• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

TERLAHIR Sebagai MANUSIA itu SULIT

singthung

IndoForum Junior E
No. Urut
7164
Sejak
21 Sep 2006
Pesan
1.634
Nilai reaksi
27
Poin
48
TERLAHIR Sebagai MANUSIA itu SULIT

buddha.jpg





Kita sering mendengar atau membaca tentang perumpamaan kura-kura buta yang diucapkan Buddha untuk menggambarkan betapa sulitnya terlahir sebagai manusia. Masih ingat, kan?

Diumpamakan seluruh daratan berubah menjadi samudra luas dan di dalamnya hidup seekor kura-kura buta yang hidup sepanjang kalpa tak terhingga. Setiap seratus tahun sekali ia memunculkan kepala ke atas permukaan samudra. Di atas permukaan samudra, sebuah gelang kayu terapung dan terombang-ambing dipermainkan gelombang. Dalam kondisi seperti ini, apakah kura-kura itu dapat dengan tepat memasukkan kepalanya ke dalam gelang yang terapung itu? Jawabannya tentu sangat sulit atau boleh dikatakan mustahil.

Saya kutipkan pula uraian lain yang diambil dari ceramah Sayale Dipankara (seorang guru meditasi perempuan dari Myanmar). Beliau mengatakan bahwa manusia itu terbentuk dari dua unsur besar yakni jasmani dan batin. Penggabungan ini dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan nama laki-laki, perempuan, bayi, orang tua, anak muda, dan lain sebagainya.

Yang dimaksud dengan jasmani adalah badan raga ini, sedang batin terdiri dari gabungan empat kelompok besar: perasaan (vedanakhanda), persepsi (sannakhanda), aktivitas kehendak (sankharakhanda) dan terakhir, kelompok kesadaran (vinnanakhanda).Bila dijabarkan lebih detail, empat kelompok kehidupan batin ini sebenarnya terdiri dari 52 faktor batin. Jadi untuk bisa terlahir sebagai manusia, harus mampu menghimpun satu kelompok kehidupan jasmani dan 52 faktor batin.

Meski begitu ada juga manusia yang hanya memiliki 51 faktor batin, yang berarti faktor batinnya tidak lengkap. Satu faktor batin yang sering tidak hadir adalah kegiuran (piti). Tanpa piti tetap bisa bertumimbal lahir sebagai manusia, tetapi manusia yang lahir tanpa piti akan sulit tersenyum. Sehingga orang awam seperti
kita pun bisa melihat adakah seseorang memiliki piti atau tidak dengan melihat kebiasannya sehari-hari. Bila ada orang yang sulit tersenyum, bisa jadi karena dia tidak punya enerji piti.

Bila hanya mampu menghimpun 14 sampai 16 faktor batin saja, maka terlahirlah ia di alam binatang. Padahal sekali terlahir sebagai binatang maka akan sulit untuk menghimpun atau melakukan perbuatan baik. Mau contoh? Lihat saja perilaku para hewan di sekeliling kita. Hewan-hewan ini hanya bergerak berdasarkan naluri belaka. Mereka berperilaku jauh di bawah batas normal etika manusia.

Saya sering mengamati kucing dan anjing peliharaan saya. Biasanya setelah diberi makan keduanya lantas bermalas-malasan atau tidur. Pun mereka buang air sembarangan. Bangun dari tidur, mereka memberi isyarat ingin diberi makan. Setelah makan mereka tidur lagi. Buang air lagi. Begitu seterusnya. Selingan yang biasa mereka lakukan adalah bermain-main atau berkelahi. Itu saja. Bisakah para hewan ini diajak untuk berdana atau menjalankan sila, misalnya? Atau melakukan meditasi? Mustahil, bukan?

Berikut ini saya kutipkan satu kisah Jataka “Kisah Ratu Upari” untuk menjelaskan betapa sulitnya terlahir sebagai manusia.

Waktu itu Bodhisatta (calon Buddha) terlahir sebagai pertapa yang memiliki kekuatan batin. Sehari-hari beliau bermukim di kaki Gunung Himavunta. Agak jauh dari tempat itu ada sebuah kerajaan besar dengan rajanya yang bernama Akasaka, seorang raja muda yang tampan. Ketika tiba waktunya untuk menikah, para menteri mengumpulkan para gadis jelita dari seluruh negeri ke istana. Pilihan raja jatuh pada Upari, seorang gadis belia berusia 16 tahun yang luar biasa cantik.

Raja dan Upari akhirnya menjadi suami isteri. Raja sangat mencintai ratunya. Rupanya sang ratu ini menyadari bahwa dirinya cantik dan sangat dicintai sang raja. Tak heran kalau dia memuja kecantikannya sendiri. Sehari-hari yang dipikirkannya hanya bagaimana cara memelihara keindahan jasmaninya.

Bila dijabarkan kegiatan sehari-hari Ratu Upari hanyalah seputar keramas, mandi susu, mandi madu, mandi teh, potong kuku kaki, potong kuku tangan, berhias, makan, bernyanyi-ria, mandi lagi, luluran lagi, keramas lagi dan berdandan lagi. Karena perhatiannya terserap sepenuhnya untuk mempercantik diri, Ratu Upari tak pernah berpikir untuk menghimpun perbuatan bajik seperrti misalnya menghormati orang yang patut dihormati, berdana, tidak makan pada jam-jam tertentu, merenungkan kematian, pun membina moralitas.

Usia ratu sangat singkat. Ia meninggal di puncak kejayaan dan kecantikannya. Tentu saja raja sangat terpukul. Raja menangis dan berduka. Raja memerintahkan para menteri untuk membuatkan peti mati dari kaca. Jasad ratu lalu dibalsem dan dimasukkan ke dalam peti kaca tersebut. Di sisi peti mati kaca inilah raja tenggelam dalam duka sehingga lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala negara. Meski para menteri sibuk membujuk dan menghiburnya, raja tidak mempedulikan mereka. Ia terus meratap.

Pada saat itulah pertapa agung Bodhisatta mencermati kejadian tersebut. Hanya dirinya yang mampu mengenyahkan kesedihan raja. Maka beliau segera terbang dan dalam sekejap sudah berada di halaman istana. Singkatnya, beliau menghadap raja dan berkata bisa membantu raja menemui ratunya. Sudah tentu yang dimaksudkan bukan jasad ratu yang terbujur kaku di dalam peti mati kaca, namun Ratu Upari yang sudah bertumimbal lahir.

Meski tidak percaya, tapi terdorong rasa penasaran, akhirnya raja mengangguk. Kemudian raja pergi bersama-sama Bodhisatta menuju taman kerajaan. “Di sanalah,” kata Bodhisatta, “Raja akan dapat menjumpai Ratu.”

Sesaat setelah sampai di salah satu sudut taman, keluarlah, tepatnya terbanglah seekor kumbang. Kumbang itu terbang melintasi raja dan para rombongan. Ternyata itu adalah seekor kumbang jantan. Di belakang kumbang jantan itu ikut terbang seekor kumbang betina, sang istri. Ke manapun kumbang jantan itu terbang, ke situlah kumbang betina mengikuti.

Pertapa berkata bahwa kumbang betina itu adalah mantan Ratu Upari. Mendengar ucapan ini, tentu saja raja tidak percaya. Waktu itu masyarakat setempat, juga raja, menganut kepercayaan yang umum berlaku kala itu, yakni sekali suatu makhluk bisa terlahir sebagai manusia maka seterusnya ia akan bertumimbal lahir sebagai makhluk manusia juga, tidak mungkin terlahir menjadi makhluk alam lain. Sehingga wajarlah bila raja tidak mempercayai ucapan Bodhisatta. Bagaimana mungkin makhluk yang dulunya manusia bisa bertumimbal lahir sebagai kumbang karnivora yang rendah derajatnya?

Untuk membuktikan kebenaran ucapannya, Bodhisatta menggunakan kekuatan batinnya. Beliau membuat raja dan para rombongan memahami bahasa kumbang. Setelah itu beliau berdialog dengan kumbang betina.
“Siapakah kamu?”
“Aku adalah istri si kumbang jantan.”
“Yang kumaksudkan adalah siapakah kamu sebelum menjadi kumbang betina?”
“Sebelumnya aku adalah Upari, permaisuri Raja Akasaka. Sebagai ratu aku hidup senang karena dicinta dan dimanjakan oleh suamiku. Aku pun sangat mencintainya.”
“Apakah saat ini kamu masih mencintai suamimu si Raja Akasaka?”
“Tentu saja tidak. Saat ini yang kucintai adalah suamiku, si kumbang jantan. Bahkan bila mungkin aku ingin menghisap darah dari kaki raja untuk kupersembahkan kepada suamiku, si kumbang jantan.”

Tentu raja sangat kaget mendengar ucapan kasar yang keluar dari mulut kumbang betina. Saat itu juga kedukaannya lenyap. Ia berpikir, apa gunanya menangisi perempuan yang kini tak mengingat lagi keagungan cintanya? Segera ia memerintahkan para menteri untuk mengenyahkan peti kaca dan jasad ratu dari kamarnya.

Semoga uraian dan kisah Jataka di atas dapat senantiasa mengingatkan kita untuk selalu waspada dalam setiap perbuatan yang kita lakukan. Bila kita sekarang terlahir sebagai manusia, itu menunjukkan dalam kehidupan sebelummya telah menanam benih kebajikan. Ini bukan hal yang mudah. Hitung saja berapa probabilitas kura-kura buta untuk dapat dengan tepat memasukkan kepalanya ke dalam gelang yang terapung di samudra luas, itulah probabilitas kita untuk dapat terlahir sebagai manusia. Ini juga menyadarkan kita, bahwa peluang untuk terlahir di alam menderita (hewan, setan, neraka) adalah jauh lebih besar daripada terlahir di alam bahagia (dewa dan manusia).

Jadi, marilah kita menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan jahat, memperbanyak kebajikan serta memurnikan hati dan pikiran kita, inilah cara efektif yang dipastikan akan meningkatkan probabilitas untuk terlahir di alam bahagia.

Akhir kata, saya kutipkan sebuah syair dalam Buddhisme yang maknanya sebagai berikut:
Sulit terlahir sebagai manusia, tapi kini sudah terlahir;
Sulit untuk dapat mendengarkan Buddha Dharma, tapi kini sudah mendengar;
Bila tidak berusaha berlatih diri dalam kehidupan sekarang ini;
Kapan lagi baru berlatih diri mencapai Pantai Seberang?

 
iya nih setuju bgt sm yg satu ini. mknya kita yg sudah terlahir sebagai manusia harus memanfaatkan kesempatan yg sudah diberikan dgn sebaik mungkin karena memang tidak mudah terlahir sebagai manusia, apalagi untuk terlahir sebagai umat buddhist. :)
 
Memang sulit bisa terlahir sebagai manusia. Kalo mo terlahir sebagai salah satu binatang yg kita inginkan juga sulit. Misalnya kita pilih mau lahir jadi burung merak. Belum tentu bisa terlahir sebagai Merak. Jadi sebenarnya filosofi bahwa sulit bisa terlahir sebagai manusia. Sebenarnya sulit terlahir sebagai apapun.

Jika kita terlahir sebagai burung, kita akan dikarunia kesadaran sebatas burung. Kita tidak akan merasa tersiksa sebagai burung. Karena kita menyadari diri kita ini dengan kesadaran burung bukan dengan kesadaran manusia.

Setiap kelahiran adalah illusi. Kita akan lahir sebagai apa saja, adalah sebuah keharusan menurut kapasitas diri kita yg bisa diberikan kepada KEBERADAAN/ eksistensi. Jadi setiap kelahiran adalah tindakan DANA. Tidaklah peduli bahwa kita lahir sebagai apa. Itu adalah sumbangsih kesadaran kita pada seluruh keberadaan.
Walaupun cerita2 itu bertujuan membangun kesadaran manusia. Tetapi zaman telah dipenghujung. Manusia wajib mengerti lebih tepat dan dengan porsi yg benar.
 
artikel yg bagus.. /no1 /heh
 
Belum tentu seorang manusia yg lahir itu lebih bahagia dripada burung cndrawasih yg bebas terbang di atas.
Bgaimana kalau orang itu dilahirkan dngan fisik cacat dan mental cacat?Ketika burung melihat manusia itu, mungkin ia membatin, beruntung jadi burung..hehe joke...
 
Kan En...bersyukur atas segala karunia ..dan tabah ..itu saja.....
Setiap kekurangan pasti ada kelebihan.....mekanisme hukum kesunyataan sangat eksis dan begitu adil ...tidak sedikit pun terlewatkan........:):)
Hs bersyukur terlahir sebagai manusia saat ini.....jadi berusaha membina..walaupun terlalu banyak kelemahan....
 
cerita : seorang Taoist, nama nya Tao Fung. Dalam gemblengannya di khun lun san. Mencapai taraf tertinggi. Seluruh jalur nadi Ren Mo dan Tu Mo dengan 4 simpul berhasil ditembusnya. Mencapai taraf bisa menghasil tubuh astral (bayi) muncul dari Dan Dien dan kesadaran dia bisa menembus dimensi2 alam2. Dia bertapa selama 40 tahun lebih.

Ketika dia meninggal, dia ditanya sama penguasa tertinggi alam Roh. : Tao Fung, anda sudah mencapai kesempurnaan, anda sekarang bebas hendak kemana dan mau jadi apa.

Tao Fung mengatakan bahwa dia ingin jadi ular saja di satu hutan di xiang xie. Kemudian dia menjadi ular. Saat menjadi ular, kesadarannya seperti ular. Dia mencari makan mahluk2 dan diam dalam goa bisa selama 7- 8 thn baru keluar nyari makan. Setelah beberapa ratus tahun. Penguasa alam Roh melihat bahwa betapa mubazirnya Tao Fung ini lahir sebagai Ular. Dia tidak berdana apa2 pada seluruh keberadaan. Akhirnya Tao Fung dipanggil pulang ke alam roh. Dan ular itupun mati di dalam goa.

Setelah itu Tao Fung disuruh turun ke Bumi menjadi manusia lagi. Penguasa alam roh mengatakan bahwa Tao Fung lebih berguna sebagai Guru di alam manusia dari pada jadi Ular. Kemudian Tao Fung lahir di alam manusia lagi.

Apakah karma membawa kita lahir secara otomatis ?

Ada beberapa pertimbangan sebelum kita lahir sebagai apa. Tidaklah secara otomatis. Yg sering dikatakan otomatis adalah fenomena berpindahnya kesadaran kita dari kesadaran fisik ke kesadaran non fisik. Secara otomatis masuk dimensi alam roh. Ttp tidak dilahirkan di sana. Hanya memasuki alam roh. Semua ingatan dan kesadaran kita utuh tidak hilang berikut beberapa kelompok/skhanda pendukung lainnya. .
 
cerita : seorang Taoist, nama nya Tao Fung. Dalam gemblengannya di khun lun san. Mencapai taraf tertinggi. Seluruh jalur nadi Ren Mo dan Tu Mo dengan 4 simpul berhasil ditembusnya. Mencapai taraf bisa menghasil tubuh astral (bayi) muncul dari Dan Dien dan kesadaran dia bisa menembus dimensi2 alam2. Dia bertapa selama 40 tahun lebih.

Ketika dia meninggal, dia ditanya sama penguasa tertinggi alam Roh. : Tao Fung, anda sudah mencapai kesempurnaan, anda sekarang bebas hendak kemana dan mau jadi apa.

Tao Fung mengatakan bahwa dia ingin jadi ular saja di satu hutan di xiang xie. Kemudian dia menjadi ular. Saat menjadi ular, kesadarannya seperti ular. Dia mencari makan mahluk2 dan diam dalam goa bisa selama 7- 8 thn baru keluar nyari makan. Setelah beberapa ratus tahun. Penguasa alam Roh melihat bahwa betapa mubazirnya Tao Fung ini lahir sebagai Ular. Dia tidak berdana apa2 pada seluruh keberadaan. Akhirnya Tao Fung dipanggil pulang ke alam roh. Dan ular itupun mati di dalam goa.

Setelah itu Tao Fung disuruh turun ke Bumi menjadi manusia lagi. Penguasa alam roh mengatakan bahwa Tao Fung lebih berguna sebagai Guru di alam manusia dari pada jadi Ular. Kemudian Tao Fung lahir di alam manusia lagi.

Apakah karma membawa kita lahir secara otomatis ?

Ada beberapa pertimbangan sebelum kita lahir sebagai apa. Tidaklah secara otomatis. Yg sering dikatakan otomatis adalah fenomena berpindahnya kesadaran kita dari kesadaran fisik ke kesadaran non fisik. Secara otomatis masuk dimensi alam roh. Ttp tidak dilahirkan di sana. Hanya memasuki alam roh. Semua ingatan dan kesadaran kita utuh tidak hilang berikut beberapa kelompok/skhanda pendukung lainnya. .


sori bro,mau memperjelas dan meluruskan aja ya,ingat sabdha sang Budha setiap mahluk lahir dari akibat karmanya sendiri,so bukan ada sesosok yang menentukan terlahir jadi apa,dan diri sendiri (pathisandi/kesadaran seseorang) yg menentukan diri nya lahir

dalam kasus seperti diatas "bisa" ada kemungkinan,seperti manusia/ kesadaran yg terjadi pada saat meninggal kan dunia ini dan tubuh ini, "bisa memilih terlahir dialam apapun, tetapi biasa nya tidak "mungkin" la ya seorang yg telah bisa mengeluarkan roh nya lewat dan dien (ini dan dien ini kan ada dibawah pusar 4 kok,ini versi saya loh)/ kalo roh keluar dari dan dien ( 4jari dibawah pusar) pasti terlahir dialam binatang.yg bagus tuh pada saat meninggal roh keluar lewat cakra mahkota atau ubun2 kepala,so kalo kasus ini kayanya nga mungkin seorang pertapa,nga mungkin bila dia sudah bisa menembus nadi2 lantas dia sendiri mengarahkan roh nya keluar dari dan dien(4jari dibawah pusar) karena itu lahirnya dialam peta (binatang)
( ini saya pelajari dalam tantrayana )

lalu bila memang bisa roh lewat cakra mahkota (ubun2 kepala) kesadaran orang tersebut bisa memilih lahir dialam yang lebih baik,seperti surga tusita,alam brahma,dsb...dsb....

jadii kesimpulan saya loh adalah tolong cerita diatas itu dari kitab tao mana? lalu yg tulis kitab itu dari pengarang jaman apa??? bisa dipercaya sumber kitab itu??? atau hanya cerita mulut ke mulut dari aliran anda saja???
karena bagi saya agak nga masuk akal apabila seorang pertapa yg bertapa 40 tahun apa lagi hanya mampu mengeluarkan roh nya dari dan dien( 4jari dibawah pusar)????
lalu masa iya seh kesadaranya mau dilahirkan sebagai ular????
lalu setelah menjadi manusia pun biasa nya orang yg tadi nya berasal dari alam peta itu pun sangat tidak mungkin terlahir sebagai seorang guru????
kenapa??? karena biasa nya yah lahir di alam peta itu menjalankan akibat dari karma buruk,so nga mungkin dalam 1 kali kelahiran sebagi ular lalu lahir lagi habis dari ular menjadi seorang guru,ini hal yg ngak mungkin sekali,jadi sori bagi saya ini seperrti tahayul dan ter lalu mengada2 itu aja

sori bukan ngeflame,karena bagi saya hal seperti ini seperti cerita2 yg tidak jelas asal usul nya

dan lagi semakin rendah seseorang/ kesadaranya pada saat meninggal itu paling bagus roh nya/ kesadarannya keluar lewat cakra mahkota (ubun2 kepala)

dan juga karma lah yg membawa kita lahir sebagai apapun didunia berwujud ini lain hal nya terlahir sebagai di alam dewa,brahma,alam rupa jhana,dan alam arupa,jika kalau lahir dialam ini,kesadaran kita lah yg dengan sendirinya membawa kita kearah alam2 yg agama lain katakan sebagia surga,sedangkan bagi agama kita surga itu hanya bersifat sementara dan ada masa waktunya
 
@Gatot

Itu kan perumpamaan....kalo di kaji secara eksplisit di zaman sekarang sama dengan NONSENSE.....
Cerita ya certa..kan kadang dibumbui agar lebih menarik untuk dibaca dan dipahami apa makna implisitnya....
...............
Setiap mahkluk hidup ada fungsinya.....mekanisme hukum alam semesta yang tidak berwujud tsb berlangsung terus menerus ...........
.............
Makna ceritanya adalah lebih baik menjadi manusia ...karena menjadi manusia lebih berdaya guna daripada menjadi hewan yang hanya memiliki kesadaran atau naluri/survival.
Maka menjadi manusia lebih memiliki kesempatan yang lebih besar memperoleh kesadaran tertinggi tsb.........walaupun memiliki kesempatan yang langka ini pun terkadang manusia melupakan NURANInya....Kesempatan Menjadi manusia kadang menjadi Pisau Bermata DUA.........pilihannya yang mana ???
Anda yang menentukan sendiri !!!!>:D<
...............
Cerita tentang manusia yang meninggal ..ROH nya keluar melalui ubun,mulut,telinga,dll....hs tidak perlu banyak statement.....dan belum pernah menyaksikan secara langsung.....Namun kalo tentang bayangan/sosok yang mirip wujud manusia...hs sering melihatnya<bahkan dah bosen sih...sampe-sampe ORTU hs pernah anggap hs agak sakit.>.............hihiihihi
............
Duh jade curhat neh!!!
Sie-Sie.....
 
@gatotkoco... cerita diatas memang ga valid. gw juga dengar orang cerita. makanya gw tulis : cerita.

gw juga ga tau roh keluar dari apa menjadi apa. Thx info nya.

----------------------------------------------------------------------------

Anatta --tak ada inti diri.

Keponakan theravada. saya ama dia dulu di sekolah yg sama dan kelas yg sama. ( mngkn dia baca post ini ). dia tinggal di komplex perumahan . di dalam komplex itu ada vihara theravada dari gedung ruko.

satu hari saya dan teman saya pas saja berkunjung ke tempatnya. lalu kita ikut dia kebaktian di theravada.

setelah sesi meditasi harian, ada sesi tanya jawab setelah itu bubar.

karena kami orang baru, lalu berkenalan sama bhante di sana. ga taulah dia itu bhante ato tidak.

ketika ditanya , kita biasanya ke vihara yg mana. Temen saya kagak berani mengatakan bahwa dia biasanya di vihara Maitreya. Temen saya mengatakn dia biasanya ke vihara mahayana ...di... sambil tersipu malu temen gw melirik gw terus.

Tetapi saya menjawab bahwa saya biasanya ke vihara Maitreya. Bhante itu
mimik nya berubah sedikit. kemudian tersenyum juga setelah itu.

Temen gw kagak berani mengatakan bahwa dia adalah umat di vihara Maitreya. karena dia takut disudutin di sana.

Memang benar perkirannya,( maksud nya teman saya itu). Setelah mengobrol tak lama kemudian, bhante itu mengatakan bahwa Maitreya itu belum lahir.

Perkataan Maitreya belum lahir selalu saya dengar dari Umat Budha gautama jika bertemu dengan saya. Bahkan dapat saya katakan bahwa perkataan itu menjadi semacam kata2 sambutan dari Umat Budha Gautama kepada saya.


kita kembali ke yg tadi... bhante itu mengatakan bahwa Maitreya belom lahir.

Lalu saya menjawab memang Maitreya belum lahir, bhante mendengar dari siapa bahwa Maitreya itu sudah lahir sebagai Budha ? Beliau diam. Kemudian ada orang di sana yg menimpali mengatakan , kenapa ada Aliran Maitrteya ?

Saya mengatakn bahwa Maitreya pernah menitis menjadi patriah ke 17 di aliran Thien Tao. Kita namakan Kakek Guru Cin Kong/ KIM KONG ( bukan Ci kong - biksu ci kong).

lalu terdengar suara mengatakan bahwa , Belum lahir kenapa ada ajarannya ?

saya menjawab : Tidak ada ajaran Maitreya. Tetapi memakai ajaran 3 agama. Kami memiliki Tuhan, yakni Lao Mu. Kami punya misi- tugas membuka Jalan bagi datangnya Maitreya, kami mengembangkan 3 pemikiran untuk membantu umat manusia meningkatkan kwalitas batinnya.

setelah panjang menjelaskan pertanyaan bertubi-tubi akhirnya muncul topik Anatta- tanpa inti diri. saya lupa apa yg mereka katakan ttg anatta , tetapi saya ingat apa yg saya katakan.

kira2 mereka mengatakan bahwa tidak ada inti diri, setelah mati, kita akan terlahir menurut karma dengan kesadaran yg berbeda. maksudnya menjadi the NEW ONE. Karena tak ada inti diri maka tidak ada diri yg tersisa kecuali karma2. ( kalo salah mohon maaf, dan beri koreksi , gw uda pada lupa juga apa yg mereka jelaskan )

Lalu saya menjawab : kalo tidak ada inti diri, kenapa Bhante bermeditasi. apa yg Bhante inginkan ?

Jika tidak ada inti diri, kita seharusnya menikmati apa yg bisa kita nikmati, melakukan apa yg kita suka dan menyenangkan. Kita tidak perlu khawatir dengan karma2 buruk. Toh nantinya setelah mati, kita tidak terlahir di mana2. Hanya karma yg terlahir. Kita udah selesai. Tidak ada INTI DIRI. apa yg harus kita khawatir lagi setelah mati. Itu sudah bukan kita lagi. Kita ini tidak ADA. Selesailah kita setelah mati. Tak ada INTI DIRI kita yg berlanjut.

Bhante itu menjawab : beliau meditasi bertujuan untuk lenyapnya dukha.

Dukha dari apa ? Dukha tumimbal lahir. makanya harus mencapai Nibbana.

Saia berkata : Jika tidak ada inti diri, tumimbal lahir sudah bukan urusan kita. Nibbana sudah terjadi pada diri kita setelah kita mati. Tak ada inti diri.


sudah malam , kita pun pamit. saya yakin mereka tidak bisa mencerna apa yg saya katakn. mereka berpikir...itu orang uda tersesat.

saya nyantai aja.....

 
Wkwkwk, bro akiong ada bnrnya...
Tpi inti diri itu tidak ada yg kekal maksudnya...
bukan jasmani tentunya sbgai diri, bukan pula 4 khanda sbgai diri...
Tpi ada sesuatu lah yg di luar jasmani dan batin, sesuatu itulah yg kita tuju..Mk nya bukan nihilisme...
 
Tak ada diri, mengapa ada nibbana n mau capai nibbana n mau jd buddha, n mau jd arahat??
Tak ada diri, apa yg capai nibbana, apanya yg buddha, apanya yg arahat?...
Seharusnya mengatakan "bukan aku", n "bukan kemelekatan akan keakuan" / diri, bukannya mengatakan tiada diri atau tanpa diri sama skali...
Kalau tanpa diri, knpa kau bisa ngomong?
Kamu = batu apa bedanya??
Makana pake logika, akal dimainkan gitu loh...
 
IMO, tumimbal lahir itu seperti ini :

Ketika masa hidupnya USB A hampir habis

Data di USB A ditransfer ke USB B..
USB A kemudian rusak dan mati, maka data A ada di USB B..

apa USB B ini baru ? atau tidak benar2 baru ?
Secara fisik, memori, ataupun kualitas mungkin berbeda dgn A..

Tapi datanya identik dgn A..
Nah, kalao dalam proses kopi begini..
Apakah ini 2 data yg SAMA atau BERBEDA ? :)


Kalao dari isi DATA ya sama..
Tapi sebenarnya BERBEDA tuh :)


Nah yg ingin dipadamkan itu PROSES kopi2an ini..
Bukan DATAnya atau USB nya yg ingin dihancurkan..
Begitu proses ini berhenti, maka data A tidak dikopi lagi ke USB C ketika USB B mati..

Dan dgn begitu, berakhirlah Data A :)



Dengan pemahaman :
USB = perwujudan / wadah
Data = kesadaran + detail karma yg mengikuti
Proses = hukum alam mengenai tumimbal lahir
 
Bukan DATAnya atau USB nya yg ingin dihancurkan..

kemudian dikatakan ...
Dan dgn begitu, berakhirlah Data A

kontradiksi ga ?

dengan data saja USB bisa berfungsi sendiri ? . yg menjadikan USB nenek moyang kali..

siapa bilang, data tidak ditransfer data A berakhir ? sejauh blue print belum berakhir Tidak ada data yg bisa delate. DATA original itu parkir di alam ROH tertinggi. makanya Lu Seng Yen bisa minum kopi ama sang Budha. Ini membuktikan anatta itu tidak valid. Karena setiap kesadaran selain memiliki tubuh jasmani, ia punya lapisan tubuh energi. jadi kesadaran yg tak memiliki jasmani akan otomatis memakai tubuh energi. (ada istilah 7 phok dalam Taoist..)

Karena tidak ada inti diri..alias anatta , maka copy jutaan kali jga tak berpengaruh lagi. Sudah tak ada inti diri. Peduli amat ya... toh bukan kita lagi.


. :)
 
kemudian dikatakan ...

kontradiksi ga ?

kagak..
karena tujuan pemadaman itu memadamkan proses..

seperti kalau saya bilang :

pemadam kebakaran itu tugasnya utk memadamkan api..
bukan utk membunuh nyamuk..

tapi kalo nyamuk disana pada mati karena kena semburan air dari pemadam yg ingin memadamkan api..
apa artinya : saya salah ?

Tidak kan ? ;))

dengan data saja USB bisa berfungsi sendiri . sangat dipaksakan argumen nya.
saya rasa..
harus ditambahkan..

data yg ada di USB ini menyimpan ID dan PASSWORD utk main game di dunia bumi
Kalo ga ada ID dan PASSWORD harus daptar ulang lho ama LAO MU ;))

-----
Oiya, yg paling penting itu bukan contohnya..
Tapi maksud dari contohnya..
Banyak sekali perumpamaan yg dipakai utk menjelaskan tentang kelahiran kembali..

Dan ini hanya salah satunya..
Semoga mereka yg memiliki kebijaksanaan bisa menangkap dan mengerti maksud saya ;)
 
@gatotkoco... cerita diatas memang ga valid. gw juga dengar orang cerita. makanya gw tulis : cerita.

gw juga ga tau roh keluar dari apa menjadi apa. Thx info nya.

----------------------------------------------------------------------------

Anatta --tak ada inti diri.

Keponakan theravada. saya ama dia dulu di sekolah yg sama dan kelas yg sama. ( mngkn dia baca post ini ). dia tinggal di komplex perumahan . di dalam komplex itu ada vihara theravada dari gedung ruko.

satu hari saya dan teman saya pas saja berkunjung ke tempatnya. lalu kita ikut dia kebaktian di theravada.

setelah sesi meditasi harian, ada sesi tanya jawab setelah itu bubar.

karena kami orang baru, lalu berkenalan sama bhante di sana. ga taulah dia itu bhante ato tidak.

ketika ditanya , kita biasanya ke vihara yg mana. Temen saya kagak berani mengatakan bahwa dia biasanya di vihara Maitreya. Temen saya mengatakn dia biasanya ke vihara mahayana ...di... sambil tersipu malu temen gw melirik gw terus.

Tetapi saya menjawab bahwa saya biasanya ke vihara Maitreya. Bhante itu
mimik nya berubah sedikit. kemudian tersenyum juga setelah itu.

Temen gw kagak berani mengatakan bahwa dia adalah umat di vihara Maitreya. karena dia takut disudutin di sana.

Memang benar perkirannya,( maksud nya teman saya itu). Setelah mengobrol tak lama kemudian, bhante itu mengatakan bahwa Maitreya itu belum lahir.

Perkataan Maitreya belum lahir selalu saya dengar dari Umat Budha gautama jika bertemu dengan saya. Bahkan dapat saya katakan bahwa perkataan itu menjadi semacam kata2 sambutan dari Umat Budha Gautama kepada saya.


kita kembali ke yg tadi... bhante itu mengatakan bahwa Maitreya belom lahir.

Lalu saya menjawab memang Maitreya belum lahir, bhante mendengar dari siapa bahwa Maitreya itu sudah lahir sebagai Budha ? Beliau diam. Kemudian ada orang di sana yg menimpali mengatakan , kenapa ada Aliran Maitrteya ?

Saya mengatakn bahwa Maitreya pernah menitis menjadi patriah ke 17 di aliran Thien Tao. Kita namakan Kakek Guru Cin Kong/ KIM KONG ( bukan Ci kong - biksu ci kong).

lalu terdengar suara mengatakan bahwa , Belum lahir kenapa ada ajarannya ?

saya menjawab : Tidak ada ajaran Maitreya. Tetapi memakai ajaran 3 agama. Kami memiliki Tuhan, yakni Lao Mu. Kami punya misi- tugas membuka Jalan bagi datangnya Maitreya, kami mengembangkan 3 pemikiran untuk membantu umat manusia meningkatkan kwalitas batinnya.

setelah panjang menjelaskan pertanyaan bertubi-tubi akhirnya muncul topik Anatta- tanpa inti diri. saya lupa apa yg mereka katakan ttg anatta , tetapi saya ingat apa yg saya katakan.

kira2 mereka mengatakan bahwa tidak ada inti diri, setelah mati, kita akan terlahir menurut karma dengan kesadaran yg berbeda. maksudnya menjadi the NEW ONE. Karena tak ada inti diri maka tidak ada diri yg tersisa kecuali karma2. ( kalo salah mohon maaf, dan beri koreksi , gw uda pada lupa juga apa yg mereka jelaskan )

Lalu saya menjawab : kalo tidak ada inti diri, kenapa Bhante bermeditasi. apa yg Bhante inginkan ?

Jika tidak ada inti diri, kita seharusnya menikmati apa yg bisa kita nikmati, melakukan apa yg kita suka dan menyenangkan. Kita tidak perlu khawatir dengan karma2 buruk. Toh nantinya setelah mati, kita tidak terlahir di mana2. Hanya karma yg terlahir. Kita udah selesai. Tidak ada INTI DIRI. apa yg harus kita khawatir lagi setelah mati. Itu sudah bukan kita lagi. Kita ini tidak ADA. Selesailah kita setelah mati. Tak ada INTI DIRI kita yg berlanjut.

Bhante itu menjawab : beliau meditasi bertujuan untuk lenyapnya dukha.

Dukha dari apa ? Dukha tumimbal lahir. makanya harus mencapai Nibbana.

Jika tidak ada inti diri, tumimbal lahir sudah bukan urusan kita. Nibbana sudah terjadi pada diri kita setelah kita mati. tak ada inti diri.


sudah malam , kita pun pamit. saya yakin mereka tidak bisa mencerna apa yg saya katakn. mereka berpikir...itu orang uda tersesat.

saya nyantai aja.....

bro akiong,pertanyaaan simple, dari percakapan diatas,apakah anda juga merasa ajaran theravada itu kurang sesuai dengan ajaan budha????

kalo benar saya berpendapat bahwa,ajaran theravada ini lah yg sebetulnya merupakan dasar keyakinana agama budha di luar wujud ketuhanan, tentang anata,anda harus melihat dengan jernih sekali masalah ini,bukan hanya permasalahan yg tentang nibbana atau tidak,hanya saja anda juga harus paham,metode pengajaran dari budha Gautama itu terstruktur dengan ringkasan dalam tunimbal lahir,dukha,avijja,dan anata,ini lah proses dalam agama budha,semua sekte mengakui hal ini

anda sudah salah besar mengatakan : Jika tidak ada inti diri, kita seharusnya menikmati apa yg bisa kita nikmati, melakukan apa yg kita suka dan menyenangkan. Kita tidak perlu khawatir dengan karma2 buruk. Toh nantinya setelah mati, kita tidak terlahir di mana2. Hanya karma yg terlahir. Kita udah selesai. Tidak ada INTI DIRI. apa yg harus kita khawatir lagi setelah mati. Itu sudah bukan kita lagi. Kita ini tidak ADA. Selesailah kita setelah mati. Tak ada INTI DIRI kita yg berlanjut.

ini bukan perkataan dan pernyataan dari ajaran budha???? sori ya kalo anca berkata demikian dalam kontek menjelaskan agama budha,anda saya jamin 1000% anda pasti di cap dan dikatakan aliran sesat dalam agama budha

itu bukan lah jawaban dari agama budha ,so lebih baik anda berkata ini penjelasn dari aliran maiterya yg saya anut dan memang berbeda dengan ajaran agama budha secara umum.........

karena kalo anda mencoba menjelaskan dari sudut pandang agama budha jangan sekali2 mengeluarkan statment seperti diatas,ini saran saya
nanti nya yg bingung yg beragama lainnya dan apa lagi agama budha aliran theravada,karena dari aliran theravada pasti menganggap anda ngawur abis

dan kalo saya yg jadi bhante itu pun saya akan diam saja,karena gelas anda sudah penuh nga mungkin saya memasukan susu dharma yg murni kedalam gelas anda, karena argumentasi yg anda sampaikan tidak menjelaskan agama budha melainkan mejelaskan ajaran agama lainnya yg anda coba hubungkan dengan agama budha

saya cuma mau bilang saya tidak ngeflame anda,walau kesannya seperti menyudutkan anda

inti dari yg saya mau katakan adalah,coba lah kita menempatkan diri kita yg seperti air ini dalam wadah ajaran agama budha bukan sebaliknya air ini yg mengubah wadahnya,kalo ini yg terjadi anda dan aliran anda saya jamin akan menjadi di cap aliran sesat dan ngawur dari agama budha
 
@ gatotkoca, kagak ngerti apa yg bro mau katakan. coba simak ulang posting saya.
 
^
arti tulisannya gatot itu.. :

tulisanmu ngawur nak..

kamu masuk subforum buddha.
bkn maitreya.. jadi tolong pake dasar pemahaman buddha..

kalau ingin bicara anatta salah, anicca tidak benar, dan buddha itu cerita khayalan.. di tempat lain sajah... :-"
 
Suatu siang, kala Buddha dan Kassapa sedang berdiri di tepi sungai Neranjara, Kassapa berkata, "Gotama, di hari sebelumnya engkau menyebutkan tentang memeditasikan tubuh, perasaan-perasaan, persepsi persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran. Aku telah melatih meditasi itu, dan mulai dapat memahami betapa berbagai perasaan dan persepsi seseorang menentukan kualitas kehidupannya. Aku juga melihat tidak adanya elemen kekal abadi yang dapat diketemukan di dalam salah satu dari kelima sungai itu. Aku bahkan dapat melihat bahwa keyakinan akan suatu diri yang terpisah keliru adanya. Namun, aku masih belum mengerti mengapa seseorang menelusuri jalur spiritual jika tanpa adanya diri ? Siapakah yang akan menjadi terbebaskan ?

Buddha bertanya, "Kassapa, apakah engkau setuju penderitaan merupakan suatu kebenaran ?"

"Ya Gotama, aku setuju penderitaan merupakan suatu kebenaran".

"Apakah engkau setuju penderitaan pasti ada seban-sebabnya ?"

"Ya, aku setuju penderitaan pasti ada sebab-sebabnya ?"

"Kassapa, ketika sebab sebab penderitaan hadir, maka penderitaan juga hadir. Ketika sebab sebab penderitaan dihilangkan, maka penderitaan pun hilang."

"Ya, aku melihat ketika sebab sebab penderitaan dihilangkan, penderitaan itu sendiri akan hilang."

"Penyebab penderitaan adalah kebodohan bathin, suatu cara yang keliru untuk melihat realita. Berpikir bahwa yang tidak kekal sebagai kekal merupakan kebodohan bathin. Berpikir ada diri sementara tak ada yang disebut diri merupakan kebodohan bathin. Dari kebodohan bathin lahirlah keserakahan, ketakutan, iri hati, dan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya. Jalan menuju pembebasan adalah jalan untuk melihat segala sesuatu secara mendalam agar benar benar mampu memahami sifat dasar ketidak kekalan, tiada diri yang terpisah, akan saling ketergantungan dari segala sesuatu. Jalan ini adalah jalan untuk mengatasi kebodohan bathin. Setelah kebodohan bathin di atasi, penderitaan pun terlampaui. Itulah pembebasan sejati. Tak perlu ada suatu diri di sana untuk dibebaskan."

....

Uruvela Kassapa duduk hening untuk sesaat, lalu berkata, "Gotama, aku tahu engkau berbicara hanya dari pengalaman langsungmu sendiri. Kata katamu tidak hanya menyatakan konsep konsep. Kau katakan pembebasan hanya dapat dicapai melalui berbagai upaya meditasi, melihat segala sesuatu secara mendalam. Apakah engkau berpikir semua upacara, ritual dan doa sama sekali tidak berguna ?"

Buddha menunjuk ke sisi seberang sungai dan berkata, "Kassapa, jika seseorang hendak menyeberang ke sisi seberang sana, apa yang seharusnya ia lakukan ?"

"Jika airnya cukup dangkal, maka dia dapat berjalan menyeberang ke sana. Jika tidak, maka dia harus berenang atau mengayuh perahu ke seberang."

"Aku setuju. Tetapi, bagaimana jika ia tidak mau berjalan menyeberang, berenang atau mengayuh perahu ? Bagaimana jika ia hanya berdiri saja di sisi sungai ini dan berdoa agar sisi sungai di seberang sana mendatangi dirinya ? Bagaimana pendapatmu tentang orang semacam ini ?"

"Aku berpendapat ia agak bodoh!"

"Demikianlah Kassapa.! Jika seseorang tidak mengatasi kebodohan bathin dan berbagai penghalang mental lainnya, maka, orang itu tak akan dapat menyeberang ke sisi lainnya menuju pembebasan. Meskipun ia menghabiskan seumur hidupnnya untuk berdoa."

Tiba tiba kassapa meledak dalam isak tangis dan menjatuhkan diri berlutut di hadapan telapak kaki BUDDHA. "Gotama, aku telah menghabiskan lebih dari separuh hidupku. Mohon terimalah aku sebagai muridmu dan berikanlah aku kesempatan untuk belajar dan berlatih jalan menuju pembebasan bersamamu."
 
@ALL

KIpas-kipas dulu yaaaa.....
Atau hs siram air dingin.........BIAR ADEM
...................
Kayaknya ini forum Buddha yang lebih netral.....beda konsepsi saja...
Forum IF ini lebih netral daripada forum lainnya yang sejenis......>:D<
Jangan dibedakan terlalu jauh ...yaa.....
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.