• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Tersangka Pelaku Mutilasi Rahasiakan Kepala dan Tangan

roughtorer

IndoForum Senior A
No. Urut
44416
Sejak
24 Mei 2008
Pesan
6.755
Nilai reaksi
174
Poin
63
153225p.jpg


Selasa, 28 Oktober 2008 | 07:53 WIB

JAKARTA, SELASA — Wanita yang diduga sebagai pelaku mutilasi terhadap suaminya, Sri Haryati atau Yati (28), merahasiakan lokasi pembuangan kepala dan telapak tangan Hendra, sang suami. Hingga Senin (27/10) petang wanita yang disebut-sebut telah 18 kali menikah itu belum memberikan keterangan yang akurat tentang lokasi pembuangan kepala dan telapak tangan tersebut.

Menurut seorang penyidik, Yati sempat mengatakan bahwa kepala dan anggota tubuh suaminya (selain yang ditinggal di bus Mayasari Bakti) ia buang ke kolam di belakang rumah kontrakannya di Sepatan, Kabupaten Tangerang. Ketika polisi mengecek ke lokasi tersebut, tak ditemukan potongan-potongan tubuh Hendra. Polisi juga sempat menyisir wilayah Kalideres, Jakarta Barat, tetapi hasilnya sama saja. Hingga kemarin petang, polisi masih membawa Yati ke lapangan untuk menunjukkan lokasi pembuangan potongan-potongan tubuh suaminya.

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Abubakar Nataprawira membenarkan adanya penangkapan pelaku mutilasi Mayasari Bakti. Namun, Abubakar tidak menjelaskan kronologi penangkapan. "Masih dalam penyelidikan di Polda Metro Jaya," katanya, kemarin.

Ahli forensik RSCM, dr Mun'im Idris, mengatakan, polisi telah melakukan tes DNA terhadap korban mutilasi dengan membandingkan DNA korban dan DNA sebuah keluarga dari Riau yang mengaku sebagai keluarga korban. "Tes DNA melalui sampel jaringan otot korban," ujarnya. Saat ditanya kapan hasil tes DNA bisa diketahui, Mun'im mengatakan, hasilnya baru bisa diketahui antara 1 dan 2 minggu ke depan.

Seperti diberitakan, potongan-potongan tubuh korban mutilasi ditemukan dalam bungkusan plastik di bus Mayasari Bakti P 64 jurusan Pulogadung-Kalideres, September. Di kantong plastik tersebut terdapat 13 potongan tubuh. Namun, organ yang sangat menunjang bagi identifikasi korban, yakni kepala dan telapak tangan serta beberapa organ tubuh dalam tidak ada.

Petunjuk penting tentang identitas korban muncul sekitar dua minggu lalu. Sebuah keluarga yang tinggal di Riau memberi tahu penyidik Polda Metro Jaya bahwa korban mutilasi tersebut mirip kerabatnya, Hendra, yang tinggal bersama istri mudanya, Yati, di Tangerang. Polisi melacak alamat Hendra dan mendapat informasi bahwa Hendra sudah lama menghilang, sedangkan Yati pulang ke rumah orangtuanya di Temanggung, Jawa Tengah.

Yati ditangkap di Temanggung, Sabtusore. Polisi juga menangkap AR, kerabat Yati. Sopir angkutan umum ini ditangkap karena membantu Yati mengangkat bungkusan berisi potongan tubuh Hendra. Namun, AR mengaku, saat itu dirinya tak tahu bahwa bungkusan tersebut berisi potongan tubuh Hendra.

Suami ke-18

Karsono, sopir angkutan umum jurusan Kotabumi-Kalideres, mengaku kenal baik dengan Hendra. Ketika Hendra "menghilang", Karsono menduga rekannya tersebut pergi ke Lampung untuk mengunjungi istri pertamanya. "Si Hendra memang kerap pulang ke Lampung untuk nemuin istri tuanya. Dua minggu sekali Hendra pulang ke sana," kata Bendahara Serikat Pekerja Angkutan Umum (SPAU) Terminal Kalideres ini.

Karsono mengatakan, dirinya telah lama kenal pasangan Hendra-Yati. Karsono juga paham bahwa Yati bukanlah istri tunggal Hendra. Yati merupakan pedagang pecel dan kue. Yati berjualan dengan cara berkeliling di Terminal Kalideres dan di perkampungan di luar terminal tersebut. "Dia orang yang ulet dan mandiri, tidak terlalu tergantung kepada suaminya. Hendra dan Sriyati sering berantem," katanya.

Menurut Karsono, dia pernah diberi tahu Hendra bahwa Yati pernah 17 kali menikah dengan pria berbeda. Jadi, Hendra merupakan pria ke-18 yang menikahi Yati. Namun, Karsono tidak tahu persis apakah Hendra-Yati menikah di KUA atau menikah siri. Dia juga tidak tahu bagaimana dan dengan siapa saja Yati pernah menikah.

Sejumlah tetangga Hendra di Kampung Karetnagrak, Desa Karet, Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, tak tahu bahwa sopir angkutan kota tersebut beristri empat. Setahu mereka, Hendra hanya punya dua istri, yakni Yati yang tinggal bersama Hendra di Sepatan dan istri tuanya yang tinggal di Lampung. Hendra pun sering pergi ke Lampung selama beberapa hari.

"Saya sih dengar-dengar saja bahwa Hendra juga punya istri di Lampung. Kami sih percaya saja karena beberapa kali Hendra pulang ke Lampung. Kami malah bingung kalo Hendra dibilang punya istri empat. Bagaimana menghidupinya ya? Hendra itu kan cuma sopir angkutan umum," tutur Endah, tetangga pasangan Hendra-Yati, kemarin.

Selama sekitar dua tahun tinggal di rumah kontrakan di Desa Karet, Hendra beberapa kali ribut dengan Yati. Salah satu keributan terjadi setelah Hendra meminta uang kepada Yati untuk ongkos ke Lampung. Yati marah karena Hendra menggerogoti jatah dia untuk menafkahi anak dan istrinya di Lampung.

"Saya sih dengarnya mereka ribut karena masalah uang. Cuma, jika ketemu dengan Mbak Yati, saya tidak pernah tanya-tanya. Hanya, Mbak Yati cerita tentang Hendra harus ke Lampung karena ada urusan. Selama ini belum pernah terjadi ribut yang lebih besar," tutur Yanah.

Yanah yang sebelumnya tinggal di sebelah rumah Hendra-Yati buru-buru pindah setelah tahu bahwa Hendra telah dimutilasi Yati. Yanah merasa tak nyaman tinggal di dekat rumah yang diduga merupakan lokasi pembunuhan dan pemotongan tubuh Hendra. Hingga kemarin tewasnya Hendra di tangan istrinya menjadi bahan pembicaraan di Kampung Karetnagrag dan di tempat Hendra biasa mangkal, yakni di Nagrak dan Kotabumi.

"Kami sendiri selama ini bertanya-tanya, ke mana perginya Hendra? Kami terkejut ketika tahu mayat bertato di lengannya itu adalah Hendra. Memang Hendra punya tato macan di lengannya," kata Joni, sopir angkutan Kalideres-Kotabumi yang juga rekan Hendra. (WID/TOS/CEL)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.