• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

SEBELUM MEMBUAT STARTUP ~ DISARIKAN DARI BUKU LEAN STARTUP ERIC REIS

Angela

IndoForum Addict A
No. Urut
88
Sejak
25 Mar 2006
Pesan
41.622
Nilai reaksi
23
Poin
0
Sebelum menciptakan startup, alangkah baiknya belajar dulu dari Eric Reis, seorang pioner gerakan Startup (tertulis di sampul buku-Lean Startup). Mendapat pujian dari Tim OReilly, CEO OReilly Media bahwa bukuThe Lean Startuptidak cuma membahas kiat sukses berwirausaha, tetapi juga menerangkan pelajaran yg dapat diambil dari bisnis-bisnis tersebut untuk memperbaiki nyaris semua hal yg dilakukan. Tim membayangkan prinsip-prinsip Lean Startup dapat diterapkan dalam program pemerintahan, layanan kesehatan & untuk memecahkan persoalan terpelik di dunia.
PRINSIP-PRINSIPLEAN STARTUP
Dalam memulai sebuah Startup, ada 3 prinsip pokok yg harus ada.

Memiliki Visi
Mengarahkan Tujuan
Berakselarasi


Masing-masing prinsip pokok di atas, dapat dijabarkan lebih detil lagi:
Dari sebuah Visi, dibutuhkan praktik-praktik manajerial. Anggapan bahwa Startup tidak sejalan dengan manajemen yg kaku akan terjadi di awal seseorang menjalankan bisnis. Pendekatan pokoknya kerjakan saja untuk merespon bahwa teori manajemen tidak dapat menjawab persoalan. Alih-alih mendatangkan keberhasilan, justru pendekatan pokoknya kerjakan saja malah mendatangkan kekacauan.

CIKAL BAKALLEAN STARTUP
Lean Startup berasal dari istilah Lean Manufacturing (produksi ramping) yg digagas oleh Taiichi Ohno & Shigeo Shingo di Toyota. Ciri-ciri produksi ramping antara lain pemanfaatan pengetahuan & kreativitas perseorangan karyawan, mengecilkan ukuran batch, produksi tepat waktu, kontrol inventaris serta percepatan siklus.
Lean Startup mengajak orang-orang untuk mulai mengukur produktivitas secara berbeda. Tujuan Startup adalah mencari tahu apa tepatnya yg mesti dibuat barang dan/atau jasa yg konsumen harapkan & mau bayar secapat-cepatnya. Dengan mengatakan Lean Startup hadir sebagai jawaban himpitan proses coba-coba, minat konsumen, visi akbar & ambisi selangit.
Kegagalan Startup secara biasa disebabkan oleh kesalahan anggapan ketika mengeksekusi & meluncurkan sebuah produk. Eric Reis menganalogikan seorang Henry Ford yg yang mempelopori mobil Ford. Henry adalah seorang insinyur yg siang malam mengulik mesin mobil. Tiap ledakan kecil di dalam silinder mendorong perputaran roda gigi, sekaligus menyulut ledakan berikutnya. Apabila siklus umpan balik ini tidak diatur secara presisi supaya waktunya tepat, niscaya mesin akan mati. Startup juga memiliki mesin yg disebut Eric sebagai mesin pertumbuhan yg mana perubahan seperti produk baru, fitur baru & program pemasaran adalah upaya untuk meningkatkan mesin pertumbuhan. Siklus umpan balik kedua adalah antara sopir & kemudi. Jika anda menyetir ke kantor tiap hari barangkali rute yg ditempuh sudah hafal bahkan dengan memejamkan mata.
Sayangnya, terlalu banyak startup yg rencana bisnisnya lebih menyerupai peluncuran roket daripada garis akbar penyetiran mobil. Padahal, kesalahan sekecil apapun kesalahan dalam peluncuruan roket berakhir petaka. Dalam konteks Startup, terjadi pada tahapan ideation (asumsi kurang tepat- dengan tidak mengatakan salah).

SIAPAKAH ENTREPRENEUR ITU?

Menurut Scoot Cook, seorang pendiri Intuit bahwa seorang entrepreneur adalah yg belajar begitu banyak hal. Ketika ada 500 tes yg harus dikerjakan, ide semua orang dapat diajukan. Maka lahirlah para entrepreneur yg panjang akal, rajin belajar, tahan uji & mau untuk terus belajar-bukan sekelompok politikus yg rajin menjual diri. Lebih lanjut Scott mengatakan mustahil untuk berada di puncah lama-lama dewasa ini. Oleh sebab itu demi mempertahankan daya saing, perusahaan paling kolot sekalipun tidak punya opsi selain menginvestasikan sumber dayanya untuk berinovasi. Salah satunya dalam bentukLean Thinking(cara berpikir ramping), apa saja yg memberikan manfaat bagi konsumen adalah nilai tambah, hal selain itu adalah pemborosan. Dalam konteks validasi produk, penambahan konsumen secara signifikan jadi salah satu tolak ukur yg penting dalam menentukan produk sukses atau tidak.

SUMBER ARTIKEL:https://arifulamar.my.id/blog/sebelu...mbuat-startup/
Hari ini 15:13
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.