• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Rahasia Para Yogi Hindu

Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.
Nispatti

.................................................

na tasya punara vrttir modate sasurair api
punya papair na lipyate patada caranena sah

Dengan melaksanakannya demikian, ia tak pernah lahir kembali ataupun dicemari oleh kebajikan dan kejahatan, tetapi bersuka ria (seumur hidup) dengan para dewa.
(Bold) apa maksudnya yach bos????
 
(Bold) apa maksudnya yach bos????

"Seumur hidup dengan para dewa" tidak lain dalam pengertian tercapainya kesempurnaan/moksa, seperti halnya yang dicapai oleh para Rsi.

Semua itu tentu atas usahanya dalam tapa, yoga, semadi, yang dilandasi kesucian dan dapat menghubungkan dirinya kepada Ida Sang Hyang Widhi.

Pencapaian kesempurnaan/moksa seperti ini dapat melihat hal-hal yang sudah lampau, yang sekarang dan yang akan mendatang.

Yang mencapai "seumur hidup dengan para dewa" tentu sudah banyak jumlahnya yaitu para Rsi, diantara Maha Rsi Wyasa (Krsna Dwipayana), Rsi Manu, Wasista, Wiswamitra, Kasyapa, Yajnyawlkia, Walmiki, Rsi Wararusi, Trinawindu, Agastya, Markandeya Yogiswara, Kuturan, Tantular, Sidhimatra, Kanwa, Wiradharma, Bharadah, Astapaka, dan Danghya Dwijendra (Pedanda Sakti Wawu Rauh/Dang Hyang Nirartha/Panageran Sangupati/Tuan Semeru. Dan dalam pandangan umat Hindu para Rsi sangat istimewa dan sangat dihormati.

Para Rsi yang mencapai kesempurnaan (seumur hidup bersama para dewa) sampai saat ini tetap berkewajiban untuk memelihara, menuntun umat manusia dengan jaran-ajaran Weda.

Jadi melalui usahanya dalam tapa, yoga, semadi umat manusia ada kesempatan untuk mencapai seperti apa yang diraih para Rsi, tentu dengan usaha agar dapat melepaskan diri dari ikatan keduniawian hingga dapat meningkatkan jiwa menuju kesempurnaan Hyang Widhi/Moksa.

Orang-orang suci yang mencapai pelepasan dari ikatan keduniawian, rasa egois sudah tidak ada dalam dirinya dan pujian/celaan tidak mempengaruhi kemurnian jiwanya.
 
Selfsugesti

Semua hidup dari hawa dan makan, oleh karena itu biarlah hawa dan makanan itu datang sebaik-baiknya. Dengan selera yang segar kita menghadapi apa yang dihidangkan, dan menyantap sebaik-baiknya. Jangan makan terlampau banyak, akan tetapi kunyah makanan itu baik-baik. Makan jangan terlalu kenyang.

Makanan itu dicerna baik-baik, dan akan jadilah dia darah yang sehat, otot-otot dan syaraf-syaraf yang kuat. Tiap-tiap pagi, segera setelah bangun, atau paling lama duapuluh menit setelah sarapan (atau minum kopi) buang air, juga sebaik-baiknya. Ini tak kalah perlunya dengan makan.

Di samping itu kita bernafas sebaik-baiknya. Selalu dalam , dengan dada dikembangkan, dan selalu tenang-tenang. Marilah sekarang bernafas, sambil memjamkan mata, bernafas dalam-dalam, tenang-tenang, dalam-dalam.
Dan liputilah pernafasan itu dengan pikiran: "Kumasukkan ke dalam diriku yang serba baik, Kukeluarkan yang serba buruk".

Malam hari tidur tujuh jam, delapan jam, berturut-turut. Pada saat bangun lihat gambaran tentang diri yang dikehendaki. Ucapkan "Kita setiap hari menjadi semakin biak, dalam segala hal".

Saat bangun, dan kata-kata itu meresap dalam hatisanubari. Segar dan gembira suasana jiwa, hadapi hari itu yang sudah diatur sebelumnya menurut pembagian waktu yang sebaik-baiknya.

Tiap-tiap jam akan terisi dengan pekerjaan-pekerjaan yang selayaknya, dan kita akan memperbesar hasil kerja, seraya suasana semakin riang gembira dan tenang, dan keletihanpun semakin kurang.

Rencana-rencana untuk hari kemudian, yang tadinya terdesak, muncul kembali, cita-cita dan gagasan-gagasan. Berkesempatan lagi untuk hidup selaras dengan cita-cita. Semuanya menjadi lebih tegasw dan jelas. Laksanakan pekerjaan sesempurna-sempurna mungkin, apapun pekerjaan itu.

Jasmani kuat dan segar. Paru-paru bernafas dalam-dalam dan tenang-teang. Sinar matahari memasuki rumah-rumah, teampat bekerja, hawa segar meliputi diri.
Jantung berdetak teratur, dan mengirimkan darah ke segala pelosok tubuh. Ginjal, empedu dan hati melakukan pekerjaanya sebaik-baiknya.

Tiap-tiap rasa sakit dan penyakit yang ada dalam diri, semakin lama semakin berkurang, baik yang ada di perut, punggung atau di mana saja.

Tubuh menjadi lebih sehat, kuat, tenang : "apa yang tak baik terjadi kemarin, tak terulang lagi dihari ini".

Kehidupan rohani akan merupakan penolong dan penghibur. Didukung oleh pikiran-pikiran yang membangun, yang dicetuskan setiap pagi setelah bangun, dan setiap malam sebelum tidur.

Suasana jiwa tak lagi naik turun, akan tetapi tetap tenang, riang, gembira, berirama, selaras.

Menjadi tenang, dan berani melaksanakan apa yang telah kita niatkan.
Menghadapi pekerjaan, menghadapi orang-orang lain pada umumnya bersikap tenang dan bebas.

Suara terang, menyenangkan dan wajar, langkah enak riang dan kepala tegakkan; gerak-gerak berirama dan tenang.

Tatap mata sesama dengan pandangan bebas dan jernih, dan berkata ramah dan berfaedah.

Semakin lama jiwa semakin diresapi dengan pikiran-pikiran yang membangun, sehingga tak ada kesempatan bagi pikiran-pikiran yang merusak.

Menjadi manusia-manusia yang sehat dan tenang. Sifat-sifat dan kebiasaan-kebiasaan yang baik merupakan rangka kuat dan pendukung yang sentosa dari kehidupan, jasmani dan rohani.

Suatu cita besar, suatu pikiran agung, tiap-tiap pagi dan tiap-tiap malam, jika selalu diulangi, akan meresap dalam bawah sadar.

Di samping itu, percaya akan hari depan yang cemerlang, percaya akan kesehatan yang terus menerus, dan sampai akhir hayat, percaya dengan tenang kepada diri sendiri.

Istirahatkan otot-otot muka, simpulkan senyum, gembira riangkan hati, betapapun keadaanya.

Dengan jiwa yang menyanyi tempuh hidup ini.

Jangan salahkan orang lain, tapi pikullah seluruh tanggung jawab (Swami Vivekananda)

Salah satu jalan menuju Tuhan adalah yoga meditasi.
Untuk menjadi yogi terbaik, harus melihat setiap mahluk seperti dirimu sendiri, dan mampu merasakan sakit dan senang orang lain.
Sebuah cara meditasi yang sangat sederhana yaitu dengan menggunakan getaran suara OM. Dan tidak ada praktek spiritual yang sia-sia.
 
Karma Yoga Tingkat Tinggi

Beberapa pemimpin spiritual memilih jalan pengingkaran diri dari semua harta duniawi sebagai jalur tertinggi dan tujuan hidup.

Karma Yoga Tingkat Tinggi atau Samnyāsi. adalah orang yang tercerahkan atau pertapa, atau orang yang telah meninggalkan semua kepentingan pribadi melihat Tuhan di dalam semua.

Orang semacam itu melihat orang terpelajar, orang buta huruf, orang kaya, yang miskin, orang buangan, bahkan seekor sapi, gajah, atau anjing dengan penglihatan yang sama.

Kesetaraan dengan semua mahluk sangat sulit untuk dilakukan sepanjang waktu. Untuk memiliki perasaan seperti itu seseorang harus benar-benar menyadari Tuhan atau seorang Samnyāsi yang sempurna.

Dalam Bhagawad Gita dinyatakan bahwa pelayanan tanpa pamerih (atau pelayanan kemanusiaan tanpa terikat pada hasil) sebagai jalan terbaik bagi kebanyakan orang, mengarah ke kehidupan yang bahagia di bumi dan di Nirvāna setelah kematian.

Samnyāsa tidak berarti meninggalkan harta benda duniawi. Tetapi berarti tidak melekat pada harta tersebut. Seseorang yang tercerahkan melihat Tuhan di dalam semua mahluk dan memperlakukan semua orang sama.

Dalam KarmaYoga seseorang menyerahkan keinginan pribadinya untuk menikmati hasil dari pekerjaannya. Jadi seorang Samnyāsi adalah KarmaYogi tingkat tinggi yang tidak melakukan apa pun untuk keuntungan pribadi.
 
Status
Tidak terbuka untuk balasan lebih lanjut.
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.