Angela
IndoForum Addict A
- No. Urut
- 88
- Sejak
- 25 Mar 2006
- Pesan
- 35.442
- Nilai reaksi
- 18
- Poin
- 0

Beberapa di antara kita mungkin pernah mendengar atau mengetahui peristiwa antara tahun 1933-1945 di mana empat hingga enam juta orang Yahudi sudah disiksa secara kejam & dibunuh di dalam kamp-kamp konsentrasi Auschwitz, Belsen, Buchenwald, & Dachauyang dibangun oleh pemerintah Nazi Jerman. Atau peristiwa kasus peradilan sesat (1977), yg dibarengi dengan praktik penyiksaan, sudah menjerumuskan Sengkon & Karta, dua orang petani lugu dari Bekasi, untuk menjalani sanksi masing-masing 12 tahun & 7 tahun penjara atas tindakan pembunuhan yg tak pernah mereka lakukan.
Dua peristiwa di atas merupakan contoh praktik penyiksaan baik di dunia maupun Indonesia sendiri. Praktik penyiksaan seolah sudah jadi bagian dari sejarah manusia di muka bumi. Di era peradaban Yunani & Romawi, praktik penyiksaan dipakai secara meluas sebagai alat memeras pengakuan, penghukuman & bahkan bagian dari tahap pemusnahan sebuah kelompok etnis & bangsa tertentu. Pasa masa peperangan, praktik penyiksaan jadi semakin meningkat. Pada Perang Dunia I 1914, praktik penyiksaan dipakai oleh punggawa AustroHungaria kepada musuh & masyarakat sipil ketika mereka menginvasi Serbia. Pada masa revolusi Komunis China 1927, penyiksaan juga dipakai di kedua belah pihak yg berkonflik.
Dalam sejarah peradaban manusia sudah terdapat banyak alat atau cara penyiksaan yg dipakai. Salah satunya yg paling brutal & mengerikan adalah The breaking wheel (Roda pemecah atau roda eksekusi) juga diketahui sebagaithe Wheel of Catherine.

Roda eksekusi (Jerman: Richtrad ) dengan alas, zaman ke-18; dipajang di Museum Mrkisches , Berlin.
The breaking wheel atau Roda pemecah adalah metode penyiksaan yg dipakai untuk eksekusi publik khususnya di Eropa dari zaman antik hingga Abad Pertengahan hingga awal periode modern dengan mematahkan tulang penjahat atau gada mereka hingga mati.
Dalam buku The Spectacle of Suffering: Executions and the Evolution of Repression : from a Preindustrial Metropolis to the European Experience karya Pieter Spierenburg. Sejarawan tersebut berpendapat bahwa penyiksaan tersebut ada sejak zaman ke enam Gregory dari Tours. Hingga pada akhirnya dipakai di berbagai negara di Eropa seperti Perancis, kekaisaran Romawi, Skotlandia,Rusia & lainnya.

Sisa-sisa kerangka seorang pria yg dieksekusi dengan "roda pemecah", berusia sekitar 25 hingga 30 tahun, dari zaman ke-16 hingga ke-18. Ditemukan pada tahun 2014, di tempat eksekusi Pls-Oberkurzheim ( Styria ), Austria. Kerangka itu dipajang di Kastil Riegersburg di Austria.
Mereka yg dihukum sebagai pembunuh dan/atau perampok yg akan dieksekusi dengan roda. Roda eksekusi biasanya berupa roda berjeruji kayu besar, sama seperti yg dipakai pada gerobak & gerbong pengangkut kayu (sering kali dengan pelek besi), terkadang sengaja dimodifikasi dengan tusukan besi persegi panjang yg dipasang & memanjang seperti bilah dari bagian pelek. Tujuan utama dari tindakan perdana adalah mutilasi tubuh yg menyakitkan, bukan kematian. Operasinya sederhana: mereka diikat ke roda & dipukul di persendian selama berhari-hari hingga patah tulang , dibiarkan berjuang sendiri dalam penderitaan yg lambat & akhirnya dimakan hama.
Kemarin 23:00