Srihastuti, warga kawasan Wijaya Timur, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, mungkin bisa menjadi salah satu contoh keluarga yang harus terus berjuang dan berharap setiap tahun. Satu harapan mereka, yakni ada pekerjaan lebih baik bagi suaminya yang saat ini masih luntang-lantung tak menentu. "Pergantian tahun ini, mudah-mudahan suami saya dapat pekerjaan yang tetap dan bagus. Biarpun sedikit yang penting halal," ucap Srihastuti kepada SCTV, Selasa (1/1).
Namun dari tahun ke tahun, presiden ganti presiden, sang suami tetap sulit mendapatkan pekerjaan. Bahkan, perayaan Tahun Baru 2008 pun tak dapat dinikmati Srihastuti dengan sukacita seperti banyak orang. Maklum, saat malam pergantian tahun, ia ditinggal suaminya untuk mencari pekerjaan agar anak dan keluarganya bisa makan.
Orang seperti Srihastuti oleh para ekonom disebut kelompok terpinggirkan. Ini adalah gambaran kegagalan pemerintah yang tidak mampu menciptakan lapangan kerja. Padahal dalam setiap laporan tahunan selalu disebut pertumbuhan ekonomi cukup baik dan angka investasi meningkat.
Proyek padat karya mungkin bisa menjadi salah satu jalan keluarnya. Menurut ekonom Institute for Development of Economy and Finance (Indef) Fadhil Hasan, proyek tersebut dapat menumbuhkan pembangunan di sektor industri. Selain tentunya dapat menyerap tenaga kerja atau membuka lapangan kerja baru.
Terlepas dari pendapat Fadhil, Srihastuti adalah potret kecil orang miskin yang masih banyak dijumpai di Tanah Air. Mereka pun terus mendengar klaim pemerintah yang senantiasa mengungkapkan angka kemiskinan menurun dan investasi meningkat. Seperti data Badan Koordinasi Penanaman Modal yang menunjukkan investasi pada tahun 2007 tertinggi sejak 1967. Yakni sebesar Rp 125,94 triliun. Jumlah uang yang mungkin tak pernah terbayangkan oleh Srihastuti.


http://www.newinvestasi.com
http://www.go-kerja.com
Namun dari tahun ke tahun, presiden ganti presiden, sang suami tetap sulit mendapatkan pekerjaan. Bahkan, perayaan Tahun Baru 2008 pun tak dapat dinikmati Srihastuti dengan sukacita seperti banyak orang. Maklum, saat malam pergantian tahun, ia ditinggal suaminya untuk mencari pekerjaan agar anak dan keluarganya bisa makan.
Orang seperti Srihastuti oleh para ekonom disebut kelompok terpinggirkan. Ini adalah gambaran kegagalan pemerintah yang tidak mampu menciptakan lapangan kerja. Padahal dalam setiap laporan tahunan selalu disebut pertumbuhan ekonomi cukup baik dan angka investasi meningkat.
Proyek padat karya mungkin bisa menjadi salah satu jalan keluarnya. Menurut ekonom Institute for Development of Economy and Finance (Indef) Fadhil Hasan, proyek tersebut dapat menumbuhkan pembangunan di sektor industri. Selain tentunya dapat menyerap tenaga kerja atau membuka lapangan kerja baru.
Terlepas dari pendapat Fadhil, Srihastuti adalah potret kecil orang miskin yang masih banyak dijumpai di Tanah Air. Mereka pun terus mendengar klaim pemerintah yang senantiasa mengungkapkan angka kemiskinan menurun dan investasi meningkat. Seperti data Badan Koordinasi Penanaman Modal yang menunjukkan investasi pada tahun 2007 tertinggi sejak 1967. Yakni sebesar Rp 125,94 triliun. Jumlah uang yang mungkin tak pernah terbayangkan oleh Srihastuti.



http://www.newinvestasi.com
http://www.go-kerja.com