mohon bertanya.
1. bagaimana pendapat anda tentang perbedaan Mahayana dengan Theravada ?
2. Budha tantra Tibet yg memiliki beragam mahluk2, dan berlatih dengan bantuan mahluk2 suci , apakah ajaran mereka termasuk dalam ajaran sang budha ? ato mereka lebih tepat disebut ajaran tungkhapa ?
3.berlatih ajaran Budha seharusnya mulai dari mana ? apakah sila ato samadhi ? bagaimana kalo sila hanya dijalankan sebagian, apakah itu termasuk berlatih ?
4. apakah jalan Bodhisatva ?
thx atas perhatiannya
Jb. baiklah saya akan berusaha untuk menjawab..
1.mahayana adalah aliran agama buddha yang lebih menekankan pada jalan kebobhisatva atau ke jalan menjadi buddha atau jalan ke tanah seberang yaitu ke sukawati atau tempat buddha amitaba... mahayana lebih menekankan pada cinta kasih dan jalan kebersamaan.. atau sama sama mencapai pencerahan sedangkan..
theravada adaalh aliran sang buddha yang asli dari ajaran sang buddha atau mempertahankan keaslian dari ajarannya... berkembang di srilanka dan thailand.. jalanya adalah menekankan pada menuju arahat atau menjadi arahat atau mencapai nibbana.. theravada lebih menekankan pada jalan pencapaian sendiri..jika sendiri sudah mencapai kebuddhaan maka baru bisa menolong orang lain..
2. ajaran tantrayana tetap merupakan aliran dari sang buddha. cabang aliran dari mahayana..
3. iya.. berlatih sila, samadhi dan panna.merenapkan delapan jalan utama..
4. penjelasan jalan biddhistava
Namo Bhagavate Anantakayah Tathagata Arhantah SamyakSamBuddha
Jalan Bodhisattva atau didalam Dharmaparyaya disebut juga sebagai Bodhisattvayana merupakan Yana Tertinggi dari Mahayana dalam Buddha Sasana. Karena begitu memasuki Jalan Bodhisattva, maka telah memegang Dharma Niyoga Tertinggi, yakni Perintah Dharma untuk mencapai Anuttara SamyakSamBuddha.
Dalam pelaksanaan Bodhisattvayana, kita harus menyempurnakan keenam paramita (sad paramita). Seandainya berhasil menyempurnakan sadparamita, maka lanjutkan lagi dasaparamita. Ini bukanlah hal yang mudah. Pengorbanan harus menyeluruh untuk memperoleh Sang Jalan Mulia.
Terdapat bervariasi pencapaian Sang Jalan Mulia, dimulai dengan pengorbanan selama asamkhyeya nayuta koti kalpa tak terhitung, kalpa-kalpa kecil, atau hanya dalam tujuh hari.
Dengan mengandalkan Prajna, kita dapat mencapainya hanya dalam tujuh hari dan andaikan Sang Tathagata menghendaki, dalam hitungan ksana(dibawah hitungan milidetik) kita juga dapat mencapai-Nya.
Jika ada yang bertanya bagaimana itu dapat terjadi, bacalah dengan pandangan terang terhadap Sutra-Sutra Dharmaparyaya yang telah dianugrahkan Sang Sakyamuni Tathagata. Disanalah jawaban untuk Pencapaian Jalan Mulia.
Untuk yang baik Kantaviriya, mulailah dengan Dharmadhuta.
Karena diantara semua persembahan, Dharma adalah persembahan yang tertinggi.
Terdapat banyak cara:
Bisa dengan menyebarkan kepada keluarga kerabat sanak saudara dan teman-teman.
Bisa dengan membuat suatu perbuatan dharma dengan mengajak para keluarga kerabat sanak saudara dan teman-teman untuk melihat Suttra-Suttra atau menyebabkan mereka mengucapkan-Nya.
Namo Bhagavate Candra Surya Pradipa Tathagata Athantah SamyakSamBuddha.
Untuk jelasnya, saya melakukan perbuatan dharma sebagai berikut:
Ketika ayah saya sedang duduk, saya pura-pura menanyakan kepada ayah saya bagaimana membaca kalimat yang sesungguhnya adalah vandana untuk Tahagata, dan pada saat itu, ayah saya tercinta membaca-Nya"Namo Bhagavate Prabhutaratna Tathagata." Dan saya melanjutkan dengan kalimat "Namo Saddharma Pundarika Dharmaparyaya Suttra".(Pujian Dharmaparyaya), dan berlanjut kepada isi Dharmaparyaya dalam dialek Sanskrit.Dan bahkan orang tua saya sendiri telah mengucapkan Mantra Dharani dari nayuta koti Para Tathagata yang tak terthitung jumlah-Nya. Dan saya tidak melakukan perbuatan diluar Dharma karena sebelumnya saya telah mengucapkan dan menimbulkan pikiran "Dengan cara demikian, saya akan membuat ayah saya masuk kedalam Bodhisattvayana." Oleh karena itu, saya tidak melakukan perbuatan bohong.
Bahkan dengan hanya menunjukkan Gambar Panji Ushnisha Vijaya Dharani sehingga terlihat oleh mata orang tua, kita sudah melakukan perbuatan dharma, apalagi menyebabkan orang tua membaca Dharmaparyaya.
Jika Bodhisattva yang sedang menyempurnakan dasaparamita telah berhasil mencapai tahapan Bodhisattva dari tahapan pertama, tahapan kedua, lanjut hingga ketahapan Mega Dharma, maka dengan berdiam didalam dasabhumi, Bodhisattva ini seakan-akan hanya menunggu waktu untuk merealisasikan Dharma Niyoga menjadi Anuttara SamyakSamBuddha. Pencapaian tahapan Bodhisattva ini tidak tetap berurut, jika terdapat Bodhisattva tingkat satu yang memiliki Prajna, maka bisa saja Dia langsung mencapai dasabhumi menjadi Mega Dharma Bodhisattva melewati kedelapan tingkatan Bodhisattva dibawahnya. Demikian juga sama halnya dengan diperolehnya 32 tanda manusia agung dilengkapi dengan 100 tanda-tanda mulia yang menghiasi tubuhnya juga dapat sekaligus diperoleh atau bertahap. Sang Sakyamuni Tathagata yang mewujudkan diri didalam saha lokadhatu dengan memakai tubuh sambhogakaya sebagai manusia terlahir langsung memiliki 32 maha purissa lakkhana, yang jika saja Dia memutuskan untuk hidup dalam duniawi akan menjadi seorang Cakravartin, tetapi Sang Sakya Simha memilih untuk meninggalkan kehidupan duniawi demi menjadi Seorang SamyakSamBuddha yang telah sepenuhnya bebas dari triloka.
Om Amirta Tejo Vati Svaha
"Setelah mengetahui manfaat yang akan diperoleh dari pekerjaannya, maka seseorang yang bijaksana hendaknya segera melaksanakan-Nya tanpa menunda."
Om Siddamta Bajuna Namo Vidya Ksitigarbha Bodhisattva Mahasattva Svaha
semoga bahagia selalu
psikolog/sinshe fudin pang
www.accuratehealth.blogspot.com