magnum
IndoForum Activist C
- No. Urut
- 1320
- Sejak
- 27 Mei 2006
- Pesan
- 14.143
- Nilai reaksi
- 417
- Poin
- 83
Perlu Membiarkan Anak Banyak Bicara
Kebiasaan orang tua yang selalu membatasi anaknya untuk bicara dan mengemukakan pendapatnya, ternyata bisa berdampak buruk pada kemampuan verbalnya di masa remaja atau dewasa.
Ada sebagian orang tua yang seringkali menegur anaknya bila mengetahui sikecil itu banyak bicara: Nyerocos terus, tidak pernah berhenti. Apa saja dia komentari, apalagi hal-hal baru yang ditemuinya. Alangkah baiknya kalau dalam belajar juga bisa begitu, demikian harapan orang tua. Sebenarnya para orang tua ini adalah sedang menekan anak memberitahukan ketidakpuasan diri, mungkin ia hanya tidak setuju dengan ucapan sang anak yang salah atau kurang pada tempatnya.
Masyarakat sekarang adalah masyarakat informasi, kapan dan di mana saja perlu orang-orang untuk bertukar pikiran, berkomunikasi dengan bahasa, selain itu harus tepat dan lancar. Pintar bicara adalah suatu kelebihan, sebab banyak sekali pekerjaan yang justru diselesaikan dengan mengandalkan perkataan, bicara berarti kerja, bisa bicara dengan baik dan tepat berarti bagus hasil kerjanya. Tentu saja, di samping pintar bicara, akan lebih baik jika ditopang dengan wawasan dan pengetahuan yang luas serta kemampuan kerja yang tinggi, itu akan semakin baik dan sempurna.
Orang dewasa yang jarang berbicara dapat dibagi menjadi dua kriteria. Kriteria pertama, tidak bisa bicara karena tidak pintar bicara, atau mengemukakan pendapatnya, terhadap orang seperti ini sangat sulit diberikan kepercayaan dalam melaksanakan tugas penting. Ini mungkin berhubungan dengan masa lalunya semasa pertumbuhannya, dimana dalam jangka panjang orang tuanya selalu menekannya saat ia bicara, sehingga membuat sifatnya tertutup, tidak pintar bicara dan rendah diri. Rasa rendah diri lebih cenderung mengarah pada diam membisu, lingkaran yang tak berujung pangkal.
Dan kriteria kedua adalah sangat pintar bicara, tapi tidak asal bicara. Pada waktu biasa ia diam tidak banyak bicara, tapi, merenung dengan seksama dan dalam, namun, sekali bicara pasti ringkas padat dan tegas, sepatah kata tepat mengenai sasaran. Jika diperlukan, ia juga bisa berbicara dengan lancar dan fasih, dengan pembicaraan yang tajam dan mendalam serta analisa yang jernih, sehingga membuat orang kagum terhadapnya.
Kriteria orang demikian sejak belajar bicara di masa kanak-kanak sudah mendapat dukungan dan inspirasi dari orang tuanya: Coba kemukakan pendapatmu atas hal ini. Selalu bertanya padanya: bagaimana tanggapan kamu mengenai hal ini? Diskusikan persoalan bersama dengannya, menatapnya dengan ekspresi yang serius, dan dengarkan dengan cermat cerita atau pendapat sang anak. Orang tua bisa duduk bersama dan tukar pikiran dengan anak, ditambah lagi dengan pendidikan yang baik di sekolah, maka otomatis sifatnya menjadi periang dan optimis, dan pandai bicara.
Bahasa adalah sayap pikiran, jika anda menginginkan agar anak Anda mempunyai masa depan yang cerah? Maka harus menancapkan sayap bahasa kepadanya, dorong semangat anak agar banyak bicara, dan berani mengemukakan pendapat. Setelah ia mau bicara dan bisa bicara, kemudian dorong semangatnya untuk berbicara lebih tepat dan ringkas tapi padat. Dengan adanya cerita dongeng anak-anak di rumah, kita baru bisa meraba denyut nadi pikiran anak, memahami pikirannya, apakah sehat. Dengan adanya diskusi dengan anak di rumah, kita baru bisa mendapatkan informasi terbaru, dan sang anak juga bisa meningkatkan pengetahuan dari orang tua. Dengan adanya percakapan sambil tertawa dengan anak di rumah, keluarga menjadi lebih bersemangat dan harmonis.
bagi para orang tua yg sudah mempunyai anak
Kebiasaan orang tua yang selalu membatasi anaknya untuk bicara dan mengemukakan pendapatnya, ternyata bisa berdampak buruk pada kemampuan verbalnya di masa remaja atau dewasa.
Ada sebagian orang tua yang seringkali menegur anaknya bila mengetahui sikecil itu banyak bicara: Nyerocos terus, tidak pernah berhenti. Apa saja dia komentari, apalagi hal-hal baru yang ditemuinya. Alangkah baiknya kalau dalam belajar juga bisa begitu, demikian harapan orang tua. Sebenarnya para orang tua ini adalah sedang menekan anak memberitahukan ketidakpuasan diri, mungkin ia hanya tidak setuju dengan ucapan sang anak yang salah atau kurang pada tempatnya.
Masyarakat sekarang adalah masyarakat informasi, kapan dan di mana saja perlu orang-orang untuk bertukar pikiran, berkomunikasi dengan bahasa, selain itu harus tepat dan lancar. Pintar bicara adalah suatu kelebihan, sebab banyak sekali pekerjaan yang justru diselesaikan dengan mengandalkan perkataan, bicara berarti kerja, bisa bicara dengan baik dan tepat berarti bagus hasil kerjanya. Tentu saja, di samping pintar bicara, akan lebih baik jika ditopang dengan wawasan dan pengetahuan yang luas serta kemampuan kerja yang tinggi, itu akan semakin baik dan sempurna.
Orang dewasa yang jarang berbicara dapat dibagi menjadi dua kriteria. Kriteria pertama, tidak bisa bicara karena tidak pintar bicara, atau mengemukakan pendapatnya, terhadap orang seperti ini sangat sulit diberikan kepercayaan dalam melaksanakan tugas penting. Ini mungkin berhubungan dengan masa lalunya semasa pertumbuhannya, dimana dalam jangka panjang orang tuanya selalu menekannya saat ia bicara, sehingga membuat sifatnya tertutup, tidak pintar bicara dan rendah diri. Rasa rendah diri lebih cenderung mengarah pada diam membisu, lingkaran yang tak berujung pangkal.
Dan kriteria kedua adalah sangat pintar bicara, tapi tidak asal bicara. Pada waktu biasa ia diam tidak banyak bicara, tapi, merenung dengan seksama dan dalam, namun, sekali bicara pasti ringkas padat dan tegas, sepatah kata tepat mengenai sasaran. Jika diperlukan, ia juga bisa berbicara dengan lancar dan fasih, dengan pembicaraan yang tajam dan mendalam serta analisa yang jernih, sehingga membuat orang kagum terhadapnya.
Kriteria orang demikian sejak belajar bicara di masa kanak-kanak sudah mendapat dukungan dan inspirasi dari orang tuanya: Coba kemukakan pendapatmu atas hal ini. Selalu bertanya padanya: bagaimana tanggapan kamu mengenai hal ini? Diskusikan persoalan bersama dengannya, menatapnya dengan ekspresi yang serius, dan dengarkan dengan cermat cerita atau pendapat sang anak. Orang tua bisa duduk bersama dan tukar pikiran dengan anak, ditambah lagi dengan pendidikan yang baik di sekolah, maka otomatis sifatnya menjadi periang dan optimis, dan pandai bicara.
Bahasa adalah sayap pikiran, jika anda menginginkan agar anak Anda mempunyai masa depan yang cerah? Maka harus menancapkan sayap bahasa kepadanya, dorong semangat anak agar banyak bicara, dan berani mengemukakan pendapat. Setelah ia mau bicara dan bisa bicara, kemudian dorong semangatnya untuk berbicara lebih tepat dan ringkas tapi padat. Dengan adanya cerita dongeng anak-anak di rumah, kita baru bisa meraba denyut nadi pikiran anak, memahami pikirannya, apakah sehat. Dengan adanya diskusi dengan anak di rumah, kita baru bisa mendapatkan informasi terbaru, dan sang anak juga bisa meningkatkan pengetahuan dari orang tua. Dengan adanya percakapan sambil tertawa dengan anak di rumah, keluarga menjadi lebih bersemangat dan harmonis.
bagi para orang tua yg sudah mempunyai anak