Handyplast
IndoForum Beginner D
- No. Urut
- 10814
- Sejak
- 29 Jan 2007
- Pesan
- 608
- Nilai reaksi
- 219
- Poin
- 43

Gambaran artistik wahana Phoenix saat mendarat di dekat kutub utara Mars.
CAPE CANAVERAL, SABTU - Setelah ditunda beberapa kali, Phoenix akhirnya memulai perjalanan panjangnya ke Planet Mars. Wahana milik badan antariksa AS (NASA) tersebut diluncurkan menggunakan roket Delta II dari Cape Canaveral, Florida, Sabtu (4/8) pukul 16.36 WIB. Peluncurannya sudah dijadwalkan sejak sebulan lalu namun tertunda sampai peluang terakhir karena cuaca buruk. Peluan pertama peluncuran kembali yang dilakukan kembali Jumat (3/8) juga tertunda karena masalah teknis.
Sekitar 90 menit setelah diluncurkan, roket Delta II memberikan dorongan terakhir dan melepaskan wahana ke ruang angkasa. Jika tidak ada masalah teknis setelah keluar orbit Bumi, wahana tersebut membutuhkan waktu 6 bulan untuk mencapai Mars yang berjarak sekitar 680 juta kilometer. Phoenix diharapkan sampai orbit Mars pada 25 Mei 2008.
Wahana ini tidak hanya akan mengitari Mars namun juga mendarat ke permukaannya. Phoenix akan didaratkan di daratan yang tidak berbatu dekat kutub utara Mars. Wilayah tersebut berada di koordinat yang sebanding dengan Alaska di Bumi. Robpt penjelajah (rover) otomatis itu didesain mempu bertahan pada suhu permukaan Mars yang berkisar antara minus 73 derajat Celcius hingga 33 derajat Celcius.
Phoenix dikirim dengan misi utama menggali dan meneliti sampel tanah dan es di kutub Mars. Instrumen yang dibawanya akan langsung melakukan analisis di tempat dan mengirimkan hasilnya ke Bumi.
Ini merupakan misi pertama analisis sampel Mars secara langsung. Lengan robotiknya akan memungut sampel dan membawanya ke dua instrumen di badannya. Salah satu instrumen akan mengecek kemungkinan kandungan air dan bahan kimia karbon yang merupakan unsur dasar kehidupan. Sedangkan instrumen lainnya akan menganalisis sifat kimia tanahnya.
Penelitian tersebut didasarai keyakinan para ilmuwan bahwa kehidupan pernah ada di Mars. Mereka telah melihat adanya tanda-tanda sungai dan lautan purba di bawah permukaan Mars meskipun tidak di permukaanya. Pada tahun 2002, wahana Odyssey milik NASA mendeteksi kandungan hidrogen yang tinggi di permukaan Mars yang menunjukkan bahwa kemungkinan terdapat es di bawah tanah Mars dengan ketebalan lebih dari satu meter. Di kutub Mars juga ditemukan es.
"Instrumen yang kami buat didesain untuk menemukan bukti-bukti periode melelehnya es dan mencari tahu apakah lingkungan di dekat kutub Mars mendukung kehidupan mikroba di sana," ujar Peter Smith dari Universitas Arizona, Tucson, AS, yang meruapakan peneliti utama pada misi Phoenix.
Tidak seperti wahana Spirit dan Opportunity yang menjelajah ke berbagai sudut permukaan Mars sampai sekarang, Phoenix hanya akan berkutat di satu kawasan. Selain itu pendaratannya juga didesain secara mulus tidak seperti wahana lain sebelumnya yang menggunakan kantung udara berukuran besar.
Seperti wahana pendarat lainnya, ia akan membungkus dirinya dengan pelindung panas sebelum meluncur masuk ke atmosfer Mars dengan kecepatan tinggi. Mendekati prmukaan, parasit supersonik akan dikembangkan sehingga kecepatannya menjadi 217 kilometer perjam. Wahana lalu akan melapaskan diri dari parasit dan menyalakan roket berlawaan dengan arah geraknya untuk mengurangi kecepatan hingga menjadi 6 kilometer perjam saat mendarat dengan tiga kakinya.
Lima belas menit setelah mendarat, panel surya di tubuhnya akan direntangkan untuk memasok energi bagi seluruh instrumen. Phoenix berukuran 5,5 meter x 1,5 meter dan membawa instrumen elektronik seberat 55 kilogram.