Angela
IndoForum Addict A
- No. Urut
- 88
- Sejak
- 25 Mar 2006
- Pesan
- 41.606
- Nilai reaksi
- 23
- Poin
- 0
Sumber
Agan aganwati sudah melihat berapa kali di beranda sosial media tentang konten-konten pamer? Pamer apa aja. Entah makanan sultan. Entah mobil mewah. Entah uang segepok. Apapun deh, pokoknya pamer kemewahan. Bisa dipastikan, kemungkinan akbar sih, berhasil menarik perhatian banyak orang. Banjir like & komen, bahkan banjir pengikut. Kebanyakan sih mereka komennya harap tahu apa pekerjaan orang tersebut sehingga dapat mendapatkan uang sebanyak itu & mendapatkan barang-barang mewah.
Dan yg seringkali berhasil adalah pamer body dan wajah. Ini pasti berhasil. Asalkan cukup berani aja posenya. Hehe.
Hana Hanifah
Nggak cuma pamer kekayaan & kecantikan, pamer kemiskinan pun berhasil menggaet banyak pengikut. Bahkan hingga didatengin seniman Jakarta. Ajib bener kan?
Nggak cuma pamer kekayaan & kecantikan, pamer kemiskinan pun berhasil menggaet banyak pengikut. Bahkan hingga didatengin seniman Jakarta. Ajib bener kan?
Endi Bawo
Quote:
Masalah mereka menciptakan konten-konten seperti itu urusan mereka masing-masing ya, agan aganwati. Yang mau saya bahas di sini, mengapa sih konten-konten seperti itu sering berhasil menciptakan sebuah komunitas.
Menurut sudut pandangku pribadi sih, konten pamer seperti ini hampir sering berhasil karena berhasil memecah belah pendapat penontonnya. Atau, mempersatukannya. Tahulah mana konten yg dapat mempersatukan. Semua sudah pasti tahu. Tapi, kalau konten seperti pamer kondisi ekonomi yg merana, ada kemungkinan memecah belah penonton. Karena beberapa pasti memiliki sudut pandang yg lain, dianggapnya cari perhatianlah, atau mencari empati penonton.
Pengemis onlen yg mengpakai nenek-nenek disiram air misalnya. Itu memamerkan ketidakberdayaan seorang nenek-nenek yg berada di depan kamera berjam-jam untuk mendapatkan hadiah dari penontonnya. Dan itu memamerkan sisi kelemahan mereka.
Kesimpulannya cuman satu, mainkan perasaan manusia, itulah mengapa konten pamer sering berhasil menciptakan komunitas. Pamer ini tidak terbatas lho ya. Pamer skill itu juga termasuk konten pamer. Tapi, kalau pamer skill, ada skill-skill tertentu yg tidak dapat memainkan perasaan manusia & sulit mendapatkan enggagement penonton.
Ada yg mau coba menciptakan konten pamer seperti yg sudah-sudah ada? Kalau mau, silahkan dicoba, tapi, jangan hingga merugikan sekitar kita ya agan aganwati. Dan sekian untuk opiniku kali ini.
--
Terimakasih sudah membaca tritku.
Sehat & bahagia selalu.
Terimakasih sudah membaca tritku.
Sehat & bahagia selalu.
Hari ini 14:00