• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

[Sharing] Mengintip Perjalanan Arwah - Tulisan herman dan selvie utomo

Peranan Kotak Amal

Karena kotak amal untuk para tamu kami sembunyikan, hal ini membawa dampak negatif untuk para tamu. Bagi tamu yang belum tahu, banyak yang tidak berani menanyakan dan tidak mengisi kotak amal. Bagi mereka yang dalam perjalanan hidupnya telah mempunyai nilai amal yang baik, tidak ada masalah. Apa yang telah saya berikan dan salurkan, karunia Ilahi itu akan tetap bersemayam di dalam badannya. Tapi bagi mereka yang nilai amalnya tidak ada atau kecil, wadah untuk menerima karunia Illahi juga tidak ada atau kecil, maka karunia Illahi itu hanya molos saja jatuh ke bawah.

Suatu hari saya menanyakan kepada guru Roh saya , kenapa dulu tidak ada syarat bagi tamu untuk memberi amal dan mereka juga banyak yang tertolong. Tetapi sekarang mereka perlu memberi amal baru pertolongan saya membuahkan hasil.

Guru Roh saya menjelaskan dengan sebuah perumpamaan seperti ini:"Kalau ada seorang dokter umum mengobati pasiennya, dia memeriksa, memberikan resep obat, bahkan memberi obat yang diambil dari obat-obat sampel yang dimilikinya. Dan dia tidak mau dibayar, pasien itu juga dapat sembuh. Akan tetapi setelah si dokter menjadi dokter spesialis bedah, dimana fasilitas rumah sakit sudah diperlukan agar dia dapat menyembuhkan pasiennya, maka tanpa mengeluarkan uang untuk membayar fasilitas rumah sakit, pasien itu tidak akan sembuh. Kalian sekarang sudah dapat menjangkau fasilitas energi alam semesta untuk memberikan penyembuhan. Energi alam semesta yang mengikuti garis hukum alam semesta adalah juga hukum keseimbangan. Maka yang mau menerima, perlu mau memberi. Yang mau menerima kesembuhan, perlu mau memberi amal.

Perpuluhan dan 2,5 persen

Dulu saya mempunyai pikiran jelek terhadap sumbangan amal perpuluhan yang diajarkan pendeta Kristen, ada juga sumbangan amal 2,5% di aliran lain. Sumbangan smal 10% atau 2,5% ini hanya untuk pendeta dan rohaniawan yang bersangkutan, bukan amal untuk menolong penderitaan orang lain.

Setelah saya tahu peranan amal di dalam perjalanan hidup manusia, saya baru sadar bahwa amal yang dipatok 10% atau 2,5% ini memang baik dan perlu. Hanya sayang bahwa sasarannya kurang tepat. 10% atau 2,5% bukan semuanya untuk rohaniawan itu. Kalau semuanya diberikan kepada pendeta atau rohaniawan, ini malah meracuni dan mencelakakan mereka, membuat mereka lupa diri dan keluar dari misi atau tugasnya sebagai rohaniawan. Sebab materi yang berlimpah dan anam besar akan menutup mata hati mereka dan jadi lupa diri.

Guru Roh saya menjelaskan, beramal perlu tepat sasaran agar amal itu mempunyai nilai tinggi. Beramal kepada orang jahat dibanding beramal kepada rohaniawan, nilai amalnya lebih tinggi kepada rohaniawan. Beramal kepada rohaniawan dibandingkan dengan beramal kepada Dewa dan Roh suci, nilai amalnya jauh lebih tinggi kepada dewa dan roh suci.

Amal yang punya nilai tinggi adalah bila memberian amal itu dapat meringankan atau melepaskan penderitaan si penerima amal. Atau bila pemberian amal itu dapat memenuhi semua atau sebagian dari apa yang dibutuhkan oleh si penerima amal. Oleh karena itu orang tidak mudah beramal kepada para Dewa dan Roh Suci mana yang sedang membutuhkan amal darim manusia, untuk keperluan prasaranan tempat ibadahnya di dalam menjalankan misi dan tugas menolong penderitaan manusia.

Saya telah melihat beberapa tempat ibadah yang terkenal banyak pengunjungnya, juga banyak orang yang beramal besar-besaran disitu. Boleh dikatakan di tempat itu turun "hujan duit" atau amalnya berlimpah ruah. Hal seperti ini dapat mengakibatkan pengelola atau pengurus tempat itu rawan ricuh urusan uang. Sifat manusia, makin banyak uang maka makin banyak keinginan, makin banyak keinginan makin banyak masalah, kemudian banyak diantara masalah yang timbul itu tidak dapat diselesaikan dengan uang.
Amal seperti di atas tidak tepat sasaran.
 
Amal dan Persembahan

Beberapa tamu menanyakan kepada saya, apakah persembahan di altar Vihara dapat digantikan dengan memasukkan sumbangan di kotak amal? Supaya tidak usah repot ke supermarket untuk beli buah dan lain-lain. Saya katakan bahwa persembahan kepada para dewa di altar tidak dapat diganti dengan memasukkan uang ke kotak amal.
Persembahan berupa bunga dan buah di altar diterima langsung oleh dewa di altar. Berkahnya juga diberikan langsung oleh dewa di altar kepada pemberi persembahan.
Uang sumbangan di kotak amal adalah beramal yang akan membuahkan karma baik. Kapan berbuahnya karma baik itu masih menunggu proses dan membutuhkan waktu.
Jadi lebih baik mau repot sedikit meluangkan waktu untuk membeli persembahan buah dan bunga di supermarket atau pasar. Jangan mau gampangnya saja.

Tahu Beres = Instan

“Jangan menolong secara instan”, begitu pesan Guru Roh saya.
“Di dalam menolong orang, jangan hanya melepaskan mereka dari masalahnya, tetapi ajarkan pula kepedulian hidup.”
Guru Roh saya meminta untuk mengajarkan pula kepedulian hidup kepada mereka. Artinya mereka perlu untuk peduli terhadap kepentingan dirinya. Mereka perlu mempunyai usaha untuk kepentingan dirinya, jangan tahu beres saja, semuanya sudah tersedia, semuanya sudah dikerjakan oleh orang lain. Sebab hanya orang yang mau peduli terhadap kepentingan diri sendiri, baru dapat diharapkan mempunyai kepedulian untuk orang lain. Orang yang tidak peduli terhadap kepentingan dirinya, jangan diharapkan untuk punya kepedulian terhadap kepentingan orang lain.
Oleh karena itu Guru Roh saya pesan : “Jangan menolong sacara instan.” Beberapa tamu menganggap saya tidak profesional, tidak dapat memberikan pelayanan maupun perolongan secara profesional. Para tamu masih dibuat tidak nyaman harus menyediakan ini dan itu, yang saharusnya dapat saya sediakan.
Beberapa orang pernah datang ke rumah dan meminta semua masalahnya dibereskan, nanti dia akan bayar semua biaya yang dibutuhkan. Jadi mereka meminta saya menyediakan semua yang diperlukan, dia tahu beres tinggal bayar biayanya.
Sayang sekali, saya tidak diijinkan oleh Guru Roh saya memberikan pelayanan seperti itu, saya tidak boleh menolong secara instan. Mereka perlu diberi tugas dan kewajiban untuk kepentingan mereka. Untuk melihat dan mengetahui apakah mereka memang mempunyai niat dan usaha untuk kepentingan mereka sendiri. Kalau tidak, maka percuma saja menolong orang seperti ini, orang yang tidak memiliki kepedulian hidup. Orang seperti ini ditolong dari satu masalah, akan muncul masalah baru, dan akan terus berulang seperti itu.
Banyak kasus penyembuhan yang telah saya lakukan menjadi gagal hanya masalah sepele saja. Merasa sudah lepas dari penyakitnya, sudah sembuh, maka dia melupakan kepedulian hidup. Penyakitnya muncul lagi dan masalahnya bermunculan lagi.
Kepedulian hidup muncul dari hukum alam semesta berupa hukum keseimbangan yang turun sebagai hukum memberi dan menerima. Yang keluar dari hukum keseimbangan akan bermasalah dan hancur. Maka manusia perlu mengetahui, mengerti dan memahaminya.
 
7. Ziarah Ritual di Lorong Kecil

Malam itu, tgl 1 Juli 2002 saya dengan rombongan tiba di pulau Bali dalam rangka hajatan ziarah ke 3 pura. Sebelas tahun yang lalu saya dengan istri juga melakukan perjalanan ziarah di 12 pura di Pulau Bali. Pada waktu itu kami diberitahu oleh Sanghyang Batara Wisnu di pura Ulun Danu, bahwa suatu hari nanti kami berdua akan mendapat panggilan untuk menghadap lagi kepada Sanghyang Batara Wisnu di pura Ulun Danu. Panggilan itu baru kami terima setelah menunggu 11 tahun lamanya.
Besok paginya, tgl. 2 Juli, sesuai perintah yang saya terima, saya dan rombongan sebanyak 10 orang menuju pura Ulun Danu untuk menghadap Sanghyang Batara Wisnu. Setelah kami mengatur semua sesajen sebagai sarana ibadah di pura, kami melakukan ritual persembahan dan doa. Kehadiran Sanghyang Batara Wisnu ditandai dengan hembusan angin yang kuat beberapa saat, dan setelah itu tidak ada lagi angin yang datang.
Masing-masing anggota rombongan mendapatkan berkah dan bekal dari Sanghyang Batara sesuai dengan kebutuhan, wadah dan misinya dalam hidup ini.
Dari pura Ulun Danu kami melanjutkan perjalanan menuju pura Besakih untuk menghadap dan bersujud kepada Sanghyang Batara Brahma. Sesampai di kompleks pura, suasana yang sangat berbeda kami jumpai, sangat berbeda dengan 11 tahun yang lalu saat kami berkunjung. Tempat parkir disediakan jauh dibawah, sehingga pengunjung seolah-olah dipaksa untuk naik ojek sepeda motor untuk mencapai pura, kemudian untuk memasuki kompleks pura harus diantar oleh pemandu penduduk lokal. Semuanya ini tidak masalah bagi rombongan kami, karena niat kami memang untuk berziarah ke pura.
Waktu kami sampai di kompleks utama dan mau memasuki tempat persujudan / sembahyang, rombongan kami dilarang masuk untuk bersembahyang. Alasannya untuk masuk ketempat sembahyang harus berpakaian adat Bali. Hal ini untuk mencegah para turis asing maupun lokal agar tidak memasuki tempat sembahyang sehingga mengurangi kesakralan ibadah.
Saya terkejut mendengar aturan ini, dalam hati saya bertanya-tanya, mengapa para pendeta dan para pengelola pura dapat memberlakukan peraturan seperti ini? Apakah mereka tidak menyadari bahwa agama Hindu bukan hanya untuk orang Bali saja? Mengapa harus dipaksa pakai pakaian adat Bali baru boleh sembahyang? Mengapa mereka tidak mau memakai akal pikiran dan kecerdasannya untuk membedakan mana yang betul akan beribadah dan yang tidak?
Akhirnya saya berkonsentrasi untuk menghadap dan kontak kepada Sanghyang Batara Brahma, bahwa saya dan rombongan dilarang masuk tempat sembahyang untuk beribadah, apa yang harus saya lakukan?
Sanghyang Batara memberitahu bahwa saya dan rombongan akan diterima ibadahnya diluar pura, dipersilahkan untuk mengatur semua sesajen sarana ibadah di lorong kecil yang ada disamping pura. Setelah semuanya diatur rapi, kami semua melakukan upacara ritual persujudan dilorong kecil itu. Banyak orang yang menonton rombongan kami.
Begitu selesai berdoa, waktu saya membuka mata, saya melihat pendeta dan pembantu-pembantunya yang tadi memimpin sembahyang didalam pura sudah berada dihadapan saya, meminta ijin untuk memberikan pemberkatan air suci dan lain-lain kepada rombongan saya, dan meminta maaf telah membiarkan saya bersembahyang diluar pura.
Saya mengucapkan terima kasih atas pemberkatannya. Rupanya berita adanya rombongan melakukan sembahyang diluar pura sudah sampai ke bawah. Sehingga waktu rombongan saya sampai dibawah, ada beberapa petugas pengelola pura yang meminta maaf pada kami atas apa yang telah kami alami. “Tidak apa-apa, yang penting saya telah menjalankan ibadah saya dan keterima”, kata saya. Dalam hati saya sangat salut dan memuji kejujuran orang-orang Bali, mereka cepat menyadari dan mau mengakui kehilafannya.
Dalam perjalanan menuju pura Ulu Watu, saya dalam hati bertanya-tanya, mengapa peristiwa di pura Besakih dapat terjadi? Datang jawaban dari Sanghyang Batara Brahma, bahwa semua kejadian itu adalah kehendak beliau, untuk menyadarkan dan memperingatkan para pendeta dan para pengelola pura bahwa aturan-aturan yang dibuat itu tidak tepat.
Kami sampai di pura Ulu Watu hari telah gelap. Kehadiran kami di pura ini diterima oleh Sanghyang Batara Rudra, masing-masing mendapatkan berkah dan bekal untuk menempuh perjalanan hidup dan perjalanan spiritual.
Tgl. 3 Juli, sehari penuh kami gunakan untuk rekreasi dengan berkunjung ketempat-tempat wisata di Bali. Tgl. 4 Juli rombongan kami meninggalkan Pulau Bali, melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta.
 
8. Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Roro Kidul

Masih banyak orang mempunyai anggapan bahwa Kanjeng Ratu Kidul sama dengan Nyi Roro Kidul. Dahulu kami berdua juga mempunyai anggapan seperti itu. Sejalan dengan bimbingan spiritual yang kami terima dari Guru Roh kami masing-masing, kami mulai tahu bahwa Kanjeng Ratu Kidul tidak sama dengan Nyi Roro Kidul.
Sekitar tahun 1998, waktu saya dan istri melakukan perjalanan ibadah keliling Pulau Jawa, waktu berada di pantai Parang Tritis Yogya, kami diterima oleh Eyang Ratu Kidul, demikian kami menyebut nama beliau, yang di-iringi oleh Nyi Roro Kidul sebagai pendamping.
Karena kedua sosok ini berdampingan, maka dengan jelas kami dapat mengetahui perbedaannya. Sosok jati dirinya persis sama, yang membedakan diantara keduanya adalah warna kulitnya. Eyang Ratu Kidul warna kulitnya seperti etnis Sunda, kuning langsat. Sedangkan Nyi Roro Kidul warna kulitnya seperti etnis Jawa, agak coklat. Kamudian yang paling mencolok perbedaannya adalah aura yang terpancar dari masing-masing tokoh ini. Eyang ratu Kidul mempunyai aura putih jernih dan gemerlapan seperti berlian, bulat mengelilingi seluruh tubuhnya. Sedangkan aura Nyi Roro Kidul berwarna putih susu seperti cahaya lampu neon, tipis putih mengikuti postur tubuhnya.
Eyang Ratu menjelaskan bahwa Nyi Roro kidul adalah patih atau kepala pengawal Eyang ratu. Nyi Roro Kidul adalah makhluk halus jenis jin yang mengabdi dan berguru kepada Eyang ratu. Nyi Roro Kidul ditugaskan untuk mengontrol dan meredam angkara murka dari makhluk-makhluk gaib jenis jin dan kekuatan gaib serta ilmu gaib yang berada disepanjang pantai selatan Pulau Jawa.
Eyang Ratu Kidul adalah Roh Suci dari tingkat langit yang tinggi, Roh Suci ini juga pernah turun di berbagai tempat di dunia dengan jati diri tokoh-tokoh suci setempat di jaman yang berbeda-beda pula.
Seperti tokoh Semar dan para tokoh suci yang lain, jati diri Eyang Ratu Kidul dan Nyi Roro kidul-pun banyak yang palsu. Umumnya yang memalsukan adalah jenis jin yang punya kemampuan atau punya kesaktian. Jadi perlu untuk selalu waspada, hati-hati dan teliti. Aura Eyang Ratu Kidul yang memancar gemerlapan seperti berlian tidak dapat dipalsukan oleh bangsa jin, akan tetapi tidak banyak orang yang dapat melihat aura ini.
 
9. Garis Kodrat Hidup

Tulisan ini memuat sebagian dari wejangan dan penjelasan dari Eyang Ratu Kidul, yang diberikan pada tanggal 26 mei 2000 sekitar jam 12:30 WIB di pantai Parang Tritis, Yogyakarta.
Wejangan dan penjelasan Eyang Ratu atas permohonan pertolongan dan pertanyaan dari dua teman kami : Dharmawan dan Hartono.
Eyang Ratu : Cucu-cucuku, nanti kalau mau mengambil pasir, ambillah yang di dekat air, pasir yang basah. Ambillah secukupnya saja dan tempatkan pada kantong plastik. Sebelum mengambil pasir, kembang / bunganya dilarung dulu, dan kelapa mudanya diminum dulu. Yang terletak paling kiri untuk temanmu Dharmawan, sebelahnya untuk kalian berdua, yang ketiga untuk temanmu yang punya mobil.
Nah sekarang apakah kalian ada yang akan ditanyakan? Kalau ada akan kutunggu. Apakah teman-temanmu ada yang akan ditanyakan?
Dharmawan : Saya memohon pertolongan dan petunjuk dari Eyang Ratu. Bagaimana saya harus menyikapi dan apa yang harus saya lakukan terhadap anak saya yang mempunyai sifat kaku, keras hati, pendiam dan tidak mau menurut nasihat orang tua. Dia baru lulus sekolahnya kemarin.
Eyang Ratu : Manusia hidup tidak ada yang semuanya tidak enak melulu, atau yang enak terus. Itu untuk keseimbangan hidup. Kau mempunyai tiga anak, kan tidak ketiga-tiganya seperti itu. Ada yang adatnya keras, ada yang adatnya nurut orang tua. Coba carilah, apa ada orang tua yang semua anaknya menurut? Atau yang semuanya adatnya keras? Kan tidak ada.
Ya itulah, memang kehidupan manusia ya beraneka ragam, ya seperti itu. Semua itu sudah tugasnya orang tua, dengan cara bagaimana kau mengatasinya, kalau kau dapat mengatasi dengan baik dan bijaksana, kau dapat pahala. Begitu juga anakmu, kalau dengan adatnya yang keras itu masih mau patuh pada nasihat orang tuanya, ya akan ada nilainya sendiri.
Orang hidup itu macam-macam, yang penting kau mohonkan dan kau doakan supaya anakmu memperoleh bimbingan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, supaya mendapatkan jalan yang benar.
Nanti dapat kau kias / ruwat wetonnya (hari lahirnya). Bapak dan ibunya meruwat wetonnya, memang wetonnya mempunyai bawaan beradat kaku. Berdoalah dan mohonkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa supaya hati anakmu dapat lunak dan mau menjalani ruwatan. Berdoalah menurut agamamu yaitu doa Novena Tiga Salam Maria, supaya anakmu mau diruwat. Ini perlu sekali dan dapat membantu membimbing anakmu. Kalau masalah anak tu banyak orang tua mengalaminya, hanya saja kau tidak mengetahuinya. Semua sama, yang penting adalah tugas dan kewajibanmu kau jalankan. Mohonkan dan doakan, nanti Tuhan Yang Maha Kuasa akan memberi jalan.
Apakah kau sudah mengerti cucu?
Dharmawan : Sudah mengerti Eyang dan terima kasih atas wejangan Eyang Ratu.
Hartono : Eyang Ratu, saya mohon nasihat dan petunjuk untuk anak tunggal saya yang akan melanjutkan sekolahnya di Jerman, apakah dia akan berhasil menyelesaikan sekolahnya?
Eyang Ratu : Anak itu semuanya telah mempunyai garis hidupnya sendiri-sendiri. Kalau garisnya bahwa sekolahnya dapat sampai tinggi ya akan berhasil. Tapi kalau garisnya hanya sampai tingkat sebegitu, ya akan sebegitu saja. Bersikaplah lapang dada untuk menerima nasib masing-masing. Jangan melawan nasib yang telah digariskan oleh Tuhan. Nanti kalau dipaksakan, ibaratnya sekolahnya hanya sampai kelas satu, kau maunya kelas tiga, tapi kalau kau paksakan nanti kesehatannya dapat terkena gangguan, atau perjodohannya yang terganggu. Gangguan itu dapat lebih tidak enak dan lebih berat.
Serahkan saja dan mohonkan tuntunan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Kalau memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa jangan menetapkan minta begini dan begitu. Mohonlah pangestu dan bimbingan supaya anakmu itu menjalani hidup ini tidak menyimpang dari yang sudah digariskan oleh Tuhan. Kalau itu sudah kau mohon, mau merah atau hijau, hitam atau putih, ya itulah sudah garisnya, perlu diterima dengan hati yang lapang.
Kalau takdirnya merah, diminta jadi hijau, nanti hasilnya malah menjadi hitam, yang begitu itu tidak benar cucu.
Yang lapang hati untuk menerima nasib. Aku tidak dapat menjawab apakah anakmu itu akan berhasil atau tidak sekolahnya. Tapi aku dapat memberikan nasihat saja. Hidup itu sudah ada garisnya masing-masing. Yang penting memohon supaya tidak keluar dari garis itu. Kalau garisnya kelas satu ya kelas satu, kalau kelas tiga ya kelas tiga, yang penting jangan sampai keluar dari garisnya. Itu semua sudah ditetapkan dari langit. Apakah kau sudah mengerti cucu?
Hartono : Cucu mengerti Eyang.
Eyang Ratu : Apakah masih ada yang akan ditanyakan?
Hartono : Eyang, cucu mau menanyakan satu lagi, mengenai pekerjaan cucu yang baru dirintis di Jakarta. Prospeknya bagaimana? Dan supaya lancar bagaimana?
Eyang Ratu : Yang begitu itu memohonnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, supaya kau diberi berkah, pekerjaanmu dapat selamat dan lancar. Kalau kau memohon seperti itu, nilai permohonanmu itu sudah tinggi. Berkah pekerjaan lancar dan dalam restunya Tuhan, nanti semuanya ya menurut apa yang ada digarisnya masing-masing.
Kalau waktunya kau mendapat nasib yang kurang baik, ya tidak dapat dihindarkan. Orang hidup itu ada gelombangnya, sebentar gelombangnya tinggi, sebentar gelombangnya tenang. Ya itulah memang romantikanya hidup.
Memohon selalu selamat ya tidak mungkin, memohon supaya senang terus ya tidak boleh. Enak dan tidak enak itu silih berganti. Yang penting kalau kau sudah memohon, agar tidak menyimpang dari garismu. Hidup itu ada hukumnya, ada aturannya, hukum dan aturannya ini yang penting kau mohon, agar hanya garismu itulah yang kau jalani.
Kalau kau tidak memohon, yang datang adalah “yang tidak-tidak”. Semua yang bukan garismu dapat datang. Tapi kalau kau sudah memohon, yang datang itu hanya yang memang menjadi nasibmu saja.
Kalau nasibmu sedang sial, ya diterima dengan lapang hati. Tapi kalau tidak kau mohon, “yang tidak-tidak” itu banyak sekali yang datang. Kau mengerti apa yang kumaksudkan?
Gelombang hidup itu tidak dapat diluruskan atau diratakan. Naik turunnya itu memang sudah menurut garis nasibnya masing-masing. Sudah cukup cucu, pangestuku untuk kalian semua.
---Terima kasih Eyang Ratu, kami mohon diri---
 
Sedikit catatan untuk penjelasan :
Dari wejangan Eyang Ratu diatas, bahwa manusia sudah mempunyai dan membawa garis hidupnya/garis kodratnya sendiri-sendiri, garis kodrat yang telah digoreskan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Akan tetapi didalam menempuh perjalanan hidupnya, karena manusia memiliki sisi bebas maka manusia bisa keluar dari garis kodratnya, disebabkan oleh beberapa hal :
1. Karena godaan duniawi – godaan dari luar.
2. Karena godaan didalam dirinya sendiri.
3. Karena gangguan gaib.

Kesemuanya ini yang disebut sebagai “yang tidak-tidak” oleh Eyang Ratu tadi, yang bisa banyak dan silih berganti berdatangan untuk menarik manusia keluar dari garis kodratnya.
Oleh karena itu, didalam menempuh perjalanan hidupnya, orang perlu mempunyai laku yang baik, mempunyai amal yang baik dan ibadah yang baik, agar doa-doa permohonannya dapat dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Itulah yang diwejangkan dan dianjurkan oleh Eyang Ratu tadi.
 
10. Umbul Jumprit

Karena kesibukan lain, pada hari itu tanggal 15 Maret 2006, saya tidak ikut dalam rombongan yang didampingi oleh istri saya melakukan perjalanan ziarah di beberapa tempat di Jawa tengah. Di Umbul Jumprit, di Parang Tritis dan beberapa tempat lainnya. Rombongan terdiri sekitar 10 orang. Tiba di Umbul jumprit pada jam 21:00.

I. Wejangan Eyang Begawan :
Aku Eyangmu Begawan, pada malam ini kuterima ibadah kalian semua dan kuterima semua persembahan kalian, termasuk apa yang menjadi kemauan hatimu masing-masing, agar semuanya bisa terkabul.
Restuku pada kalian, pada malam ini para Suci yang hadir banyak, lihatlah disana ada Eyangmu Ratu hadir pada malam ini, ada Siang Tee Kongco, ada Dewi Kwan Im, ada Eyangmu Semar, pada malam ini sama-sama hadir para Roh Suci. Terimalah berkah dari para Suci yang ditujukan kepada kalian semua.
Pada malam hari ini kalian semua yang hadir disini, memang sudah aku tunggu, memang sudah waktunya kalian menghadap Eyangmu Bengawan, sudah waktunya kalian harus dibersihkan semua, lahir dan batin.
Kalian semua sudah mandi di umbul jumprit, sudah bersih lahir dan batin, karena itu semua perlu hati-hati, jangan membuat kesalahan lagi.
Siapa saja yang telah memiliki guru, mintalah petunjuk kepada guru kalian, jika ingin melakukan sesuatu. Sadarlah bahwa kalian telah mempunyai senior yang mempunyai tingkatan lebih tinggi, jangan segan-segan untuk bertanya, jangan malu-malu, dari pada tersesat jalannya dan terpuruk-puruk (kejeblos).
Mengingat telah ada yang bisa dimintai nasehat / petunjuk-petunjuk, maka itu jadikanlah dia panutan, kalian tidak akan disesatkan dan diperosokkan, tidak bakal ditipu, tidak akan dicerita-ceritakan kemana-mana.
Kalian tidak tahu dan mengerti bahwa selama ini yang kalian jadikan panutan itu siapa, dahulunya reinkarnasinya siapa, tidak ada satupun manusia yang tahu, tetapi para Roh Suci / Eyang-Eyangmu mengetahui siapa dia sebenarnya, jangan dianggap remeh dan sepele omongannya dan nasehatnya, malam ini dia tidak dapat hadir dan diwakilkan kepada istrinya, tetapi istrinya ini juga memiliki kemampuan, meskipun hatinya agak kurang mantap, tetapi Dewi Kwan Im selalu mendampingi dia.
Cucu-cucu kinasihku (yang terkasih), terimalah berkah dari para Suci ini yang ditujukan kepadamu sekalian, nanti setelah kalian selesai sembahyang disini, ambillah pisang masing-masing satu, kalian mengambil satu-satu dan makanlah disini.
Cucu-cucu yang terkasih, sudah cukup sampai disini, restu Eyangmu untuk kalian semua.
 
II. Wejangan Dewi Kwan Im :
Cucu-cucuku yang terkasih. Pada malam ini Dewi Kwan Im turun untuk menerima cucu sekalian, untuk memberikan pangestu, memberikan bekal-bekal kepada cucu sekalian, apa yang cucu sekalian butuhkan didalam perjalanan spiritual ini maupun didalam menempuh perjalanan hidup masing-masing, terutama dengan keluarga.
Janganlah kalian ragu akan jalan yang kalian tempuh, jalan kalian ini diberkati dan direstui oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, oleh para Budha, para Bodhisatva dan para Arahat, oleh karena itu senantiasalah berjalan di jalan yang benar, yang ditujukkan oleh guru kalian masing-masing. Pada malam ini Dewi Kwan Im sengaja turun melalui cucuku ini, untuk menyampaikan petunjuk ini kepada kalian semua, jangan ragu akan jalan yang ditempuh ini, yang membawa kalian pada jalan ke-Budha-an.
Hanya ini saja pesan dari Dewi Kwan Im dimalam ini terimalah berkah dan restu dari Kwan Im Hudcou kepada cucu sekalian.

III. Wejangan singkat Eyang semar :
Aku Eyangmu Semar, restuku kepadamu sekalian, agar selamat, sehat dan sejahtera semua. Luruslah jalanmu, lurus dan benar jalannya kalian semua ya cucu-cucuku sekalian.
Cukup sekian, restuku untuk kalian semua.

Catatan :
Umbul Jumprit adalah tempat sumber mata-air dimana airnya setiap tahun diambil dengan suatu upacara resmi untuk air suci Waisak.
 
11. Parang Tritis

Pada tanggal 16 Maret 2006, jam 10:00, rombongan tiba di pantai Parang Tritis. Inilah wejangan yang kami terima dari Eyang ratu kidul yang bersemayam di Kraton Laut Kidul.

Aku Eyangmu Ratu yang duduk di tahta Kraton Parang Tritis, pangestuku untuk kalian semua, ku terima semua ibadah kalian, juga semua persembahan kalian telah kuterima. Kalian masing-masing kuberi berkah sesuai wadahnya masing-masing, sesuai karmanya masing-masing, sesuai amalnya masing-masing. Semua berkahku harus dipakai dan diamalkan untuk menolong sesama manusia, gunakan karunia yang kalian terima itu untuk menolong sesama manusia yang membutuhkan pertolongan. Berhati-hatilah didalam menjalani kehidupan ini, jangan takabur, jangan lupa diri, jangan lengah, senantiasalah waspada, senantiasa menggunakan akal pikiran masing-masing. Kaliansemua itu bersaudara didalam menjalani laku spiritual, kalau ada apa-apa harus saling tolong-menolong, seharusnya dibicarakan bersama, bila menghadapi masalah jangan ditangani sendiri, kalau dibicarakan dan ditangani bersama, jalannya akan lebih terang dan lancar.
Hari ini di keraton Eyangmu ada upacara, dan upacara ini akan dilakukan lagi pada tahun depan, pada penanggalan jawa yang sama. Jadi kalian harus melihat pada penanggalan jawa tahun depan jatuh pada hari apa, kalau bisa upayakan untuk menghadap Eyangmu lagi disini. Berkahnya besar, saat ini hadir banyak sekali para Roh Suci datang menghadiri upacara dikeraton Eyangmu dan semua ikut memberikan pangestu kepada kalian semua. Yang akan memohon sesuatu, ya diajukan saja, kalau memohon sesuatu itu mohonkanlah yang baik dan benar saja, jangan meminta yang tidak-tidak. Mintalah agar diterangi jalanmu, supaya dijauhkan dari segala halangan, rintangan dan kesulitan dalam menjalankan laku spiritual. Mintalah penerangan didalam menempuh perjalanan hidup bersama keluarga. Selalu berhati-hati, banyak berbuat kebajikan, maka Allah akan memberikan keselamatan kepada kalian semua. Sekarang kalau ada yang akan bertanya sesuatu, akan kutunggu.
Ramly : Eyang, dipagi ini, apakah permohonan cucu agar bisa lebih lancar dalam berkomunikasi spiritual, agar setiap saat dapat izin berkomunikasi dengan Nyi Mas Ratu di Pelabuhan Ratu, mohon Eyang memberikan berkah dan kekuatan untuk itu.
Eyang Ratu : kalau masalah itu, dirimu belum waktunya, wadahmu itu belum waktunya untuk dapat berkomunikasi setiap saat dengan didampingi Eyangmu. Nantinya dilihat dulu perjalananmu, kalau tahun depan dirimu bisa lulus semua dan tindakan serta jalanmu sudah dinilai lulus, maka nantinya Eyangmu akan memberi pendamping. Kalau sekarang belum waktunya, harus bersabar dulu, jangan terburu-buru. Menjalani kehidupan spiritual itu harus bertahap, jangan melompat-lompat. Sekarang ada pertanyaan lagi apa tidak?
Bowo : Eyang, cucu menghaturkan sembah sujud, pada pagi ini cucu Bowo hadir di Parang Tritis, pertama-tama cucu memohon diberi bekal kekuatan untuk melayani para tamu yang ada di pesarehan Eyang Putri, itu saja permohonan dari cucu.
Eyang Ratu : kuberikan, cucuku Bowo. Nanti kau mengambil pasir yang basah dan bersih, yang dekat dengan air. Nantinya pasir tersebut dapat dipergunakan untuk membantu tamu-tamumu, tapi jangan lupa untuk memohon izin Eyang Putri-mu dulu kalau akan mempergunakan pasir tersebut. Memang kau ini dipilih oleh Eyang Putri-mu untuk mengemban tugas menolong sesama manusia, dirimu harus menjaga hatimu tetap bersih didalam menolong, jangan punya pamrih. Mengenai keselamatan dirimu sekeluarga tidak usah dikhawatirkan, semua sudah ada yang menjaga, yang memagari. Cukup sekian cucu-cucuku, pangestuku untuk sekalian.
Eyang Ratu dari Nirwana : restuku untuk kalian semua, hari ini berkah yang diturunkan besar sekali, kalian semua sangat beruntung dapat menghadap Eyangmu Ratu pada hari ini, karena itu jalanmu ini jalan yang sudah baik, sudah jangan mencari jalan yang neko-neko, jalan yang ini saja dijalani dengan benar, yang tekun, yang tulus. Jangna punya pamrih, jangan punya keinginan yang tidak-tidak. Kiranya cukup, pangestuku untuk kalian semua.
Eyang Semar : Aku ini Ki Lurah Semar, Pangestuku untuk kalian semua, selamat, sehat dan sejahtera. Cukup ya cucu-cucuku.

Catatan :
Eyang Ratu yang bersemayam dan duduk di tahta Kraton Laut Kidul adalah utusan Eyang Ratu dari alam Nirwana.
 
12. Petilasan Suci dan berkahnya

Teman saya di Metafisika Study Club menanyakan mengenai berkah dari petilasan suci. Banyak petilasan suci tersebar di pulau Jawa yang usianya telah mencapai ratusan tahun. Menurut pandangan hukum reinkarnasi, tentunya arwah atau roh dari tokoh yang ada di petilasan tersebut sudah diinkarnasikan lagi, di suatu tempat sebagai tokoh lain.
Pertanyaannya adalah siapa yang memberikan berkah kepada pesiarah yang datang ke petilasan suci itu? Dan bagi spiritualis yang memiliki mata batin dan dapat melihat bahwa sosok suci itu masih tampak di petilasan itu, siapa beliau itu?
Pertanyaan seperti ini sudah ada pada saya sekitar 10 tahun yang lalu, dan dalam meditasi yang saya lakukan menghadap guru roh saya, saya pernah menanyakan fenomena ini. Pada waktu itu dijawab bahwa saya belum sampai pada pemahaman alam roh dan misi roh, nanti setelah tiba waktunya saya akan mengetahui jawabannya.
Baru sekitar 4 tahun yang lalu saya mendapatkan jawabannya. Untuk dapat memahami penjelasannya, perlu untuk mengetahui terlebih dahulu mengenai alam roh, strata/tingkatan roh dan misi roh.
Alam roh amat sangat luas dan rumit, serumit hukum karma dan reinkarnasi, oleh sebab itu apa yang dapat diketahui manusia mengenai alam roh hanya sedikit sekali. Ada banyak sekali aturan dan batasan di alam roh, yang juga dikenal sebagai hukum alam semesta.
Roh didalam perjalanannya menuju ke Allah Y.M.E atau juga dikenal sebagai evolusi roh, harus melalui banyak tahapan atau strata, untuk dapat naik strata, roh perlu untuk dapat berhasil menjalankan misinya yang diberikan oleh Tuhan.
Misi roh. Bagaimana roh menjalankan misinya? Bagi roh yang telah memiliki strata langit, istilah yang dipakai dalam taoisme dan konfusianisme, atau strata nirvana, istilah dalam Budhisme, atau strata sorga, istilah dalam kitab suci Kristen dan Islam, misi roh adalah menolong manusia menemukan jalan Allah, jalan kebenaran dan menolong manusia dari penderitaan.
Untuk menjalankan misi ini, roh dapat menempuh beberapa jalan, diantaranya:
1. Turun sebagai manusia (re-inkarnasi)
2. Turun sebagai roh suci yang duduk/bersemayam di tempat-tempat pemujaan seperti petilasan-petilasan suci, vihara, pura, klenteng dan lain-lain tempat pemujaan yang dikramatkan.
Jati diri. Agar dapat berhasil menjalankan misinya, roh perlu memakai/mempunyai jati diri, oleh karena itu roh perlu mempergunakan jati diri tokoh-tokoh legendaris di daerah tempat tugasnya, terutama yang telah ada petilasannya, untuk memudahkan menjalankan misinya, supaya nasehat, petunjuk dan bimbingannya mudah diterima dan dituruti oleh masyarakat setempat. Seperti tokoh Semar, Kanjeng Ratu Kidul, Sunan Kalijogo dan lain-lain di Tanah Jawa.
Tidak semua petilasan putih atau suci, yang dimaksud petilasan putih adalah pada petilasan tersebut bersemayam roh suci utusan Allah yang sedang menjalankan tugas menolong penderitaan manusia. Tetapi ada banyak petilasan dan tempat yang dikramatkan yang isinya tidak putih lagi, atau petilasan hitam. Pada petilasan hitam ini bersemayam bangsa jin, walau jin ada yang baik dan ada yang jahat, tetapi keduanya bukan utusan Allah, jadi bukan jalur Illahi.
Bangsa jin juga dapat memakai jati diri tokoh legenda setempat, jadi perlu waspada, hati-hati dan teliti untuk mengamatinya.
Bagaimana petilasan suci dapat berubah menjadi petilasan hitam? Hal ini sangat tergantung pada umat atau pesiarahnya dan juga cara pengelola petilasan tersebut.
Kalau sebagian besar pesiarahnya dengan tujuan meminta yang “tidak-tidak”, seperti untuk perjudian, pesugihan, penglarisan, kesaktian dan lain-lain, dimana roh suci tersebut tidak dapat memberikan, dan kalau ditunggu untuk waktu yang cukup lama para pesiarah dan masyarakat di tempat itu tidak juga menyadari bahwa permohonan-permohonan seperti itu menyalahi kehendak Allah, maka roh suci tersebut akan meninggalkan petilasan dan pindah menjalankan misinya di tempat lain dengan jati diri yang lain pula.
Begitu petilasan tersebut ditinggalkan oleh yang putih/roh suci, maka akan segera dimasuki oleh bangsa jin yang dengan senang hati akan memenuhi permintaan-permintaan para pesiarah yang “tidak-tidak” tadi dengan meminta imbalan.
Kalau pengurus petilasan mengelolanya secara sangat komersil, roh suci akan berusaha menyadarkan, kalau tidak juga sadar, maka orang-orang itu akan disingkirkan atau diganti, kalau masih tidak berhasil, maka roh suci itu pun akan meninggalkan petilasan tersebut. Jadilah petilasan yang asalnya putih menjadi hitam.
Bagaimana mengetahui petilasan masih putih atau sudah tercemar menjadi hitam? Untuk orang awam sulit mengetahuinya, bagi seorang spiritualis juga tidak mudah untuk mengetahui. Sebab yang hitam dapat memakai jati diri yang putih, memalsukan jati diri. Bagi spiritualis yang memiliki guru roh dari garis Illahi, maka kepada guru roh lah dapat bertanya putih-hitamnya suatu tempat, tetapi bila guru rohnya bukan dari garis Illahi, misalnya bangsa jin, maka jawaban sang guru akan selalu putih, sebab yang bersemayam di tempat itu sebangsa dengan dia, jin.
Guru roh dari garis Illahi tidak datang sendiri pada seseorang, melainkan perlu diminta dengan upacara resmi tapi sederhana di tempat yang terpilih.
Jadi siapa yang ada di petilasan suci itu dan siapa yang memberikan berkah kepada peziarah atau pengunjung? Saya kira anda sekarang sudah mengetahuinya.
 
Ziarah ke Petilasan Jambe Pitu

Pada tanggal 27 juni 2006, saya dan istri mendampingi rombongan yang terdiri dari sekitas sebelas orang untuk melakukanperjalanan ziarah ke petiolasan Jambe Pitu. Seluruh anggota rombongan adalah pelaku spiritual yang membutuhkan berkah dan bekal dari roh suci yang duduk di petilasan Jambe Pitu ini, yaitu berkah dan bekal untuk membentuk fondasi spiritual yang sangat mereka butuhkan dalam laku spiritual yang mereka jalani. Inilah wejangan yang diberikan oleh Eyang yang bersemayam di Jambe Pitu:

Eyang:

Aku Eyangmu yang duduk dipetilasan Jambe Pitu, Pangestuku untuk kalian semua, kuterima semua ibadah kalian, juga semua persembahan kalian telah kuterima. Kedatangan kalian semua sudah dinantikan, memang yang menjalani laku spiritual itu, ya seharusnya datang menghadap Eyangmu di sini.

Cucu kinasih, tempatku ini meskipun letaknya terpencil di gunung, tetapi tempat ini , petilasan Jambe Pitu ini, bukan sembarang petilasan. Eyangmu ini ditunjuk oleh Gusti Yang Maha Kuasa, untuk mengamat-amati, mengawasi, membantu memberikan bekal-bekal, yang dibutuhkan oleh para pelaku spiritual di dalam menempuh perjalanan spiritualnya.

Diibaratkan apabila dirimu membangun rumah, aku inilah yang menyusun fondasinya, jadi apabila belum datang ke sini, lalu apa yang diharapkan untuk diterima? Wadahnya apa? Karena belum memiliki fondasi. Apabila kalian sudah datang menghadap ke sini, aku akan meletakkan fondasinya terlebih dahulu, baru kemudian dirimu yang akan membentuk wadahnya, untuk diisi bekal-bekal selanjutnya. Karena itulah cucuku kinasih, dirimu sangatlah beruntung, dirimu bisa hadir menghadap Eyangmu di hari ini. Apabila dirimu tidak datang menghadap ke sini, Wadah spiritualmu belum akan dapat terbentuk.

Karena itulah, sesuai dengan pesan-pesan yang sudah kalian terima, ketika kalian semua datang menghadap EyangBegawan di petilasan Umbul Jumprit dan Eyangmu Ratu di Pantai Parang Tritis, disitu telah dijelaskan dan ditekankan bahwa di dalam menempuh pernjalanan spiritual ini, kalaian semua adalah bersaudara, Upayakan selalu bertemu, selalulah membicarakan pengalaman masing-masing , supaya bisa saling melakukan koreksi, kalau ada kesalahan, ada kekeliruan, temannya yang akan memberitahu.

Jangan menganggpa dirinya yang benar, jangan menganggap dirinya sudah pintar, aku bisa ini, aku sudah bisa itu, apabila salah, tidak mengetahui, karena tidak ada yang memberitahu. Aku juga mengerti bila dirimu masing-masing itu memiliki guru, tetapi gurumu masing-masing itu juga masih membutuhkan guru yang lain. Setiap guru itu memiliki kekhususan tersendiri, ada guru yang meletakkan dan menyusun fondasi, ada guru yang menjaga kelurusan perjalanannmu, ada guru yang mengajarkan kejujuran hati, guru yang mengajarkan memasuki alam gaib itu harus waspada, harus bagaimana itu juga ada.

Semua berkah dan bekal itu, harus diperoleh dari para roh suci yang berbeda-beda. Tidak bisa diperoleh dari satu guru saja, karena itu jangan sekali-kali merasa gurumu sudah tinggi, tidak memperhatikan guru-guru roh suci yang lainnya. Pemahaman seperti itu merupakan kesalahan yang besar, jangan takabur, apakah cucu kinasih mengerti takabur itu? Jangan sok benar, jangan mentang-mentang memiliki guru, mentang-mentang sudah bisa, tidak memperhatikan yang lain, tidak menganggpa yang lain, Contohnya seniormu suami-istri ini lho, mereka babak belur sebelum bisa seperti sekarang ini. Dirimu tidak megerti beratnya perjalanan yang mereka berdua tempuh, senang susahnya, perjalanan yang terjal penuh tantangan dan penderitaan.

Menempuh perjalanan spiritual itu tidak mudah, tidak cuma menerima, wah nantinya aku bisa begini, nantinya aku bisa begini begitu. Bukan begitu cucu kinasih, spiritual itu, kalau cuma bisa ini, aku bisa itu, itu namanya dukun, bukan pelaku spiritual. Yang dinamakan menjalani laku spiritual itu : membersihkan rohani, membersihkan pikiran dan batin kotor. Itulah cucu kinasih tujuannya. Bagaimana membersihkan pikiran yang kotor, sakit dan penderitaan, sakit dan penderitaan untuk dapat membersihkannya. Jangan kalian anggap mudah, kalian anggap enteng, kalian anggap enak, itu keliru cucu kinasih.

Cukup sekian dulu petunjuk Eyangmu, pangestuku untuk dirimu sekalian, terimalah pangestunya Eyang Lengkung Kusumo.
 
14. Memohon Maaf dan Memaafkan

Karena sering banyak orang yang bermasalah datang ke rumah saya berada di pihak yang salah dan untuk dapat menolong mereka syaratnya harus memohon maaf terlebih dahulu kepada yang bersangkutan, maka kami berdua sering membicarakan dan ingin mengetahui lebih dalam mengenai memohon maaf ini.

Pada tanggal 1 Januari 2001 malam, waktu kami berdua meditasi dan berdoa kepada guru roh kami, inilah penjelasan dari 3 guru roh kami mengenai memohon maaf dan memaafkan.

Guru Roh Pertama, Dewi Kwan Im

Memaafkan adalah sifat utama yang harus dibina oleh manusia, dalam kehidupan ini memaafkan adalah penting sekali, boleh dikatakan termasuk 3 hal penting yang harus dijalankan oleh manusia, yaitu:
Memaafkan,'
Menolong orang lain
dan Membina diri sendiri dengan sifat kebijaksanaan diri.
Sifat kebijaksanaan diri yang dibina terus menerus, memang akan menghasilkan sifat pemaaf yang sangat besar. Karena ke-3 hal ini sangat berhubungan erat sekali, tidak daapt dipisahkan saru dengan yang lain. Kebijaksannaan akan menimbulkan cinta kasih yang besar, yang akan menimbulkan sifat menolong dan sifat pmaaf. Sedangkan sifat pemaaf yang tulus adalah pekerjaan yang sulit sekali. Sifat sulit memaafkan dengan tulus adalah sifat umum yang banyak terdapat pada manusia. Yang banyak adalah memaafkan dari luarnya saja, secara sepintas saja, tetapi tidak dibatinnya, tidak ditingkah lakunya, tidak dinuraninya yang paling dalam. Dia belum 100% memaafkan. Itu adalah wajarnya sifat manusia.

Memaafkan itu bukan pekerjaan mudah, bukan hal-hal yang begitu nyata. Kalau dikatakan saya memaafkan, itu bukan berarti di dalam lubuk hatinya juga memaafkan, bukan lalu seperti itu. Memaafkan boleh dikatakan pekerjaan paling sulit dan amat sangat tersamar, tidak kelihatan oleh mata, oleh perbuatan dan oleh tindakan nyata.

Sifat tidak memaafkan itu begitu tersembunyi, tersamar jauh di dalam hati, sehingga memaafkan itu pekerjaan yang paling sulit, tetapi mempunyai makna yang sangat mendalam, mempunyai nilai yang sangat tinggi sekali . bahkan kalian berdua masih harus banyak membina sifat memaafkan itu lebih tinggi lagi, lebih tulus lagi. Ini adalah topik pelajaran memaafkan yang kusampaikan kepada kalian berdua, merupakan suatu pekerjaan yang amat sulit tetapi mempunyai nilai yang sangat tinggi sekali, dan itulah yang terdapat pada ajaran-ajaran yang ada diberbagai agama. Tidak pernah dibahas secara mendalam, tidak pernah diajarkan secara luas di agama-agama yang ada. Yang ada hanya menolong orang, rendah hati, cinta kasih, sederhana, itulah yang banyak diajarkan.

Bahkan agama islam yang kalian sebut sebagai satu-satunya agama yang mempunyai budaya memohon maaf lahir bathin pada hari raya lebaran, bagi semagian umatnya itu hanyalah dibibir saja, hanya ada dipermukaan sebatas bibir, tidak masuk ke rongga mulut, apalagi sampai ke dalam hati, hanya sebatas bibir atas dan bibir bawah saja. Karena kata maaf yang diucapkan hanya dibibir saja, itu tentu tidak sama dengan yang kalian maksudkan supaya memohon maaf.

Memohon maaf, begitu juga memaafkan tidak cukup hanya diucapkan dibibir saja. "Saya minta maaf atas semua kesalahan saya," tidak peduli dimaafkan atau tidak, asal sudah diucapkan. Tentu tidak seperti itu.

Aku memberitahukan kepada kalian bahwa memohon maaf bukanlah seperti itu, tetapi memohon maaf itu harus sadar bahwa dia memohon maaf karena dia bersalah, dia mengakui kesalahannya, menyadari kesalahannya, menyesali kesalahannya. Hanya mengakui tanpa menyesali itu masih kurang, mengakui, menyadari dan menyesali kesalahan itulah yang harus diucapkan dan dilakukan orang yang mempunyai kesalahan.

Karena aku tahu untuk memaafkan 100% itu boleh dikatakan mustahil bagi kebanyakan manusia, yang ada hanyalah "saya sudah memaafkan," tetapi seberapa kadar memaafkan yang dapat dia maafkan, itulah yang penting, itulah yang dinilai Allah. Oleh karena itulah kalian harus terus belajar membina diri, menempuh diri dengan sifat memaafkan yang mempunyai kadar yang lebih tinggi, setinggi-tingginya yang kalian belum capai. Cukup restuku untuk kalian.
 
"Ibadah dari Vihara ke Vihara" bab IV Raport Perjalanan Hidup:

saya kira dalam kelahiran sebagai manusia kali ini semua orang mempunyai misi, yaitu meningkatkan kualitas spirit kita agar setelah kehidupan kali ini kita lahir kembali ke alam yang lebih baik dari sebelumnya, cuma sering manusia dalam mengejar kenikmatan-kenikmatan duniawi lupa akan misinya, malah demi mengejar kenikmatan duniawi banyak melanggar sila, berprilaku tidak baik, lupa akan amal dan ibadah, ujung-ujungnya karma buruk menumpuk yang kemudian menyeret kita jatuh ke alam yang lebih rendah dari alam manusia, kalo udah jatuh ke alam yang lebih rendah, berapa lama lagi kita punya kesempatan untuk lahir lagi sebagai manusia? mungkin sebulan, mungkin setahun, mungkin seratus tahun atau beribu-ribu tahun.

saya kira itu adalah misi manusia secara umum, tapi tentunya ada juga manusia yang lahir dengan misi-misi khusus.

oleh sebab itu, kita perlu dari jauh jauh hari sudah harus mengelola karma kita dengan baik, agar kita tidak terjerumus ke alam yang lebih rendah, minimal kita bisa lahir kembali sebagai manusia untuk meningkatkan terus kwalitas spirit kita, meningkatkan karma-karma baik kita, sukur-sukur kita bisa mencapai tingkatan paling tinggi, lepas dari tunimbal lahir.

pentingnya mengelola karma dijelaskan oleh penulis dalam buku pertama "Ibadah dari Vihara ke Vihara" bab IV Raport Perjalanan Hidup:

1. Mengelola Karma

Dalam menempuh perjalanan hidup, seseorang perlu dapat mengelola karmanya, sebab karma inilah yang akan menentukan perjalanan hidup selanjutnya, dihari tuanya, di alam arwah maupun di kehidupan yang akan datang, di reinkarnasinya yang akan datang.

Untuk mengelola karma, kita harus tahu dan mengerti cara bagaimana mencegah terjadinya karma buruk dan bagaimana menghasilkan karma baik. Karma baik tidak dapat digunakan untuk membayar karma buruk, karma baik dan karma buruk berdiri sendiri-sendiri.

Pada saat kita dilahirkan, manusia membawa karmanya masing-masing, ada karma buruknya sama dengan nol, ada yang jumlahnya sedikit dan ada yang sudah banyak. Untuk memberikan patokan atau dasar ukuran dan sedikitnya karma buruk ini, saya pergunakan Skala Kadar Karma Buruk (SKKB) dengan skala 0 sampai 99. Karena dalam menempuh perjalanan hidup ini manusia tidak mungkin dapat menghindar dari perbuatan dosa dan kesalahan, maka SKKB seorang akan terus naik sampai dia menyadari bahwa dalam hidup ini dia juga perlu berbuat baik dan mempunyai laku baik. Pada saat itu berapa besar SKKB miliknya, misalnya pada skala 30 atau 50 atau lebih tinggi lagi.

Kadar karma seseorang inilah yang perlu dikelola agar nanti pada saat seseorang meninggal, sudah dapat diturunkan seminimal mungkin, bahkan kalau bisa dibuat nol.

Menurunkan SKKB berarti membayar karma buruk, karma buruk dibayar dengan mengalami penderitaan. Jadi jangan takut menderita, karena anda sedang mengangsur pembayaran karma buruk anda.

so lets enjoy penderitaan (pendapat ts)
 
Guru Roh Ketiga, Eyang Begawan

Kalian berdua mendapatkan pelajaran yang semakin tinggi, hal ini akan masih terus diberikan kepada kalian. Guru roh kesatu akan mengajarkan nilai-nilai yang lebih tinggi lagi. Selain memaafkan nantinya akan ada yang diterangkan mengenai pelajaran-pelajaran spiritual yang bernilai tinggi mengenai kebijaksanaan saja. Kebijaksanaan yang bagaimana? Macam ragamnya kebijaksanaan itu sendiri dan nilai-nilai kebijaksanaan itu sendiri, dari tiap kebijaksanaan yang ada, mempunyai nilai-nilai tertentu. Apa yang disebut kebijaksanaan itu selalu baik? Apakah ada kebijaksannan yang tidak baik? Sangat banyak sekali, itu semua akan diterangkan diwaktu-waktu yang akan datang.

Apa saja yang membuat orang harus memaafkan, apa saja hambatan-hambatannya? Dan Apa saja yang membuat orang harus meminta maaf atas kesalahan-kesalahannya? Bukan hanya hambatan-hambatannya saja tetapi apa yang mendorong orang harus meminta maaf dan apa yang mendorong orang harus memaafkan seseorang, ini yang perlu kalian tulis.

Menolong orang, cinta kasih, berbuat kebajikan, inilah yang sudah banyakj dibicarakan orang, tetapi memaafkan dan emmohon maaf ini agaknya terlupakan. Cukup sekian untuk kalian, pangestuku untuk kalian berdua.
 
salah satu pertanyaan dalam diri saya yang sampe saat ini masih tetap menjadi pertanyaan: "Dapatkah orang suci/sakti, para dewa, Bodhisatva mengambil atau menghilangkan karma buruk manusia?"
jawaban para sesepuh biasanya:
"tidak, karma buruk tidak bisa diambil atau dihilangkan, cuma bisa ditunda matangnya, atau bisa dipercepat matangnya,"
penulis, Herman Utomo, dlm buku I Ibadah dari Vihara ke Vihara membabarkan,"
Karma buruk tidak dapat dibayar dengan karma baik. Kedua karma ini berdiri sendiri-sendiri, karma baik menerima pahala, karma buruk menerima hukuman.
Karma tidak dapat diwariskan, dipindahkan atau dihilangkan. Tapi karma dapat berubah dan dapat ditunda atau dapat dipercepat.
Karma buruk dapat dihilangkan atau dikurangi hanya dengan cara membayarnya. Pembayarannya adalah dengan penderitaan."

tapi dalam bathin sy sendiri koq punya keyakinan karma buruk seseorang itu bisa dihilangkan dengan cara diambil oleh pihak lain yang punya kuasa untuk itu, entahlah... mungkin itu hanya keyakinan yg salah. Tapi saya juga lagi nyari tau tentang ajaran Atisa, penyebar Budha Dharma di Tibet yg pernah belajar di Sriwijaya, kalo ngga salah beliau ada mengembangkan cara pembinaan diri dengan cara mengambil penderitaan orang lain, mungkin ada sesepuh yang bisa sharing mengenai hal tersebut.
 
sanggahan

sebenar nya ulasan ini agak melenceng dari bahasan di threat ini.

tapi sekedar untuk meluruskan saja.

mengenai pertanyaan :
dapatkah kita mengusir mahluk gaib dengan Hong Sui?
dapatkah kita merubah unsur yin menjadi yang dengan hong sui?

kedua pertanyaan tersebut diatas jawaban nya adalah : YA dapat.

ada beberapa faktor dasar yang harus di mengerti tentang fung shui,
fung shui yang berkembang saat ini adalah fung shui modern yang telah mengalami banyak inovasi oleh aliran aliran tertentu dan juga sosial culture dan kepercayaan agama maupun adat masyarakat setempat, dan sebenar nya ada banyak sekali aliran fung shui.

tetapi dari semua aliran itu hal yang paling mendasar harus dikuasai adalah unsur Yin dan Yang pada alam semesta. atau unsur positif negatif bila kita sebut dalam fisika dan di dalam fisika kimia Yin & Yang disebut dengan Elektron (Elektron = Proton + Neutron).

dasar dasar fungshui adalah memahami pola pola energi yang terbentuk oleh alam dan lingkungan sekitar. pola topografi, pola geografi, pola astronomi atau perbintangan, pola sociologi dan yang terpenting adalah pola pisikologis yang berpengaruh besar karena kaitan nya dengan otak kecil yang menangkap sinyal sinyal energi tersebut.

dalam Yin & Yang terbagi lagi menjadi : Yin-Yin dan Yin-Yang, Yang-Yin dan Yang-Yang.
itu yang disebut dengan pembagian inti Yin dan inti Yang.

dasar dasar tersebut harus terlebih dahulu dikuasai sebelum kita dapat mengatakan bahwa unsur Yin atau pun unsur Yang tidak dapat berubah.

hukum energi pun mengatakan bahwa energi itu kekal tidak pernah mati dan hilang tapi berubah bentuk.
 
di dunia ini dibutuh kan keseimbangan. terlalu banyak positif juga tidak baik, terlalu banyak negatif juga sangat mengganggu.

fung shui adalah "ilmu" dimana manusia sebagai mahluk yang di beri akal dan kemampuan untuk berfikir dan mengolah rasa oleh sang pencipta untuk mengolah keseimbangan energi di alam semesta ini.

jadi fung shui pada awal nya bukan untuk membuat orang menjadi kaya, atau untuk membuat orang sukses dan lain sebagai nya.

pada awal nya fung shui di pelajari dan diterap kan agar manusia dapat mengantisipasi segala hal hal yang mungkin tidak diingin kan yang disebabkan oleh faktor alam.
tetapi lambat laun dipergunakan untuk mengolah energi yang lebih besar dan meguntungkan bagi beberapa pihak.
tentu saja hal itu ada konsekuensi nya, karena dimana ada suatu pihak yang di untungkan pasti ada pihak yang dirugikan. karena kembali lagi ke hukum keseimbangan alam.

-------------------------------------------------------------------------------------

satu, pertanyaan saya, apakah manusia dapat menjadi dewa? Bodhisatwa? atau Buddha sekalipun? pasti jawaban nya sebgaian besar adalah ya dapat.

bila saya bertanya, apakah Dewa, Bodhisatwa atau Buddha Sekalipun dapat kembali menjadi manusia? silahkan dijawab sendiri dengan ke yakinan masing masing.

lalu, apakah manusia dapat menjadi setan dan angkara murka? saya yakin jawaban nya adalah ya.

lihat dari 3 pertanyaan diatas, pola pola perubahan tersebut termasuk pola perubahan energi, dari netral ke positif, dari positif ke netral dan dari netral ke negatif.

lalu apakah setan dan angkara murka dapat berubah menjadi manusia?

dan apabila jawaban diatas adalah bisa, apakah setan dan angkara murka yang telah berubah melatih diri dapat menjadi Dewa, Bodhisatwa dan Buddha?
 
Hukum Kekekalan Energi (Hukum I Termodinamika) berbunyi: "Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan (konversi energi)".

energi dapat berubah bentuk dari satu bentuk ke bentuk yang lain.

bicara mengenai energi tidak bisa dipisah pisahkan menurut fung shui atau pun fisika, gaib dll.
sebgai contoh bagai mana air berubah menjadi es bila di dingin kan dan berubah menjadi uap bila dipanas kan. air adalah salah satu bentuk dari energi itu sendiri.

berbicara tentang air sebagai contoh energi, air bersih kita anggap saja positif dan air yang kotor kita anggap saja negatif.

apakah air bersih akan baik bagi tubuh bila jumlah nya terlalu banyak?
tentu saja tidak, karena akan melarutkan vitamin dan mineral yang baik dalam tubuh.

lalu apakah air yang kotor tidak baik bagi tubuh?
jawaban nya juga tidak, sebagai contoh imunisasi adalah bentuk dari cairan yang berkomposisi virus yang di kontrol dan di suntikan ketubuh untuk melatih kekebalan tubuh terhadap virus tersebut.

masih bicara dengan air sebagai energi yang dapat berubah, air diolah sedemikian rupa hingga menjadi energi listrik, dan energi listrik disalurkan lagi dengan komponen kompenen sehingga terbentuk lah alat yang kita sebut dengan komputer atau laptop sehingga kita bisa sharing di forum ini. ini adalah salah satu bentuk dari perubahan enrgi.
dan dimana fungshui nya
cara merangkai komponen-komponen itu lah yang diebut dengan fung shui yaitu suatu pengetahuan bagai mana cara mengubah suatu aliran energi dan merubah bentuk energi tersebut.

dan yang terpenting manusia pun adalah bagian dari energi itu sendiri.

jadi apa yang bisa membuat pernyataan bahwa Yin tidak bisa berubah menjadi Yang, dan gaib tidak bisa disalurkan ketempat lain menurut saya terlalu ceroboh.
sebelum beliau menelusuri terlebih dahulu apa itu yang dimaksud dengan energi.

bila ingin berbicara dan membuktikan tentang energi mungkin bisa mempelajari ilmu ilmu fisika dasar, dan mengenai gelombang gelombang yang dapat mengukur tingkat tingkat energi seperti gelombang radio, sinyal dan lain sebagai nya.

jadi kalau mau kita jelaskan tentang estitensi gaib, maupun itu Buddha, Bodhisatwa, Dewa, Manusia dan setan dan apa pun itu disebut dengan energi. hanya saja bentuk energi tersebut yang membatasi interaksi nya antar sesama energi yang berbeda bentuk.
karena dimensi dan gelombang yang berbeda.
 
Bertanya di Altar

Banyak diantara tamu saya datang dari luar kota yg jauh dari Jakarta, juga banyak yg datng dari luar pulau Jawa. Banyak di antara mereka terapi penyembuhannya membutuhkan beberapakali datang. Tentu hal ini akan menyulitkan mereka, bukan hanya harus keluar ongkos transport yang mahal, juga perlu menyediakan waktu dan tenaga yang lebih banyak.
Oleh karena itu saya banyak mengajarkan kepada mereka agar dapat memohon pertolongan sendiri kepada para dewa yang duduk di altar Kelenteng Tri Dharma yang ada di kotanya. Dan cara saya ini telah banyak menolong mereka yang ada di Medan, Pontianak, Bankarmasin, Makasar dan kota-kota lainnya. Juga mereka yang tinggal di kota-kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Kelenteng Tri Dharma adalah satu-satunya tempat yang menyediakan sarana komunikasi antara umat dengan para Dewa dan Roh Suci. Walaupun sifat komunikasinya hanya satu arah saja, tetapi sangat berguna dalam menolong manusia. Mengenai tata cara penggunaan sarana komunikasi di altar Kelenteng ini, yang biasa disebut sarana "pak pwee". Saya sudah jelaskan dalam buku ke 3 saya "Menelusuri Jalan Spiritual" halaman 85-87.
Di sini saya akan menjelaskan mengenai dialog searah dengan Dewa di altar dengan mempergunakan diagram sederhana proses bertanya di altar untuk beberapa keperluan seperti:
1. Soal kesehatan dan penyakit.
2. Soal altar rumahan.
3. Soal tempat ibadah dan Vihara
4. Soal perjalanan arwah.
5. Soal laku spiritual bagi yang telah memiliki Guru Roh.
Daftar 20 Kelenteng atau Vihara Tri Dharma yang dapat digunakan untuk bertanya telah saya muat dalam buku ke 4 "Mengintip Perjalanan Arwah".
Mengenai evaluasi laku spiritual, bagi orang belum memiliki Guru Roh, saya telah tuliskan di buku ke 3 "Menelusuri Jalan Spiritual".
Secara garis besarnya saya dapat jelaskan seperti di bawah ini:

1. Tanya soal kesehatan dan penyakit
1. Ke Kelenteng atau Vihara Tri Dharma membawa persembahan berupa:
- 7 batang bunga sedap malam.
- 7 kue mangkok warna merah.
- 3 macam buah masing-masing 7.
- Dupa atau hio cendana, lilin, dan kertas sembahyang.
- Tee-lio (gula batu, angco dan tan kwe), khusus untuk altar Dewa Hian Thian Siang Te.
2. Sembahyang ke Tuhan/ Thian, memohon ijin dan restu untuk menghaturkan sembah sujut dan memohon pertolongan Dewa di altar Kelenteng/ Vihara ini.
3. Setelah menghaturkan sembah sujud keliling seluruh altar yang ada, kembali ke altar utama. konsentrasi dan bersujud, berdoa memohon kemurahan hati dan belas kasih dari Dewa di altar utama untuk dapat memberikan pertolongan, petunjuk dan nasehat mengenai kesehatan dan penyakit yang diderita oleh....(sebutkan nama dan alamat)
4. amemohon Dewa di altar untuk menyingkirkan semua gaib yang ada di sekeliling dan di dalam badan anda, yang Dewa di altar tidak kehendaki, supaya komunikasi tidak dicampuri/ diintervensi oleh gaib yang tidak dikehendaki.
5. Dapatkan jawaban pertanyaan anda dengan sarana pak=pwee.
6. Tanyakan apakah semua gaib yang Dewa di altar tidak kehendaki semua sudah disingkirkan?
6A. Kalau belum, ulangi permohonan no 4. Kalau diulang 3x belum juga bersih atau belum disingkirkan, langsung ke no 7A
7. Kalau sudah, tanyakan apakah ada penyakit non medis di badan anda. KAlau ya, langsung ke no 8.
7A. Tanyakan apakah anda ditempel makhluk gaib jin, atau arwah leluhur. Kalau ya, langsung ke no 8.
8. Tanyakan apakah anda boleh minta tolong Dewa di altaruntuk menyingkirkan gangguan non medis atau jin atau arwah leluhur ini.
8A. Kalau tidak tanyakan apakah penyakit anda adalah penyakit medis? Kalau ya, anda perlu ke dokter.
9. Kalau ya, tanyakan apakah dengan sarana "Hu" atau air yang telah "di-isi" oleh Dewa di altar. Kalau ya, langsung minta pada Dewa di altar.
10. Kalau tidak, tanyakan apakah anda harus minta tolong manusia. Kalau ya, sebutkan si A, si B, si C nama-nama orang yang akan anda minta pertolongan. Tanyakan satu persatu mana yang ditunjuk oleh Dewa di altar. Kalau tidak, ulangi dari no 8 lagi.
11. Anda sudah mendapatkan jawaban atas penyakit yang anda tanyakan, ucapkan terima kasih kepada Dewa di altar.
 
2. Tanya soal altar di rumah

1. sama dengan di atas.
2. sama dengan di atas.
3. Setelah menghaturkan sembah sujud keliling seluruh altar yang ada, kembali ke altar utama. Konsentrasi dan bersujud, berdoa memohon kemurahan hati dan belas kasih dari Dewa di altar utama untuk dapat memberikan pertolongan, petunjuk dan nasihat mengenai altar di rumah anda, sebutkan nama Dewa yang anda altarkan.
4. Memohon Dewa di altar untuk menyingkirkan semua gaib yang ada di sekeliling dan di dalam badan anda, yang Dewa di altar tidak kehendaki, supaya komunikasi tidak dicampuri/diintervensi oleh gaib yang tidak dikehendaki.
5. Dapatkan jawaban pertanyaan anda dengan sarana pak-pwee.
6. Tanyakan apakah semua gaib yang Dewa di altar tidak kehendaki semua sudah disingkirkan?
7. Kalau sudah, tanyakan apakah altar di rumah anda bersih dari unsur gaub non Illahi?. Kalau tidak, langsung ke no 7A.
7A. Tanyakan apakah altar di rumah anda sudah tercemar. Kalau ya, langsung ke no 10.
8. Kalau ya, tanyakan apakah DEwa yang dialtarkan berkenan turun di altar rumah anda?
8A. Kalau tidak, tanyakan apakah altar di rumah sudah tercemar dan dihuni makhluk gaib non Illahi? Kalau ya, langsung ke no 10. Kalau tidak, ulangi no 7.
9. Kalau ya, tanyakan apakah pada altar perlu ada yang diubah atau diperbaiki tata letaknya dan lain-lain. Kalau ya, langsung ke no 10
9A. Kalau tidak, tanyakan apakah semuanya sudah baik?
9B. Kalau tidak, tanyakan apakah altar di rumah anda kosong? Kalau tidak, ulangi no 8. Kalau ya, langsung ke no 10.
10. Tanyakan apakah anda perlu minta penjelasan kepada manusia?
11. Kalau ya, sebutkan si A, si B, si C nama-nama orang yang anda kenal untuk memberi penjelasan. Mana yang ditunjuk oleh Dewa di altar. KAlau tidak, ulangi lagi no 8.
12. Anda sudah mendapatkan jawaban mengenai altar di rumah anda. ucapkan terima kasih.

Catatan: Evaluasi untuk altar rumahan sebaiknya dilakukan di 4 Kelenteng yang telah saya tulis di dalam buku ke 3 Halaman 87.
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.