• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Tantrayana] (cen fo zhong)/ by master LU SHENG YEN

^ akiong

terkadang ada yang menilai anutaratantra sex berpasangan disamakan dengan kamasutra. padahal ejekulasi dlm kamasutra dengan ejekulasi dlm anutaratantra sex sama sekali berbeda.
 
@dilbert

yang anda posting itu benar,tetapi 6 naropa itu sebetulnya bukan terletak di ejakulasinya,sebenarnya ejakulasi itu "boleh" tetapi bukan ejakulasi dalam bentuk cairan,tetapi cairan sperma itu telah berubah menjadi energi/chi yang kita latih pada saat kita praktek sadhana membuka ke 7 cakra

jadi pada saat kita membuka ke 7 cakra itu memakai api kundalini yang berasal dari energi yang ada dalam tubuh kita seperti air liur,darah,hawa panas,dan terakhir sperma itu tidak boleh bocor,kalo yang lainnya boleh tiris

sperma diubah menjadi energi api kundalini dalam tahapan awalnya yang pastinya visualisasi dahulu, kemudian pada saat yabthum itu sperma tetap keluar yah tapi bukan cairan bentuknya apabila ini tujuh cakranya sudah terbuka,tetapi berbentuk seperti "gel"/agar2 yah mirip coki2 coklat lah :D:D:D
dan tidak boleh dalam maaf "vagina" (kalau bersama istri anda yang sah)
lalu sudah keluar dharus mampu ditarik balik karena saat tarik balik itu tujuannya untuk mengarahkan chi tersebut menjadi energi yang akan dituju ke cakra mahkota dan tembus cakra dari mahkota yang bertujuan untuk mengeluarkan roh/kesadaran kita ,dan ini bila sudah berhasil kapan pun anda mau parinirbanna bisa........... kapan pun bila sudah seperti ini :D:D:D
serius loh,ini yang saya baca dari buku "yang menjelaskan yabthum" (sori judulnya apa saya nga bisa kasi tau soalnya ini ajaran "rahasia" dan bagi yang sudah mencapai tingkat2 tertentu dalam sadhana baru boleh diabiseka lalu praktek,sebenarnya dalam saat ini masi ada murid2 tantra khususnya yang masi praktek sadhana ini tetapi bukan yang terikat oleh vinaya kebhikkuan:D:D:D)
dan diingat istri pun tidak boleh orgasme sama sekali dan istri juga harus mampu mempraktekkan sadhana ini,namanya kan penyatuan dengan kesadaran tertinggi,so dua2nya harus bisa kalau gagal neraka avici tuh konsekuensinya........... brani coba kalau tau:P:P:P

jadi praktek ini nga mungkin boleh tanpa suami istri yan sah secara agama,dan "bisa" para bhiksu praktek,tetapi dalam visualisasi,nah tetapi hal ini sudah jauh2 hari dilarang,ini dilarang karena berbahaya walau pun visualisasi,nah kalo bhiksu pake lah metode lainnya

itulah tantrayana,terserah mau dibilang sesat apa tidak toh dari dulu sudah ada,dan mau dicari2 di sutta theravada dijamin 1000% nga bakalan ketemu

dan dikatakan kenapa bisa mencapai kebudhaan saat ini karena inilah "kendaraan kilat"/vajrayana,so metode dalam tantra sangat banyak untuk mencapai kebudhaan,ingat dalam tantrayana juga menganut konsep tubuh "trikaya",biasanya ada "titisan" dalam tubuh trikaya dalam diri kita pasti kita bisa mencapai kebudhaan saat ini,dan lagi master lu selalu mengatakan walaupun hanya 1 insan saja yang mencapai beliau juga rela,ini artinya apa yang dikatakan oleh orang beliau tidak perduli,silakan praktekkan tantrayana baru anda baru bisa tau apa "rasa dharma " itu

amitofo
 
@dilbert

yang anda posting itu benar,tetapi 6 naropa itu sebetulnya bukan terletak di ejakulasinya,sebenarnya ejakulasi itu "boleh" tetapi bukan ejakulasi dalam bentuk cairan,tetapi cairan sperma itu telah berubah menjadi energi/chi yang kita latih pada saat kita praktek sadhana membuka ke 7 cakra

jadi pada saat kita membuka ke 7 cakra itu memakai api kundalini yang berasal dari energi yang ada dalam tubuh kita seperti air liur,darah,hawa panas,dan terakhir sperma itu tidak boleh bocor,kalo yang lainnya boleh tiris

sperma diubah menjadi energi api kundalini dalam tahapan awalnya yang pastinya visualisasi dahulu, kemudian pada saat yabthum itu sperma tetap keluar yah tapi bukan cairan bentuknya apabila ini tujuh cakranya sudah terbuka,tetapi berbentuk seperti "gel"/agar2 yah mirip coki2 coklat lah :D:D:D
dan tidak boleh dalam maaf "vagina" (kalau bersama istri anda yang sah)
lalu sudah keluar dharus mampu ditarik balik karena saat tarik balik itu tujuannya untuk mengarahkan chi tersebut menjadi energi yang akan dituju ke cakra mahkota dan tembus cakra dari mahkota yang bertujuan untuk mengeluarkan roh/kesadaran kita ,dan ini bila sudah berhasil kapan pun anda mau parinirbanna bisa........... kapan pun bila sudah seperti ini :D:D:D
serius loh,ini yang saya baca dari buku "yang menjelaskan yabthum" (sori judulnya apa saya nga bisa kasi tau soalnya ini ajaran "rahasia" dan bagi yang sudah mencapai tingkat2 tertentu dalam sadhana baru boleh diabiseka lalu praktek,sebenarnya dalam saat ini masi ada murid2 tantra khususnya yang masi praktek sadhana ini tetapi bukan yang terikat oleh vinaya kebhikkuan:D:D:D)
dan diingat istri pun tidak boleh orgasme sama sekali dan istri juga harus mampu mempraktekkan sadhana ini,namanya kan penyatuan dengan kesadaran tertinggi,so dua2nya harus bisa kalau gagal neraka avici tuh konsekuensinya........... brani coba kalau tau:P:P:P

jadi praktek ini nga mungkin boleh tanpa suami istri yan sah secara agama,dan "bisa" para bhiksu praktek,tetapi dalam visualisasi,nah tetapi hal ini sudah jauh2 hari dilarang,ini dilarang karena berbahaya walau pun visualisasi,nah kalo bhiksu pake lah metode lainnya

itulah tantrayana,terserah mau dibilang sesat apa tidak toh dari dulu sudah ada,dan mau dicari2 di sutta theravada dijamin 1000% nga bakalan ketemu

dan dikatakan kenapa bisa mencapai kebudhaan saat ini karena inilah "kendaraan kilat"/vajrayana,so metode dalam tantra sangat banyak untuk mencapai kebudhaan,ingat dalam tantrayana juga menganut konsep tubuh "trikaya",biasanya ada "titisan" dalam tubuh trikaya dalam diri kita pasti kita bisa mencapai kebudhaan saat ini,dan lagi master lu selalu mengatakan walaupun hanya 1 insan saja yang mencapai beliau juga rela,ini artinya apa yang dikatakan oleh orang beliau tidak perduli,silakan praktekkan tantrayana baru anda baru bisa tau apa "rasa dharma " itu

amitofo

Wew...gak ada bedanya dgn praktek sexuil ala YinYang<Taoisme>.....
 
saya sih tak tau kamasutra. Kalo tidak ejakulasi itu tak mungkin , apalagi dikatakan ditarik lagi setelah ejakulasi dalam bentuk jely coklat.

Inti dari latihan ini adalah mengambil energi basic instik kita utk mencapai kesadaran yg lebih tinggi.

Kenapa org yg ejakulasi bisa kehilangan energi dan lemah kesadarannya ?

Karena saat ejakulasi , energi vital terbuang melalui lubang dubur. Nah,,kalo energi ini bisa dicegah terbuang sia2 , maka ejakulasi itu memang satu2 jalannya. Selama proses belom ejakulasi itu dianggap sebagai menghimpun energi. Saat ejakulasi energi terdorong. Kallo energi ini bisa disalurkan ke perinium maka ejakulasi dibenarkan.

Tidak ada itu ajaran rahasia. Ada juga rahasia karena memang teknik ini uda dibikin tak mungkin dilatih, karena tak boleh ejakulasi. Terus ejakulasi dalam bentuk chi...dalam bentuk jelly coklat ?

Step pertama : kesadaran tak boleh ada sekat2.

Karenanya pasangan lebih baik suami istri yg sah.
Tidak boleh ada perbedaan kwalitas mental masing2 yg jauh satu sama lainnya.
Artinya perbedaan kwalitas mental sangat tipis. Masing2 pada level yg sama.

Kalo mendapat pasangan yg berbeda level mental yg jauh, maka hal ini tak bisa dilatih bersama. Karenanya tak bisa sinkrone kesadaran.

Step ke dua : brlatih bukan mengumbar nafsu, bukan menikmati dan terbuai. Tapi penuh kesadaran dan saat titik puncak ...pasrah total...kesadaran hny mengikuti saja apa yg terjadi. ^^

Singkat kata aja..ya
Kesimpulannya adalah sex hanya untuk melanjutkan keturunan
Ini sih menurut saya...hahahhahah:D:D:D:D:D:D
 
@dilbert

yang anda posting itu benar,tetapi 6 naropa itu sebetulnya bukan terletak di ejakulasinya,sebenarnya ejakulasi itu "boleh" tetapi bukan ejakulasi dalam bentuk cairan,tetapi cairan sperma itu telah berubah menjadi energi/chi yang kita latih pada saat kita praktek sadhana membuka ke 7 cakra

jadi pada saat kita membuka ke 7 cakra itu memakai api kundalini yang berasal dari energi yang ada dalam tubuh kita seperti air liur,darah,hawa panas,dan terakhir sperma itu tidak boleh bocor,kalo yang lainnya boleh tiris

sperma diubah menjadi energi api kundalini dalam tahapan awalnya yang pastinya visualisasi dahulu, kemudian pada saat yabthum itu sperma tetap keluar yah tapi bukan cairan bentuknya apabila ini tujuh cakranya sudah terbuka,tetapi berbentuk seperti "gel"/agar2 yah mirip coki2 coklat lah :D:D:D
dan tidak boleh dalam maaf "vagina" (kalau bersama istri anda yang sah)
lalu sudah keluar dharus mampu ditarik balik karena saat tarik balik itu tujuannya untuk mengarahkan chi tersebut menjadi energi yang akan dituju ke cakra mahkota dan tembus cakra dari mahkota yang bertujuan untuk mengeluarkan roh/kesadaran kita ,dan ini bila sudah berhasil kapan pun anda mau parinirbanna bisa........... kapan pun bila sudah seperti ini :D:D:D
serius loh,ini yang saya baca dari buku "yang menjelaskan yabthum" (sori judulnya apa saya nga bisa kasi tau soalnya ini ajaran "rahasia" dan bagi yang sudah mencapai tingkat2 tertentu dalam sadhana baru boleh diabiseka lalu praktek,sebenarnya dalam saat ini masi ada murid2 tantra khususnya yang masi praktek sadhana ini tetapi bukan yang terikat oleh vinaya kebhikkuan:D:D:D)
dan diingat istri pun tidak boleh orgasme sama sekali dan istri juga harus mampu mempraktekkan sadhana ini,namanya kan penyatuan dengan kesadaran tertinggi,so dua2nya harus bisa kalau gagal neraka avici tuh konsekuensinya........... brani coba kalau tau:P:P:P

jadi praktek ini nga mungkin boleh tanpa suami istri yan sah secara agama,dan "bisa" para bhiksu praktek,tetapi dalam visualisasi,nah tetapi hal ini sudah jauh2 hari dilarang,ini dilarang karena berbahaya walau pun visualisasi,nah kalo bhiksu pake lah metode lainnya

itulah tantrayana,terserah mau dibilang sesat apa tidak toh dari dulu sudah ada,dan mau dicari2 di sutta theravada dijamin 1000% nga bakalan ketemu

dan dikatakan kenapa bisa mencapai kebudhaan saat ini karena inilah "kendaraan kilat"/vajrayana,so metode dalam tantra sangat banyak untuk mencapai kebudhaan,ingat dalam tantrayana juga menganut konsep tubuh "trikaya",biasanya ada "titisan" dalam tubuh trikaya dalam diri kita pasti kita bisa mencapai kebudhaan saat ini,dan lagi master lu selalu mengatakan walaupun hanya 1 insan saja yang mencapai beliau juga rela,ini artinya apa yang dikatakan oleh orang beliau tidak perduli,silakan praktekkan tantrayana baru anda baru bisa tau apa "rasa dharma " itu

amitofo

1. Mengapa kalau yabthum seperti itu walaupun dengan istri sah, jika gagal maka neraka avici konsekuensi-nya ??? Dari mana logika seperti itu ?? Bisa dijelaskan ??

2. KEtika dikatakan vajrayana adalah kendaraan kilat untuk mencapai ke-BUDDHA-an ? Ke-BUDDHA-an yang bagaimana ? Sravaka, prateyaka, atau samyaksambuddha ? Karena kalau dalam Theravada, pada saat ini jalur ke-BUDDHA-an yang bisa hanyalah jalan Savaka (sravaka)....
 
wah, masalah sex mari OOT bentar....simak cerita keren ini. ^^


Suatu pagi seorang anak yang baru masuk sekolah dasar bertanya kepada ayahnya: "Yah, ayah, SEX itu apa sih, yah.....?" Terperanjat si ayah mendengar pertanyaan si upik. Terbayang dia tentang arus informasi zaman sekarang yang modern membuat manusia berfikiran terbuka, termasuk anak yg masih kecil. Sesuai dengan konsep pendidikan seks yang sedang hangat dibicarakan Mulailah si ayah mencari-cari jawaban yang sesuai dengan umur dan harapan anaknya yang ia harapkan tak mau tertinggal dalam arus pendidikan modern. Maka si ayah pun mulai memberikan jawaban dengan mengkiaskan kumbang dan bunga, telur yang yangmenetas berudu dan kemudian menjadi katak, hujan serta benih yang berkembang menjadi tunas, diikuti dengan pembentukan bayi dalam kandungan. Sebelum mengakhirisemua jawaban itu, si ayah menyelipkan juga kisah percintaan antara ia dan mamanya sejak dari zaman sekolah menengah hingga sampai kelahiran seorang bayi comel yaitu si anak yang bertanya itu. Tiba-tiba si anak menangis terisak-isak. Si ayah keheranan. "Eh kenapa ?" Si ayah bertanya keheranan. Tetapi si anak masih tetap menangis. "Jawabanya panjang amat...hu... hu...hu, terus dimana tempat untuk nulis jawabannya? kalo gitu Ayah ajalah yang nulis jawabanya !.. ....hu... hu...hu." Si upik lantas menyerahkan buku latihan Bahasa Inggris
yang pada sampul muka depannya tertulis.... .....



NAME : ............ ......... ......... ....
SCHOOL : ............ .......... ......... ...
CLASS : ............ ......... ......... ....
SEX :........... ......... ......... .....
 
bagaimana kalo org yg ga bisa punya keturunan ? :D

yaaa....bro akiong...nyindir-nyindir.....
.......................
Mungkin saran saya buat si dia....apa yaa...??
No comment lagi deh......atut nih....ntar kontroversi lagi....
 
....sex itu sudah menjadi kemelekatan yg sangat2 dalam di diri manusia..

kalo manusia itu sudah bisa mengendalikan nafsu sex sedemikian kuatnya(melihat sex sebagai kekosongan) , artinya manusia tsb sudah luar biasa kokoh dan tajam.. (mampu mengatasi derasnya aliran nafsu dari indra2nya )

Apa bgitu sulitnya melatih manusia tajam tersebut memasuki kondisi nibanna (terbebaskan) dgn cara normal dan menjadi arahat??

sungguh tidak masuk akal mengatakan harus melalui tantra sex semacam ituh...[-(
mnrt saya.. yg tercerahkan itu kesadaran.. batin, mental..yg sepenuhnya menyadari kenyataan / hakikat sgala sesuatu apa adanya..
Bkn tubuh, bkn sperma yg ditumpuk ato apalah ituh..

menumpuk sperma membentuk tubuh vajra (kekal) ? lha.. apa yg dibanggakan dari tubuh berlapis tulang daging yg membusuk ini ?
 
Walaupun Sadhana Yabyum ada di dalam Tantrayana (bukan hanya di ZFZ) tetapi Master Lu melarang dilakukannya Sadhana tersebut. Karena bisa2 bagi umat awam, apalagi jaman sekarang malahan Lhama kecil yang akan lahir. :)
 
Kan sie Thien En Se Te
Da cia hao....

Housie membaca buku dari Master Lu Sheng Yen yaitu Batin Teduh Seketika ..
Ada beberapa hal yang hs ingin menanyakan secara terbuka dan di diskusikan secara objektif...yaitu:

1.Master LSY menjelaskan tentang eksistensi nya sebagai guru spritual sbb:
Saya dalah SammaSamBuddha yaitu Maha Prajna Paramitha Padma Prabha Svara Buddha dan tak tergoyahkan.<hal 37>
Apakah yang dimaksud hal di atas ??

2.Beliau juga menjelaskan tentang TRIKAYA....beliau menggambarkan dirinya sbb :
---Dharmakaya adalah dirinya yang merupakan cahaya tak terbataskan
---Shambogakaya adalah dirinya sebagai jelmaan Amithaba Buddha dalam
wujud PADMAKUMARA
---Nirmanakayaadalah dirinya sebagai Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng Yen

Apakah penjelasan secara umum dari Trikaya tsb ????

3.Tentang bersarana Triratna...beliau menyatakan secara umum :
---Bersarana pada Buddha adalah tidak terjerumus pada alam neraka
---Bersarana pada Dhrama adalah tidak terjerumus pada alam preta
---Bersarana pada Sangha adalah tidak terjerumus pada alam samsara
dan beliau menyatakan konsepnya tentang Triratna berbeda dgn ajaran Buddhist secara umum yaitu:
a.Bersarana pada Budhha adalah menegarkan 3 hati melenyapkan 6 nafsu,tidak menodai sifat sejati agar senantiasa suci
b.Bersarana pada Dharma adalah berucap baik,tidak melihat asusila,hindari zinah,dan pikiran menetap pada 1 hati.
c.Bersarana pada Sangha adalah agar jasmani suci bersih lepas dari 3 alam,memahami dharmakaya yang suci,tahu arah jalan lahir dan mati.

Apa perbedaan yang mencolok antara versi yg beliau kemukakan dgn Konsep Triratna ajaran Buddha secara umum ???Hs merasa tidak ada bedanya ..hanya penjelasan beliau agak panjang,,namun rasanya tidak beda dgn makna Triratna yg beliau jelaskan secara umum seperti point di atas.

Sie-sie..ching tuo tuo pao han....:):):)
 
Kan sie Thien En Se Te
Da cia hao....

Housie membaca buku dari Master Lu Sheng Yen yaitu Batin Teduh Seketika ..
Ada beberapa hal yang hs ingin menanyakan secara terbuka dan di diskusikan secara objektif...yaitu:

1.Master LSY menjelaskan tentang eksistensi nya sebagai guru spritual sbb:
Saya dalah SammaSamBuddha yaitu Maha Prajna Paramitha Padma Prabha Svara Buddha dan tak tergoyahkan.<hal 37>
Apakah yang dimaksud hal di atas ??

2.Beliau juga menjelaskan tentang TRIKAYA....beliau menggambarkan dirinya sbb :
---Dharmakaya adalah dirinya yang merupakan cahaya tak terbataskan
---Shambogakaya adalah dirinya sebagai jelmaan Amithaba Buddha dalam
wujud PADMAKUMARA
---Nirmanakayaadalah dirinya sebagai Buddha Hidup Lian Sheng Lu Sheng Yen

Apakah penjelasan secara umum dari Trikaya tsb ????

3.Tentang bersarana Triratna...beliau menyatakan secara umum :
---Bersarana pada Buddha adalah tidak terjerumus pada alam neraka
---Bersarana pada Dhrama adalah tidak terjerumus pada alam preta
---Bersarana pada Sangha adalah tidak terjerumus pada alam samsara
dan beliau menyatakan konsepnya tentang Triratna berbeda dgn ajaran Buddhist secara umum yaitu:
a.Bersarana pada Budhha adalah menegarkan 3 hati melenyapkan 6 nafsu,tidak menodai sifat sejati agar senantiasa suci
b.Bersarana pada Dharma adalah berucap baik,tidak melihat asusila,hindari zinah,dan pikiran menetap pada 1 hati.
c.Bersarana pada Sangha adalah agar jasmani suci bersih lepas dari 3 alam,memahami dharmakaya yang suci,tahu arah jalan lahir dan mati.

Apa perbedaan yang mencolok antara versi yg beliau kemukakan dgn Konsep Triratna ajaran Buddha secara umum ???Hs merasa tidak ada bedanya ..hanya penjelasan beliau agak panjang,,namun rasanya tidak beda dgn makna Triratna yg beliau jelaskan secara umum seperti point di atas.

Sie-sie..ching tuo tuo pao han....:):):)
saudara Taneda,
mengenai konsep trikaya konsep tersebut hanya ada pada buddhisme mahayana,
sedangkan Theravada tidak ada konsep Trikaya....
jadi kalau anda minta buddhisme secara "umum", "umum" yang anda maksud itu aliran mana?

kalau menurut Ajaran Mahayana konsep Trikaya mereka adalah
Amitabha sebagai panca Dhyani buddha > Dharma-kaya
Avalokitesvara sebagai panca dhayani boddhisatva > Sambhoga-kaya
Sakyamuni sebagai panca manussi buddha. > Nirmana-kaya.

jadi demikianlah konsep trikaya dan jika konsep dari ajaran LSY menjadi seperti yang ada pada buku-nya....
setiap orang memiliki hak untuk mengklaim bahwa dirinya adalah ini, itu atau apa-lah....
tetapi hak kita untuk percaya.
hendaknya konsep apapun harus diselidiki sendiri terkait benar tidak-nya,jangan asal percaya membabi buta.

salam metta.
 
trikaya extended

saudara Taneda,
mengenai konsep trikaya konsep tersebut hanya ada pada buddhisme mahayana,
sedangkan Theravada tidak ada konsep Trikaya....
jadi kalau anda minta buddhisme secara "umum", "umum" yang anda maksud itu aliran mana?

kalau menurut Ajaran Mahayana konsep Trikaya mereka adalah
Amitabha sebagai panca Dhyani buddha > Dharma-kaya
Avalokitesvara sebagai panca dhayani boddhisatva > Sambhoga-kaya
Sakyamuni sebagai panca manussi buddha. > Nirmana-kaya.

jadi demikianlah konsep trikaya dan jika konsep dari ajaran LSY menjadi seperti yang ada pada buku-nya....
setiap orang memiliki hak untuk mengklaim bahwa dirinya adalah ini, itu atau apa-lah....
tetapi hak kita untuk percaya.
hendaknya konsep apapun harus diselidiki sendiri terkait benar tidak-nya,jangan asal percaya membabi buta.

salam metta.

Bro, sejauh Mahayana yang saya pelajari, konsep Dhyani Buddha mirip konsep Trikaya, tapi kedua konsep ini berbeda. Kadang memang kedua konsep ini dikombinasikan sehingga tampak sama.
Dharmakaya semua Buddha adalah Satu. Dharmakaya itu tidak berwujud, karena wujud berada di dalam samsara, sedangkan Dharmakaya itu melampaui semuanya. Dalam Dharmakaya tiada wujud ataupun bukan-wujud.
Dharmakaya seperti bulan purnama yang bersinar terang di langit malam yang cerah. Sambhogakaya adalah sinarnya, Nirmanakaya adalah bayangan bulan di danau jernih yang tenang. Jadi, sebenarnya kurang tepat dikatakan Dharmakaya bermanifestasi menjadi Sambhogakaya ataupun Nirmanakaya. Sambhogakaya itu kecemerlangan yang memang sudah sifat Dharmakaya, yaitu Mahakaruna dan Mahaprajna. Seperti bayangan bulan di atas air muncul karena ada air tenang yang menjadi 'cermin', Nirmanakaya muncul karena ada kita para mahkluk hidup. Kita-lah para cermin-cermin ternoda. Bila kita berhasil mencapai Anuttara Samyaksambodhi, kita pun akan menjadi bayangan bulan yang terang (Nirmanakaya Buddha). Tapi kembali lagi, cermin-cermin ini sebenarnya palsu, ia tidak nyata, tidak kekal, bukan 'Aku Sejati'. Aku Sejati adalah Dharmakaya.

Pada konsep Manussi Buddha, sudut pandangnya sedikit berbeda. Di mana manussi buddha dianggap sebagai manifestasi dari dhyani bodhisattva, dan dhyani bodhisattva dianggap sebagai manifestasi dhyani buddha.

Amitabha Buddha adalah salah satu dari 5 Dhyani Buddha. Dalam konsep trikaya, Amitabha Buddha itu berperan sebagai Sambhogakaya dan Nirmanakaya. Tidaklah sesuai untuk menyebut Dharmakaya Amitabha, Dharmakaya Amogasiddhi, dll karena Dharmakaya tak terjelaskan. Memang ada konsep lain yaitu Dharmakaya Buddha, Tathagata Samantabhadra (bukan Samantabhadra Bodhisattva), ataupun Mahavairocana Buddha (berbeda dengan Vairocana Dhyani Buddha) dalam tataran Dharmakaya, tapi konsep ini musti dibedakan dari Trikaya. Konsep yang ini ada pada level sudut pandang yang lebih tinggi dan mendalam, dan memiliki peran khusus dalam Tantra.

Seperti satu sinar yang dapat dipantulkan 1000 cermin, begitu pula Sambhogakaya memiliki emanasi Nirmanakaya yang tak terbatas. Seperti Cermin yang dapat dipantulkan cermin-cermin lain, Nirmanakaya juga bisa beremanasi sebagai Nirmanakaya lain dengan cara-cara yang tak terbatas.

Menurut pengertian saya, Dhyani Buddha dan Dhyani Bodhisattva ada pada tataran Sambhogakaya-Nirmanakaya ini. Dari pengertian ini, kita semua juga boleh dikatakan Nirmanakaya dari Amitabha dan Avalokitesvara, kita adalah para calon manussi buddha. Itulah sebabnya Sesepuh Ch'an ke-6 mengatakan bahwa Amitabha adalah Sifat Buddha, Mahaprajna, dalam pikiran kita; Avalokitesvara adalah Mahakaruna dalam pikiran kita. Karena memang demikianlah adanya. Bila kita merealisasi Mahakaruna sejati ini, maka kita menjadi satu dengan Avalokitesvara. Pada dasarnya memang Dharmakaya kita sama dengan Avalokitesvara; Sambhogakaya (Mahakaruna) kita sama dengan Avalokitesvara. Hal yang sama berlaku dengan semua Buddha dan Bodhisattva Mahasattva. Dengan dasar inilah Kebuddhaan dapat dicapai dengan lebih cepat, bahkan dalam satu kehidupan. Hanya saja, untuk merealisasikannya kita harus menembus kesadaran ke-13, inilah praktek dan fungsi dari tehnik meditasi Tantra/Vajra. Tanpa praktek Vajra, kita paling jauh hanya bisa menembus kesadaran ke-8 dalam satu kehidupan, dan butuh waktu yang panjang untuk menembus kesadaran ke-13 bahkan sampai berkalpa-kalpa.

Dengan pengertian ini seharusnya sudah cukup untuk menjelaskan bahwa Vajrayana adalah ajaran Buddha sejati. Hanya seorang Buddha yang mampu mengajarkannya. Orang-orang mengatakan bahwa Vajrayana adalah turunan dari Tantra-Hindu ataupun hasil kreasi para master setelah Buddha karena mereka tidak memahami dan kurang meyakini ke-Buddha-an yang tiada taranya, tidak mempraktekkan sendiri dan memang tidak ada Guru yang mengajarkan pada mereka. Mereka tidak mengetahui bahwa Vajrayana ini ada sejak zaman Buddha, karena Buddha Sakyamuni sendirilah yang mengajarkannya, tiada mahkluk lain yang mampu mengajarkan Vajrayana Buddhist.

begitu juga bagi orang-orang yang merasa bahwa Kebuddhaan itu begitu jauh dari mereka, dan sangat tak terjangkau... telah berpandangan salah. Mereka tidak tahu bahwa kebuddhaan ada dalam diri mereka. Mereka tidak tahu bahwa Dharmakaya adalah Rumah mereka yang sebenarnya. Memang ini hal yang sulit dipercaya, tapi begitulah adanya.

Satu hal lagi yang penting adalah melihat Dharmakaya dari pengertian Buddhist. Jadi perlu dasar-dasar Buddhist umum yang tak lain ajaran-ajaran Theravada dan Mahayana. Jika tidak, tentu konsep Dharmakaya ini akan nyasar, seperti banyak aliran zaman sekarang yang mengetahui sedikit rahasia ini tanpa dasar yang benar menyebarkannya. Alhasil, ujung-ujungnya yang si pengikutnya nyasar dan sulit dituntun kembali ke jalan yang benar karena merasa sudah paham benar rahasia ini.

Orang yang mendengar sedikit rahasia ini atau menemukan sendiri fungsi menakjubkan Dharmakaya di dalam diri ini dapat mengaktifkan Abhinna. Tanpa pengetahuan, pengertian dan pandangan benar mereka kebanyakan tersesat. Mereka belum mencapai Pencerahan karena mereka hanya menemukan Abhinna, bukan Dharmakaya sejati.

Dari fungsi menakjubkan dari Dharmakaya ini, mantra-mantra bekerja. Jadi, mantra ataupun Sadhana dalam Mahayana dan Vajrayana berbeda dengan mantra dan sadhana dalam agama-agama lain. Itulah penjelasan bahwa ritual Mahayana dan Vajrayana yang sejati (dengan cara dan pengertian benar) BUKAN pandangan salah (kepercayaan yang salah akan ritual yang dilenyapkan oleh seorang Sotapanna). Umat Theravada yang belum memahami hal ini sering mengatakan bahwa Ritual Mahayana dan Vajrayana adalah pandangan salah. Yah, memang ini tidak 100% salah, karena umat Mahayana sendiri sebagian masih berpandangan salah. Mereka tidak mengetahui fungsi dan pengertian sebenarnya.:-/
 
Bro, sejauh Mahayana yang saya pelajari, konsep Dhyani Buddha mirip konsep Trikaya, tapi kedua konsep ini berbeda. Kadang memang kedua konsep ini dikombinasikan sehingga tampak sama.
Dharmakaya semua Buddha adalah Satu. Dharmakaya itu tidak berwujud, karena wujud berada di dalam samsara, sedangkan Dharmakaya itu melampaui semuanya. Dalam Dharmakaya tiada wujud ataupun bukan-wujud.
Dharmakaya seperti bulan purnama yang bersinar terang di langit malam yang cerah. Sambhogakaya adalah sinarnya, Nirmanakaya adalah bayangan bulan di danau jernih yang tenang. Jadi, sebenarnya kurang tepat dikatakan Dharmakaya bermanifestasi menjadi Sambhogakaya ataupun Nirmanakaya. Sambhogakaya itu kecemerlangan yang memang sudah sifat Dharmakaya, yaitu Mahakaruna dan Mahaprajna. Seperti bayangan bulan di atas air muncul karena ada air tenang yang menjadi 'cermin', Nirmanakaya muncul karena ada kita para mahkluk hidup. Kita-lah para cermin-cermin ternoda. Bila kita berhasil mencapai Anuttara Samyaksambodhi, kita pun akan menjadi bayangan bulan yang terang (Nirmanakaya Buddha). Tapi kembali lagi, cermin-cermin ini sebenarnya palsu, ia tidak nyata, tidak kekal, bukan 'Aku Sejati'. Aku Sejati adalah Dharmakaya.

Pada konsep Manussi Buddha, sudut pandangnya sedikit berbeda. Di mana manussi buddha dianggap sebagai manifestasi dari dhyani bodhisattva, dan dhyani bodhisattva dianggap sebagai manifestasi dhyani buddha.

Amitabha Buddha adalah salah satu dari 5 Dhyani Buddha. Dalam konsep trikaya, Amitabha Buddha itu berperan sebagai Sambhogakaya dan Nirmanakaya. Tidaklah sesuai untuk menyebut Dharmakaya Amitabha, Dharmakaya Amogasiddhi, dll karena Dharmakaya tak terjelaskan. Memang ada konsep lain yaitu Dharmakaya Buddha, Tathagata Samantabhadra (bukan Samantabhadra Bodhisattva), ataupun Mahavairocana Buddha (berbeda dengan Vairocana Dhyani Buddha) dalam tataran Dharmakaya, tapi konsep ini musti dibedakan dari Trikaya. Konsep yang ini ada pada level sudut pandang yang lebih tinggi dan mendalam, dan memiliki peran khusus dalam Tantra.

Seperti satu sinar yang dapat dipantulkan 1000 cermin, begitu pula Sambhogakaya memiliki emanasi Nirmanakaya yang tak terbatas. Seperti Cermin yang dapat dipantulkan cermin-cermin lain, Nirmanakaya juga bisa beremanasi sebagai Nirmanakaya lain dengan cara-cara yang tak terbatas.

Menurut pengertian saya, Dhyani Buddha dan Dhyani Bodhisattva ada pada tataran Sambhogakaya-Nirmanakaya ini. Dari pengertian ini, kita semua juga boleh dikatakan Nirmanakaya dari Amitabha dan Avalokitesvara, kita adalah para calon manussi buddha. Itulah sebabnya Sesepuh Ch'an ke-6 mengatakan bahwa Amitabha adalah Sifat Buddha, Mahaprajna, dalam pikiran kita; Avalokitesvara adalah Mahakaruna dalam pikiran kita. Karena memang demikianlah adanya. Bila kita merealisasi Mahakaruna sejati ini, maka kita menjadi satu dengan Avalokitesvara. Pada dasarnya memang Dharmakaya kita sama dengan Avalokitesvara; Sambhogakaya (Mahakaruna) kita sama dengan Avalokitesvara. Hal yang sama berlaku dengan semua Buddha dan Bodhisattva Mahasattva. Dengan dasar inilah Kebuddhaan dapat dicapai dengan lebih cepat, bahkan dalam satu kehidupan. Hanya saja, untuk merealisasikannya kita harus menembus kesadaran ke-13, inilah praktek dan fungsi dari tehnik meditasi Tantra/Vajra. Tanpa praktek Vajra, kita paling jauh hanya bisa menembus kesadaran ke-8 dalam satu kehidupan, dan butuh waktu yang panjang untuk menembus kesadaran ke-13 bahkan sampai berkalpa-kalpa.

Dengan pengertian ini seharusnya sudah cukup untuk menjelaskan bahwa Vajrayana adalah ajaran Buddha sejati. Hanya seorang Buddha yang mampu mengajarkannya. Orang-orang mengatakan bahwa Vajrayana adalah turunan dari Tantra-Hindu ataupun hasil kreasi para master setelah Buddha karena mereka tidak memahami dan kurang meyakini ke-Buddha-an yang tiada taranya, tidak mempraktekkan sendiri dan memang tidak ada Guru yang mengajarkan pada mereka. Mereka tidak mengetahui bahwa Vajrayana ini ada sejak zaman Buddha, karena Buddha Sakyamuni sendirilah yang mengajarkannya, tiada mahkluk lain yang mampu mengajarkan Vajrayana Buddhist.

begitu juga bagi orang-orang yang merasa bahwa Kebuddhaan itu begitu jauh dari mereka, dan sangat tak terjangkau... telah berpandangan salah. Mereka tidak tahu bahwa kebuddhaan ada dalam diri mereka. Mereka tidak tahu bahwa Dharmakaya adalah Rumah mereka yang sebenarnya. Memang ini hal yang sulit dipercaya, tapi begitulah adanya.

Satu hal lagi yang penting adalah melihat Dharmakaya dari pengertian Buddhist. Jadi perlu dasar-dasar Buddhist umum yang tak lain ajaran-ajaran Theravada dan Mahayana. Jika tidak, tentu konsep Dharmakaya ini akan nyasar, seperti banyak aliran zaman sekarang yang mengetahui sedikit rahasia ini tanpa dasar yang benar menyebarkannya. Alhasil, ujung-ujungnya yang si pengikutnya nyasar dan sulit dituntun kembali ke jalan yang benar karena merasa sudah paham benar rahasia ini.

Orang yang mendengar sedikit rahasia ini atau menemukan sendiri fungsi menakjubkan Dharmakaya di dalam diri ini dapat mengaktifkan Abhinna. Tanpa pengetahuan, pengertian dan pandangan benar mereka kebanyakan tersesat. Mereka belum mencapai Pencerahan karena mereka hanya menemukan Abhinna, bukan Dharmakaya sejati.

Dari fungsi menakjubkan dari Dharmakaya ini, mantra-mantra bekerja. Jadi, mantra ataupun Sadhana dalam Mahayana dan Vajrayana berbeda dengan mantra dan sadhana dalam agama-agama lain. Itulah penjelasan bahwa ritual Mahayana dan Vajrayana yang sejati (dengan cara dan pengertian benar) BUKAN pandangan salah (kepercayaan yang salah akan ritual yang dilenyapkan oleh seorang Sotapanna). Umat Theravada yang belum memahami hal ini sering mengatakan bahwa Ritual Mahayana dan Vajrayana adalah pandangan salah. Yah, memang ini tidak 100% salah, karena umat Mahayana sendiri sebagian masih berpandangan salah. Mereka tidak mengetahui fungsi dan pengertian sebenarnya.:-/
saudara kano yg bijak,

http://www.nshi.org/Buddhisme/Indonesia Buddhisme/Konsep-Trikaya.htm
dari situs tersebut mengatakan demikian,dan dari beberapa tulisan di situs-situs lainnya yg menuliskan demikian...

dalam abhidhamma yang dapat melakukan abhinna adalah seseorang yang mampu memainkan jhana, dan jhana 4 adalah dasar....
bukan aktif atau tidak aktif nya dharmakaya......ini dalam konsep Theravada...
jadi penjelasan anda mengenai semua itu sepertinya tidak nyambung jika dipakai dalam konsep Theravada.

terkait aliran Vajrayana yang menyatakan sammasambuddha bisa dicapai dalam kehidupan ini,adakah praktisi yang telah mencapai sammasambuddha?
kalau tidak ada...[maaf] sama saja dengan menyatakan meditasi 1 jam dalam aliran A bisa mencapai Sammasambuddha...>> terdengar hebat bukan tapi mana bukti - nya?
mohon diberikan,siapa yang telah mencapai sammasambuddha dalam mempratekkan aliran Vajrayana.
[ no offense ] murni mengajak diskusi open mind.... dan mohon maaf jikalau ada kesalahan kata yg membuat tersinggung.

menurut RAPB[riwayat agung para buddha] yg disusun Mingun Sayadaw, dan beberapa kitab komentar, disitu jelas tertulis
tidak akan ada sammasambuddha ketika ajaran buddha masih ada.

terkait perbedaan konsep Theravada dan Mahayana,memang kedua-nya disebut Buddhism, akan tetapi keduanya memiliki pandangan jauh bertolak belakang...
hal ini disebabkan karena memang dalam Kitab Tripitaka[sangkrit] terdapat esensi yang bertolak belakang dengan Tipitaka [ kanon pali ]

karena bertolak belakang, seperti yang kita tahu bakalan hanya ada 2 kesimpulan.
1. salah satu-nya benar dan satu-nya lagi salah/sesat.
2. dua-dua-nya salah/sesat.
mana benar mana salah, silahkan di teliti sendiri.

konsep2 seperti di atas rumit yah...kalo ga nyampe level itu hny perlu ingat2 itu sebagai pengetahuan.

Satu kebenaran hakiki terbagi menjadi inti dan penggunaan. Kalo membahas ttg inti hakiki maka konsep seperti di atas tidak berlaku. Karena memang tak diperlukan. Tapi kalo membahas ttg penggunaan hakiki maka konsep diatas akan muncul utk menjelaskan semua fenomena2 kesadaran.

Apakah itu sudah benar , mengenai konsep di atas ? Siapa yg bisa menilainya ?

Jadi sejauh konsep itu menjawab pertanyaan pertanyaan seputar fenomenal dan anda bisa menangkap itu sebagai sebuah solusi , maka konsep itu bisa dipakai , terlepas dari apakah konsep2 itu benar ato salah.

Haruslah ada penjelasan utk semua fenomenal dan tanda tanya .../ keingin tahuaan yg mendalam . Itulah kegunaan konsep2 tersebut.

Apapun teori2 itu. Kalo kita bisa Menyadari diri sendiri, memahami diri sendiri, pikiran dapat terfokus dgn benar, kesadaran dapat menyadari terus menerus sepanjang hari. Maka semua yg lainnya akan terbuka utk kita mngerti dan kita benar2 tahu. Yaa.. Tahu bahwa sebagian besar dari semua2 itu sebenarnya kita tak perlu peduli. Karena itu hanya sampah saja.
saya tidak mengerti apa yang anda katakan,
terkait hal tersebut, kebenaran hakiki apa yang anda maksudkan disitu?
kalau tidak keberatan mohon penjelasannya.

salam metta.
 
@marcedes and Kano
Nice post.....terimakasih......:)
 
kebenaran hakiki adalah kebenaran sebagaimana ada nya ia. Kebenaran yg belum terpengaruh oleh ide2 ataupun konseptual.
 
saudara kano yg bijak,

http://www.nshi.org/Buddhisme/Indonesia Buddhisme/Konsep-Trikaya.htm
dari situs tersebut mengatakan demikian,dan dari beberapa tulisan di situs-situs lainnya yg menuliskan demikian...
saudara marcedes yg mulia, post saya di atas sebenarnya adalah untuk melengkapi post konsep trikaya sebelumnya itu. KOnsep yang bro ambil dari nshi itu adalah konsep 'mixed' dari trikaya + dhyani buddha atau lebih tepatnya: menjelaskan dhyani buddha dengan konsep trikaya.

Ini saya kutip kembali dari www.nshi.org :
Dhyani Buddha sesuai dengan esensi, tugas dan fungsinya sebagai Dharma-Kaya dapat memancarkan energinya membentuk tubuh yang lebih aktif, yaitu Dhyani Bodhisattva sebagai perwujudan dari Sambhoga-Kaya dimana Dhyani Bodhisattva inilah yang berperan dalam dunia ini. Demikian juga Dhyani Bodhisattva bisa mengambil wujud manusia [Nirmana-Kaya] untuk menyebarkan Dharma, seperti Siddharta Gautama. Konsep Tri-Kaya dan manifestasinya dalam bentuk Dhyani Buddha, Dhyani Bodhisattva, dan Manussi Buddha dapat juga ditemui dalam naskah

Guna Karanda Vyuha Sutra.

Sesuai yang digaris-bawahi, dikatakan 'fungsi sebagai Dharmakaya'... Jadi di sini, pembahasannya dilihat dari sudut pandang konsep Dhyani Buddha. Bila, dilihat dari konsep Trikaya, maka penjelasannya akan berbeda. Demikianlah tidak ada sesuatu yang tetap, begitu juga Dharma akan dijelaskan sesuai dengan kondisi yang berlaku. ;)

dalam abhidhamma yang dapat melakukan abhinna adalah seseorang yang mampu memainkan jhana, dan jhana 4 adalah dasar....
bukan aktif atau tidak aktif nya dharmakaya......ini dalam konsep Theravada...
jadi penjelasan anda mengenai semua itu sepertinya tidak nyambung jika dipakai dalam konsep Theravada.
Betul sekali, saya setuju bahwa Abhinna dimainkan dengan dasar Jhana ke-4.
Tapi secara Mahayana, ini juga termasuk akses fungsi dari Dharmakaya, di mana seorang Sammasambuddha yang telah memiliki Dharmakaya yang sempurna mempunyai Abhinna yang tanpa batas. Abhinna diwujudkan dengan Adhitana dan masuk Jhana ke-4, ini adalah 'cara' atau tehniknya. Namun, kenapa hal itu bisa bekerja demikian? Ini karena semakin murni dan terpusat pikiran kita, kita semakin dekat dengan Dharmakaya. Dari sudut pandang Dharmakaya, seisi dunia ini hanyalah ilusi. Dharmakaya inilah yang memungkinkan kita memiliki potensi tanpa batas.

terkait aliran Vajrayana yang menyatakan sammasambuddha bisa dicapai dalam kehidupan ini,adakah praktisi yang telah mencapai sammasambuddha?
kalau tidak ada...[maaf] sama saja dengan menyatakan meditasi 1 jam dalam aliran A bisa mencapai Sammasambuddha...>> terdengar hebat bukan tapi mana bukti - nya?
mohon diberikan,siapa yang telah mencapai sammasambuddha dalam mempratekkan aliran Vajrayana.
[ no offense ] murni mengajak diskusi open mind.... dan mohon maaf jikalau ada kesalahan kata yg membuat tersinggung.

menurut RAPB[riwayat agung para buddha] yg disusun Mingun Sayadaw, dan beberapa kitab komentar, disitu jelas tertulis
tidak akan ada sammasambuddha ketika ajaran buddha masih ada.
Yup, Vajrayana juga sependapat bahwa Sammasambuddha sebagai Guru yang menemukan Dharma hanya ada satu setiap periode ajaran.
Di Vajrayana, mencapai Kebuddhaan didefinisikan sebagai merealisasikan Tubuh dan Pikiran Buddha dalam tubuh kita saat kelahiran ini juga. Di sini, tidak berarti bahwa kita harus muncul sebagaimana Buddha Gotama muncul dengan 32 ciri fisik agung dan 80 tanda minor... Namun lebih pada kualitas dan pengalaman fisik dan batin. Bila, ingin muncul sebagai Sammasabuddha seperti Buddha Gotama, tentu para Buddha dari Vajrayana ini harus muncul di periode lain atau di tata surya lain di luar jangkauan 10,000 tata surya yang sudah muncul Sammasambuddha.

Tentu ada para praktisi Vajrayana yang telah mencapai Kebuddhaan seperti YA Vimalakirti, YA Rahula, Guru Agung Padmasambhava, Yogi Agung Jetsun Milarepa, YM Tsongkapa, YA Nagarjuna, dan msh banyak para Dharmaraja yang kurang dikenal di masa kini.

Berkaitan dengan bukti, yang paling akurat adalah dengan kita sendiri merealisasikannya, sesuai Ehipasiko... Perlu diketahui juga, penilaian Kebuddhaan dalam Vajrayana adalah dengan tercapainya Trikaya, dengan demikian, seseorang itu memiliki kualitas2 batin seorang Sammasambuddha.
Jadi dalam Tantra bila dikatakan telah mencapai Kebuddhaan, berarti orang itu telah merealisasikan Dharmakaya, Sambhogakaya dan Nirmanakaya.
Seperti yang saya katakan di atas, hal ini memang sulit dipercaya kalau tidak dialami sendiri. Sebagai pengantar yang tepat, menurut saya bro bisa membaca buku Liberation in Our Hands/ Pembebasan di Tangan Kita yang sudah beredar di Gramedia dan toko buku lainnya. Buku ini berdasarkan pada penjelasan dari YM Tsongkapa yang diyakini akan muncul lagi sebagai Buddha yang ke-7 nantinya setelah Buddha Maitreya dan Buddha ke-6.

terkait perbedaan konsep Theravada dan Mahayana,memang kedua-nya disebut Buddhism, akan tetapi keduanya memiliki pandangan jauh bertolak belakang...
hal ini disebabkan karena memang dalam Kitab Tripitaka[sangkrit] terdapat esensi yang bertolak belakang dengan Tipitaka [ kanon pali ]

karena bertolak belakang, seperti yang kita tahu bakalan hanya ada 2 kesimpulan.
1. salah satu-nya benar dan satu-nya lagi salah/sesat.
2. dua-dua-nya salah/sesat.
mana benar mana salah, silahkan di teliti sendiri.
Sebenarnya esensi dari Tripitaka dan Tipitaka itu tidaklah bertolak belakang sama sekali. Dalam buku Pembebasan di Tangan Kita, konsep pelatihan Mahayana Vajrayana dijelaskan secara sistematis, di mana konsep2 Theravada memegang peranan penting sebagai Dasar dari Sang Jalan. Tanpa dasar yang benar ini, memang konsep Mahayana akan tampak melenceng jauh dari Theravada. Cobalah kita lihat Mahayana sebagai pengembangan dan pendalaman yang lebih jauh dari Theravada, maka perbedaan2 yang bertolak belakang itu akan lenyap. Keduanya akan tampak saling mendukung dan mengisi. Dikatakan menjelekkan ajaran manapun Theravada maupun Mahayana sama-sama merupakan Karma buruk yang berat karena keduanya merupakan ajaran Buddha.

Buddha itu amatlah bijak dan toleran, Buddha selalu mengajar dengan menyesuaikan diri kepada murid2 -Nya. Di zaman Buddha, agama non-Buddhis sudah memiliki aliran esoterik/Tantra mereka masing2. Mereka ini pun punya pencapaian batin/ kekuatan dan pengetahuan batin yang hebat. Sulit bagi mereka untuk mempraktekkan dan mengerti Dharma yang lebih umum karena mereka terbiasa atau bahkan hanya terdidik dalam ajaran esoterik. Maka, Buddha pun menjelaskan Dharma dan prakteknya dari sudut pandang esoterik, lahirlah Vajrayana. Ajaran Vajrayana ini sangat langka, karena tidak semua Sammasambuddha yang muncul mengajarkannya. Bahkan dalam jangka 1000 Buddha dari awal kalpa ini hanya 3 Buddha yang mengajarkan Tantra. Baru Buddha Sakyamuni yang mengajarkan, 3 Buddha sebelumnya seperti Buddha Kassapa tidak mengajarkan Tantra. Sehingga sampai dikatakan bahwa para Bodhisattva dari tatasurya dan galaxi lain pun ingin terlahir di bumi Saha ini demi mempelajari Vajrayana.

Masalah Vajrayana kenapa begitu Rahasia, kembali lagi pada ajaran esoterik ini tidak sesuai bagi sebagian besar orang sehingga lebih baik diedarkan secara ekslusif demi menghindari salah belajar/kesesatan. Bahkan zaman dulu, hanya para Bhikkhu yang bisa mempelajari Dharma2 yang lebih tinggi dan mendalam. Alias Tipitaka itu hanya beredar di kalangan Sangha, tidak seperti sekarang umat awam bisa dengan mudah mengakses Tipitaka...
Zaman sekarang aja, di vihara manakah yang ceramah Dhammanya membabarkan sutta2? Hampir tidak ada betul? Kenapa? karena itu materi yang terlalu berat bagi umat awam, terutama yang baru belajar.
Begitu pula, vajrayana banyak memakai bahasa simbol yang sangat mungkin disalah-artikan. Padahal bahasa simbol lebih bermanfaat di level bawah sadar kita daripada bahasa ucapan sehari-hari. Simbol itu bahasa yang universal, jujur dan menunjuk langsung ke dalam pikiran. Bukankah pd waktu2 tertentu kita juga dapat memahami suatu pesan dalam bentuk simbol jauh lebih baik daripada kata2?

Bro marcedes, maafkan bila saya kurang pandai menjelaskan. Maklumlah belum menjadi Buddha... hehehe:D
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.