• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

Pertanyaan dari non Buddhis kepada Bhante Uttamo

virya

IndoForum Beginner E
No. Urut
36574
Sejak
17 Mar 2008
Pesan
455
Nilai reaksi
11
Poin
18
Pertanyaan dari Arie di Sekayu, Palembang:
Namo Buddhaya Bhante,
Saya seorang pelajar Buddhis yang sekolah di SMA Swasta. Guru agama non-Buddhis kami memberi tugas kepada kami agar mencari jawaban dalam Kitab Suci Tripitaka.
Sehubungan dengan kurangnya pengetahuan kami dan kurangnya sarana yang ada, yaitu Kitab Suci maupun buku agama, maka saya harap Bhante dapat membantu kami-kami umat Buddha.
Pertanyaannya adalah :
1. Menurut Anda, apa peranan Firman Tuhan bagi hidup Anda pribadi dan hidup kelompok jemaah agama / kepercayaan Anda ?
2. Cari dan tulislah ayat kitab suci agama / kepercayaan Anda yang berisi ajakan atau perintah agar umat-Nya membaca kitab suci !
3. Cari dan tulislah ayat suci agama / kepercayaan Anda berisi ajakan atau perintah kepada umat-Nya berhimpun sebagai Jemaah !
4. Apakah Tuhan menghendaki agar jemaahNya terlibat dalam kehidupan dan keprihatinan masyarakat ? Jelaskan dan tulislah ayat kitab suci yang mendukungnya !

Demikian pertanyaan-pertanyaan tersebut yang ada di buku pelajaran agama.
Kami sangat mengharapkan Bhante dapat membantu memberikan jawaban tersebut. Kami tidak banyak mengetahui tentang Kitab Suci Tripitaka, dan kami sebenarnya merasa malu apabila semua umat Buddha tidak dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan Kitab Suci Umat Buddha.
Jawaban yang segera kami harapkan. Kami minta maaf karena tugas kami menjadi beban tugas Bhante.
Terima Kasih atas bantuannya Bhante. Namo Buddhaya.

38234_146475748695923_100000004961322_478272_7877157_n.jpg


Jawaban:
Menempuh pendidikan di sekolah non-Buddhis memang merupakan salah satu kesempatan yang berharga untuk lebih memperkuat keyakinan sendiri pada Agama Buddha. Memperoleh tugas sekolah seperti di atas akan mendorong seorang umat Buddha untuk lebih mendalami Ajaran Sang Buddha. Jawaban atas berbagai pertanyaan tersebut juga akan menjadi kesempatan baik bagi umat Buddha untuk mengenalkan dasar-dasar Ajaran Sang Buddha ke masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan lebih memahami Buddha Dhamma sehingga dapat mendukung terciptanya kehidupan bersama yang harmonis antar umat beragama.
Untuk itu, secara berurutan akan diberikan jawaban atas berbagai pertanyaan di atas :

1. Dalam Agama Buddha, pengertian Tuhan tidaklah sama dengan konsep serupa dalam agama lain. Tuhan bukanlah pribadi yang mengatur kehidupan manusia dengan berbagai firmanNya. Tuhan dalam Agama Buddha adalah tujuan hidup. Untuk mencapainya, seorang umat Buddha haruslah berusaha membersihkan batinnya agar terbebas dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin. Umat hendaknya selalu berusaha mempelajari serta melaksanakan Ajaran Sang Buddha agar ia dapat meningkatkan kesadaran pada segala tindakan, ucapan dan juga pikiran. Dengan memiliki kesadaran ini, umat akan menjadi orang yang lebih baik dalam berperilaku, berucap serta berpikir.
Apabila semakin banyak umat sebagai anggota keluarga dapat mencapai pemahaman ini, maka timbullah keluarga yang baik. Jika semakin banyak keluarga yang baik, maka terbentuklah masyarakat yang baik. Semakin banyak masyarakat yang baik akan menjadikan negara yang baik. Banyaknya negara yang baik akan membangun dunia yang baik pula.
Jadi, terciptanya dunia yang berisi kebajikan haruslah dimulai dari diri sendiri yang selalu berusaha melaksanakan Ajaran Sang Buddha yaitu kurangi kejahatan, tingkatkan kebajikan serta sucikan pikiran dalam setiap segi kehidupan.
Sedangkan untuk memahami konsep ketuhanan dalam Agama Buddha, silahkan baca terlebih dahulu artikel yang terdapat pada :

http://www.samaggi-phala.or.id/nask...tml&path=naskahdhamma/&multi=Y&hal=1&hmid=215

2. Kehidupan beragama memang tidak pernah terlepas dari keberadaan Kitab Suci. Demikian pula dengan Agama Buddha yang memiliki Tipitaka sebagai Kitab Sucinya. Namun, daripada hanya sekedar keharusan membaca Kitab Suci, Sang Buddha lebih menekankan pelaksanaan ISI Kitab Suci.
Pandangan ini dapat dibaca pada ayat Dhammapada I, 19 yang isinya :

Biarpun seseorang banyak membaca Kitab Suci,
Tetapi tidak berbuat sesuai dengan Ajaran,
Maka orang yang lengah itu sama seperti gembala sapi yang menghitung sapi milik orang lain;
Ia tidak akan memperoleh manfaat kehidupan suci.


Secara lengkap, kisah terjadinya syair ini dapat dilihat pada :

http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=305

3. Dalam Ajaran Sang Buddha, sebelum seseorang bergaul, ia hendaknya dapat menentukan terlebih dahulu teman pergaulan yang dapat membawa kemajuan batin atau sebaliknya yaitu mereka yang justru menimbulkan kemerosotan. Dengan sikap bijaksana, seseorang hendaknya berkumpul, bergaul dan bersama dengan mereka yang berbudi luhur serta membawa pada kemajuan batin.
Manfaat berkumpul dengan mereka yang berbudi luhur serta bijaksana dapat dibaca pada Dhammapada XV, 11:

Seseorang yang sering bergaul dengan orang bodoh pasti akan meratap lama sekali.
Karena bergaul dengan orang bodoh merupakan penderitaan seperti tinggal bersama musuh.
Tetapi, siapa yang tinggal bersama dengan orang bijaksana akan berbahagia,
Sama seperti sanak keluarga yang kumpul bersama.


Untuk membaca kisah terjadinya syair ini, silahkan buka pada :

http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=512

4. Karena Tuhan dalam Agama Buddha adalah tujuan hidup yang tidak mengatur kehidupan manusia, maka keterlibatan umat Buddha pada berbagai masalah dalam masyarakat berasal dari pemahaman akan Hukum Kamma atau Hukum Perbuatan. Seorang umat Buddha berbuat baik karena ia menyadari bahwa kebajikan itulah yang akan memberikan kebahagiaan untuk diri sendiri maupun lingkungannya. Umat Buddha juga menghindari kejahatan karena ia memahami bahwa kejahatan akan merugikan diri sendiri serta lingkungannya.
Adapun dorongan untuk berbuat baik kepada sesama manusia maupun sesama mahluk hidup dapat dibaca pada :

Sama seperti tabung yang berisi air,
Jika dibalik oleh siapapun juga akan menuangkan seluruh airnya dengan tanpa menyisakannya.
Demikian pula bila engkau melihat mereka yang memerlukan, apakah golongan rendah, menengah atau tinggi,
Maka berikanlah bagaikan tabung terbalik, yang tidak menyisakan apapun.

(Jataka Nidanakatha 128 - 129)

Sama seperti air yang memberikan kesejukan kepada yang baik maupun yang buruk serta mencuci semua kekotoran dan debu.
Dengan cara yang sama hendaknya engkau mengembangkan pikiran cinta kasih kepada teman dan lawan tanpa perbedaan.
Setelah mencapai kesempurnaan dalam cinta kasih, engkau akan mencapai pencerahan.

(Jataka Nidanakatha 168 - 169)

Semoga jawaban ini dapat memberikan manfaat dan kebahagiaan.
Semoga selalu berbahagia dalam Buddha Dhamma.
Salam metta,
B. Uttamo
 
Two Thumb buat Bhante Utomo....
Sangat Jelas dan berisi..............
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.