• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Sabuk Pengaman Perangkat Terpenting

  • Pembuat thread awal. Pembuat thread awal. magnum
  • Tanggal Mulai Tanggal Mulai

magnum

IndoForum Activist C
No. Urut
1320
Sejak
27 Mei 2006
Pesan
14.143
Nilai reaksi
417
Poin
83
Sabuk Pengaman Perangkat Terpenting


Perusahaan pembuat mobil berlomba-lomba membuat mobil yang tidak saja dapat melindungi orang-orang yang berada di dalamnya saat terjadi kecelakaan, melainkan juga membuat perangkat yang membantu pengemudi menghindari terjadinya kecelakaan.

Dalam kecelakaan di jalan, yang paling banyak terjadi adalah tabrakan frontal (bagian depan mobil yang menabrak) sebanyak 40 persen, yang kedua adalah ditabrak dari samping (20 persen), bagian depan kiri mobil menabrak mobil atau pejalan kaki (18 persen), bagian samping mobil menyenggol benda lain (15 persen), mobil terguling (5 persen), dan ditabrak dari belakang (2 persen).

Untuk membuat mobil dapat melindungi orang-orang yang berada di dalamnya, dilakukan berbagai inovasi. Mulai dari memperkuat kerangka mobil, memasang sabuk pengaman (seatbelt), sampai melengkapi mobil dengan kantong udara (airbag). Semua perangkat yang membuat mobil dapat melindungi orang-orang yang berada di dalamnya dinamakan perangkat keamanan pasif (passive safety).

Kemampuan perangkat keamanan pasif itu diuji dengan mengadakan uji tabrakan (crash test) yang menyimulasikan tabrakan frontal pada kecepatan 64 kilometer per jam, tabrakan dari samping dengan kecepatan 50 kilometer per jam, dan menyenggol tiang besi dengan kecepatan 29 kilometer per jam. Untuk mengukur kerusakan yang diakibatkan oleh tabrakan itu, di dalam mobil ditempatkan dummy (orang-orangan) yang bersosok seperti orang dewasa dan anak-anak. Ada sekitar 30 model dummy (laki-laki dan perempuan) dengan umur yang berbeda-beda.

Baik pada mobil maupun pada dummy dipasang sensor-sensor untuk mengukur kerusakan yang diakibatkan oleh tabrakan, baik pada mobil maupun pada orang-orang yang berada di dalamnya. Semakin baik mobil dan perangkat keamanan pasif dapat melindungi orang-orang yang berada di dalam mobil tersebut, semakin tinggi nilai yang diterima.

Pada saat ini, nilai lima bintang merupakan perolehan yang tertinggi. Dengan perolehan empat bintang, sesungguhnya sebuah mobil telah dikategorikan sebagai mobil yang aman, yang dapat melindungi orang-orang yang berada di dalamnya dari kemungkinan mengalami cedera yang fatal.

Namun, walaupun sebuah mobil telah memperoleh nilai lima bintang dalam uji tabrakan, mobil itu tidak dapat melindungi orang-orang yang berada di dalamnya jika orang-orang tersebut tidak mengenakan sabuk pengaman. Tanpa menggunakan sabuk pengaman, dalam tabrakan frontal, airbag bisa menjadi perangkat yang berbahaya bagi pengemudi dan penumpang depan. Sebab, tanpa sabuk pengaman, pengemudi dan penumpang depan akan terlontar ke depan tanpa terkendali sehingga kedua orang itu akan membentur airbag yang sedang mengembang dengan kecepatan tinggi. Benturan itu bisa berakibat fatal. Jika mengenakan sabuk pengaman, pengemudi dan penumpang depan akan membentur airbag pada saat airbag sudah mengembang penuh. Dalam keadaan seperti itu, airbag melindungi pengemudi dan penumpang dari kemungkinan membentur benda-benda keras di dalam mobil.

Di masa lalu, pada tabrakan yang terjadi dalam kecepatan tinggi, sabuk pengaman dapat mencederai tulang dada atau tulang rusuk orang yang menggunakannya. Karena tekanan sabuk pengaman pada tulang dada atau tulang rusuk setara dengan 780 kilogram. Namun, dengan digunakannya load limiter dan antisubmarining airbag atau pada mobil lain juga whimplash, yang menjadikan orang "terbenam" di kursinya, tekanan pada tulang dada dan tulang rusuk bisa dikurangi menjadi hanya setengahnya. Dengan demikian, sabuk pengaman lebih aman.

Perangkat keamanan aktif

Sedangkan perangkat yang membantu pengemudi menghindari terjadinya kecelakaan dinamakan perangkat keamanan aktif (active safety). Perangkat-perangkat itu mencakup antilock braking system (ABS), electronic braking-force distribution (EBD), dan brake assist (BA), kemudian juga electronic stability program (ESP) yang berhubungan erat dengan traction control.

ABS mencegah roda terkunci pada saat pedal rem diinjak penuh sehingga pengemudi tetap dapat membelokkan mobilnya ke kiri atau ke kanan untuk menghindari rintangan yang berada di hadapannya dalam keadaan pedal rem diinjak penuh.

EBD mengatur agar tekanan yang disalurkan kepada perangkat rem pada tiap-tiap roda besarnya sesuai dengan beban yang ditanggung tiap-tiap roda sehingga jarak pengereman dapat diperpendek. Jarak pengereman adalah jarak antara titik pada saat pedal rem diinjak sampai titik mobil sepenuhnya berhenti.

BA adalah perangkat yang berfungsi membantu pengemudi yang dalam keadaan darurat tidak menginjak pedal rem secara cukup kuat, atau terlalu cepat melepaskan injakan pada pedal rem. Sebuah sensor memonitor kecepatan gerak kaki pengemudi ke pedal rem, dan BA menerapkan rem sesuai dengan kecepatan gerak kaki pengemudi ke pedal rem. Mengingat dari pengalaman diketahui bahwa dalam keadaan darurat, biasanya pengemudi tidak menginjak rem secara cukup kuat, atau terlalu cepat melepaskan injakan pada pedal rem.

Pada mobil-mobil papan atas terkini, BA dibantu oleh radar yang mengontrol jarak mobil dengan mobil di depannya. Jika mikrokomputer menilai bahwa mobil terlalu cepat mendekati mobil yang melaju di depannya (sehingga ada kemungkinan mobil akan menabrak mobil yang melaju di depannya), dan pengemudi tidak menginjak pedal rem untuk mengurangi kecepatan, maka mikrokomputer akan menerapkan rem hingga kecepatan mobil sama dengan kecepatan mobil yang melaju di depannya. Dengan demikian, mobil tersebut tidak akan menabrak mobil yang melaju di depannya.

Sedangkan ESP mengoreksi mobil saat terjadi oversteer atau understeer, atau ada salah satu roda yang berputar lebih cepat daripada roda-roda lainnya (skid).

Yang dimaksud dengan oversteer adalah pada saat menikung roda belakang cenderung slip keluar dari lintasan normal. ESP akan mengoreksinya dengan menerapkan rem hanya pada roda depan bagian luar. Sedangkan yang dimaksudkan dengan understeer adalah pada saat menikung ban depan cenderung slip keluar dari lintasan normal. ESP akan mengoreksinya dengan menerapkan rem hanya pada roda belakang bagian dalam.

Baru-baru ini juga dikembangkan kamera yang memonitor mata pengemudi. Jika kamera mendeteksi bahwa pengemudi mengantuk, maka mikrokomputer akan menghidupkan alarm untuk pengemudi kaget dan rasa kantuk hilang. Teknologi ini telah diterapkan pada Lexus LS460 dan LS 460L.
 
sebenernya iya sih,,

tapi kalo mobilnya terus terbalik, habis itu terbakar?

kan susah kalo mau keluar,,
harus copot seatbelt, abis itu mecah kaca,,

ya semua ada positif dan negatifnya,,

ambil hikmahnya,,
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.