• Saat ini anda mengakses IndoForum sebagai tamu dimana anda tidak mempunyai akses penuh untuk melihat artikel dan diskusi yang hanya diperuntukkan bagi anggota IndoForum. Dengan bergabung maka anda akan memiliki akses penuh untuk melakukan tanya-jawab, mengirim pesan teks, mengikuti polling dan menggunakan feature-feature lainnya. Proses registrasi sangatlah cepat, mudah dan gratis.
    Silahkan daftar dan validasi email anda untuk dapat mengakses forum ini sepenuhnya sebagai anggota. Harap masukkan alamat email yang benar dan cek email anda setelah daftar untuk validasi.

percakapan dengan orang yang mampu menembus alam niskala

yunisaraf

IndoForum Newbie E
No. Urut
50914
Sejak
22 Agt 2008
Pesan
68
Nilai reaksi
0
Poin
6
thread ini bukan bermaksud untuk menggoyahkan keyakinan kita, tapi untuk menambah wawasan sebagai pembanding, percaya atau tidak percaya dikembalikan kepada masing-masing umat sedharma
 
saya baca email2 bapak sepertinya bapak bisa melihat alam niskala?
benar gak pak?
suksma

JAWABAN
Om swastiastu,
sejujurnya saya katakan bahwa saya ini manusia yang tidak tahu apa-apa, tidak bisa apa-apa, dan tidak punya apa-apa. kalaupun saya bisa itu semata-mata karena kehendak Brahman Yang Agung, Maha Mengetahui segalanya. saya mengerti tentang alam niskala karena saya diberitahu oleh ibu Saraswati tentang bagaimana keberadaan alam niskala tersebut. alam niskala (tidak kasat mata) terdiri dari : alam antara, tempat para jin, siluman, setan dan para atman yang belum bisa mencapai sorga tingkat satu. di atasnya barulah sorga tingkat satu sampai dengan tujuh. sorga dibagi dua yaitu : sorga yang sejuk dan terang kita sebut sorga tempatnya para dewa, bidadari, malaikat dan orang-orang suci yang sudah bisa mencapainya, satu lagi kita sebut neraka yaitu sorga yang gelap yang dihuni oleh para iblis. antara sorga dan neraka ada satu wilayah yang disebut daerah netral yang hanya bisa ditempati oleh orang-orang yang sudah mencapai tingatan nol (zero) atau lebih dikenal yang sudah betul-betul mencapai moksartham jagadhita, inilah sebetulnya alam yang paling tertinggi yang harus dicapai manusia, bukan sorga tingkat tujuh. yang sering disebut sebagai khayangan adalah sorga tingkat satu, tempatnya para dewa, yang terdiri dari loka-loka (tempat) : Indra loka, Yama loka, Bayu loka, Surya loka, Chandra loka, Siwa loka, Brahma loka, Wisnu loka, Budha loka (khusus bagi Sidharta dan pengikutnya), jadi ada 9 loka. masing loka ada para bidadarinya, kecuali di Brahma dan Wisnu loka. ya itulah sedikit pengetahuan tentang alam niskala, semoga kamu dikehendaki Tuhan bisa jalan-jalan kesana. shanti3x


bersambung ..........
 
wah terima kasih atas penjelasan bapak, setalah saya baca bhagavad ghita saya setuju dengan bapak bahwa yang kita harus sembah hanyalah TYME, mungkin bapak bisa menjelaskan apakah pura2 yang ada di bali seperti pura sad kayangan merupakan tempat berstananya TYME?
suksma Pak, mudah2an penjelasan bapak menjadi saya semakin yakin ttg hindu


JAWABAN
pure sad khayangan yang ada di Bali adalah tempat para Bethare yang dulunya adalah manusia sama seperti kita. contohnya, di pure lempuyang adalah rumahnya Mpu Gni Jaya, yang di Besakih adalah rumahnya Raja Udayana dan keluarganya, yang di Andakasa adalah rumahnya Hyang Tugu (nama aslinya dulu Rampak Jemping, kalah adu kesaktian dengan kakeknya Udayana), yang di Batur adalah rumahnya istrinya Airlangga yang dari Sriwijaya bernama Dharma Persada, yang di danau Beratan adalah Gili Suci juga istrinya Airlangga, yang di Goa Lawah adalah rumahnya keluarga raja Bali age. cara mengenal pure dan siapa yang duduk disana, keluarga raja atau rsi, yaitu hitung tumpang merunya, kalau sebelas itu keluarga raja, kalau lima atau tujuh itu rsi/mpu. pure bukanlah tempat Tuhan, Tuhan punya kerajaan sendiri dilangit ketujuh, tapi Dia bisa berada dimana-mana, kenapa ? karena roh dari alam ini, baik manusia, binatang , pohon, adalah dari Dia.
didalam diri bethare ada roh (unsur bagian dari tuhan) yang juga ada dalam didi kita dan saya tegaskan, sekali lagi saya tegaskan, bahwa para bethare semuanya belum sampai kepada Tuhan dan bahkan ada yang belum sampai disorga tingkat satu. jadi mereka belum mengenal Tuhan, kalau kita menyembah Tuhan melalui mereka kira-kira sembah kita bisa disampaikan apa tidak ? dan yang perlu untuk diketahui, para bethare VIP di Bali sekarang sudah turun lagi jadi manusia dan belajar mencari Tuhan bersama saya. kesimpulannya bahwa tempat Tuhan yang terbatas adalah diri kita sendiri (sebagai pure yang sejati), tempat Tuhan Yang Tak Terbatas adalah langit ketujuh. jadi kalau ketut ingin mencari Tuhan carilah dulu Tuhan yang terbatas yang ada didalam diri yang kita sebut Antaratma. antaratma inilah yang akan mengantarkan kita menuju kepada Paramaatma. seringlah kita berdiskusi, saya senang kalau ada lawan tanding diskusi. suksme

bersambung ............
 
wah terima kasih atas penjelasan bapak, setalah saya baca bhagavad ghita saya setuju dengan bapak bahwa yang kita harus sembah hanyalah TYME, mungkin bapak bisa menjelaskan apakah pura2 yang ada di bali seperti pura sad kayangan merupakan tempat berstananya TYME?
suksma Pak, mudah2an penjelasan bapak menjadi saya semakin yakin ttg hindu


JAWABAN
pure sad khayangan yang ada di Bali adalah tempat para Bethare yang dulunya adalah manusia sama seperti kita. contohnya, di pure lempuyang adalah rumahnya Mpu Gni Jaya, yang di Besakih adalah rumahnya Raja Udayana dan keluarganya, yang di Andakasa adalah rumahnya Hyang Tugu (nama aslinya dulu Rampak Jemping, kalah adu kesaktian dengan kakeknya Udayana), yang di Batur adalah rumahnya istrinya Airlangga yang dari Sriwijaya bernama Dharma Persada, yang di danau Beratan adalah Gili Suci juga istrinya Airlangga, yang di Goa Lawah adalah rumahnya keluarga raja Bali age. cara mengenal pure dan siapa yang duduk disana, keluarga raja atau rsi, yaitu hitung tumpang merunya, kalau sebelas itu keluarga raja, kalau lima atau tujuh itu rsi/mpu. pure bukanlah tempat Tuhan, Tuhan punya kerajaan sendiri dilangit ketujuh, tapi Dia bisa berada dimana-mana, kenapa ? karena roh dari alam ini, baik manusia, binatang , pohon, adalah dari Dia.
didalam diri bethare ada roh (unsur bagian dari tuhan) yang juga ada dalam didi kita dan saya tegaskan, sekali lagi saya tegaskan, bahwa para bethare semuanya belum sampai kepada Tuhan dan bahkan ada yang belum sampai disorga tingkat satu. jadi mereka belum mengenal Tuhan, kalau kita menyembah Tuhan melalui mereka kira-kira sembah kita bisa disampaikan apa tidak ? dan yang perlu untuk diketahui, para bethare VIP di Bali sekarang sudah turun lagi jadi manusia dan belajar mencari Tuhan bersama saya. kesimpulannya bahwa tempat Tuhan yang terbatas adalah diri kita sendiri (sebagai pure yang sejati), tempat Tuhan Yang Tak Terbatas adalah langit ketujuh. jadi kalau ketut ingin mencari Tuhan carilah dulu Tuhan yang terbatas yang ada didalam diri yang kita sebut Antaratma. antaratma inilah yang akan mengantarkan kita menuju kepada Paramaatma. seringlah kita berdiskusi, saya senang kalau ada lawan tanding diskusi. suksme

bersambung ............

bisa dikasi taw gak siapa orang ini??

ehm tentang yang bersthana di Luhurin Lempuyang ada 2 yaitu Bhatara Hyang Geni Jaya yg bersthana di Lempuyang Luhur dan Bhatara Hyang Mpu Geni Jaya yg bersthana di Lempuyang Madya..
perhatikan kata yg saya cetak tebal..itulah perbedaannya.
Soal yang bisa menembus alam niskala di Bali sendiri banyak yg diberi anugerah seperti ini, tetapi Pemargi Suci hanya satu orang yang diberi jalan yaitu Guru Penuntun saya..
kalo di Bali orang2 yg kepingit ini sering disebut ke-Hyang-in..
 
maaf saya gak bisa memberi tau, yang jelas thread ini hanya bermaksud mencari pembanding, percaya atau tidak itu terserah rekan2 sedharma

mungkin sodara JOKOLOCO bisa mensharing atau menambah atau membetulkan kalo ada yang salah

suksma
 
maaf saya gak bisa memberi tau, yang jelas thread ini hanya bermaksud mencari pembanding, percaya atau tidak itu terserah rekan2 sedharma

mungkin sodara JOKOLOCO bisa mensharing atau menambah atau membetulkan kalo ada yang salah

suksma

Ya kalo gak maw ngasi taw ya gapapa..
kalo dilihat dari isi percakapan anda dgn "Manusia Misterius" ini hampir mirip2 dengan yg dijabarkan Sesuhunan..
cuma saya agak gak bisa terima dengan istilah Bethara VIP yang turun ke dunia lagi menjelma sebagai manusia..

Saya ingin sekali debat dengan orang ini..
saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada beliau, jika jawaban beliau sesuai dengan bisama ketelan pawecana Sesuhunan mungkin saya bisa memberi penilaian apakah orang ini membual ato tidak...

bisakah anda mempertemukan saya dengan orang ini di dunia maya??
 
sodara bisa menulis pertanyaannya di sini nanti akan saya sampaikan, kl ada balesannya pasti akan saya paste di forum ini .......biar semua orang bisa membaca

silakan sodara jakaloco.........


moderator Goesdun minta pendapatnya, silahkan .......
 
sodara bisa menulis pertanyaannya di sini nanti akan saya sampaikan, kl ada balesannya pasti akan saya paste di forum ini .......biar semua orang bisa membaca

silakan sodara jakaloco.........


moderator Goesdun minta pendapatnya, silahkan .......

Ok terima kasih atas ketersediaan anda, pertanyaan pertama saya :
1. Sebutkan pah-pah/level/tingkatan2 kehidupan di alam Niskala dari
yg tertinggi ke yg terendah?
2. Daerah mana di Indonesia yang seharusnya terkena tsunami ketika tsunami
manyapu Aceh tapi dari dasar samudera dibendung oleh Ida Sesuhunan?

segitu aja dulu dech...
 
terimakasih, nanti akan saya sampaikan, tp mohon bersabar karena saya barusan ngirim email ke beliau, gak enak ganggu terus, malah nanti beliau gak bisa kerja
 
wah kayaknya bakalan seru nih... menyimak aja deh

tapi akan semakin menarik jika yg bersangkutan langsung hadir disini
semoga menjadi dialog yang menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita
 
terimakasih atas penjelasan bapak, saya mencoba menyimpulkan berarti apa yang selama ini dilakukan oleh umat hindu di bali seandainya berdasarkan keterangan bapak adalah salah
saya mencoba mencari pembanding apa yang bapak tulis tentang yang berstana di Pura Besakih hasilnya seperti ini

(saya ambil dari tulisan goesdun)
Fungsi Pelinggih Padma Tiga di Pura Besakih

Siwa Tattwa ngaranya sukha tanpa wali duhkha.
Sadasiwa Tattwa ngaranya tanpa wwit tanpa tungtung ikang sukha. Paramasiwa Tattwa ngaranya niskala tan wenang winastwan ikang sukha.
(Dikutip Dari Wrehaspati Tattwa.50)

Maksudnya:
Hakikat memuja Tuhan Siwa untuk mencapai kebahagiaan yang tidak berbalik pada kedukaan. Memuja Tuhan sebagai Sadasiwa akan mencapai kebahagiaan yang tidak ada awal dan tidak akhirnya. Memuja Tuhan sebagai Paramasiwa mencapai kebahagiaan niskala yang tidak dapat dilukiskan kebahagiaan itu.

PELINGGIH Padma Tiga di Pura Besakih sebagai sarana untuk memuja Tuhan sebagai Sang Hyang Tri Purusa yaitu jiwa agung alam semesta. Purusa artinya jiwa atau hidup. Tuhan sebagai jiwa dari Bhur Loka disebut Siwa, sebagai jiwa Bhuwah Loka disebut Sadha Siwa dan sebagai jiwa dari Swah Loka disebut Parama Siwa.

Pelinggih Padma Tiga sebagai media pemujaan Sang Hyang Tri Purusa yaitu Siwa, Sada Siwa dan Parama Siwa. Hal ini dinyatakan dalam Piagam Besakih dan juga dalam beberapa sumber lainnya seperti dalam Pustaka Pura Besakih yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Propinsi Bali tahun 1988. Busana hitam di samping busana warna putih dan merah dari Padma Tiga bukan simbol dari Wisnu, tetapi simbol dari Parama Siwa.

Dalam Mantra Rgveda ada dinyatakan bahwa keberadan Tuhan Yang Maha Esa yang memenuhi alam semesta ini hanya seperempat bagian saja. Selebihnya ada di luar alam semesta. Keberadaan di luar alam semesta ini amat gelap karena tidak dijangkau oleh sinar matahari. Tuhan juga maha-ada di luar alam semesta yang gelap itu. Tuhan sebagai jiwa agung yang hadir di luar alam semesta itulah yang disebut Parama Siwa dalam pustaka Wrehaspati Tattwa itu.

Busana hitam Padma Tiga yang berada di kanan atau yang mengarah ke Pura Batu Madeg itu bukan lambang pemujaan Wisnu. Tetapi pemujaan untuk Parama Siwa yang berada di luar alam semesta. Parama Siwa adalah Tuhan dalam keadaan Nirguna Brahman artinya tanpa sifat atau manusia tidak mungkin melukiskan sifat-sifat Tuhan Yang Mahakuasa itu. Sedangkan Padma Tiga yang di tengah busananya putih kuning sebagai simbol dalam Tuhan keadaan Saguna Brahman. Artinya Tuhan sudah menunjukkan ciri-ciri niskala untuk mencipta kehidupan yang suci dan sejahtera.

Putih lambang kesucian dan kuning lambang kesejahteraan. Sedangkan busana warna merah pada Padma Tiga yang di kiri atau yang mengarah pada Pura Kiduling Kreteg bukanlah sebagai lambang Dewa Brahma. Warna merah dalam Pelinggih Padma Tiga yang di bagian kiri memang arahnya ke Pura Kiduling Kreteg. Padma Tiga yang berwarna merah itu sebagai simbol yang melukiskan keberadaan Tuhan sudah dalam keadaan krida untuk Utpati, Stithi dan Pralina. Dalam hal inilah Tuhan Siwa bermanifestasi menjadi Tri Murti.

Untuk di kompleks Pura Besakih sebagai Batara Brahma dipuja di Pura Kiduling Kreteg. Sebagai Batara Wisnu di Pura Batu Madeg dan sebagai Batara Iswara di Pura Gelap. Di tingkat Pura Padma Bhuwana sebagai Batara Wisnu dipuja di Pura Batur simbol Tuhan Mahakuasa di arah utara. Dipuja sebagai Bhatara Iswara di Pura Lempuhyang Luhur di arah timur dan sebagai Batara Brahma dipuja di Pura Andakasa simbol Tuhan Mahakuasa di arah selatan.

Sementara untuk di tingkat desa pakraman, Batara Tri Murti itu dipuja di Kahyangan Tiga. Mengapa ajaran agama Hindu demikian serius mengajarkan umatnya untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa itu dalam manifestasinya sebagai Dewa Tri Murti. Salah satu ciri hidup manusia melakukan dinamika hidup. Memuja Tuhan sebagai Tri Murti untuk menuntun umat manusia agar dalam hidupnya ini selalu berdinamika yang mampu memberikan kontribusi pada kemajuan hidup menuju hidup yang semakin baik, benar dan tepat.
Pemujaan pada Dewa Tri Murti itu agar dinamika hidup manusia itu berada di koridor Utpati, Stithi dan Pralina. Maksudnya menciptakan sesuatu yang patut diciptakan disebut Utpati, memelihara serta melindungi sesuatu yang sepatutnya dipelihara dan dilindungi disebut Stithi, serta meniadakan sesuatu yang sudah usang yang memang sudah sepatutnya dihilangkan yang disebut Pralina.

Demikianlah keberadaan Pelinggih Padma Tiga yang berada di Mandala kedua dari Pura Penataran Agung Besakih. Di Mandala kedua ini sebagai simbol bertemunya antara bhakti dan sweca. Bhakti adalah upaya umat manusia atau para bhakta untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Sedangkan sweca dalam bahasa Bali maksudnya suatu anugerah Tuhan kepada para bhakta-nya. Sweca itu akan diterima oleh manusia atau para bhakta sesuai dengan tingkatan bhakti-nya pada Tuhan.

Bentuk bhakti pada Tuhan di samping secara langsung juga seyogianya dilakukan dalam wujud asih dan punia. Asih adalah bentuk bhakti pada Tuhan dengan menjaga kelestarian alam lingkungan dengan penuh kasih sayang, karena alam semesta ini adalah badan nyata dari Tuhan. Sedangkan punia adalah bentuk bhakti pada Tuhan dalam wujud pengabdian pada sesama umat manusia sesuai dengan swadharma kita masing-masing.

Tuhan telah menciptakan Rta sebagai pedoman atau norma untuk memelihara dan melindungi alam ini dengan konsep asih. Tuhan juga menciptakan dharma sebagai pedoman untuk melakukan pengabdian pada sesama manusia. Dengan konsep asih, punia dan bhakti itulah umat manusia meraih sweca-nya Tuhan yang dilambangkan di Pura Besakih di Mandala kedua ini.

Di Mandala kektiga ini tepatnya di sebelah kanan Padma Tiga itu ada bangunan suci yang disebut Bale Kembang Sirang. Di Bale Kembang Sirang inilah upacara padanaan dilangsungkan saat ada upacara besar di Besakih seperti saat ada upacara Bhatara Turun Kabeh, upacara Ngusaba Kapat maupun upacara Manca Walikrama, apalagi upacara Eka Dasa Ludra.

Upacara padanaan yang dipusatkan di Bale Kembang Sirang inilah sebagai simbol bahwa antara bhakti umat dan sweca-nya Hyang Widhi bertemu. Di Pura Penataran Agung Besakih sebagai simbol Sapta Loka tergolong Pura Luhuring Ambal-ambal. Ini dilukiskan bagaimana umat seyogianya melakukan bhakti kepada Tuhan dan bagaimana Tuhan menurunkan sweca kepada umat yang dapat melakukan bhakti dengan baik dan benar. Semuanya dilukiskan dengan sangat menarik di Pura Penataran Agung Besakih dan amat sesuai dengan konsep Weda kitab suci agama Hindu. * I Ketut Gobyah


JAWABAN
Om swastiastu,

pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas tanggapan tentang penjelasan yang telah saya sampaikan. saya sangat senang pak ketut sudah membaca buku purana yang sampai sekarang dijadikan dasar pemikiran dan beragama melabihi dari kitab weda yang diturunkan melalui wahyu para Dewa. sangat penting saya jelaskan, pure yang sejati adalah badan kita ini.

Di dalam Rgweda VIII.71.11 dikatakan :
Dvita yo-abhud amrto matyesva
Hota madratamo visi.

Sang Hyang Agni (Tuhan Yang Maha Esa) memanggil dengan khusuk para dewata. Dia adalah sumber kebahagiaan yang menghuni hati semua orang. Dia adalah abadi. Dia berdiam di dalam diri manusia dengan dua bentuk, satu sebagai Tuhan yang Maha Esa dan dua sebagai jiwa perseorangan (Atman).

Di dalam Rgweda VII.4.A. dikatakan :
Ayam kavir akavisu praceta
Mertesu agñir amrto ni dhayi.

Sang Hyang Agni (Tuhan Yang Maha Esa) adalah maha mengetahui, yang paling cerdas dan yang abadi. Dia berdiam di dalam diri umat manusia, yang adalah mahluk hidup.

Di dalam Rgweda I.91.13. dikatakan :
Soma rarandih no hrdhi gavo na
Yayasesu a marya iva sva akye.

Tuhan Yang Maha Pengasih, semoga Engkau berkenan berstana pada hati nurani kami(tubuh kami sebagai pure), seperti halnya anak-anak sapi yang merumput di padang subur, seperti pula seorang gadis di rumahnya sendiri.

jadi bisa dipahami dan dikaji apa sih makna sebenarnya dari sebuah pure besakih dan yang lainnya ? fungsi pure antara lain : secara lahiriah adalah : 1. sebagai simbol bahwa didaerah tersebut ada umat yang beragama hindu, 2. sebagai tempat berkumpul bagi umat sedharma dalam melaksanakan sembahyang. secara niskala/gaib adalah merupakan tempat tinggal/rumah dari para orang suci, raja, yang sudah meninyang belum bisa mencapai tingkat sorga atau baru bisa sampai pada alam antara. kalau diterawang (bagi yang sudah bisa menmbus alam gaib) padmasana yang dibuat dari batu bata dan paras, dialam sananya bentuknya tidak seperti itu, bisa berbentuk seperti bangunan kerajaan (silahkan bawa paranormal yang canggih untuk membuktikan).

saya tidak berani menyalahkan para mpu yang menulis tentang konsep pure dengan segala imajinasinya yang dilambangkan dengan berbagai simbol-simbol, kenapa karena tingkat kemampuan manusia pada saat itu untuk menerima ajaran seperti yang saya sampaikan ini belum sanggup, dan sekarangpun hanya orang-orang yang dikehendaki saja yang sanggup atau senang, karena mereka mungkin lagi berada pada persimpangan jalan atau ragu dengan apa yang mereka laksanakan sekarang ini sepertinya perlu dikaji lagi.

saya kutip BG.XII.(1) arjuna bertanya kepada Krishna :

jadi, penganut yang tawakal senantiasa menyembah Engkau, dan yang lain lagi menyembah Yang Abstrak, Yang Kekal Abadi, yang manakah lebih mahir dalam yoga ?

(2) jawaban Krishna : yang menyatukan pikiran berbakti pada-Ku menyembah Aku dan tawakal selalu, memiliki kepercayaan yang sempurna merekalah Ku-pandang terbaik dalam yoga.

(3) tetapi mereka yang memuja Yng Kekal Abadi, Yang Tak Termusnahkan, Yang Tak Nyata, Yang Melingkupi segala, Yang Tak terpikirkan, Yang Tak berobah, Yang Tak bergerak,Yang Konstan

dengan menahan pancaindria hawanafsu selalu seimbang dalam segala situasi, berusaha guna kesejahteraan semua insani, mereka juga datang kepada-Ku.

saya jelaskan, Tuhan yang pertama sekali ada, itu anteng meneng disinggasananya dilangit ketujuh. Dia adalah Maha Roh (Paramaatma). percikannya yangkita sebut Atma inilah yang meliputi dunia, karena ada dimana-mana termasuk di dalam diri kita sendiri. jadi kalau kita secara terus-menerus memuja Tuhan yang di atas sana yang seolah-olah acuh-tak acuh, toh yang muncul nanti adalah Tuhan yang terbatas yang bersthana di dalam pure yaitu diri kita sendiri. jadi kalau sembahyang sebaiknya pusatkan pikiran kita kepada Tuhan yang terbatas yang ada pada diri kita (Antaratma) akan lebih mudah dicapai. pertajam pemahaman tentang makro dan mikro kosmos. kita jangan terlalu jauh memikirkan makro kosmos itu urusan Yang Maha Tak Terbatas, pikirkanlah dan kajilah apa yang ada di mikrokosmos, karena paham tentang mikrokosmos akan paham tentang makro kosmos. seberapa jauh kamu mengenal dirimu sedemikian jauh kamu mengenal Tuhan mu.

jadi saya tegaskan, bahwa pure yang sejati adalah diri kita sendiri, maka dari itu bersihkanlah (pelaspas) dengan Tat twam asi, trikaya parisudha, trihita karana dan laksanakanlah tapa, brata, yoga, semadi, secara rutin.

saya tidak ingin mengomentari tentang kitab purana yang sekarang sangat yakini di bali sebagai landasan beragama, kenapa karena saya tahu, bahwa mereka yang dulu menulis lontar tersebut sekarang sudah pada turun lagi jadi manusia, belajar bersama dengan saya bagaimana caranya mengenal Tuhan. kalau masih penasaran, coba saja buktikan kata-kata saya tentang keberadaan pure besakih, siapakah sebenarnya yang duduk disana, melalui seorang yang sudah bisa menembus alam bethare (mempunyai frekwensi sama dengan bethare), karena hal seperti ini adalah sangat sulit untuk meyakini kalau tidak dengan pratyaksa premana. sekarang kebanyakan orang mengenal Tuhan, Dewa, Bethare, Bhuta Kala, hanya dari Agama (sabda) premana, apa kata kitab, kata pak pendeta, pemangku. perkara betul atau tidak mereka tidak pernah memikirkannya. naiklah ketingkat anumana premana (melakukan analaisa kajian) seperti apakah perutnya bethare begitu besarnya sehingga banyak sekali ngaturang bebanten, atau pernahkah berpikir bagaimana cara bethare makan, terus kalau sesudah makan kotorannya dibuang kemana (ini baru dari sudut sesaji). faktual yang makan sesaji akhirnya para umat manusia yang masih memiliki perut gede-gede. kita harus tahu apa sih yang sebenarnya diinginkan oleh para bethare, para leluhur kita yang di alam sana lagi kepanasan? mereka hanya butuh doa Gayatri Mantram dari keturunannya. soal Ciwa, Sadaciwa, dan Parama Ciwa, saya jelaskan : yang dimaksud dengan Ciwa, adalah kita sebagai manusia, Sadaciwa adalah Dewa Ciwa yang ada dikhayangan, dan Parama Ciwa adalah Tuhan Yang Maha Pencipta, yang menciptakan dewa Ciwa dan manusia. kalau kita merusak, membunuh, itu adalah kita lagi menjalankan fungsi sebagai Ciwa, kalau kita bekerja mencari nafkah untuk anak istri, membantu memelihara alam, itulah kita lagi menjalankan fungsi Wisnu, waktu kita lagi bermesraan dengan istri dan keluarlah si bayi, itu kita lagi menjalankan fungi sebagai Brahma. jadi di khayangan ada Tri Murti, kita manusia adalah menjalankan ketiga fungsinya. dipuser adalah brahma (ada benih), dijantung adalah wisnu yang bijaksana dan dikepala adalah ciwa yang cendrung negatif karena dipengaruhi oleh pancaindria (kuping, mata, hidung, mulut dan kulit).

sampai disini dulu ya biar jangan bingung suksma.


bersambung ...............
 
Wah, seru.......

Alam Niskala, Sunya, dan Spiritual Realm;
- apa,
- bagaimana,

terus menyimak ah,
mudah2an menghasilkan pencerahan untuk kita semua.

lanjut bro.......!
 
Dalam Hindu ada dua jalan menuju Tuhan yaitu jalan Sradha dan Yadnya.

Ciwa, Sadaciwa, dan Parama Ciwa, saya jelaskan : yang dimaksud dengan Ciwa, adalah kita sebagai manusia, Sadaciwa adalah Dewa Ciwa yang ada dikhayangan, dan Parama Ciwa adalah Tuhan Yang Maha Pencipta, yang menciptakan dewa Ciwa dan manusia.
Pemahaman seperti diatas adalah jalan yang lebih menekankan Sradha dan mengutamakan Pura yang ada dalam diri. Saya kira pemahaman inilah yang terlebih dahulu diketahui.

Dan tetap saja ketika Sradha dijalankan memerlukan Yadnya, karena untuk mencucikan Jiwa terlebih Sang Jiwa yang sudah meninggalkan badan kita yaitu PIRATA menjadi BETARA memerlukan rangkain prosesi Panca Yadnya.

Dan rangkaian Sesaji/Banten itu merupakan simbol untuk melakukan prosesi Upload dan Download pada dunia Niskala.

Tentu saja prosesi yadnya (Panca Yadnya) selalu terkait dengan Pura yang ada di luar diri kita, karena lebih menekankan/menciptakan suasana sosial religius hubungan atar atman/bhatara menuju Brahman guna kesejahtraan alam semesta dengan tetap mempertahankan Tri Hita Karana.

Tempat suci Hindu yaitu Pura selalu memperhatikan zona kesucian.

Hingga yang namanya mendoakan mayat tidak pernah ada dalam Pura.
Hal seperti ini hanya bisa dilakukan pada rumah pribadi atau kalau tidak memungkinkan bisa dilakukan di Bale Banjar sebaga sarana umum untuk upacara Manusia Yadnya dan Pitra Yadnya.
 
akhirnya moderator turun gunung
terimakasih atas penjelasannya
 
Pertanyaab saya
menarik apa yang dijelaskan bapak, emang selama ini saya pribadi masih ada keraguan apakah benar yang telah saya lakukan, saya hanya yakin tentang trisandya yang saya lakukan setiap hari setelah saya selesai membaca baghavad gita (gayatri mantram adalah ibunya mantram)
saya sering bertanya ke dosen agama hindu (kebetulan ipar sendiri) tentang pura2 di bali, jawabannya sebatas literatur2 yg dia baca, saya tertarik dengan kemampuan bapak, kalo boleh di sharing tolong diceritakan tentang apa yg bapak ketahui dari alam niskala?

kalimat ini bapak tuluis "bahwa mereka yang dulu menulis lontar tersebut sekarang sudah pada turun lagi jadi manusia, belajar bersama dengan saya bagaimana caranya mengenal Tuhan" kalo boleh saya tahu siapa yang bapak maksud?

JAWABAN

Om swastiastu,
yang saya maksud, adalah seperti mpu Gni Jaya, Kuturan, Dwijendra, Udayana, Airlangga, Narotama, Mpu Semeru, Raden Sanjaya (yang membangun candi Prambanan), Gili Suci (betare di Beratan), Ratu Pasek, Dayu Swabawa (anaknya Dwijendra) yang di Pulaki, Satya Dharma (raja terakhir Bali age) dll.
alam niskala, adalah alam tempat kita nanti setelah pulang dari dari dunia yang fana ini. bagi yang tidak/belum tahu jalan pulang mereka akan berada di alam antara yang keberadaannya sangat dekat dengan dunia nyata ini tetapi dimensinya lain (maya). makanya ada roh yang nyangsang di pohon, di batu dsb. untuk mereka yangsudah klasifikasi bethare (sudah mencapai tingkat kesucian tertentu, ya rumahnya sudah bagus seperti di pondok Indah, Simpruk, dan sudah punya satpam, dayang) atau yang kita sebut pure itu di alam nyata. alam kasunyatan adalah merupakan alam penantian bagi seluruh mahkluk ciptaan Tuhan sampai saat kiamat tiba. jadi supaya disana tidak kepanasan, ngrekoso, kelayaban kesana sini tidak ada tempat tinggal, maka kita bikin rumah yang mewah disana dari sradha dan bakti kita di dunia ini. semakin mahal kita beli semakin bagus rumah yang dapat dan semakin banyak fasilitasnya, juga tingkatnya. nah semuanya tergantung dari pelaksanaan dari trikaya parisudha, tapa brata yoga semadi kita masing-masing. bila perlu bisa sampai ketemu dengan yang menciptakan jagad ini, nah itu baru top score namanya Aham Brahman Asmi. kuncinya sering-sering berdialog dengan guru sejati kita yang ada di dalam diri, sehingga bisa seperti sang Bima menemukan bima yang sejati, setelah mengalahkan dewa Ruci yang tiada lain adalah ayahnya sendiri yaitu dewa Bayu. dalam konteks perjalananBima ini, ada di Bab VI. tentang Jnana Yoga. sang kaula sudah ketemu dengan Gustinya, bahagia yang tak bisa dibandingkan dengan apapun didunia ini.
bagi mereka yang waktu hidupnya belajar ilmu kanda pat bhuta, yang ketika mati paling jadi bethare di pure dalem, demikian juga para pengikutnya akan jadi panjaknya di sana. makanya ketika kita sembahyang di pure dalem yang disembah di sana adalah orang yang dulunya sakti ilmu hitamnya, contohnya: dalem Peed, betharenya adalah dalem Bungkut yang diberi gelar Ratu Gde Mas Mecaling. dulunya manusia sakti dna dia dia diasingkan oleh raja ke Nusa Penida karena membangkang. renungkanlah.


bersambung ..........
 
...wow semakin menarik, dan sedikit diluruskan, mengenai Pura Dalem.

Semoga Kami bebas dari segala kesalahan dan kekeliruan, karena kurang paham terhadap Purana Tatwa dalam diskusi ini.


Pura Dalem yang umumnya ada dalam setiap kegiatan keseharian di setiap desa pakraman di Bali adalah salah satu tempat pemujaan Tuhan sebagai salah satu sifatnya dari Tri Kona yaitu Pralina.

Tuhanlah yang menciptakan (utpati), melindungi (sthiti) dan mempralayakan (pralaya atau pralina) semua ciptaan-Nya.

Kemahakuasaan Tuhan untuk melakukan Utpati, Sthiti dan Pralina ini disebut Tri Kona.

Penguatan kehidupan spiritual masyarakat Bali selalu melalui sistem pemujaan pada Tuhan.

Agar umat hidupnya terarah dalam mengarungi dinamika kehidupan di dunia ini melalui tiga zona yaitu Tri Kona (Utpati, Sthiti dan Pralina), yang kemudian di tempatkan sesuai dengan tri hita karana yaitu Pura Desa, Pura Puseh dan Pura Dalem.

Melaksanakan ajaran Tri Kona tersebut tidaklah semudah teorinya.
Karena itu dalam melakukan upaya penciptaan agar upaya tersebut benar-benar berguna dalam kehidupan ini membutuhkan tuntunan spiritual dengan memuja Brahma.

Demikian juga untuk memelihara dan melindungi sesuatu yang baik dan benar yang sepatutnya dilindungi tidaklah mudah. Melakukan upaya Sthiti ini juga dibutuhkan daya spiritual dengan memuja Tuhan sebagai Wisnu.

Dalam hidup juga banyak adanya sesuatu yang menghalangi proses hidup menuju dharma. Untuk meniadakan sesuatu yang sepatutnya ditiadakan juga membutuhkan daya spiritual yang kuat. Untuk menguatkan daya spiritual untuk melakukan Pralina itulah Tuhan dipuja sebagai Rudra atau Siwa.

Kemudian ada Pura Dalem yang secara khusus di buat di beberapa tempat, mungkin karena daerahnya terpisah dengan pulau Bali seperti Pura Dalem Sakenan dan Pure Dalem Ped Nusa Penida adalah sama sebagai tempat pemujaan Tuhan dalam manifestasinya sebagai Pralina.
 
PERTANYAAN
wah banyak sekali pertanyaan yg ada di pikiran saya, kalo bapak tidak keberatan tolong di kasi pencerahan:
1. kalau boleh saya tahu nama2 seperti mpu gni jaya, dwijendra dll ... sekarang beliau menjadi apa? apakah sesuai dengan karma nya di kehidupan yang lalu?
2. seperti penjelasan bapak bagi yang tidak/belum tahu jalan pulang mereka akan berada di alam antara yang keberadaannya sangat dekat dengan dunia nyata ini tetapi dimensinya lain (maya), caranya untuk tahu jalan pulang apabila kita sudah meninggal bagaimana menurut bapak?
3. sepengetahuan saya yang diajarkan waktu bangku sekolah, setelah meninggal kita akan diadili oleh dewa yama apakah akan masuk sorga apa neraka, apabila masuk sorga kita akan menghabiskan karma baik kita disana sampai habis, setelah habis maka kita akan minitis kembali kedunia terus menerus sampai mencapai moksa, tlng penjelsannya?
4. Mengenai pura2 seandainya memang demikian seperti penjelasan bapak, berarti apa yang dilakukan umat hindu bali selama ini adalah salah, mereka bukan menyembah TYME, mereka lebih sering ke pura2 daripada melakukan trisandya padahal yg paling utama adalah melakukan trisandya, apakah tidak ada satupun orang yang ada di bali mengerti akan hal ini? dan (maaf) apakah bapak tidak tergerak untuk meluruskan umat kita?
5. boleh saya tahu asal mula bapak menerima anugrah seperti ini ?
6. boleh saya menyebarkan informasi ini sebagai ajang diskusi tentunya dengan merahasiakan identitas bapak?
7. dan terakhir kalau bapak berkenaan saya ingin bertanya secara langsung (face to face) dengan bapak?

JAWABAN
Om swastiastu,
ketika Tuhan berkehendak tak ada kekuatan apapun bisa menghalangi-Nya, ketika Ketut sudah dikehendaki untuk menerima sesuatu dari Tuhan tak seorangpun bisa membendungnya. Tuhan ada dalam dirimu.
baiklah saya akan menjawab pertanyaan :
1. sekarang mereka seperti menjalani kehidupan biasa, kerja dikantoran, diswasta, untuk menafkahi hidupnya, akan tetapi mereka haus tentang ajaran ke Tuhanan, karena mereka dulu belum sampai/belum dibuka rahasia-rahasia Tuhan, sehingga mereka lebih cendrung untuk belajar ilmu kesaktian yang akhirnya menjebak dan memberatkan perjalanannya untuk kembali kepada yang KOSONG.
2. untuk tahun jalan pulang, ya kita harus mengenal guru sejati kita yang akan mengantarkan kita menuju tempat yang kita sudah bangun sewaktu kita berada di dunia nyata ini. artinya kita harus mengenal apa yang disebut sadulur (nyama) papat kelima pancer yaitu 4 saudara di luar diri kita dan lima saudara kita yang menyatu didalam diri kita, sehingga semuanya jumlahnya sembilan. kalau kita sudah mampu menyatukan kesembilannya di dalam diri kita maka barulah kita bisa menghadap sang Gusti (Roh) yang ada dala diri terus menyatu. untuk bisa mencapai kondisi seperti ini, harus melalui perjalanan panjang dengan melaksanakan tapa brata yoga semadi. hal ini harus didiskusikan langsung.
3. Dewa Yama adalah dewa keadilan, dialah bapaknya Yudistira. beliau tidak pernah mengadili siapa-siapa. beliau hanya mengeluarkan perintah sudah waktunya menurut catatan orang tersebut harus dimatikan. lalu perintah itu dijalankan oleh petugasnya, yaitu malaikat pencabut nyawa. yang mengadili kita nanti ya diri kita sendiri sesuai dengan karma wasana kita waktu didunia. kalau selalu berbuat welas asih, suka menolong orang ya di sana kita banyak yang menolong, kalau kita jahat waktu hidup didunia ya disana kita akan dijahati oleh karma kita sendiri. semuanya tergantung dan bersumber dari diri kita.
soal menitis kembali ya itu betul, semua mahkluk dari alam Brahman ke bawah akan mengalami proses reinkarnasi. contoh seperti saya dari sejak pertama kali diciptakan sebagai manusia sudah mengalami reinkarnasi sebanyak 7 kali. tapi perlu diketahui, bahwa untuk turun lagi ke dunia sebagai manusia sangatlah sulit bisa seribu tahun lamanya, kecuali bagi orang-orang yang khusus diperintahkan Tuhan untuk membawa misi ke dunia.
4. BG. bab IX (25) mengatakan : yang memuja dewata pergi kepada dewata, kepada leluhur perginya yang memuja leluhur mereka dan kepada roh alam perginya yang memuja roh alam, tetapi mereka yang memuja Aku, datang kepada-Ku.
kalau kita kaji dan maknai sloka di atas, setekun-tekunnya mereka yang memuja dewa, ya paling tinggi akan sampai pada alam dewa, begitu juga yang menyembah leluhur ya paling sampai alam antara, apalagi yang menyembah bhuta kala/setan ya akan jadi penduduk/pelayan mereka disana. hanya mereka yang memusatkan pikirannya kepada yang maha kekal abadi, maha mengetahui, akan datang kepada Tuhan.
mari kita berlogika, para bethare sendiri belum mengenal Tuhan, kira-kira apakah beliau tersebut bisa menyampaikan sembah kita kepada Tuhan ? coba direnungkan. padahal menurut kitab weda, bahwa Tuhan itu ada juga di dalam diri kita sendiri, lalu kenapa harus susah-susah minta tolong kepada orang lain ? kan kita tinggal duduk tenang, pusatkan pikiran pada yanag kosong, jangan meminta, jangan mengharap, berserahlah segalanya kepada Dia. nah yang ada sekarang di Bali adalah 20% agama dan 80% adalah adat yang dulu dibuat oleh para raja yang ingin menjaga wibawa kekuasaannya. saya adalah mengemban misi untuk memberikan pencerahan kepada mereka yang dulunya sudah berjalan mencari Tuhan dan belum sampai (sudah jadi bethare), barangkali salah satunya adalah Ketut sendiri. pesan saya, apapun yang ada sekarang di Bali itu sudah kehendak Tuhan, jadi jangan menyalahkan, biarlah Tuhan sendiri yang kan merubah melalui tangan tangan beliau sendiri, akan tetapi kita yang sudah lebih mengerti dan memahami tentang kebohongan ini sudah harus berani menentukan jalan tepat untuk menuju sangkan paraning dumadi.
5. kalau kita dikehndaki bertemu muka, baru saya ceritakan
6. oh ya silahkan, karena inilah tujuan dari saya untuk menyebarkan kepada orang-orang yang dikehendaki. ya seperti perusahaan MLM gitu.
7. silahkan saya sangat senang kalau ada orang yang bertanya, karena kalau tidak ada yang bertanya untuk apa anugrah pengetahuan ini, bisa jadi mubajir.
8. sekalian menjawab bagi saudara-saudara kita yang bukan hindu, karena mereka punya makam, makam itu adalah merupakan rumah bagi yang belum bisa mencapai tingkat sorga, bagi yang sudah bisa mencapai tingkatan sorga yang di sorga mereka ada lokanya (tempat). suksme

bersambung ..........

tolong komentarnya dong biar semangat
 
Hindu mengajarkan sama-sama berbuat untuk kebaikan semua umat manusia dan segala mahluk cintaan Tuhan.. sarva prani hitang karah

Apa yang dilakukan umat Hindu di Bali adalah melaksanakan Tattwa/Jnana akan kepercayaan terhadap Atman hingga melahirkan Panca Yadnya dengan tujuan terhadap segala makhluk ciptaan Tuhan, mohon ampun atas dosa kepada leluhur dan Dewa2 guna membebaskan dari segala macam dosa, dan semoga Tuhan melindungi, menuntun kejalan yang benar.

Baik buruk, lebih kurang dari leluhur pasti kita warisi.
Baiknya harus diupayakan untuk terus dipertahankan bahkan dikembangkan eksistensinya supaya lebih berguna bagi kehidupan selanjutnya.
Sedangkan buruk dari berbagai kekurangan dari leluhur itu harus direduksi agar tidak berkembang merusak kehidupan selanjutnya.

Pengalaman yang baik dan buruk dari leluhur itu dijadikan guru dalam hidup ini. Itulah pentingnya pemujaan Batara Hyang Guru. Dengan demikain pula pentingnya rangkaian upacara dari bayi mulai dalam kandungan hinga ngaben itu.
 
pertanyaan
maaf saya agak rewel
1. menyimpulkan dari jawaban2 bapak berarti selama ini bapak tidak pernah ke pura?
2. apakah bapak tiap hari melakukan trisandya?
3. apakah ramayana dan mahabrata itu relaita atau fiksi?
4. apakah nanti benar akan ada kalki awatara?
5. apakah benar bahwa islam itu agama yg paling sempurna seperti yg diakui oleh umat mereka?
6. bagaimana pendapat bapak tentang militan muslim yang senanng deng kekerasan seperti FPI sepertinya mereka dah yakin bahwa nanti masuk sorga?

jawaban
1. ketut keliru, justru saya dan kelompok saya di depok paling sering ke ppure dansetiap malam minggu kita mekemit, berdiskusi tentang Tuhan, melek sampai pagi, ada yang membawa anaknya, eh malah saya dicap mengajarkan aliran sesat. memangnnya pure untuk tempat idur? kata mereka yang itdak mengerti.
sekalipun saya sudah memahami hakekat dari Tuhan dan saya sekarang sudah tidak menyembah Tuhan, karena beliau bilang Aku tidak kenyang kamu sembah dan tidak lapar kalau kamu tidak sembah, yang Aku minta kamu mengerti kenapa kamu Aku ciptakan jadi manusia. ingat dengan konsep trihita karana, jadi saya kepure bukan menyembah, akan tetapi doa saya dengan gayatri yang keluar dari mulut saya itu sangat ditunggu oleh para bethare dan leluhur saya. kalau orang lain ke pure, membawa banyak sesajen, minta sehat, minta kaya, saya malah mendoakan semua gaib yang ada dipure tersebut supaya dianugrahkan kesempurnaan oleh Tuhan Yang Maha Sempurna. semua pure sejabodetabekser, sudah saya datangi, dan nama-nama betharenya juga sudah saya catat dan sekarang lagi dikumpulkan di pure Tribuana Agung Depok, untuk belajar sembahyang/japa.
2. biar ketut tahu, sekarang ini saya ada tugas dari dewa Wisnu, untuk berjapa gayatri 1000 kali setiap malam.
dari Juli 1998 sampai dengan awal 2004 saya selalu puasa mutih sebulan 3 kali yaitu pada saat hari weton, hari angar kasih dan hari jumat kliwon, masing selama tiga hari. saya pernah berjapa sebanyak 999 x 9 dari jam 19 s.d 5 pagi, barulah diperlihat roh itu seperti apa.
3. ramayana dan mahabarata adalah realita, karena para pelakunya masih bisa ditanya, walaupun sudah berada di alam gaib. dan para pelaku mahabarata sudah ada juga sekarang turun lagi bertugas di dunia. seru deh tut
4. kalki awatara itu sangat betul dan siapa yang akan turun jadi kalki pun sudah saya diberitahu oleh Yang Maha Tahu.
5.hasil dialog saya dengan Nabi Muhamad pada bulan Juni 2008 yang lalu di pure Tribuana Agung, beliau mengatakan, bahwa sifat Tuhan adalah Dia adalah awal dan akhir. jadi agama yang diturunkan secara sempurna adalah yang awal Hindu dengan kitab Wedanya, dan terakhir Islam dengan kitab Algur'an nya, sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya yaitu jabur, taurat dan Injil. ketika weda diturunkan yang bertugas adalah para dewa, sehingga tidak dikenal adanya malaikat dan ketika alqur'an diturunkan yang diperintahkan adalah malaikat Jibril, sehingga mereka tidak mengenal adanya para dewa. padahal semuanya ini adalah ada dikhayangan. Nabi Muhamad berkata : umat saya terjebak dengan kata sempurna, sehingga mereka merasa paling sempurna dan menganggap yang lainnya dibawah keberadaan mereka, inilah kekeliruan yang sangat fatal.dan beliau mengakui bahwa hindulah yang lebih universal dengan ajaran tat twam asi ny.
dalam alqur'an nabi muhamad belum diijinkan untuk menjelaskan tentang roh kepada pengikutnya, karena situasinya tidak memungkinkan hal tersebut bisa diterima (karena menyangkut hakekat), tetapi hindu dengan wedanya membahas habis tentang Brahman dan Atman. artinya ketut bisa simpulkan kan.
6. saya sekarang dalam kondisi yang sudah tidak boleh menyalahkan dan membenarkan. apapun itu yang kita lihat di dunia ini semuanya adalah kehendak Tuhan jadi kita harus bisa menyikapi dengan sabar dan bijaksana. kalau Tuhan menghendaki tidak terjadi ya pasti tidak terjadi. namun sebagai pelajaran kita, bahwa sebenarnya mereka tanpa disadari lagi dibuat oleh Tuhan untuk menunjukkan kekurangan mereka kepada umat manusia lainnya. salam.
______________________________________

bersambung ...........
goesdun tolong dikomentari
 
pertanyaan
Om swastyastu
mohon bimbingan
1. saya ingin ingin menjadi hindu yang benar, saya ingin belajar sembahyang yang benar, yang sudah saya lakukan selama ini baru sebatas melakukan puja trisandya sebelum berangkat kantor (habis mandi) dan setelah pulang kantor (habis mandi) dan kalaupun ada piodalan di pura saya usahakan untuk sembahyang, kalo masih ada yg kurang mohon dijelaskan
2. saya ingin melakukan brata (puasa) menurut hindu, tapi masih bingung kapan seharusnya (harinya) dan tujuan sebenarnya untuk apa? mohon dijelaskan
3. saya masih belum sepenuhnya paham tentang alam antara seperti yg bapak jelaskan, setelah kita meninggal roh kita akan pergi ke alam antara? ke sorga ? keneraka? tolong dijelaskan secara rinci perjalanan roh kita sampai dengan reirkanasi
kalupun dialam antara, roh kita disana ngapain aja?
4. menurut jawaban bapak kemaren "ramayana dan mahabarata adalah realita, karena para pelakunya masih bisa ditanya, walaupun sudah berada di alam gaib. dan para pelaku mahabarata sudah ada juga sekarang turun lagi bertugas di dunia. seru deh tut,
boleh saya tau siapa yang sudah turun lagi kedunia dan menjadi siapa sekarang?
5. Boleh saya tau siapa yang akan jadi kalki awatara itu seperti yg sudah dikasi tau ke bapak?


6 hasil penjelasan bapak saya posting ke forum diskusi agama hindu, tanggapan mereka beragam, ada salah satu peserta forum yang belum yakin sepenuhnya dengan apa yang bapak paparkan, dia ingin pertanyaannya dijawab, pertanyaannya seperti ini:

Ok terima kasih atas ketersediaan anda, pertanyaan pertama saya :
1. Sebutkan pah-pah/level/tingkatan2 kehidupan di alam Niskala dari
yg tertinggi ke yg terendah?
2. Daerah mana di Indonesia yang seharusnya terkena tsunami ketika tsunami
manyapu Aceh tapi dari dasar samudera dibendung oleh Ida Sesuhunan?

7. apakah bapak punya Blogg/web site yang berisi perjalanan niskala bapak?

Om santih santih santih Om


jawaban


1. apa yang ketut lakukan itu sudah benar pada tingkatan sekarang. yang paling penting untuk diketahui adlah pemahaman tentang sembahyang. apa yang dimaksud dengan sembahyang, kemana kita sembahyang, kepada siapa kita sembahyang ? pada hakekatnya sembahyang itu adalah ingat kepada Tuhan, ketika melakukan sembahyang pikiran kita ingat kepada yang selain Tuhan, ya itu artinya bukan sembahyang yang benar. selanjutnya Tuhan yang mana yang akan kita sembah, yang tak terbatas (Brahman Yang Agung) atau yang terbatas (Saksi Agung yang diam di dalam diri kita).
perlu saya sampaikan, bahwa tingkatan sembahyang ada 4 yaitu :
a. sembahyang raga, raganya di pure tetapi pikirannya kemana-mana (tidak konsentrasi)
b. sembahyang rasa, raganya di pure pikirannya sudah mulai terkonsentrasi (khususk)
c. sembahyang cipta, raganya, pikirannya, dan indra keenamnya sudah bisa menerima sinyal-sinyal dari alam
gaib.
d. sembahyang sukma, orang yang sudah bisa sembahyang tidak terikat waktu dan tempat. badannya bisa di rumah tetapi sukmanya sudah ada dipure, atau dimana saja yang dia mau.
untuk bisa mencapai tingkatan sembahyang sukma bukanlah perkara mudah, tetapi melalui perjalanan yang penuh dengan ujian, sampai pada tingkatan manusia sudah bisa merasakan mati didalam hidup dan hidup didalam kematian. saran saya perdalam pemahaman tentang dasar agama hindu yaitu panca sradha, terutama mengenai Brahman dan Atman.

2. puasa yang paling baik menurut Kaki Semar Bodronoyo, adalah bertepatan dengan hari lahir (weton), puasanya 3 hari ngapit, artinya sehari sebelum dan selesai sehari sesudah weton. ini tujuannya untuk menyatukan sadulur papat kelima pancer kita agar menyatu semuanya, dan ketika kita meninggal tidak ada satupun yang ketinggalan.

3.alam antara letaknya sama dibumi ini juga tetapi dimensinya maya (tidak kasat mata). saya kasi contoh padmasana. padmasana adalah merupakan tempat tinggal bethare, pisiknya kita bisa lihat nyata, akan tetapi bentuk pisik padmasana di alam antara adalah sangat berbeda, bentuknya seperti keraton kerajaan.
contoh lain adalah makam atau kuburan. bentuk nyatanya adalah tanah gundukan, tetapi di alam maya, bentuknya adalah berupa rumah tinggal. yang penting untuk diketahui adalah, di alam antara roh manusia masih terkotak-kotak sesuai dengan agama yang dianutnya. itulah sebabnya ada orang hindu yang tidak mepamit masuk ke agama lain, waktu matinya disana jadi bingung mau gabung kelompok yang mana, akhirnya nyakitin keturunannya, terus minta di aben.
manusia bisa sorga setelah mereka memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Dewa Indra sebagai Rajanya para dewa, yaitu haurs melaksanakan sekian .....dharma. juga persyaratan manusia untuk masuk neraka tidak mudah, karena harus melaksanakan kejahatansampai .......kali sebagai persyaratan.
jadi yang jelas kebanyakan manusia sekarang masih berada di alam antara. lalu apa yang dikerjakan di alam antara. ya sesuai dengan apa yang dia pikirkan pada saat ajalnya tiba atau hal-hal apa saja yang mengikat pikirannya ketika dia meninggal. kalau masih ingat metajen, ya dia akan sering-sering main ketempat tajen, atau yang masih terikat dengan ilmu kesaktian ya dia akan senang kalau melihat pertunjukan adu kesaktian. itulah sebabnya kenapa di bali ada bethare yang kalau odalan harus ada tajen, ada tari daratan (tusuk keris), artinya bethare tersebut dulunya adalah tukang sabung ayam atau senang dengan ilmu kesaktian. setelah mereka di alam antara ya tinggal nunggu ijin turun kembali sebagai manusia untuk memperbaiki grade sebagai manusia.

4. ya ini masalah reinkarnasi. badan ini adalah hanya sekedar kurungan atau katakanlah ibarat baju. baju yang saya pakai sekarang namnya Nyoman *****, tetapi siapakah sebenarnya yang memakai baju ini? atau siapakah sebenarnya yang berada didalam badan saya ini ? itulah saya yang sebenarnya. hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat itu. sebetulnya bisa saya sampaikan siapa-siapa orangnya, akan tetapi hal ini takutnya nanti bisa menjadi polemik. sebaiknya kalau kita berdiskusi berdua boleh saya buka rahasianya. ya sebagai contoh saya saja deh, siapa yang sudah berani mengtakan bahwa saya sudah tidak nyembah Tuhan, dan para bethare adalah murid saya, nah kira-kira menurut kamu siapa saya ?

5. yang akan jadi kalki awatara adalah yang dulu juga menjadi Krisna, tetapi bukan dewa Wisnu. ini perlu penjelasan panjang tentang konsep khayangan.

6. orang ini bertanya tentang level kehidupan di alam niskala, dasar yang dia pakai adalah adanya sapta sunia, tujuh alam sorga. lantai tujuh adalah level yang paling tinggi karena disana yang duduk adalah Bos Besar Sang Pencipta, didampingi oleh Raja Dajal (sebagai simbol dari hitam dan Nabi Muhamad (sebagai simbol dari putih), dan Tuhan lebih senang berada pada posisi abu-abu.
untuk saat sekarang lantai 6 sampai dengan lantai 2 dikosongkan atas perintah Tuhan, jadi mereka pada ngumpul di lantai satu yang kita kenal dengan sebutan khayangan (sudah saya jelaskan).
darimana saya tahu, adalah dari hasil diskusi saya dengan ibu Saraswati.
pertanyaan selanjutnnya adalah tentang tsunami, sepertinya ini hasil dari terawangan para normal yang dia dengar dan dia percaya.
cerita tentang tsunami Aceh, tanda nya sudah diberikan pada saat malam minggu ketika kami bersemedi di pure Tribuana Agung Depok, besaok paginya langsung kejadian. kenapa, karena Tuhan marah kepada manusia-manusia yang munafik, yang mengaku dan selalu mengatasnamakan Tuhan. dan memang itu pelajaran untuk aceh. memang setelah itu, ada berita dari langit, bahwa Bali juga akan terkena tsunami, akan tetapi para dewa dan penduduk khayangaan berdoa mohon kepada Big Bos agar ditunda. dan saya sudah menulis Omkara nagari di atas pulau Bali, nah untuk itu silahkan ketut minta kepada orang yang sudah canggih untuk membuktikannya, benar apa tidak kata-kata saya. tidak ada ida Sesuhunan yang membendung. kalau memang jago kenapa bom bisa meledak di Bali, coba berpikir, masa kalah sam amrozi cs. katanya betharenya sakti?
percuma saja diberikan sesajen banyak-banyak kalau tidak bisa menjaga umatnya.
maaf saya belum punya, tetapi perintah dari Tuhan melalui ibu Saraswati, setelah saya pensiun 2011 nanti, saya disuruh tinggal di Bali membuka asram. salam


untuk sodara jakaloco mohon disikapi dengam bijak
 
 URL Pendek:

| JAKARTA | BANDUNG | PEKANBARU | SURABAYA | SEMARANG |

Back
Atas.