roughtorer
IndoForum Senior A
- No. Urut
- 44416
- Sejak
- 24 Mei 2008
- Pesan
- 6.755
- Nilai reaksi
- 174
- Poin
- 63
SENIN, 23/6/2008 | 07:57 WIB
SAO PAULO, MINGGU — Perampokan memang tak mengenal ampun. Siapa pun bisa jadi korbannya, termasuk legenda sepak bola Brasil, Pele. Mantan striker itu baru-baru ini dikabarkan menjadi korban perampokan yang melibatkan sejumlah berandal sebagai pelakunya.
Perampokan itu sebetulnya sudah terjadi sepekan lalu, tepatnya pada Jumat (13/6) waktu setempat. Namun, Pele rupanya pintar menutupi kejadian tersebut meski akhirnya kabar itu tercium oleh majalah Veja. Peristiwa itu terjadi di Santos, Sao Paulo selatan. Assosiated Press mencoba menghubunginya lewat telepon, Minggu (22/6), tapi tidak diangkat.
Kepada Veja dan koran Estado de S. Paulo, juru bicara Pele mengatakan, kejadian tersebut bermula ketika Pele mengendarai mobil dalam perjalanannya usai menonton pertandingan sepak bola kualifikasi Piala Dunia antara Brasil dan Argentina. Pele duduk di bangku penumpang dan mobilnya melintas di jalan Kota Santos, Sao Paulo selatan. Mobil tersebut lantas berhenti di dekat perumahan kumuh. Sepuluh orang pemuda bersenjata pistol dan pisau kemudian mendekati dan menodongnya.
Pele sendiri sudah menduga bahwa dirinya akan jadi sasaran perampokan. Maka, begitu berandalan itu mendekat, ia menurunkan kaca jendela dan menyebutkan jati dirinya. Bukannya menghormati, begundal tadi tetap nekat menjambret kalung emas, handphone, dan jam tangan sang legenda yang bernama lengkap Edson Arantes do Nascimento itu.
Setelah mencermati identitas korbannya, para perampok itu lantas mengembalikan beberapa barang milik Pele. Tidak disebutkan barang apa saja yang dikembalikan. Veja menyebutkan, Pele tidak melapor kepada polisi atas kejadian tersebut. Pele kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya di dekat pantai Kota Santos.
Jalan-jalan kota di Brasil memang dikenal kurang aman. Anggota geng perampok sering membuat penghalang di jalan dengan menumpuk batu con block serta mencegat dan merampok pengendara yang lewat. Perampokan kerap terjadi di daerah dekat permukiman kumuh karena di daerah ini mereka bisa dengan mudah lepas dari kejaran polisi.
Karena faktor keamanan ini pula, Pepe memilih pindah dari Brasil. Bek Real Madrid itu mengaku lebih senang hidup di Portugal karena mengikuti kehendak keluarganya mencari tempat yang lebih aman. (AP/LHW)
SAO PAULO, MINGGU — Perampokan memang tak mengenal ampun. Siapa pun bisa jadi korbannya, termasuk legenda sepak bola Brasil, Pele. Mantan striker itu baru-baru ini dikabarkan menjadi korban perampokan yang melibatkan sejumlah berandal sebagai pelakunya.
Perampokan itu sebetulnya sudah terjadi sepekan lalu, tepatnya pada Jumat (13/6) waktu setempat. Namun, Pele rupanya pintar menutupi kejadian tersebut meski akhirnya kabar itu tercium oleh majalah Veja. Peristiwa itu terjadi di Santos, Sao Paulo selatan. Assosiated Press mencoba menghubunginya lewat telepon, Minggu (22/6), tapi tidak diangkat.
Kepada Veja dan koran Estado de S. Paulo, juru bicara Pele mengatakan, kejadian tersebut bermula ketika Pele mengendarai mobil dalam perjalanannya usai menonton pertandingan sepak bola kualifikasi Piala Dunia antara Brasil dan Argentina. Pele duduk di bangku penumpang dan mobilnya melintas di jalan Kota Santos, Sao Paulo selatan. Mobil tersebut lantas berhenti di dekat perumahan kumuh. Sepuluh orang pemuda bersenjata pistol dan pisau kemudian mendekati dan menodongnya.
Pele sendiri sudah menduga bahwa dirinya akan jadi sasaran perampokan. Maka, begitu berandalan itu mendekat, ia menurunkan kaca jendela dan menyebutkan jati dirinya. Bukannya menghormati, begundal tadi tetap nekat menjambret kalung emas, handphone, dan jam tangan sang legenda yang bernama lengkap Edson Arantes do Nascimento itu.
Setelah mencermati identitas korbannya, para perampok itu lantas mengembalikan beberapa barang milik Pele. Tidak disebutkan barang apa saja yang dikembalikan. Veja menyebutkan, Pele tidak melapor kepada polisi atas kejadian tersebut. Pele kemudian melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya di dekat pantai Kota Santos.
Jalan-jalan kota di Brasil memang dikenal kurang aman. Anggota geng perampok sering membuat penghalang di jalan dengan menumpuk batu con block serta mencegat dan merampok pengendara yang lewat. Perampokan kerap terjadi di daerah dekat permukiman kumuh karena di daerah ini mereka bisa dengan mudah lepas dari kejaran polisi.
Karena faktor keamanan ini pula, Pepe memilih pindah dari Brasil. Bek Real Madrid itu mengaku lebih senang hidup di Portugal karena mengikuti kehendak keluarganya mencari tempat yang lebih aman. (AP/LHW)