Angela
IndoForum Addict A
- No. Urut
- 88
- Sejak
- 25 Mar 2006
- Pesan
- 41.622
- Nilai reaksi
- 23
- Poin
- 0
Manusia sebagai makhluk sosial yg ditakdirkan Tuhan untuk hidup dalam ketergantungan dengan yg lain tidak akan tinggal diam manakala ada larangan untuk tetap 'diam di tempat'.
Jika dalam satu waktu ada larangan mungkin manusia awalnya akan memakluminya. Namun kesabaran tentu ada batasnya, manusia akan memberontak & yg dikhawatirkan akan menimbulkan chaos yg akibatnya timbul hal yg lebih merugikan.
Sebagai manusia yg diberi akal & pikiran tentunya kita dapat menimbang & memutuskan mana terbaik & apa resikonya. Salah satunya ya dengan mencari jalan terbaik dengan meminimalisir kerugian atau bahkan berusaha untuk nol persen dari resiko akibat keputusan yg sudah dibuat demi tetap menyambung tali silaturahmi bersama sanak saudara & keluarga.
Sesuai dengan ajaran agama, menjalin silaturahmi tetap harus dijaga, berjumpa langsung itulah silaturahmi yg sesungguhnya & gratis, silaturahmi harus membayar & dibatasi adalah silaturahmi semu yg tidak dapat menghilangkan kerinduan insan manusia. Mau silaturahmi saja kok dipersulit.
Kita tentu akan bahagia karena berjumpa orang-orang yg kita sayangi & sayangi. Kebahagiaan yg hakiki tentu saja akan meningkatkan imunitas manusia, memperpanjang umur & akan terjalin komunikasi yg mendatangkan bisnis yg berbuah manis.
Di tengah sulitnya ekonomi di bawah tekanan & aturan yg dipimpin oleh pemerintahan yg sering mencla-mencle dalam sebuah keputusan tentu menciptakan rakyatnya jadi kebingungan, sifat sabar yg kian lama kian menipis & timbul ketidakpercayaan kepada pemerintah. Pada akhirnya salah satu sifat asli manusia akan muncul ke permukaan, memberontak!
Bisa jadi mereka yg sudah habis kesabarannya tidak peduli lagi dengan larangan & aturan yg dibuat oleh sesama manusia yg sama-sama makan nasi, sama-sama takut api, yg karena memiliki kuasa & jabatan tetapi berani mendahulukan takdir Tuhan?
Prinsip mereka; hidup matinya bukanlah ditangan Corona tetapi di tangan Tuhan, tentu saja ini saya aamiin-kan. Keputusan pelarangan bukanlah opsi yg tepat, masyarakat sekarang sudah semakin paham & cerdas, mereka akan terseleksi secara alami & pemerintah tak perlu 'pura-pura' kerepotan lagi mengurusinya.
Yang bertahan dengan disiplin 3M akan tetap sehat, yg masa bodoh biarkan mereka yg tanggung sendiri. Belajar dari kejadian maka masyarakat akan jadi lebih dewasa dalam bersikap & memutuskan Kalaupun ada yg hilang nyawa anggap saja mengurangi beban negara.
Pemerintahan yg sejuk & mengayomi, bukan malah menakut-nakuti dengan statististik data kematian, lakukanlah edukasi yg menghibur & pengawalan adalah yg diharapkan & menimbulkan imunitas lebih baik lagi di mata masyarakat. Win-win solutionnya adalah solusi yg paling aman. Peran pemerintah sekarang semestinya tinggal meningkatkan himbauan pencerahan kepada 3M lebih tajam lagi, bukan malah menakut-takuti & mengekang, yg ada malah akan ada pemberontakan, tinggal menunggu waktu saja.
Kembali ke soal silaturahmi akan memperpanjang usia & rezeki adalah fitrahnya manusia yg sudah di takdirkan Tuhan. Kalau disuruh diam saja dirumah tanpa fasilitas mewah yg cuma dirasakan oleh segelintir manusia tentu saja manusia yg tidak seberuntung mereka merasa tidak ada rasa keadilan tidak ada rasa terpuaskan.
Lebih baik berjumpa keluarga yg jelas memberikan kebahagiaan hakiki ketimbang sejumlah harta & fasilitas semu yg cuma titipan Tuhan semata. Apapun resiko yg terjadi toh tujuan silaturahmi sudah tercapai, sakitnya setelah berjumpa keluarga dapat jadi sebagai penebus dosa & kelak meninggal dalam kebahagiaan yg ditakdirkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bagaiamana menurut kalian?
Referensi. sebuah opini
Img.google img
Copyright 2016 - 2021 iskrim
All Rights Reserved | Member of Thread Creator Gen. 1 - KASKUS