• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Story] Hidup Tanpa Ijazah

Vans eiger

IndoForum Senior C
No. Urut
69130
Sejak
22 Apr 2009
Pesan
5.332
Nilai reaksi
212
Poin
63
Andy F Noya terkenal sebagai host Kick Andy di Metro TV, tapi pekan lalu justru ia duduk sebagai bintang tamu. Bukan di acara Kick Andy memang, melainkan talkshow di jaringan TV kabel, Q-TV. Yang menjadi host-nya: Peter Gontha, mantan orang kuat RCTI.

“Hahahahahaha…………..jadi ternyata anda tidak memiliki selembar pun ijazah kesarjanaan,” Peter Gontha bereaksi atas pengakuan Andy. Yups, ternyata Andy yang sangat cerdas tampil sebagai presenter dan host pada Kick Andy, dan juga pernah menjadi Pemimpin Redaksi Metro TV itu ternyata tak lulus sarjana.

Di tempat lain, seorang begawan budaya Sunda sedang asyik membahas bukunya yang berjudul: Hidup Tanpa Ijazah. Dia adalah Ajip Rosidi, yang menolak mengikuti ujian akhir SMA. Naif memang, tapi itulah faktanya.
Dua kenyataan tadi kembali menggulirkan pertanyaan menggelitik: Bisakah kita hidup atau berkarir tanpa ijazah atau gelar. Lebih dalam lagi, bisakah kita menjadi orang sukses tanpa mengandalkan ijazah?

Kita pernah mengenal Adam Malik yang tak pernah mengenyam bangku sekolah sehingga otomatis tak punya ijazah. Namun dengan semangat belajar otodidak yang militan telah menghantarkannya menjadi Menlu dan Wapres Indonesia.

Tokoh lain yang tak punya ijazah kesarjanaan, tapi mampu menjadi tokoh yang diakui keilmuannya antara lain budayawan kondang Emha Ainun Nadjib, dan dai Aa Gym. Emha Ainun Nadjib hanya tiga bulan kuliah di FE UGM, selebihnya jadi pengembara ilmu di luar sekolah hingga dia bisa jadi manusia dengan bermacam sebutan (multifungsi). Aa Gym meski berhasil lulus, namun sampai sekarang ijazahnya di sebuah akademi tak pernah diambilnya ternyata berhasil menjadi dai dan pengusaha sukses.

Ajip Rosidi bahkan lebih `radikal’ Iagi.dengan tak mau mengikuti ujian akhir SMA nya. Dia menolak ikut ujian karena waktu itu beredar kabar bocornya soal-soal ujian. Dia berkesimpulan bahwa banyak orang menggantungkan hidupnya kepada ijazah. “Saya tidak jadi ikut ujian, karena ingin membuktikan bisa hidup tanpa ijazah”. Dan itu dibuktikan dengan terus menulis, membaca dan menabung buku sampai ribuan jumlahnya. Walhasil sampai pensiun sebagai guru besar tamu di Jepang, Dia yang tidak punya ijazah SMA , pada usia 29 tahun diangkat sebagai dosen luar biasa Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. Lalu jadi Direktur Penerbit Dunia Pustaka Jaya, Ketua Ikapi Pusat, Ketua DKJ dan akhirnya pada usia 43 tahun menjadi profesor tamu di Jepang sampai pensiun.

Mengapa tiba-tiba saya membahas hal ini? Tidak lain karena keprihatinan saya dengan budaya dunia profesional di negeri ini yang masih sangat mengagungkan ijazah sebagai parameter utama. Bukan, jam terbang dan portofolio real seseorang.

Teman saya, yang kini Chief Editor (Kepala Biro) Kantor Berita Foto European Photopress Agency (EPA) di Indonesia mengawali karirnya sebagai fotografer tanpa ijazah (meski ia seorang sarjana Biologi). Bahkan, hingga di usianya yang mendekati 40 tahun, belum pernah ia pegang ijazah kesarjanaannya itu karena ia memang tidak pernah mengambil ijazahnya. Namun, kantor berita foto AFP, yang menjadi tempat pertamanya berkiprah sebagai fotografer, tak mempedulikan itu.

Kemarin, untuk penulisan beberapa buku, kami para penulis dimintai ijazah. Kami paham betul, itu semata demi alasan administratif, belaka. Tapi, naif, jika itu kemudian menggugurkan profesionalisme yang sudah dirintis.

Jadi bisakah kita hidup sukses tanpa ijazah atau gelar kesarjanaan, saya yakin pasti Anda bisa menjawab dengan tepat.

Source
 
Intinya bisa sukses dalam hidup, bisa memenuhi nafkah keluarga itu udah cukup. Punya tidaknya ijazah itu bukan ukuran.
 
tapi punya ijasah juga gak salahnya.....
 
Inti na kan hidup dengan kemampuan kita....
klo g ada uank ato biaya knp g cari izasah/?
klo g ada asal yakin bisa pasti isa dpt kerja koq /no1
 
menurut gw sih tergantung mo jadi apa kita nanti, toh bukti menunjukan klo beberapa bidang profesionalitas ga melulu menyembah ijasah yg kita pegang..meskipun standar penilaian kredibilitas awal dr situ..

pas idealisme ketemu ma materialisme, cuma waktu n pembuktian yg berbicara :-bd
 
ya bs aja kn,, klo ada kmauan nd tekad yang kuad,, apa c yg gag bs /?
 
Ijazah itu kan hanya simbol bahwa kita sudah menyelesaikan/menguasai suatu bidang yg diajarkan di perguruan tinggi, jadi intinya bukan ijazahnya yg membuat kita bisa bekerja dan sukses...
 
ijasah mang ngga jamin kita bisa sukses , tapi setidaknya bisa mambantu kita untuk mendapatkan kehidupan lebih baik
 
Yah..kalo bisa puna ijazah lebih baik puna ijazah..tapi kalo sampe bener2 ga bisa puna ijazah..ga usah minder...keberhasilan ga ditentukan oleh ijazah...bener kek kata cc Pinna...ijazah bisa membantu untuk memiliki hidup lebih baek /no1
 
semuanya kan berasal dari kerja keras kita,walaupun nggak ada ijasah tapi kemauan kuat dan usaha juga besar jalan kesuksesan juga terbuka untuk kita...

yang punya ijasah juga,kalau dia bekerja keras tetap terbuka juga...

setuju sama pinnacullata...
setidaknya ijasah memberikan kehidupan yang lebih baik :)
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.