ashura1506
IndoForum Newbie B
- No. Urut
- 49423
- Sejak
- 3 Agt 2008
- Pesan
- 216
- Nilai reaksi
- 0
- Poin
- 16
Rosetta adalah wahana antariksa yang dimiliki oleh ESA (European Space Agency) yang ditujukan untuk mempelajari komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Wahana ini telah diluncurkan pada tahun 2004, dan dalam perjalanannya, wahana ini akan terbang dari dekat (flyby) dengan dua buah asteroid, yaitu, 2867 Steins (2008) dan 21 Lutetia (2010).
Proses terbang dekat terhadap Stein telah berhasil dilakukan sebulan yang lalu, yaitu pada 5 September 2008, dimana ketika itu berjarak 800 km dari asteroid dengan laju 8,6 km/dt terhadap Stein dan teriluminasi oleh Matahari, memberikan kesempatan untuk pengamatan asteroid dari dekat. Pada saat itu, Rosetta akan berjarak 2,41 Satuan Astronomi, atau sekitar 360 juta km dari Bumi, dan sinyal yang dikirimkan dari Rosetta mencapai Bumi setelah menempuh perjalanan selama 20 menit.
Yang menarik adalah, citra dari sistem pencitra OSIRIS dan VIRTIS spektrometer merah-infra memberikan hasil yang sangat luar biasa. Citra yang diperoleh dari pengamatan memperlihatkan bahwa Steins berbentuk seperti Permata di angkasa
Dari citra tampak bahwa ada beberapa kawah kecil di asteroid dan dua yang besar dengan diameter mencapai 2 km, yang mengindikasikan bahwa asteroid tersebut sudah sangat tua. Dalam citra tersebut ada serangkaian rantai kawah tumbukan, yang berarti terbentuk dari serangkaian tumbukan ketika asteroid itu berotasi, yang bisa saja disebabkan oleh aliran meteorid atau rangkaian pecahan benda-benda kecil.
Rantai tersebut tersusun dari 7 buah kawah, dan untuk menentukan umur asteroid, perhitungan pada kawah permukaan telah dilakukan, semakin banyak kawah, semakin tua umurnya, dan telah tercatat ada 23 kawah teramati. Dan untuk memahami keseluruhan permukaan asteroid, citra dibuat menjadi bentuk citra tiga dimensi.
Dari citra tersebut, ilmuwan mencoba memahami mengapa asteroid tersebut sangat luar biasa cerlang, dan seberapa halus bulir pada permukaan regolith. Dari itu maka bisa dipahami bagaimana asteroid terbentuk. Steins sendiri diklasifikasikan sebagai asteroid tipe-E, dengan komposisi utama adalah silikat dan basalt. Dengan pemahaman yang lebih baik akan sampel yang diperoleh dari data-data tersebut bisa memberikan pemahaman tentang asal-usul planet-planet dan sistem keplanetan tetangga kita.
Sumber : langitselatan.com
Proses terbang dekat terhadap Stein telah berhasil dilakukan sebulan yang lalu, yaitu pada 5 September 2008, dimana ketika itu berjarak 800 km dari asteroid dengan laju 8,6 km/dt terhadap Stein dan teriluminasi oleh Matahari, memberikan kesempatan untuk pengamatan asteroid dari dekat. Pada saat itu, Rosetta akan berjarak 2,41 Satuan Astronomi, atau sekitar 360 juta km dari Bumi, dan sinyal yang dikirimkan dari Rosetta mencapai Bumi setelah menempuh perjalanan selama 20 menit.
Yang menarik adalah, citra dari sistem pencitra OSIRIS dan VIRTIS spektrometer merah-infra memberikan hasil yang sangat luar biasa. Citra yang diperoleh dari pengamatan memperlihatkan bahwa Steins berbentuk seperti Permata di angkasa
Dari citra tampak bahwa ada beberapa kawah kecil di asteroid dan dua yang besar dengan diameter mencapai 2 km, yang mengindikasikan bahwa asteroid tersebut sudah sangat tua. Dalam citra tersebut ada serangkaian rantai kawah tumbukan, yang berarti terbentuk dari serangkaian tumbukan ketika asteroid itu berotasi, yang bisa saja disebabkan oleh aliran meteorid atau rangkaian pecahan benda-benda kecil.
Rantai tersebut tersusun dari 7 buah kawah, dan untuk menentukan umur asteroid, perhitungan pada kawah permukaan telah dilakukan, semakin banyak kawah, semakin tua umurnya, dan telah tercatat ada 23 kawah teramati. Dan untuk memahami keseluruhan permukaan asteroid, citra dibuat menjadi bentuk citra tiga dimensi.
Dari citra tersebut, ilmuwan mencoba memahami mengapa asteroid tersebut sangat luar biasa cerlang, dan seberapa halus bulir pada permukaan regolith. Dari itu maka bisa dipahami bagaimana asteroid terbentuk. Steins sendiri diklasifikasikan sebagai asteroid tipe-E, dengan komposisi utama adalah silikat dan basalt. Dengan pemahaman yang lebih baik akan sampel yang diperoleh dari data-data tersebut bisa memberikan pemahaman tentang asal-usul planet-planet dan sistem keplanetan tetangga kita.
Sumber : langitselatan.com