• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Sopir Truk: Sang Filsuf Jalanan

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.781
Nilai reaksi
23
Poin
0
Sopir Truk: Sang Filsuf Jalanan

source pic

Hai Useless People!!! Bagaimana seninmu? Tak perlu dijawab, pertanyaan tadi cuma sekadar basa-basi. Pasti hari ini begitu muram. Bagi yg sudah kembali bekerja senin adalah hari untuk memeluk jam di kantor lebih lama. Bagi yg belum kembali bekerja ASUdahlah~

Pun begitu dengan saya, hari senin saya awali dengan sekuat tenaga membuka kelopak mata setelah tidur jam 3 pagi karena ronda. Benar, saya memilih jadwal ronda malam senin biar sekalian capeknya. Seperti mengatakan Chairil Anwar Sekali Berarti. Sudah itu MATI. Ya, setidaknya membuka mata di senin pagi jauh lebih mudah ketimbang membuka hati yg masih belum sembuh dari luka.

Oke skip, lanjut mandi dengan air yg entah kenapa dapat begitu dharap. Tidak, saya tidak akan ngejokes tapi masih lebih dharap sikapnya, itu udah basi BLOKKK. Next. Dan hidangan utama di hari senin, yaitu menghabiskan waktu lebih lama di tempat kerja. Hingga pulang pun tak sempat ditemani oleh senja. Ah, senja t*i anj*ng~

Setelah semua selesai, dengan tubuh yg sudah lemah, letih, lelah, lunglai & lesu, saya kendarai motor menerabas rimbunnya mas mbak yg berboncengan diatas motor matic. Sombong lampu kota pun tak lupa memberi nyala di ujung asa yg kian meredup. Ah, a e s t h e t i c sekali swasana ini~

Sehingganya di perempatan, dari arah berlawanan muncul sebuah truk yg mengambil belokan yg sama dengan saya. Karena saya sayang uang & nyawa, saya pun memilih untuk berada di belakang truk saja. Tidak jenaka kalau seorang pekerja yg bergaji tak seberapa ini harus kecelakaan karena memaksakan mendahului truk & masuk rumah sakit. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, beserta kulinya, lalu temboknya ambruk sekalian~

Sopir Truk: Sang Filsuf Jalanan

source pic

Layaknya truk di sudut bumi lain, truk di depan saya pun tidak mempunyai body belakang yg polos. Melainkan dihiasi oleh quote nyeleneh tur ndlogoki dari sang sopir, namun punya filosofi mendalam. Macam Kutunggu Jandamu, Cintaku Tak Seberat Muatanku, Putus Cinta Soal Biasa, Putus Rem Mati Kita & masih banyak lagi tentunya.

Sopir Truk: Sang Filsuf Jalanan


Sopir Truk: Sang Filsuf Jalanan


source pic

Gagal Sarjana Karena Masa Muda di Atas Roda adalah quote yg tersirat jelas di body belakang truk yg ada di depan saya. Mungkin sang sopir dulu harap kuliah namun terbentur biaya. Tapi sungguh, quote ini sangat menohok bagi saya. Pendidikan yg terkapitalisasi, ekonomi keluarga yg serba mepet, bantuan dari pemerintah yg lebih sering tak tepat sasaran, adalah beberapa faktor yg menciptakan banyak anak muda kesusahan untuk dapat merasakan pendidikan tinggi.

Akhirnya mereka yg tak dapat kuliah memilih untuk bekerja, tentunya dengan opsi pekerjaan yg minim & seambrek pesaing. Jika memilih berwirausaha pun harus melewati jalan panjang nan berliku untuk pengajuan pinjaman untuk modal usaha.

Lalu saat beberapa dari mereka berteriak tentang upah yg minim, mereka pun dicap tak tau diri Pekerja dengan pendidikan rendah kok nuntut mulu. Mereka seolah melupa, bahwa untuk mendapatkan pekerjaan yg lebih baik adalah dengan pendidikan tinggi. Tapi lucunya akses untuk mendapatkan pendidikan tinggi pun kian sulit, atau malah dipersulit?

Di tengah pandemi kondisi ini kian parah, sudah jadi kepastian bahwa banyak mahasiswa yg mungkin tak melanjutkan kuliah karena tak ada uang untuk bayar kuliah. Tak perlu saya jabarkan tentang keresahan tentang uang kuliah, semua sudah saya tulis di thread Pendidikan di Tengah Pandemi: Ketika Bisnis Membutakan Nurani.

Akhir kata, terima kasih untuk mas/pak sopir yg ada di depan saya tadi. Anda mengingatkan kalau saya tak sendiri, banyak anak muda yg cuma punya opsi untuk memilih apa yg sebenarnya tak harap kita pilih. Menjalani apa yg ada dengan semangat & juga getir. Karena tak ada bedanya antara menyerah & terus berjuang.

KEEP READ AND SOUND

Baca Juga Thread Lainnya
SUKA DUKA JUALAN PULSA DI SEKOLAH HT
Move On Dulu Atau Mencari Pengganti Dulu?HT
Yang Semakin Berubah Dari Kampung Halaman
Didi Kempot - Menuju Tak Terbatas Dan Melampauinya HT
Sebuah Pelajaran Dari Dua Centang Biru
Gopay vs OVO : Siapa Yang Akan Menang?
Keabsurdan Pendidikan Indonesia
Menjadi Pesayang Alam Sejati HT
Karena Perasaan Memang Jualan Paling Laris
Jalanan - Tempat Termudah Untuk Bersyukur & Mengeluh
Iman Yang Kalkulatif
Koar-koar Menolak Valentine & Pacaran. Buat Apa?
5 Lagu Ini Akan Membuat Kalian Mulai Melirik BTS
Memilih atau Dipilih?
Mencoba Menonton Theater JKT48 Untuk Pertama KaliHT
Kata Siapa Cowok Gak Pernah Nangis Saat Patah Hati?
Didi Kempot - (Terus) Menuju Tak Terbatas Dan Melampauinya
Pendiikan di Tengah Pandemi: Ketika Bisnis Membutakan Nurani
KALIAN NGGAK SPESIAL!!!​

Hari ini 21:06
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.