• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Siapa yg mau mau bahagia? resepnya ada disini... ENTER this thread

lauzart

IndoForum Newbie A
No. Urut
14768
Sejak
27 Apr 2007
Pesan
273
Nilai reaksi
5
Poin
18
Siapa mau bahagia?
Written by Morpheus


Begitu banyak resep untuk mencapai kebahagiaan ditawarkan. Berbagai cabang ilmu pengetahuan mencoba memberikan solusi terhadap salah satu pertanyaan terbesar umat manusia ini. Apakah Buddhisme juga mampu memberikan kebahagiaan kepada praktisinya?

Kebebasan Berpikir Dalam Buddhisme

Sudah menjadi pengetahuan kita, bahwa buddhisme sangat berbeda. Berbeda dengan agama-agama wahyu yang banyak menakut-nakuti dan mengiming-imingi pengikutnya. Buddhisme memberikan kebebasan penuh bagi penganut maupun simpatisannya. Bukanlah suatu perbuatan yang salah apabila seorang Buddhis tidak mempercayai apa yang disabdakan oleh Buddha sendiri (Kalama Sutta -Ed). Tidak masalah bagi seorang Buddhis untuk meragukan kitab sucinya sendiri. Umat Buddha tidak ambil pusing pada hal-hal spekulatif yang jelas-jelas tidak dapat dibuktikan secara nyata di kehidupan ini. Tidak peduli apakah benar surga atau neraka itu ada, apakah Buddha memang benar maha tahu, apakah benar bila kita mati akan terlahir lagi, apakah benar karma itu ada... ? Banyak pertanyaan-pertanyaan yang melintasi otak kita.

Tentu saja, orang-orang yang pernah menerima ajaran-ajaran agama wahyu akan bertanya dengan penuh keheranan, "Lalu apa yang membuat anda dan orang-orang yang lain beragama Buddha? Janji surga tidak ada, ditakut-takuti neraka juga kagak, gimana tuh?"

Orang-orang menganut ajaran Buddha dikarenakan ajaran Buddha menyediakan suatu solusi, memberikan cara pemecahan masalah yang begitu indah untuk masalah-masalah terbesar manusia pada kehidupan ini. Bukan janji-janji di masa datang setelah mati yang sama sekali tidak bisa dibuktikan. Buddhisme menyediakan kedamaian dan kebahagiaan saat ini. Walaupun, bila ditelaah lebih lanjut lagi, Buddhisme juga menawarkan spiritualitas yang lebih dalam dan lebih tinggi...

Memang, banyak orang yang beragama Buddha karena merasa menemukan suatu realitas dan hal-hal logis yang tidak akan ditemui di agama wahyu. Mereka tidak menemukan hal-hal spekulatif pada sabda-sabda Buddha, mereka tidak menemukan dongeng-dongeng indah mengenai penciptaan, asal muasal sesuatu, yang jelas-jelas telah gugur oleh ilmu pengetahuan modern. Pada intinya Buddhisme tetaplah merupakan sebuah agama yang dipraktikkan dan sebuah jalan spiritual, bukan hanya sekadar alat untuk berdebat atau berisi teori-teori indah nan kering...

Jadi bila ada yang bertanya, "Bagaimana membuktikan ajaran Buddha?"

Pada level yang paling mudah dan tidak terlalu muluk, bila seseorang mendengar dan mempraktikkan Buddha Dhamma, lalu merasakan kebahagiaan dan damai, berarti ajaran Buddha adalah benar. Jangan membicarakan level yang muluk-muluk, seperti rebirth (tumimbal lahir -ed) atau sebangsanya. Karena pembuktian ini perlu ketekunan, walaupun Buddha sendiri sudah menyediakan perangkat pembuktiannya. Atau bila anda menginginkan pembuktian ilmiah, anda terpaksa harus puas hanya dengan membaca hasil penelitian orang lain, salah satunya oleh Dr Ian Stevenson di salah satu bukunya yang membahas tentang tumimbal lahir.

Problem dan Solusi dari Buddha Dharma
Lalu, apa permasalahan terbesar manusia? Setiap manusia menginginkan dan mencari kebahagiaan, walaupun definisi dan cara mencapai kebahagiaan itu berbeda-beda. Sebagian orang mungkin akan berpikir alangkah bahagianya apabila seluruh teroris dan praktik-praktik kebencian dapat dimusnahkan. Sebagian yang lain akan berpikir alangkah bahagianya bila keadilan ditegakkan dan zionis diberantas.

Sebagian orang lagi, mungkin akan berpikir alangkah bahagianya kalau semua orang dapat diajak "bertobat" menuju kerajaan tuhan. Sementara yang lain berpikir alangkah bahagianya kalau semua orang dapat membuka pikiran dan wawasan-nya, keluar dari tempurung dan melepas kacamata kudanya.

Seperti waktu kita masih di Sekolah Dasar, kita berpikir alangkah bahagianya bila kita nanti bisa masuk SMP favorit dan menjadi lebih pandai. Namun setelah SMP kita tidak juga bahagia dan kita mulai berpikir lagi, "kalau saya bisa masuk SMA, kerennya pakai celana panjang, pakai sepeda motor dan saya akan bahagia".

Kitapun mulai mengejar kebahagiaan tersebut, belajar dengan keras sampai akhirnya bisa sekolah di SMA favorit dan ternyata kita tetap tidak bahagia. Mulai berpikir lagi alangkah enaknya kuliah, tidak harus belajar tiap hari, pakai baju yang suka-suka, kelihatan pintar lagi, pasti saya bahagia kalau sudah kuliah. Dan bisa ditebak, kita akan tambah stress dan tetap tidak bertemu bahagia. Begitu seterusnya, ingin pacar, ingin kerja, ingin punya mobil... Setelah semuanya diraih, masalah semakin banyak, stress semakin besar apalagi kalau tidak kesampaian...

Ternyata rumusan bahagia itu berbeda-beda dan terus berubah-ubah. Solusi Buddhis untuk kebahagiaan adalah apa yang disebut Four Noble Truths (Empat Kebenaran Mulia).

Ternyata masalah kebahagiaan adalah masalah pikiran. It's in your mind. Pikiran yang melekat pada kebencian, keserakahan dan kebodohan akan membawa penderitaan. Pikiran yang lepas dari hal-hal jelek membawa kebahagiaan. It's about contentment and letting go. (Ini adalah tentang rasa puas dan pelepasan)

Ada sebuah cerita yang sangat mengena dari Ajahn Brahmavamso mengenai seorang bhikkhu yang mengajar di sebuah penjara di Australia. Setelah mengajar meditasi beberapa lama di penjara tersebut, para napi semakin dekat dengan sang bhikkhu. Karena ingin memenuhi keingintahuannya, mereka bertanya, "Bagaimana sih kehidupan seorang bhikkhu di viharanya?".

Sang bhikkhu bercerita bahwa dia harus bangun pukul 04.00 subuh, baca paritta, meditasi. Menjelang tengah hari para bhikkhu makan siang, satu-satunya makanan di hari itu, dan mereka tidak bisa memilih. Apa yang disuguhkan, itulah yang dimakan. Tidak ada televisi, tidak ada hiburan musik. Pakaian hanya berupa jubah. Kadang mereka harus bekerja. Meditasi dan meditasi. Tidur hanya dengan alas seadanya di lantai keras.

Mendengar itu, para napi terkejut. Di penjara mereka dapat makan tiga kali sehari. Ada televisi. Ada olahraga, hiburan, musik. Tidur di kasur empuk. Sampai salah satu napi nyeletuk "That's terrible! Why don't you just join us here? (Sungguh mengerikan! Mengapa Anda tidak bergabung dengan kami di sini?)."

Jadi apa yang membedakan vihara dengan penjara? Kenapa jatah retret di vihara tersebut penuh sampai tiga tahun mendatang, tahun 2005? Kenapa bhikkhu-bhikkhu lebih bahagia tinggal di sana? Di lain pihak, kenapa napi-napi tidak betah di penjara? Kenapa napi-napi banyak yang mencoba kabur dari penjara?

It's all about contentment. Bhikkhu-bhikkhu bahagia karena mereka ingin berada di sana dan napi-napi tersiksa karena tidak ingin berada di penjara. Dengan begitu definisi penjara bisa diperluas. Kalau anda benci pada pekerjaan anda yang sekarang, berarti anda ada di penjara. Kalau anda berada pada perkawinan yang berantakan, anda di penjara. Kalau anda merasa gerah dengan dunia yang penuh dengan teroris, kekacauan, anda berada dalam penjara. Kalau anda tidak menyukai tubuh anda yang sakit-sakitan, lemes, loyo, letih, lesu, lunglai, berarti anda berada dalam penjara. Dan yang terakhir, kalau anda berada pada forum diskusi yang tidak anda sukai, tersiksa membaca posting-posting yang tidak enak, anda berada dalam penjara.

Meditasi

Lalu apa hubungannya antara solusi Buddhis tadi dengan meditasi? Karena tadi dikatakan "it's all about mind", jadi obatnya tentu juga harus berurusan dengan pikiran (mind). Kali ini saya mencoba menulis tentang meditasi Buddhis yang (semoga) benar. Biarlah pembaca menyimpulkan sendiri apa sebenarnya meditasi Buddhis itu dan apakah meditasi Buddhis sesuai dengan tudingan seseorang bahwa meditasi sangat tidak ilmiah (self hipnotis, kemasukan setan, dll).

Mengapa harus meditasi? Pertanyan ini akan muncul begitu saja. Seperti yang saya tulis sebelumnya, problem manusia ternyata sumbernya ada pada dirinya sendiri: pikiran yang liar, pikiran yang melekat pada kebencian, keserakahan dan kebodohan. Kebanyakan orang selalu menganggap semua problem terletak di luar dirinya.

Contohnya Bang "X", selalu menganggap betapa jahatnya iblis yang berusaha menjerumuskan manusia, betapa liciknya sang iblis, betapa ajaran-ajaran iblis menyesatkan manusia, betapa sesatnya Gunung Kawi, meditasi, hipnotis, Buddha, patung, dan lain-lain. Manusia-manusia seperti ini selalu menjadikan kesalahan orang lain sebagai alasan untuk tidak bahagia. Mereka menyiksa dirinya sendiri dengan segala kebencian, keserakahan dan kebodohan yang melekat di hatinya. Mereka akan menyalahkan teroris atas ketidaktenangan hatinya. Mereka akan menuding mertua, babe, nyokap, pacar, istri, suami, engkong, musuh, atasan, rekan kerja, tetangga, si Unang, si Unyil, Yahudi, Arab, Cina, kafir, Islam, Amerika, komunis atas segala penderitaan yang dialaminya...

Ajahn Chah memberikan perumpamaan yang tepat, "Gatal di kepala, garuk-garuk di pantat"

Itulah orang yang selalu berusaha mencari problem dan solusi di luar dirinya. Bukannya gatalnya hilang, malah pantatnya jadi lecet. Bukannya kegelisahan, kemarahan, sakit hati, kebencian dan problem-problem lain menjadi hilang, malah semakin menjadi-jadi, semakin menderita.

Mereka yang mencari-cari solusi di luar akan selalu berbicara dengan "mengapa". Mereka akan berkata, 'Mengapa pacar saya tidak pengertian, mengapa mertua saya kepala batu, kenapa bos saya enggak bisa mengerti, mengapa Osama kejam banget, mengapa penumpang bis sebelah saya enggak mandi, mengapa ceweq sexy di seberang tidak naksir saya, mengapa internet gua kok lambat, mengapa mengapa mengapa mengapa.... '

Jauh dari itu semua, Buddha mengajarkan kita untuk menjadi orang yang bertanggung jawab dan jauh lebih pintar. Buddha mengajarkan kita untuk menjadi orang yang pro aktif ("Seven Habits of Highly Effective People" karya luar biasa dari Steven Covey merupakan tulisan yang sangat Buddhistik).

Dari pada menimpakan kesalahan pada sesuatu yang ada di luar kontrol kita, Buddha mengajarkan solusi yang jitu, yaitu mencari solusi di dalam diri sendiri. Kebencian, keserakahan dan kebodohan di diri kita sendiri itulah yang harus dipadamkan.

Dan itulah mengapa kita perlu meditasi..
 
ask plz...
gw pernah liat vcd master zen dhamma (klo nda salah bgitu judulnya)
kisahnya singkatnya spt ini nih...
lokasinya pada saat itu, ada di sebuah kuti deh kyk nya
dimana terdapat bbrp bikkhu dan si master ini sendiri
trus, disana telah disepakati untuk meditasi (klo ngga salah semalam doank deh)
tanpa bergerak, tanpa bicara, dan penuh konsentrasi (klo ngga salah sih bgitu)
trus , ada seorang bikkhu memukul nyamuk,
kemudian bikkhu 1 nya mendengar, kemudian berkata "loh kmu koq bergerak ?"
trus bikkhu 1 nya lagi membuka mata dan kemudian berkata "lho kmu koq gerak dan bicara ?"
akhir nya smua bikkhu di sana saling menyalahkan dengan menuding sesamanya, akan tetapi si master zen ini ttp diam dan bermeditasi dengan sungguh2, dan hal ini kemudian disadari oleh bikkhu lainnya yg bawel itu.

singkat cerita...
akhirnya si master bertanya "apa motivasi kalian meditasi ?"
ada yg jawab, "untuk mencapai arahat"
ada yg jawab pula "untuk menjadi buddha"
ada pula yg menjawab "untuk terbebas dari roda kehidupan"
kemudian, master zen menggosokkan sejenis mangkuk dari batu (alas nya gelas jaman dulu itu loh)
kemudian bikkhu yg laen bertanya, "master apa yg anda lakukan ?"
master menjawab dgn singkat, "bisakah mangkuk ini menjadi berlian / permata ?"
kemudian para bikkhu menjawab : "tentu tidak bisa"
kemudian si master bilang lagi, "nah, seperti itulah, mengharapkan mencapai kebuddhaan, penerangan (arahat), serta terbebas dari roda kehidupan, sedangkan kalian usaha kalian hanya sebatas bermeditasi saja"
disini ksd yg gw tangkep :
1. meditasi aja nda becus, gimana bisa mencapai tingkat kesucian
2. jika hanya dengan bermeditasi (menggosok mangkuk) dan anda bisa mencapai tingkat kesucian (menjadi permata/berlian), maka di dunia ini akan banyak org2 yg menyatakan dirinya suci, akan tetapi pada kenyataannya tidak demikian (mangkuk batu tak dapat menjadi permata / berlian).

nah pertanyaan saya, tak jauh berbeda dengan nomer 2 diatas.

apakah kita bisa mencapai tingkat kesucian hanya dengan bermeditasi...
sedangkan kita tidak pernah melakukan perbuatan bajik / sejenisnya, serta menghindari kemelekatan ??

bila anda menjawab tidak, mengapa dlm post diatas hanya ditulis "dan itulah mengapa kita perlu meditasi"

tolong saya di beri "dhamma desana" yah kak ^.^

nb : maap klo cerita diatas nda jelas, maybe klo kk tertarik crita itu, coba aja ke BEC di kota terdekat, ntar d sana tinggal nanya "vcd master dhamma / vcd master zen".

soalnya gw juga dah agak lupa ama crita / jalan film nya n cuma inget makna dhammanya :P~
 
Utk temanku, menurut pengertian yang saya pahami selama mempelajari Ajaran Buddhis... memang benar bahwa bukan cuma 1 jalan (meditasi) untuk membebaskan diri kita dari Samsara (lingkaran kehidupan ini) dan Guru Agung kita Sang Buddha telah menyatakan dengan Jelas bahwa Jalan tsb yaitu 8 Jalan Utama (Jalan Tengah berunsur delapan) yang akan membawa anda mencapai kebahagiaan sejati... (Sila, Samadhi & Panna).
Semoga anda berbahagia...
 
menurut saya... melatih kekuatan batin, lebih efektif dengan mempraktekkan sila sebagai basis daripada melatih pikiran... dengan mempraktekkan pancasila, kita mulai dengan berbuat karma baik, dan karma itu menjalar... dengan berbuat suatu karma baik, maka selanjutnya kita akan berpikir untuk melakukan lebih banyak karma baik, kemudian dari pikiran pikiran yang penuh kebajikan inilah maka pikiran pun menjadi tenang, yang nantinya apabila dikembangkan lebih jauh, akan mulai merontokkan keinginan-keinginan dan nafsu-nafsu duniawi, disempurnakan dengan meditasi... maka ketenangan batin dan kekuatan batin pun akan meningkat...
 
RESEP BAHAGIA YAITU HATI NURANI TERANG CEMERLANG cara mudah menuju HATI NURANI TERANG CEMERLANG. Hati nurani terang cemerlang berarti tidak semua perbuatan yang harus disembunyikan, Tidak ada segala pikiran yang harus di sembunyikan, dan Tidak ada segala ucapan yang harus ditutup-tutupi.

Bagaimana Menuju Nurani Terang Cemerlang ?
Selama ini kita tidak merasa bahagia karena banyak pikiran,perbuatan,dan ucapan kita tidak sesuai hati nurani. jadi apabila perbuatan,pikiran,dan ucapan kita sesuai dgn hati nurani maka sukacita,bahagia akan terpancar otomatis dr dalam diri anda.
 
sebagai tambahan juga, kemelekatan membuat hati tak bahagia, keterbebasan hati dari semua barang fana, pujian dan makian adalah pribadi bebas bahagia tak terikat.
 
Sekarang kemana aja, KAU @Lauzart ? mampir dong....bawa articel yah...thx
 
RESEP BAHAGIA YAITU HATI NURANI TERANG CEMERLANG cara mudah menuju HATI NURANI TERANG CEMERLANG. Hati nurani terang cemerlang berarti tidak semua perbuatan yang harus disembunyikan, Tidak ada segala pikiran yang harus di sembunyikan, dan Tidak ada segala ucapan yang harus ditutup-tutupi.

Bagaimana Menuju Nurani Terang Cemerlang ?
Selama ini kita tidak merasa bahagia karena banyak pikiran,perbuatan,dan ucapan kita tidak sesuai hati nurani. jadi apabila perbuatan,pikiran,dan ucapan kita sesuai dgn hati nurani maka sukacita,bahagia akan terpancar otomatis dr dalam diri anda.

Ngikutan ah....:D

BAHAGIA ? Kenapa ingin Bahagia ? Kenapa mencari Bahagia ? Apa itu Bahagia ?
Bisakah diterangkan lebih lanjut ?
 
saya berpendapat bahwa semua orang ingin bahagia, karena kita merasa susah/tertekan, merasa kesulitan/terbeban, merasa menderita/depresi dalam menjalani/ menghadapi hidup ini. Ini karena mental kita tidak matang, karena adanya banyak kepalsuan dalam diri kita. < sebenarnya kita selalu menutupi kepalsuan kita >.

Jika Kita ingin bahagia , kita harus mengatasi beban/ masalah mental kita. Kita bisa mengikuti petunjuk2 suci para Budha, para nabi dan para suci. Kita mempelajari semua kebijaksanaan zaman dulu dan memadukan dengan pengetahuan modren untuk mengetahui di mana kekurangan kita. Dari situ kita mendalami lebih dalam agar mental kita yg rapuh dan tidak matang/ mental kekanak-kanakan itu bisa tumbuh dewasa.

Penderitaan bukan karena adanya ketidak kekalan. Tetapi karena mental kita tidak bisa menerima kondisi ketidak kekalan itu. Karena mental kita melekat pada kondisi yg terus
menerus bisa sama yakni abadi. Pada hal kita tidak menghendaki kondisi kesusahan itu abadi. Jadi menghendaki yg abadi , yg tidak berubah dalam kehidupan adalah mental kekanak-kanakan. Adalah mental kekanak-kanakan yg menjadi sumber penderitaan sepanjang sejarah manusia. Sekali lagi bukan Anicca sebagai penyebab penderitaan.

Penderitaan juga bukan karena adanya Diri. Tetapi karena mental tidak bisa melihat kebenaran yg ada bahwa sesungguhnya hidup adalah sebuah permainan. Bermainlah dengan gembira dan bahagia. Jika ingin bermain dengan gembira dan bahagia, maka mental harus melihat bahwa selesai bermain kita tinggalkan barang mainan di arena main itu. Selesai main kita tinggalkan mainan itu di lemari penyimpanan, selesai main kita meninggalkan semua mainan itu jika kita mo pergi keluar rumah. Kita tidak mungkin membawa meja biliar, atau meja tenis-meja sewaktu kita hendak keluar rumah dan berhenti bermain. Hanya mental kekanak-kanakan yg membawa mainan sepanjang hari, hanya mental kekanak-kanakan yg melekat pada barang mainan itu. Jadi persoalannya adalah Mental kita , bukan anicca, atta, atau kemewahan duniawi. Tapi mental kita tidak bisa melihat hal2 yg benar dari semua elemen kehidupan dan menempatkannya pada proporsi yg tepat.

Jadi bahagia adalah ketika mental kita sudah dewasa, mental telah bisa melihat hal2 yg sebenarnya. Karenanya dapat melihat yg sia-sia baru bisa berubah. Karena Dharma hanya untuk orang yg dapat melihat kebenaran.

Kita seharusnya tidak hanya mempelajari satu kebijaksanaan/ satu ajaran saja, tapi mempelajari semua kebijaksanaan yg ada , yg merupakan warisan2 zaman dulu, lalu kita padukan pada pengetahuan zaman sekarang, kita mengambil inti sari nya dari semua itu ,untuk melihat lebih jelas dan lebih utuh dari semua fenomena2 kehidupan.


 
saya berpendapat bahwa semua orang ingin bahagia, karena kita merasa susah/tertekan, merasa kesulitan/terbeban, merasa menderita/depresi dalam menjalani/ menghadapi hidup ini. Ini karena mental kita tidak matang, karena adanya banyak kepalsuan dalam diri kita. < sebenarnya kita selalu menutupi kepalsuan kita >.


Kepalsuan dalam diri kita. Maaf bro..., pa bisa diperjelas apa itu yang anda sebut dengan Kepalsuan ?
 
ya , semua yg tidak sebenarnya , salah satu contoh ....kita miskin tapi kita berusaha menunjukan kita cukup berada kepada orang2. Kita menutup tutupi keadaan yg sebenarnya ...disebut palsu.
 
ya , semua yg tidak sebenarnya , salah satu contoh ....kita miskin tapi kita berusaha menunjukan kita cukup berada kepada orang2. Kita menutup tutupi keadaan yg sebenarnya ...disebut palsu.

Ha...? Ga keliru bro...? Bukankah itu yang namanya GENGSI ?
 
ya, benar...gengsi.....hehehe

jadi yg terlihat itu palsu, bukan yg sebenarnya.
 
ah.. drpd ngurusin junk post yg ujung2nya jadi oot...
mending gw jawab quote yg ini aja deh...

..... BEC apa sI??
BEC = Buddhist Education Centre

artinya...
pusat pembelajaran buddhism...
jadi bila anda ingin mempelajari buddha dhamma yang diajarkan oleh sang buddha, anda bisa lsg kesana...
berikut ini adalah beberapa keterangan yang bisa saya berikan seputar BEC, semoga bermanfaat ^^
:x

Visi-misi
Tujuan berdirinya Buddhist Education Centre Surabaya: bersama-sama membangun masyarakat berbudi luhur, santun, penuh welas asih.

Program
Pengadaan bahan informasi Buddha, Dharma, seperti: buku, majalah,cd, vcd, dvd. Kaset dan poster dalam bahasa Indonesia, Inggris dan Tionghua.
Menterjemahkan berbagai buku, cd, vcd dan kaset dari bahasa asing kedalam bahasa Indonesia.
Mendistribusikan secara gratis bahan-bahan informasi Buddha Dharma kepada: Vihara, Organisasi Buddhis, Umat Buddha dan Masyarakat Umum.
Membangun media penyebaran informasi Buddha Dharma dalam bentuk: cetak, audio dan audio visual.

Kegiatan
Meditasi rutin tiap hari Rabu pukul 20.00 s/d 21.00 dan Meditasi Vipasanna secara berkala setiap 3 bulan.
Ceramah Dharma berkala dengan mendatangkan nara sumber dari dalam dan luar negeri (Mahayana, Theravada dan Vajrayana)
Bakti Sosial: Pengobatan gratis secara rutin, membantu bencana alam dan pemberdayaan masyarakat.
Perpustakaan khusus untuk masyarakat umum yang ingin mempelajari Buddha Dharma.

Dana
Seluruh pendanaan untuk pengadaan, penerbitan, operasional dan kegiatan sosial diperoleh dari Arisan Sosial Gotong Royong, Donatur Tetap dan Suka Rela serta Iklan diMedia "Sinar Dharma

Jl. Raya Darmo Permai III Plaza Segi 8 Blok C No.801 - 802
Telp. 031-7345135, Fax. 031-7345143
Surabaya, INDONESIA

Yayasan Samudra Metta Indonesia
Jl. Pluit Sakti Raya No. 28 Blok B11
Komplek Ruko Sentra Bisnis Pluit
Jakarta Utara

BEC Kediri
Jl. Kilisuci 36
Kediri, Jatim

BEC Pekanbaru
Jl. Belimbing 159Q
Pekanbaru, Riau

Buddhayana
Jl. Ciliwung No.1E (Ruko)
Malang, Jatim

Yayasan Sathya Sal Ananda
Jl. Gatot Subroto Komplek Ruko Hotel Abadi Blok C RT11 No 96-98
Jambi

Vihara Dhammadipa
Jl. Sudirman 52
Manado, Sulut

Yayasan Buddhakirti
Jl. Kapten Marzuki No.496 (Kamboja)
Palembang, Sumsel

BEC Medan
Jl. Rotan Baru No.10
Medan, Sumut

Vihara Borobudur
Jl. Imam Bonjol No. 21
Medan, Sumut

Vihara Maitri Sagara
Jl. Tiban 3 Blok C11 No. 17 (Blkg Pom Bensin)
Batam

Vihara Buddhayana
Komplek Nagoya Point (Pasar Angkasa) Blok L No. 1-3
Batam

Vihara Buddha Dharma
Jl. Gurita I, Perumahan Pedungan Indah No. 41 Seretani
Denpasar, Bali

Jl. Sunset Legian Kaja Legian, Kuta
Denpasar, Bali
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.