akatsukigold
IndoForum Junior D
- No. Urut
- 52840
- Sejak
- 16 Sep 2008
- Pesan
- 2.000
- Nilai reaksi
- 47
- Poin
- 48
Ana Loina (23), warga RT.35/RW.15 Kelurahan Sikumana, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditemukan tewas bersama bayi yang dikandungnya setelah melakukan aborsi pada seorang dukung bersalin
Aparat Polresta Kupang telah menahan Martha yang diduga kuat sebagai dukun bersalin setelah aparat kepolisian menerima laporan masyarakat tentang tewasnya Ana Loina berlumuran darah bersama bayinya di kediaman Martha, Senin (27/10)
Kepala Kepolisian Sektor Kota Maulafa, Iptu Chris Tanau, Selasa (28/10), mengatakan, tewasnya ibu bersama bayi yang dikandungnya itu diduga kuat karena aborsi yang dilakukan di rumah Martha yang diduga pula sebagai dukun bersalin.
"Kuat dugaan kami, ibu dan bayinya itu tewas karena aborsi yang menimbulkan pendarahan hebat sehingga membuat sang ibu tak berdaya sampai akhirnya meninggal," ujarnya.
Sang ibu ditemukan tewas di samping kediaman Martha, sedang orok yang berusia sekitar lima bulan ditemukan di dekat kamar mandi dengan dibalut sebuah celana dalam yang diduga milik ibunya. Ana Loina yang mengandung anak di luar nikah itu diduga kehabisan darah sehingga tewas setelah berusaha menggugurkan kandungannya lewat dukun bersalin
Saat ditemukan, mayat Ana hanya ditutupi dengan kain gordin dengan beralaskan bantal di bagian kepalanya sedang di sekitar kemaluannya berlumuran darah yang diduga kuat sebagai efek dari aborsi
Kletus Orin, salah seorang tetangga almarhumah Ana Loina mengemukakan, ia melihat korban sudah tiga hari berada di rumah Martha. "Mungkin di rumah Martha itulah berlangsungnya aborsi sampai Ana meninggal," kata Kletus memperkirakan
Jefri, seorang warga lainnya, menambahkan, ia juga sering melihat sejumlah wanita muda mendatangi rumah Martha. "Saya menduga Martha adalah seorang dukun bersalin yang biasa melakukan aborsi. Kehadiran para wanita muda sampai meninggalnya Ana Loina di kediaman Martha menguatkan dugaan bahwa tempat itu sebagai lokasi praktik aborsi," katanya
Martha saat ini masih menjalani pemeriksaan intensif di ruang pemeriksaan khusus Mapolresta Kupang
Ia melaporkan kejadian yang berlangsung di rumahnya itu delapan jam setelah kematian Ana bersama bayi yang dikandungnya.
Aparat Polresta Kupang telah menahan Martha yang diduga kuat sebagai dukun bersalin setelah aparat kepolisian menerima laporan masyarakat tentang tewasnya Ana Loina berlumuran darah bersama bayinya di kediaman Martha, Senin (27/10)
Kepala Kepolisian Sektor Kota Maulafa, Iptu Chris Tanau, Selasa (28/10), mengatakan, tewasnya ibu bersama bayi yang dikandungnya itu diduga kuat karena aborsi yang dilakukan di rumah Martha yang diduga pula sebagai dukun bersalin.
"Kuat dugaan kami, ibu dan bayinya itu tewas karena aborsi yang menimbulkan pendarahan hebat sehingga membuat sang ibu tak berdaya sampai akhirnya meninggal," ujarnya.
Sang ibu ditemukan tewas di samping kediaman Martha, sedang orok yang berusia sekitar lima bulan ditemukan di dekat kamar mandi dengan dibalut sebuah celana dalam yang diduga milik ibunya. Ana Loina yang mengandung anak di luar nikah itu diduga kehabisan darah sehingga tewas setelah berusaha menggugurkan kandungannya lewat dukun bersalin
Saat ditemukan, mayat Ana hanya ditutupi dengan kain gordin dengan beralaskan bantal di bagian kepalanya sedang di sekitar kemaluannya berlumuran darah yang diduga kuat sebagai efek dari aborsi
Kletus Orin, salah seorang tetangga almarhumah Ana Loina mengemukakan, ia melihat korban sudah tiga hari berada di rumah Martha. "Mungkin di rumah Martha itulah berlangsungnya aborsi sampai Ana meninggal," kata Kletus memperkirakan
Jefri, seorang warga lainnya, menambahkan, ia juga sering melihat sejumlah wanita muda mendatangi rumah Martha. "Saya menduga Martha adalah seorang dukun bersalin yang biasa melakukan aborsi. Kehadiran para wanita muda sampai meninggalnya Ana Loina di kediaman Martha menguatkan dugaan bahwa tempat itu sebagai lokasi praktik aborsi," katanya
Martha saat ini masih menjalani pemeriksaan intensif di ruang pemeriksaan khusus Mapolresta Kupang
Ia melaporkan kejadian yang berlangsung di rumahnya itu delapan jam setelah kematian Ana bersama bayi yang dikandungnya.