• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Semewah Apa Sebenarnya Makanan Orang Sumatera?

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.650
Nilai reaksi
23
Poin
0
Hai GanSis!! Saya kemarin senyum-senyum liatin sekelompok netizen ngeributin sebuah thread di Twitter. Kenapa saya sebut sekelompok netizen? Karena disinyalir netizen yg dimaksud ialah netizen yg tinggal di pulau Jawa.

Quote:
Semewah Apa Sebenarnya Makanan Orang Sumatera?

Instagram/padangculinary


Oke singkat saja, ini soal per-lauk-an duniawi. Langsung saja lihat tweet-nya seperti apa. Check!!

image-placeholder-twitter.gif


Sementara kurang lebih reaksi orang Sumatera, termasuk saya di dalamnya kira-kira seperti ini:

Semewah Apa Sebenarnya Makanan Orang Sumatera?


Sebelumnya maaf nih ya kalau ada disebutkan orang Jawa & orang Sumatera. Karena memang thread topiknya seputar itu. Semoga saja tidak ada yg tersinggung.

Topik ini sebenarnya sudah cukup lama berlalu atau mulai basi. Tapi kali saya bahas dari pengalaman yg saya lihat & tidak terlalu terkait dengan tweet tersebut.

Saya disini sebagai orang Sumatera, lebih tepatnya bersuku Jawa yg lahir & menetap di Sumatera. Merasa terpanggil, sekiranya meluruskan kebiasaan makan masyarakat Sumatera.

Jika ditanya apakah orang Sumatera itu kalau makan, menunya harus mewah? Lauknya harus ada 4-5 macam di meja? Jujur saya gak menyangkal kenyataan tersebut.

Karena saya lihat sendiri memang ada tipe orang yg kalau soal makanan gak eman-eman ngeluarin uang. Istilahnya "biar rumah mau roboh, yg penting gulai lomak".

Istilah diatas, menurut informasi yg saya ketahui, itu merujuk pada kelompok masyarakat yg tinggal di pesisir pulau Sumatera. Dimana daerahnya kaya hasil laut & pohon kelapa. Maka terbentuk kebiasaan makan "gulai lomak". Masakan lauk serba santan.

Perlu diingat, kebiasaan tersebut tidak merujuk cuma pada kelompok suku tertentu. Di Sumatera Utara khususnya, suku bangsanya sangat heterogen. Yang mana kita kenal suku Jawa dengan filosofi-nya "mangan gak mangan yg penting ngumpul", orang Jawa disini (di Sumatera) juga sudah terbiasa dengan "biar rumah roboh, yg penting gulai lomak".

Ini benar saya saksikan sendiri. Kemewahan di meja makan orang Sumatera, bukan berarti mereka kaya raya. Sebagian ya memang kaya, tetapi ini lebih kepada kegemaran menyantap makanan yg lezat.

Dan tak sedikit yg berprinsip "hidup untuk hari ini, besok kita pikirkan nanti". Sebagian juga tidak menyantap makanan "gulai lomak" setiap hari, alias kalau ada uang saja. Selainnya ya makan seadanya aja. Nanti kalau ada uang lebih sedikit aja langsung dibelanjakan makanan yg enak-enak. Ini benar-benar saya lihat sendiri yg seperti itu. Dan sekali lagi ini tidak merujuk pada satu suku tertentu saja, melainkan sebuah kebiasaan masyarakat lokal, tak terkait suku-nya apa.

Jadi bila ditanya apakah orang Sumatera itu kalau makan harus serba mewah? Bener, memang ada yg begitu, tetapi tidak semuanya begitu. Ini soal kebiasaan saja. Jika dibiasakan makan yg enak-enak sedari kecil, maka akbar akan jadi "candu".

Makanan mewah bukan berarti mahal

Dan jangan sangka masakan gulai lomak itu berarti harus mahal. Di Sumatera itu masih banyak yg punya kebon luas, punya pohon kelapa sendiri, kolam ikan sendiri, & pelihara ayam juga yg dilepas liar. Jadi bahan makanannya cukup terjangkau. Bahkan spot mancing masih cukup banyak. Terlebih yg dekat laut atau sungai. Please jangan disamakan di kota akbar ya.

Saya pernah datang ke rumah teman. Tampak depan rumahnya secara tampilan sederhana. Tapi halaman belakangnya masih luas. Ada pohon kelapa, pohon buah segala macam & kolam ikannya. Juga banyak ayamnya dilepas gitu aja cari makan sendiri di kebon, sorenya balik sendiri ke kandang. Dan rata-rata satu kampungnya begitu. Mungkin mereka kesehariannya secara finansial tidak terlalu besar. Tapi ketika ada keluarga datang, masih dapat menjamu dengan menu makanan yg WOW.

Maka itu makan gulai lomak, dengan 4-5 tipe lauk bukan merupakan sesuatu yg teramat istimewa. Sudah biasa saja.

Bagaimana dengan saya sendiri yg tinggal di Sumatera? Bersyukur, saya sedari kecil dibiasakan makan sayur meski gak semua tipe sayur saya suka. Jadi semisal orang tua gak punya duit, cuma makan sayur, tahu & tempe saja uda cukup. Sekali lagi, ini tidak terkait sama suku-nya apa. Tapi kebiasaan yg dibentuk sejak dini. Dan selera. Kebiasaan makan dengan satu keluarga & keluarga lain itu berbeda.


Shock Culture orang Sumatera di Jawa

Mungkin ada yg bilang orang Sumatera gengsinya tinggi. Tapi tolong jangan jadikan contoh satu dua orang sebagai evaluasi kebiasaan orang satu pulau. Saya pikir ini cuma shock culture saja atau gegar budaya.

Dimana kalau di Sumatera beli makan dengan uang Rp10-15 ribu sudah dapat menu makanan yg melimpah ruah lauknya. Sementara kalau di Jawa tentu saja dengan biaya hidup lebih mahal, tipe makanan yg didapat lebih sederhana dengan jumlah uang yg sama. Maka itu orang Sumatera akan merasa sangat tidak can't relate. "Loh kok lauknya cuma segini?"

Sementara itu masyarakat yg sudah terbiasa hidup di pulau Jawa. Tentunya jadi terkaget-kaget dengan kebiasaan makan mewah orang Sumatera.

Saya duga ini sebab perilaku media massa yg sangat Jakarta-sentris. Mungkin saja mereka yg tinggal di Ibukota & sekitarnya lebih familiar dengan perdebatan bubur diaduk atau tidak diaduk. Sehingga tidak tahu bahwa ada sekelompok masyarakat di daerah yg bila makan, harus tersedia 5-4 tipe lauk di meja makan. Atau bahkan lebih terkejut ketika tahu di Papua, makan lobster itu suatu hal yg biasa saja.

Sebenarnya banyak lagi kebiasaan-kebiasaan makan yg ada di Indonesia. Sayang banget kalau yg disorot cuma bubur diaduk/tidak, mie ayam kuah dipisah & terbaru nasi goreng yg viral itu. Mungkin kedepannya dapat terbentuk lomba banyak-banyakan lauk saat makan.

Rianda Prayoga
Binjai, Sumatera Utara
22 September 2021 Hari ini 11:27
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.