sebuah ungkapan sederhana dari orang yg juga sederhana, Albert Einstein. Seorang Ilmuwan sekaligus Filsuf yg sangat populer. Bahkan dapat dibilang tak termakan zaman. Apa yg dapat kita pelajari dari ungkapan tersebut adalah hidup kita punya kita & tujuan hidup kita ditentukan secara independen oleh diri kita sendiri. Lalu apa hubungannya dengan topik yg akan kita bahas ini? Let find out !
Setiap orang dalam hidupnya tentu saja mengharapkan perubahan ke arah yg lebih baik dari waktu ke waktu. Tidak harus besar, perkembangan sekecil apapun akan sangat mempengaruhi perubahan diri orang tersebut. Entah itu motivasi hidupnya yg makin bertumbuh, semangatnya yg makin menggelora atau suasana batinnya yg makin membaik hari demi hari. Salah satu cara yg dapat ditempuh demi mencapai perkembangan & perbaikan hidup tersebut adalah dengan bekerja.
Sering sekali dalam masyarakat kebanyakan mendefinisikan kerja ini dengan usaha yg dilakukan dengan keras, berkeringat, berangkat di pagi hari & pulang menjelang malam, tidak berleha-leha & lain sebagainya yg memberikan kesan bahwa bekerja itu harus keliatan keras & sibuk. Yang dikatakan bekerja kalau seseorang tersebut kelihatan seolah-olah tidak pernah bersantai. Bahkan di hari libur pun dimanfaatkannya itu bekerja seolah tidak ada waktu yg terbuang percuma. Definisi ini sudah jadi stereotype & mendarah daging. Apalagi dikalangan orang konservatif & tradisional. Keadaan ini berlangsung sedemikian lama sehingga mind set soal kerja harus "berkeringat" & "keras" sangat kuat melekat & sulit untuk diubah. Lalu benarkah bekerja harus demikian, benarkah harus keras & berkeringat? Jawabannya tentu saja tidak!
Kembali pada ungkapan Einstein tadi, yg harus kita utamakan adalah fokus pada tujuan, bukan prosesnya yg harus "keras" & "berkeringat" yg seolah jadi hal wajib. Sebelum memutuskan menciptakan perubahan pada diri kita dengan bekerja putuskan dulu apa tujuan kita bekerja. Setiap orang tentu memiliki keharapan yg berbeda-beda tentang bagaimana mengembangkan dirinya. Ada yg memiliki keharapan yg tinggi dalam artian material, ada juga yg tidak demikian. Perbedaan keharapan ini tentu saja hal lumrah. Namun kadang timbul masalah baru yg mana standar keharapan itu bukan lagi karena atas dasar kemauan pribadi tetapi oleh karena evaluasi orang lain tentang kita. Standar kelayakan kita adalah bagaimana layaknya orang banyak. Termasuk standar kita dalam bekerja, keras atau tidaknya tergantung judgement dari orang banyak. Yang begitu itu tentu saja bukan hal positif. Kita harus dapat menetapkan tujuan & terus berproses mengikut apa yg hendak kita tuju. Tak perlu pedulikan apa evaluasi orang lain kepada kita.
Pada akhirnya, bekerja keras memang perlu tetapi tidak harus sekeras yg dianggap keras oleh orang kebanyakan. Kita sendiri punya standar untuk usaha & kerja yg kita punya sendiri. So, kerja keras dalam pengertian tiap orang berbeda-beda. Sepanjang dilakukan dengan bahagia hati & tidak merugikan orang lain, setiap orang dengan cara kerja kerasnya sendiri tentu akan menikmati hidupnya dengan nyaman & bahagia.
Terima kasih sudah membaca. See you on the next thread!!
***
Hari ini 09:30