• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Taubat dari Dosa

minbar global indo

IndoForum Newbie E
No. Urut
282760
Sejak
16 Mar 2014
Pesan
35
Nilai reaksi
0
Poin
6
Taubat dari Dosa


Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita, terutama ni`mat Iman dan Islam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya sampai hari kiamat.

Selanjutnya saya mengajak kepada diri sendiri dan saudara, untuk selalu meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada AllahSubhanallahu wa Ta’ala. Ketakwaan yang mampu membawa kepada kesucian jiwa dan keselarasan amal sesuai dengan ketentuan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hidup tak ubahnya seperti menelusuri jalan setapak yang becek di tepian sungai yang jernih. Kadang orang tak sadar kalau lumpur yang melekat di kaki, tangan, badan, dan kepala bisa dibersihkan dengan air sungai. Boleh jadi, kesadaran itu sengaja ditunda hingga tujuan tercapai. Tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa. Karena ia bukan malaikat yang bersih dari dosa. Selalu saja ada debu-debu lalai yang melekat. Sedemikian lembutnya, terlekatnya debu kerap berlarut-larut tanpa terasa. di luar dugaan, debu sudah berubah menjadi kotoran pekat yang menutup hampir seluruh tubuh.

Menyadari bahwa manusia manapun punya kelemahan dan kekhilafan, maka sudah saatnya kita merenung untuk senantiasa minta ampunan dan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah bersabda, ”Demi Allah sungguh aku beristighfar dan bertaubat kepaNya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)

Sebelum kita membahas tentang taubat, penting bagi kita untuk mengetahui apa itu dosa. Dosa adalah segala sesuatu yang dilahirkan akibat melakukan pelanggaran terhadap perintah-perintah atau larangan Allah. Orang yang melakukan dosa berarti telah bermaksiat. Macam maksiat ini oleh ulama dibagi secara umum menjadi dua, yaitu shaghair dan kabair.

1. Shaghair atau dosa-dosa kecil adalah dosa-dosa yang tidak mengakibatkan hukuman di dunia dan tidak ada ancaman khusus di akhirat.

2.Kaba’ir atau dosa besar, menurut Ibnu Abbas adalah setiap dosa yang ketika menyebutkannya Allah mengakhirinya dengan kata Naar, kemurkaan, laknat, atau adzab.


Taubat secara bahasa mempunyai arti kembali. Secara syar’i, taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah dengan meminta ampun atas segala dosa dilakukan dan berjanji untuk sungguh-sungguh tidak mengulanginya di waktu yang akan datang, serta menggantinya dengan menjalankan amAl-amal shalih yang bisa mendekatkan dirinya kepada Allah.

Seorang tabi’in Imam Al-Kalbi Rahimahullah mengatakan tentang taubat, “mengucapkan istighfar dengan mulut, penyesalan dengan hati, meninggalkan dosa dengan anggota, dan bertekad untuk tidak kembali berbuat dosa.”

Kapan Harus bertaubat?

Taubat harus dilaksakan segera dan tidak boleh ditunda-tunda. Karena penundaan bertaubat merupakan indikasi ketidakseriusan. Di samping itu penundaan dari taubat sangat membahayakan jiwa seseorang, bisa saja ia meninggal tiba –tiba sebelum sempat bertaubat. Inilah kenapa Allah dalam surat Ali Imron 133 Allah berkalam,

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133)

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 133)

Kita perhatikan dalam ayat ini, Allah menggunakan kata (وَسَارِعُوا) yang artinya bersegera, kemudian kata (مَغْفِرَةٍ) menggunakan redaksi kata nakiroh atau kata yang masih bersifat umum. Ini memberikan salah satu isyarat, bahwa kita semua diperintahkan untuk bersegera, bercepat-cepat menggapai ampunan yang mana belum tentu kita gapai, bisa saja kita lebih dulu dipanggil Allah sebelum sempat bertaubat dan mendapatkan ampunan dari Allah. Karena pada hakikatnya semuanya yang ada di dunia ini, termasuk hidup mati kita adalah milik Allah. Karena dijelaskan bahwa,

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ يَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (129)

“Kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan yang ada di bumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki. Dia menyiksa siapa yang Dia kehendaki; dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 129)

Dalam ayat lain Allah menjelaskan bahwa diterimanya taubat seseorang adalah taubat yang tidak ditunda-tunda, karena dalam menunda itu terdapat ketidakseriusan. Allah berkalam dalam surah an-Nisa`: 17

{إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا}“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (An Nisaa’: 17). Diriwayatkan dari ibnu Abbas, bahwa maksud dari kata (يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ; yang kemudian mereka bertaubat dengan segera), adalah sebelum seseorang dalam keadan sakit atau sebelum meninggal.

Taubanya hamba Allah yang ikhlas adalah dengan taubat yang tidak setengah-setengah. Benar-benar sebagai taubat nasuha, atau taubat yang sungguh-sungguh. Karena itu, ada tiga syarat untuk taubat nasuha, yaitu:

Pertama, menyesali secara serius kesalahan masa lalu, merasa bersalah, bahkan jijik ketika mengingat masa lalu yang buruk.

Kedua, mencabut lepas secara total saat ini juga semua perbuatan buruk yang bertentangan dengan agama.

Ketiga, komitmen yang sungguh-sunggu untuk tidak kembali ke masa lalu yang buruk. Namun, apabila kesalahan tersebut berhubungan dengan hak-hak manusia maka, selain tiga syarat tersebut, harus ditambah syarat:

Keempat, Meminta maaf atau ridha atas dosa-dosa yang dilakukan kepada orang lain atau membayar ganti rugi atau memulangkan barang yang telah diambil itu.


Dengan demikian inti dari taubat nasuha adalah menyesali dosa-dosa yang dilakukan di masa lalu dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi di masa mendatang. Apabila dosa atau kesalahan tersebut terhadap sesama manusia, maka caranya adalah dengan meminta maaf kepadanya. Rasulullah pernah ditanya oleh seorang sahabat, “Apakah penyesalan itu taubat?”, “Ya”, kata Rasulullah (H.R. Ibnu Majah) Amr bin Ala pernah mengatakan: “Taubat Nasuha adalah apabila kamu membenci perbuatan dosa sebagaimana kamu pernah mencintainya.”


Sumber: http://www.minbarindo.com/_Dunia_Minbar/Akhlak_Dan_Moral/Taubat_dari_Dosa.aspx
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.